Anda di halaman 1dari 47

PERANCANGAN ARSITEKTUR VII

PERANCANGAN ARS. TEMATIK


STUDI PRESEDEN
ARSITEKTUR • FTSP • UNIVERSITAS TRISAKTI

• Hizkia Audie A. 052.0020.00040


• Joab Antares T. 052.0020.00061
• Ariel Daffa 052.0020.00030
PERANCANGAN ARSITEKTUR VII

CONTEXTUAL ARCHITECTURE MEDIK SENTRAL RSUP


Dr.Kariadi
Semarang

Hizkia Audie A
052002000040
A2
PEMBUKAAN
Arsitektur Kontekstual
MEDIK SENTRAL RSUP Dr.Kariadi

DEFINISI
Arsitektur Kontekstual menurut para ahli
Arsitektur Kontekstual menurut Charitable

DAFTAR ISI Institute of Architectural Technologist


(CIAT)
Prinsip prinsip Arsitektur Kontekstual
Kriteria Arsitektur Kontekstual

PENERAPAN
MEDIK SENTRAL RSUP Dr.Kariadi

KESIMPULAN
DEFINISI
Arsitektur Kontekstual

Arsitektur Kontekstual ditekankan oleh Brent C. Brolin (1980) bukunya


Architecture in Context , yang menjelaskan bahwa Arsitektur kontekstual
adalah suatu keinginan dalam mendesain bangunan , untuk mengaitkan
antara bangunan baru dengan lingungan di sekitaranya.

Brian C.Brolin (1980)

Arsitektur Kontekstual menekankan bahwa Arsitektur Kontekstual


menekankan bahwa bangunan harus memiliki keterkaitan dengan
lingkungan di sekitarnya. Keterkaitan tersebut dapat diterapkan dengan
menghadirkan kembali unsur atau elemen yang berada pada lingkungan /
bangunan lama, ke dalam rancangan bangunan baru.

Bill Raun (dalam Fudianto, A: 2014)

Hizkia Audie A – 052.020.040


DEFINISI
Teori Kontekstual
Secara teori, Charitable Institute of Architectural
Technologist (CIAT) memberikan definisi bahwa Arsitektur
Kontekstual itu adalah sebuah proses desain dalam
perencanaan bangunan baru, yang dituntut untuk
melibatkan kondisi lingkungan dan bangunan spesifik
dimana bangunan baru akan didirikan. CIAT menjelaskan
bahwa dalam upaya perencanaan Arsitektur Kontekstual,
diperlukan adanya dua variabel utama yang perlu
dipertimbangkan, yaitu: Variabel Fisik, seperti bangunan, Gambar 1
kondisi lingkungan, vegetasi; dan Variabel Sosio-Cultural
Sumber : architecturaltechnology.com
yang menyoroti kondisi sosial masyarakat yang tinggal dan
hidup di sekitar lokasi bangunan baru akan didirikan.

PRINSIP
• Harmoni
Memberikan landasan dimana bangunan baru
akan menyerap dan menerapkan unsur unsur
yang terdapat pada lingkungan nya dan
banugnan lama ( Material , tipologi , filosofi ).

• Kontras
Menghadirkan unsur unsur baru yang berbeda
dari apa yang ada pada bangunan lama dan
lingkungan di sekitarnya.

Hizkia Audie A – 052.020.040


DEFINISI
KRITERIA Arsitektur Kontekstual
Dalam Penerapanya arsitektur kontekstual memerlukan
beberapa kriteria sebagai bahan pertimbangan dalam
mengaitkan nya antara bangunan baru dengan lingkungan
di sekitar nya.

Kriteria tersebut diterapkan melalui teori oleh Ian Bentley


(1985) dalam bukunya Responsive Environment, yang berisi
tujuh kriteria mendasar, yaitu:

❖ Permeability, kemudahan akses dan sirkulasi


❖ Variety , keberagaman fungsi
❖ Legibility,kemudahan identifikasi bangunan dan orientasi
❖ Robustness, ruang-ruang temporal
❖ Richness, kekayaan rasa (material)
❖ Visual Appropriateness, fisik yang mudah diidentifikasi
sesuai fungsinya
❖ Personalization, melibatkan partisipasi antara komunitas
dan masyarakat.

Hizkia Audie A – 052.020.040


PENERAPAN

Medik Sentral RSUP Dr.Kariadi


Semarang
Gambar 2 :

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat


Jenderal Pelayanan Kesehatan
Hizkia Audie A – 052.020.040
PENERAPAN

Medik Sentral RSUP Dr.Kariadi


Semarang
Gambar 3:

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan


Didirikan pada jaman penjajahan Belanda tanggal 9 September 1925 dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting
(CBZ)- (9 September dijadikan sebagai HUT RSUP Dr. Kariadi) kemudian pada jaman penjajahan Jepang menjadi "Purusara" (Pusat
Rumah Sakit Rakyat).

Hizkia Audie A – 052.020.040


Analisi Arsitektur Kontekstual
Vairety
Variety menurut Bentley, memiliki makna yakni
Keberagaman Fungsi. Keberagaman Fungsi
PENERAPAN

jika ditinjau kembali menurut asas Kontekstual


oleh Brent, dibagi ke dalam asas Kontras ,
sehingga umumnya pada bangunan indikator
vairety ( kontras ) di terapkan kedalam
pewadahan fungsi bangunan yang
menghadirkan fungsi fungsi yang minim dan
belum di terapkan secara optimal Gambar 4.: Penerapan prinsip Variety melalui kompleksitas dan ruang
transisi penyatu variasi fungsi (Sumber: Jefri, Popi Puspitasari, Endang
Marlina 2018)

Permeabilty
Permeability menurut Bentley, memiliki makna
Kemudahan Akses. Bentley menekankan
bahwa salah satu indikator dalam Arsitektur
Kontekstual adalah Kemudahan Akses bagi
seluruh pengguna fasilitas.

Gambar 5.: Penerapan prinsip permeability melalui kemudahan


aksesibilitas (Sumber: Jefri, Popi Puspitasari, Endang Marlina, 2018)

Hizkia Audie A – 052.020.040


Analisi Arsitektur Kontekstual
Legibility
Facade di buat dengan tampilan bangunan
sekitarnya sehingga mudah di kenali walaupun
PENERAPAN

pola garis horizontal dan vertical selaras


dengan bangunan sektiar namun dengan ciri
khas ini bangunan akan mudah di kenali.

Gambar 6.: Penerapan prinsip legibility melalu fasade


bangunan(Sumber: Jefri, Popi Puspitasari, Endang Marlina, 2018)

Richness
Desain ruang dalam dan luar diberi kesan yang
berbeda antara satu dengan lainnya sehingga
mampu memberikan kesan menarik terhadap
pengunjung.

Gambar 7.: Penerapan prinsip Richness pada transfaransi ruang luar dan
ruang dalam (Sumber: Jefri, Popi Puspitasari, Endang Marlin, 2018)

Hizkia Audie A – 052.020.040


KESIMPULAN
Arsitektur Kontekstual
Kesimpulan dari Fungsi penggunaan pendekatan Arsitektur
Kontekstual adalah:
❖ untuk menghadirkan bangunan yang memperhatikan
kondisi sekelilingnya sehingga keberadaannya serasi dan
menyatu, dan dengan demikian potensi dalam
lingkungan tersebut tidak diabaikan
❖ Membentuk satu kesatuan citra oleh pengamat dalam
suatu kawasan dan lingkungan, yang terbentuk dari
suatu komposisi bangunan dengan periode keberadaan
yang berlainan
❖ Kesatuan citra pengamat, yang terbentuk karena
komposisi fisik yang dilihatnya mempunyai
kesinambungan, meskipun keberadaannya tidak secara
bersamaan

Hizkia Audie A – 052.020.040


Jefri, Popi Puspitasari, Endang Marlina (2019)
ARSITEKTUR KONTEKSTUAL PADA DESIGN BANGUNAN
(Kasus: Rancangan Gedung Medik Sentral RSUP Dr.Kariadi, Semarang)
DAFTAR PUSTA
PERANCANGAN ARSITEKTUR VII

METAPHORIC ARCHITECTURE
Sydney Opera House
Sydney, Australia

JOAB ANTARES
052002000061
A2
DEFINISI
Arsitektur Metafora

Metafora dalam arsitektur merupakan salah satu metode kreativitas


yang ada dalam design spectrum perancang.
Geoffrey Boadbent

Metafora dalam arsitektur adalah suatu cara memahami suatu hal, dengan
menerangkan suatu objek dengan objek yang lain, serta mencoba untuk melihat
suatu objek sebagai sesuatu yang lain
Anthony C Antoniades

Metafora mengindentifikasi pola-pola yang mungkin terjadi dari


hubungan-hubungan pararel dengan melihat keabstrakannya.
C Snyder dan Anthony J Catennese

→ Metafora merupakan sebuah pendekatan dalam arsitektur yang memiliki konsep sebagai idenya
dan hasilnya adalah berupa makna yang terungkap secara konkrit maupun abstrak dari perancang
kepada pengguna atau pelaku bangunan sehingga bermakna konotatif di samping sebagai fungsi
utamanya sebagai bangunan.

Joab Antares – 052.020.061


DEFINISI
Arsitektur Metafora
Jenis Prinsip

• Metafora konkrit • Metafora berarti usaha untuk memindahkan keterangan


• Metafora abstrak dari suatu subjek ke subjek lain.
• Metafora kombinasi • Metafora dalam arsitektur bukan hanya masalah
penggunaan gaya Bahasa, namun juga masalah pikiran dan
tingikan. Metafora mempengaruhi semua dimensi dalam
indra manusia seperti melalui warna, bentuk, tekstur, suara.
• Metafora merupakan usaha untuk melihat suatu subjek
menjadi suatu hal yang lain untuk diterapkan ke dalam
arsitektur.
• Arsitek tidak hanya dapat menerapkan secara langsung, tapi
juga menerapkan bahasa verbal dan konseptual suatu
bentuk metafora ke dalam sebuah gambaran visual dengan
menggunakan interpretasi yang berbeda untuk
menghasilkan gambaran visual yang baru. Cara ini dinilai
lebih baik ketimbang menggunakan metafora secara
langsung ke dalam bentuk arsitektural.
• Salah satu metode utama penerapanan metafora dalam
arsitektur adalah dengan mengubah fokus penyelidikan
dan penelitian area yang difokuskan dengan harapan
hasilnya dapat melebihi ekspetasi dalam menjelaskan
subjek yang dimaksud secara luas dan dengan cara yang
baru.

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE
Sydney, Australia
PENERAPAN

Joab Antares – 052.020.061


Architects
Ove Arup & Partners
Structural Engineer
Ove Arup & Partners
Area : 18,000 m2
Built in : 1959-1973
SYDNEY OPERA HOUSE

PERFORMING ARTS CENTER – Sydney, Australia

Sydney Opera House adalah pusat seni pertunjukan multi-tempat di Sydney, Australia. Terletak di tepi
Pelabuhan Sydney, bangunan ini secara luas dianggap sebagai salah satu bangunan paling terkenal dan
khas di dunia serta mahakarya arsitektur abad ke-20. Gedung ini terdiri dari beberapa tempat pertunjukan,
yang bersama-sama menyelenggarakan lebih dari 1.500 pertunjukan setiap tahunnya, dan dihadiri oleh
lebih dari 1,2 juta orang.
Joab Antares – 052.020.061
Konsep Desain
SYDNEY OPERA HOUSE

Bangunan ini terdiri dari dua elemen yang sangat khas; dasar yang kokoh dan serangkaian atap ringan yang berbentuk
organik. Yang pertama adalah bahwa Gedung ini menampung seluruh area layanan, termasuk ruang ganti, area latihan,
gudang, kantor, dan perpustakaan. Gedung ini dirancang sebagai landasan untuk dek atas, sebuah bidang horizontal yang
bentuknya dipecah untuk memberi ruang pada dua auditorium utama, satu untuk opera, yang lain untuk konser, dan secara
sporadis memungkinkan tangga dari bawah untuk muncul ke permukaan. Bagian lain bangunan, yaitu atap, dibuat dari
rangkaian cangkang berbentuk segitiga yang ditopang pada sudut-sudutnya dan menghadap ke atas seolah menantang
hukum fisika. Kerang ini menutupi tiga ruang utama, gedung opera, teater konser, dan restoran.

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE

Saat mencapai sisi jalan, seluruh bidang terlipat membentuk tangga monumental selebar bangunan itu sendiri. Bangunan
dasar ini sangat bersudut dan dilapisi batu berwarna gelap, memberikan gambaran tektonik yang sangat kokoh.
Pendekatan visual terhadap cangkang bertentangan dengan pendekatan visual pada bangunan dasar. Cangkangnya
berwarna putih, mengkilat dan permukaannya melengkung terfragmentasi yang bertentangan dengan rasa kegelapan dan
kesatuan bentuk dasarnya.

Joab Antares – 052.020.061


Konsep Desain

“Banyak orang yang mengatakan bahwa desain saya


terinspirasi dari penjualan perahu atau kerang laut.
Namun hal itu tidak benar. Desain saya seperti
SYDNEY OPERA HOUSE

jeruk. Jika Anda mengupas jeruk, Anda akan


mendapatkan ruas-ruas ini dengan bentuk yang
sangat mirip dengan yang Anda lihat di sini. Itu asal
usul model saya, bukan penjualan perahu, kebetulan
keduanya bentuknya mirip”.
Jorn Utzon

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE

• Struktur bangunan terbuat dari beton bertulang


dan fasad dari kaca terpolarisasi dengan rangka
baja.

• Cangkangnya dilapisi 1.056.066 ubin mate


berwarna putih dan krem buatan Swedia, meski
dari kejauhan semuanya tampak putih bila
dipandang mata.

• Pada bagian interior, material yang dominan


adalah granit merah muda yang dibawa dari
Tarana dan kayu lapis dari New South Wales.

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE

Para arsitek mendapat ide untuk membuat cangkang dari bagian-


bagian bola. Bola adalah kurva tiga dimensi paling sederhana dan
relatif mudah untuk dikerjakan karena sudut kelengkungannya tetap
sama pada titik tertentu.

Solusi ini memungkinkan struktur cangkang dibangun di luar lokasi dan


menghilangkan kebutuhan akan bekisting di lokasi yang sangat mahal.
Tim Ove Arup & partners mengembangkan sistem konstruksi canggih
untuk menyatukan semua bagian, menggunakan apa yang mereka
sebut “construction arch” untuk menopang semua bagian sebelum
akhirnya semuanya menyatu dan siap menopang bebannya sendiri.

Joab Antares – 052.020.061


1 – Concert Hall
2 – Drama Theatre
3 – Recording Hall
(now the Studio)
4 – Cinema (now the
Playhouse)
5 – Opera Theatre
Auditorium
6 – Opera Theatre
Stage
SYDNEY OPERA HOUSE

7 – Opera Theatre
Dock

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE

Joab Antares – 052.020.061


SYDNEY OPERA HOUSE

Joab Antares – 052.020.061


• http://e-journal.uajy.ac.id/16206/4/TA153883.pdf
• https://www.archdaily.com/65218/ad-classics-sydney-opera-house-
j%25c3%25b8rn-utzon
• https://en.wikiarquitectura.com/building/sydney-opera-house/
• https://en.wikipedia.org/wiki/Sydney_Opera_House
• https://www.sydneyoperahouse.com/
REFERENSI

Joab Antares – 052.020.061


PERANCANGAN ARSITEKTUR VII

REGENERATIVE ARCHITECTURE
Bosco Verticale
Milan, Italia
DEFINISI

Definisi
• Arsitektur regeneratif berupaya menciptakan bangunan yang tidak hanya berkelanjutan
(sustainable), namun juga benar-benar memperbaiki & meningkatkan kualitas lingkungan
dan berkontribusi terhadap kesehatan planet. Hal ini lebih dari sekadar mengurangi
dampak terhadap lingkungan, namun juga secara aktif membalikkan atau
memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.

• Arsitektur regeneratif didasarkan pada prinsip desain regeneratif, yang menggunakan


keseluruhan sistem pemikiran untuk menciptakan suatu sistem yang memiliki ketahanan
dan keadilan yang mengintegrasikan kebutuhan masyarakat dengan keutuhan alam.
DEFINISI

Prinsip
Beberapa prinsip utama arsitektur regeneratif meliputi:
• Bekerja dengan alam, bukan melawannya (working with nature, not against it) :
Arsitektur regeneratif berupaya untuk bekerja dengan sistem alami tapak, bukan
mengganggunya. Artinya menggunakan bahan-bahan yang ditemukan secara lokal, dan
merancang bangunan yang selaras dengan lingkungan sekitar.
• Menciptakan sistem yang positif (creating net positive systems) : Arsitektur regeneratif
bertujuan untuk menciptakan sistem yang menghasilkan lebih banyak daripada yang
mereka konsumsi. Hal ini berarti merancang bangunan yang menghasilkan energi, air, dan
makanan sendiri, serta dapat menyerap karbon.
• Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan (promoting health & well-being) :
Arsitektur regeneratif berupaya menciptakan ruang yang kondusif bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia, baik secara fisik maupun mental. Ini berarti menggunakan bahan-
bahan alami, memberikan akses terhadap cahaya matahari dan udara segar, serta
menciptakan ruang yang menarik dan nyaman.
• Membangun komunitas (building community) : Arsitektur regeneratif berupaya
membangun komunitas dan koneksi. Hal ini berarti merancang bangunan yang terbuka
dan mudah diakses, serta mendorong interaksi sosial.
APA YANG MEMBEDAKAN ?
REGENERATIVE , RESTORATIVE dan SUSTAINABILITY

Menurut COST ( European Cooperation In Science And Techlonogy ) dalam Sustainability ,


Restorative to Regenerative definisi dari ketiga nya itu memberikan perbedaan dimana :

• Sustainability: Bertujuan untuk melestarikan


sumber daya, mengurangi dampak buruk, dan
mencapai keseimbangan antara apa yang
diberikan serta di terima oleh lingkungan .

• Restoratif: Membawa sistem sosial dan


lingkungan yang tadinya terkena dampak
buruk menjadi kembali sehat dan berumur
Panjang bagi bangunan dan lingkungan
sekitarnya.

• Regenerative: Hal yang mendorong kesehatan


berkelanjutan dan pengembangan sistem
sosial dan ekologi.
Bosco Verticale

• Bosco Verticale adalah kompleks


dua Gedung residensial pencakar
langit yang dirancang oleh Boeri
Studio dan terletak di distrik Porta
Nuova di Milan, Italia.
• Bosco Verticale terdiri dari dua
menara setinggi 80 dan 112 meter,
menampung 480 pohon besar dan
sedang, 300 pohon kecil, 11.000
tanaman tahunan dan penutup
serta 5.000 semak belukar. Dengan
demikian, area site Bosco Verticale
dengan luas 1.500 m2 setara dengan
20.000 m2 hutan dan semak
belukar.
PENERAPAN

• Mitigasi:
Bosco Verticale embantu membangun iklim
mikro dan menyaring partikel halus yang
terkandung di lingkungan perkotaan.
Keanekaragaman tumbuhan membantu
mengembangkan iklim mikro yang
menghasilkan kelembapan, menyerap CO2 dan
partikel, menghasilkan oksigen, serta
melindungi dari radiasi dan polusi suara.
• Habitat Biologis:
Kehadiran Bosco Verticale dapat meningkatkan keanekaragaman hayati. Hal ini terwujud
PENERAPAN

melalui terbentuknya suatu ekosistem perkotaan di mana berbagai jenis tanaman


menciptakan lingkungan vertikal terpisah, namun bekerja dalam jaringan yang ada. Gedung
ini dapat dihuni oleh burung dan serangga (dengan perkiraan awal 1.600 spesimen burung
dan kupu-kupu).
• Anti-sprawl:
Bosco Verticale menggunakan metode anti-sprawl yang membantu mengendalikan dan
PENERAPAN

mengurangi perluasan kota. Dalam hal kepadatan perkotaan, setiap menara setara dengan
area pinggiran rumah dan bangunan keluarga tunggal dengan luas sekitar 50.000 m2.
• Vegetasi:
Pemilihan spesies dan distribusinya berdasarkan orientasi dan ketinggian fasad merupakan
PENERAPAN

hasil penelitian selama tiga tahun yang dilakukan bersama sekelompok ahli botani dan
etolog. Tanaman yang digunakan pada bangunan telah dibudidayakan terlebih dahulu di
persemaian agar mereka terbiasa dengan kondisi yang sama dengan yang ditemukan di
balkon.
• Fasad yang berubah-ubah:
PENERAPAN

Hutan Vertikal adalah landmark kota yang terus berkembang, yang warnanya berubah
tergantung musim dan perbedaan sifat tanaman yang digunakan. Hal ini memberikan
penduduk Milan gambaran kota yang selalu berubah.
• Sistem hidrasi dan irigasi:
Berdasarkan studi mikrometeorologi, perhitungan kebutuhan irigasi dilakukan dengan
PENERAPAN

memeriksa karakteristik iklim dan didiversifikasi tergantung pada paparan setiap fasad dan
sebaran vegetasi di setiap lantai.
• https://scholarworks.umass.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1389&context=theses#:~:text=
Regenerative%20architecture%20is%20the%20practice,building%20blocks%E2%80%9D%20
of%20the%20architecture.
• https://www.archdaily.com/777498/bosco-verticale-stefano-boeri-architetti

• https://www.arch2o.com/how-is-regenerative-architecture-changing-sustainability-
fundamentals-we-all-know/
REFERENSI

Joab Antares – 052.020.061


KESIMPULAN KELOMPOK
• Dengan pejelasan penjelasan pendekatan diatas kami sepakat untuk mengambil tema
“REGENERATIVE ARCHITECTURE FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT “

KENAPA KAMI MENNGAMBIL TEMA INI ?


• Dengan tema ini kami berupaya menciptakan bangunan yang tidak hanya berkelanjutan
(sustainable), namun juga benar-benar memperbaiki & meningkatkan kualitas lingkungan
dan berkontribusi terhadap kesehatan planet.
APA YANG AKAN MEMBUAT TEMA INI DAPAT DI TERAPKAN PADA PROSES DESIGN ?
Kunci utama pada design menggunakan pendekatan Arsitektur regeneratif terletak pada
“Arsitektur “ tidak hanya mengacu pada bangunan fisik , namun Arsitektur regeneratif
mengharuskan gabungan elemen elemen lainya seperti tempat , situs , energi , sistem , fauna
, flora ,serta bangunan. Dengan berbagai elemen tadi yang kita satukan itu akan membuat
bangunan yang kita terapkan Regeneratif arsitektur dapat memungkinkanya untuk
mengahasilkan sumberdaya yang bermanfaat seperti air bersih , makanan , dan energi yang
membuat nya menjadi regeneratif .
Contoh : Dengan penerapan tema ini jika kita memikirkan lebih lanjut mengenai Sistem
Utilitas lebih rinci dan terkonsep maka bangunan akan berpotensi menjadi sumber energi
skala kecil bagi masyarakat sekitar , sehingga semakin mengurangi ketergantungan
masyarakat mada utilitas di luar bangunan
TEMA KELOMPOK
REGENERATIVE ARCHITECTURE FOR SUSTAINABLE
DEVELOPMENT

• Hizkia Audie A. 052.0020.00040


• Joab Antares T. 052.0020.00061
• Ariel Daffa 052.0020.000--

Anda mungkin juga menyukai