Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Strategi Pembelajaran Crossword

Puzzle Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil


Belajar Siwa Kelas X A SMA Negeri 10 Kupang
\

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle), gambaran
minat belajar siswa pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA, serta mendeskrBahasa Indonesiaikan apakah terdapat
pengaruh strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
BAHASA INDONESIA. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 10 Kupang yang berjumlah 30 siswa
dan mengambil 30 siswa sebagai sampel menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Penerapan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA berada
pada kategori baik dan sangat baik; (2) Gambaran minat belajar siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang
(Crossword Puzzle) lebih tinggi dibandingkan minat belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran biasa/ konvensional.
(3) Analisis pengaruh strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat belajar siswa menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat
belajar siswa. Implikasi dari penelitian ini perlu dilakukan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatkan minat belajar
siswa dengan mengaplikasikan strategi pembelajaran Teka- Teki Silang (Crossword Puzzle), karena strategi tersebut memberi
pengaruh pada minat belajar siswa untuk menunjang proses pembelajaran menjadi lebih baik, khususnya pada mata pelajaran
BAHASA INDONESIA.
1. PENDAHULUAN ini dinilai dapat membantu siswa tertarik dan ikut
terlibat pada proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan dasar untuk mencerdaskan
suatu bangsa dan membawa bangsa tersebut kepada
Strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword
pengetahuan yang luas dan kemajuan sehingga tidak
Puzzle) ini akan diterapkan oleh peneliti pada mata
terpuruk pada keterbelakangan. Untuk mencapai
pelajaran BAHASA INDONESIA kelas X SMA
tujuan tersebut, tentu diperlukan proses pembelajaran
Negeri 10 Kupang. Hal ini juga berdasarkan hasil
yang baik pula. Adapun beberapa komponen yang
observasi peneliti bahwa hasil belajar mata pelajaran
berpengaruh pada proses pembelajaran diantaranya
BAHASA INDONESIA kelas X SMA Negeri 10
adalah guru, sarana dan prasarana, metode atau
Kupang tersebut rata-rata memiliki nilai yang belum
strategi pembelajaran, kurikulum, serta lingkungan
maksimal atau masih dibawah Kriteria Ketuntasan
belajar yang efektif dan menyenangkan.
Minimal (KKM).

Menurut Zainal (2016), strategi pembelajaran adalah


Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
Strategi Pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword
tertentu. Dalam menentukan strategi pembelajaran,
Puzzle) Pada Mata Pelajaran BAHASA INDONESIA
tentunya guru perlu menyesuaikan dengan keadaan
Kelas X SMA Negeri 10 Kupang”. Dengan begitu,
atau permasalahan yang dihadapi dalam kelas,
hasil penelitian akan mengungkapkan apakah strategi
dengan tujuan agar guru dapat merancang strategi
pembelajaran tersebut dapat menunjang minat belajar
pembelajaran tersebut dengan sebaik mungkin.
siswa, khususnya pada mata pelajaran BAHASA
INDONESIA Kelas X SMA Negeri 10 Kupang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
pada SDN Negeri 10 Kupang, strategi pembelajaran
Adapun rumusan masalah yang akan dicapai pada
yang diterapkan pada sekolah tersebut dapat
penelitian ini adalah:
dikatakan masih ditemukan kelemahan-kelemahan
1) Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Teka-
yang sebagian besar berasal dari kurangnya faktor
Teki Silang (Crossword Puzzle) pada mata
minat siswa dalam belajar.
pelajaran BAHASA INDONESIA kelas X SMA
Negeri 10 Kupang?
Menurut (Darmadi,2017), minat merupakan suatu
2) Bagaimana gambaran minat belajar siswa pada
kondisi yang mencerminkan adanya hubungan antara
mata pelajaran BAHASA INDONESIA pada kelas
sesuatu yang diamati atau dialami dengan keinginan
X SMA Negeri 10 Kupang?
atau kebutuhan sendiri, dengan kata lain adanya
3) Bagaimana pengaruh strategi pembelajaran Teka-
kecenderungan apa yang dilihat dan diamati
Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat
seseorang merupakan sesuatu yang berhubungan
belajar siswa pada mata pelajaran BAHASA
dengan keinginan dan kebutuhannya. Adapun minat
INDONESIA kelas X SMA Negeri 10 Kupang?
belajar siswa dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu
perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan
keterlibatan (Slameto, 2010).
2. TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu, untuk menunjang minat belajar Moeliono (dalam Djamarah, 2014) menyatakan bahwa
siswa, maka diperlukan strategi pembelajaran dengan strategi identik dengan teknik, secara umum strategi
menggunakan metode-metode pembelajaran yang mempunyai pengertian garis-garis besar haluan untuk
aktif dan menarik, salah satunya adalah strategi bertindak dalam mencapai sasaran yang telah
pembelajaran Crossword Puzzle. Crossword Puzzle ditentukan. Menurut Zainal (2016) strategi
atau Teka-Teki Silang merupakan strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk
pembelajaran menggunakan sejumlah pertanyaan- menyampaikan metode pembelajaran dalam
pertanyaan atau kata/frase sebagai kunci untuk lingkungan pembelajaran tertentu.
mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang
didesain sedemikian rupa. strategi ini memiliki Adapun menurut Kurniawan (2014), strategi belajar
potensi untuk menunjang minat belajar siswa, karena mengajar adalah rencana dan cara-cara membawakan
strategi pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana

42
dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara 3) Dapat memperdalam pemahaman siswa mengenai
efektif. Berdasarkan beberapa pengertian strategi materi yang ditelah disampaikan
pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa 4) Membina rasa tanggung jawab dan sikap disiplin
strategi pembelajaran adalah suatu cara yang siswa,
digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga Adapun kekurangannya meliputi:
memudahkan siswa menerima dan memahami materi 1) Dapat menimbulkan kebosanan jika terlalu sering
yang diberikan. diberikan oleh guru
2) Jika tugas tidak disertai dengan petunjuk yang jelas,
Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) merupakan maka hasil pekerjaan kemungkinan dapat
suatu permainan dengan tempelate yang berbentuk menyimpang dari tujuan.
segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang
berwarna hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu Selain itu, Adapun langkah-langkah penerapan
mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris strategi Crossword Puzzle diuraikan oleh Zaini (2008),
dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yaitu:
satu kolom dan beberapa baris) (Munir, 2005). 1) Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2) Guru memberikan tugas setelah memberikan
Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) melibatkan materi pembelajaran.
partisipasi siswa aktif sejak kegiatan pembelajaran 3) Guru menyiapkan kata-kata kunci, pernyataan,
dimulai. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua pertanyaan, terminologi atau nama-nama yang
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan.
juga melibatkan fisik. Dengan ini siswa akan 4) Guru membuat kisi-kisi atau kotak-kotak yang
merasakan suasana yang lebih menyenangkan dapat diisi dengan kata-kata yang telah
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Selain ditentukan.
itu, Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) juga dapat 5) Guru dapat membagi peserta didik kedalam
membantu siswa meninjau ulang (review) materi- kelompok atau individu.
materi yang sudah disampaikan. Peninjauan ini 6) Guru membagikan Teka-Teki Silang (Crossword
berguna untuk memudahkan mereka dalam Puzzle) kepada setiap peserta didik atau
mengingat kembali materi apa yang telah kelompok.
disampaikan. Sehingga, siswa mampu mencapai 7) Guru memberikan batas waktu pengerjaan Teka-
tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif Teki Silang (Crossword Puzzle).
maupun psikomotorik. 8) Guru dapat memberi apresiasi atau hadiah kepada
kelompok atau individu yang mengerjakan paling
Fungsi dari Teka-Teki Silang itu sendiri yaitu cepat dan benar.
membangun saraf-saraf otak yang memberi efek
menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak Mu’inah (2017) menyebutkan minat adalah keinginan,
kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus kecenderungan yang tinggi dapat juga berupa
menerus belajar dengan santai. Karena belajar dengan kesukaan atau hobby terhadap sesuatu serta adanya
santai inilah yang dapat membuat murid menjadi rasa kegairahan terhadap sesuatu. Sedangkan, Wakijo
lebih paham dan mudah masuk dalam ingatan murid dan Sari (2017) menjelaskan pengertian minat sebagai
sehingga murid tidak mudah lupa dengan materi rasa tertarik yang ditunjukkan oleh individu atau
yang sudah diajarkan. seseorang kepada suatu objek.

Adapun kelebihan dan kekurangan strategi Seperti yang dikatakan oleh Susanto (2013), bahwa
pembelajaran Teka-Teki Silang diuraikan oleh Sri minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau
Haryanti Oktavia & Zakir Has (2017), kelebihannya faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian
meliputi: secara efektif yang menyebabkan dipilihnya suatu
1) Dapat merangsang dan menumbuhkan keaktifan objek atau kegiatan yang menguntungkan,
siswa menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan
2) Dapat membantu berkembangnya kemandirian kepuasan dalam dirinya. Sedangkan Slameto (2015)
siswa dalam bukunya menyebutkan pengertian minat
belajar ialah, “salah satu bentuk keaktifan seseorang
yang mendorong untuk melakukan serangkaian

43
kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu BAHASA INDONESIA adalah serangkaian kegiatan
perubahan tingkah laku sebagai minat dari pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu
pengalaman individu dalam interaksi dalam sosial yang berkembang di masyarakat yang memuat
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan keadaan geografis, perkembangan sejarah dan
psikomotorik”. kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran
BAHASA INDONESIA akan terus berkembang
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat karena kehidupan masyarakat global selalu
disimpulkan bahwa minat belajar adalah dorongan mengalami perubahan. Oleh karena itu pembelajaran
dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang BAHASA INDONESIA dirancang untuk
dapat membuatnya tertarik dan senang dalam proses mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan
pembelajaran yang berbentuk keaktifan, perhatian, kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
semangat, dan ketertarikan/perhatian. masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Adapun aspek-aspek minat belajar diuraikan oleh
Arikunto (2010), yaitu: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ilmu
1) Perasaan senang, apabila seorang siswa memiliki Pengetahuan Sosial merupakan kajian ilmu-ilmu
perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka sosial secara terpadu yang disederhanakan untuk
tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. pembelajaran di sekolah dan mempunyai tujuan agar
Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai (values)
tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran. sehingga dapat menjadi warga negara yang baik
2) Ketertarikan, berhubungan dengan daya dorong berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat
siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu benda, dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk
orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman masa yang akan datang.
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak Adapun tujuan pembelajaran BAHASA INDONESIA
menunda tugas dari guru. menurut Hasan (1996), yaitu untuk mengembangkan
3) Perhatian, minat dan perhatian merupakan dua hal nilai dan moral yang berlaku dalam masyarakat
yang dianggap sama dalam penggunaan sehari- menjadi bagian dari kepribadian individu murid.
hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa sikap, nilai dan moral yang dapat dikembangkan
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan diantaranya adalah Pengetahuan dan pemahaman
mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki tentang nilai dan moral yang berlaku dalam
minat pada obyek tertentu maka dengan masyarakat seperti sikap kritis, kebenaran,
sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. penghargaan terhadap pendapat orang lain,
Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan religiositas, sifat kepedulian sosial, menghormati
mencatat materi. orang tua, dan sebagainya.
4) Keterlibatan, sikap seseorang akan objek yang
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik Ruang lingkup BAHASA INDONESIA menurut
untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari Tasrif (2008) ditinjau dari ruang lingkup hubungan
obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif mencakup hubungan sosial, ekonomi, psikologi,
bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari budaya, sejarah, geografi, dan hubungan politik,
guru. Ditinjau dari segi kelompoknya dapat berupa
keluarga, rukun tetangga, kampung, warga Ditinjau
Ilmu pengetahuan Sosial (BAHASA INDONESIA) dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan global. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur-unsur
mulai dari SD sampai perguruan tinggi. BAHASA yang terdapat dalam ruang lingkup pada
INDONESIA mengkaji seperangkat peristiwa. Fakta, pembelajaran BAHASA INDONESIA secara umum.
konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu Unsur- unsur tersebut berlaku dalam setiap
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran BAHASA pembelajaran BAHASA INDONESIA SD/MI atau
INDONESIA memuat materi Geografi, Sejarah dan jenjang di atasnya.
ekonomi pembelajaran tersebut disajikan di sekolah
mulai dari kelas rendah sampai kelas atas. Adapun problematik pada pembelajaran BAHASA
INDONESIA di SD/MI banyak sekali ditemukan
pembelajaran yang tidak efektif dan kondusif. Hal
tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor
44
baik

45
dari metode, media atau sumber belajarnya itu
sendiri. Dari segi metode, pada umumnya guru
sering kali menggunakan metode

46
ceramah sebagai salah satu metode dalam tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang
pembelajaran BAHASA INDONESIA. Metode untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
ceramah dalam pembelajaran BAHASA INDONESIA informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis,
dianggap metode paling efektif. Akan tetapi 2008, h. 66). Penelitian ini menggunakan angket
kenyataannya pembelajaran BAHASA INDONESIA atau kuesioner berjumlah 20 pernyataan yang
dengan menggunakan metode ceramah membuat terdiri dari pernyataan positif dan negatif untuk
murid jenuhdalam mengikuti pelajaran. menilai tingkat minat belajar siswa, yang ditinjau
dari 4 aspek, yaitu perasaan senang, ketertarikan,
perhatian, dan keterlibatan.
3. METODE PENELITIAN
Bentuk alternatif jawaban menggunakan skala likert,
3.1. Desain Penelitian dimana jawaban terdiri dari 4 pilihan yaitu Sangat
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Dan Sangat
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk Tidak Setuju (STS). Penskoran untuk pernyataan
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang positif adalah 5 skor untuk Sangat Setuju (SS)
lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono berturut- turut hingga skor 1 untuk Sangat Tidak
2017). Menurut Gay (Emzir 2007), penelitian Setuju (STS), dan sebaliknya penskoran untuk
eksperimen merupakan satu-satunya metode pernyataan negatif adalah 1 skor untuk Sangat Setuju
penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis (SS) berturut-turut hingga 5 skor untuk Sangat Tidak
menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Setuju (STS). Metode ini digunakan untuk mengukur
tingkat minat belajar siswa.
Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent
control group design. Desain ini melibatkan dua kelas 3.4. Analisis Data
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan ini adalah analisis data statistik deskriptif dan analisis
menggunakan Strategi pembelajaran Teka-Teki Silang data statistik inferensial.
(Crossword Puzzle), sedangkan kelas kontrol 1) Analisis statistic deskriptif
diberikan pembelajaran sama seperti biasanya/ Hasan (Priyatno, 2014) menyatakan bahwa analisis
konvensional. statistik deskriptif adalah bagian dari statistika
yang mempelajari cara pengumpulan data dan
3.2. Setting Penelitian penyajian data sehingga mudah dipahami. Analisis
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA NO. 99 statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan
Kampung Beru Kabupaten Takalar selama kurang untuk mendeskrBahasa Indonesiaikan minat
lebih 4 pekan mulai bulan Mei-Juni 2022 sesuai belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
dengan langkah-langkah penelitian yang telah Sosial ketika diberi perlakuan berupa Strategi
ditentukan pada prosedur penelitian. Pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle)
dengan data deskriptif berupa tabel distribusi dari
3.3. Instrumen Penelitian mean, median dan modus standar deviasi, min,
Adapun instrumen penelitian pada penelitian ini dan max.
adalah: 2) Analisis data inferensial
1) Observasi Analisis data statistik inferensial digunakan untuk
Lembar observasi digunakan untuk mengamati menguji hipotesis penelitian dimana hasil inferensi
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran (kesimpulan) yang diperoleh dari suatu sampel
dengan menggunakan strategi pembelajaran Teka- dapat digeneralisasikan pada populasi sehingga
Teki Silang (Crossword puzzle). Lembar observasi proses perhitungan analisisnya dilakukan dengan
tersebut berisi item-item yang akan diamati pada bantuan program IBM SPSS Statistic Version 26.0.
saat terjadi proses pembelajaran menggunakan Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis
strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji
puzzle). prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji
2) Angket homogenitas. Setelah kedua uji persyaratan
Angket atau kuesioner adalah teknik terpenuhi, maka uji hipotesis dapat dilakukan.
pengumpulan data melalui forrmulir- formulir Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara
47
H1: Terdapat pengaruh strategi pembelajaran Teka- Tabel 1. Persentase Tiap Aspek Minat Belajar Siswa
Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat (Pre-nontest)
belajar siswa pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA Kategori
Indikator Kelas Kontrol
pada kelas X SMA Negeri 10 Kupang. Aspek Frekuensi
Mean Presentase Mean Presentase
H0: Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajarann
Perasaan
Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat Minat senang
30,2 67% 35,2 58,6%
belajar siswa pada mata pelajaran BAHASA Belajar ketertarikan 30,8 68% 22 55%
Siswa
INDONESIA pada kelas X SMA Negeri 10 Kupang Perhatian 30,2 67% 35,2 58,6%
Keterlibatan 37,2 62% 31,2 52%

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil angket (post-nontest) yang dibagikan


setelah proses pembelajaran pada kelas eksperimen
4.1. Hasil Penelitian dan kelas kontrol dengan perlakuan yang berbeda,
Proses pembelajaran pada mata pelajaran BAHASA maka didapatkan hasil sebagai berikut.
INDONESIA dilaksanakan pada Kelas X SMA Negeri
10 Kupang, baik pada kelas eksperimen maupun Tabel 2. Persentase Tiap Aspek Minat Belajar Siswa
kelas kontrol selama empat kali pertemuan. Adapun (Post-nontest)
rincian proses untuk mendapatkan hasil penelitian Indikator
Kategori
Kelas Kontrol
Aspek Frekuensi
dilakukan satu kali pre-nontest, dua kali pertemuan
Mean Presentase Mean Presentase
dengan tema pembelajaran “Proses dan Tokoh Perasaan
Kemerdekaan Indonesia”, dan satu kali post- nontest. 52,8 88% 36 63%
senang
Minat
Namun yang membedakan, pembelajaran pada kelas ketertarika
52,6 87,6% 33,8 64%
Belajar n
eksperimen dilakukan dengan perlakuan strategi Siswa Perhatian 53,6 89,3% 36,2 70,3%
pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle), Keterlibata
sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan 47 78,3% 33 62,3%
n
strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword
Puzzle). Berdasarkan tabel 2. diatas, dapat dilihat bahwa
persentase minat belajar pada post-nontest untuk
Setelah rangkaian penelitian tersebut dilakukan maka kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
didapatkan hasil bahwa penerapan strategi eksperimen, persentase aspek perasaan senang yaitu
pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) 88%, persentase aspek ketertarikan yaitu 87,6%,
dalam proses pembelajaran mata pelajaran BAHASA persentase aspek perhatian yaitu 89,3%, dan
INDONESIA dinilai sangat efektif. Hal tersebut dapat persentase aspek keterlibatan yaitu 78,3%. Sedangkan
dibuktikan dari hasil lembar observasi yang diisi pada kelas kontrol, persentase aspek perasaan senang
melalui pengamatan yang telah dilakukan pada saat yaitu 63%, persentase aspek ketertarikan yaitu 64%,
proses pembelajaran menggunakan strategi persentase aspek perhatian yaitu 70,3%, dan
pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) persentase aspek keterlibatan yaitu 62,3%. Dengan
sedang berlangsung. Adapun hasil pengamatan pada demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil persentase
lembar observasi yaitu pada pertemuan pertama 78% setiap aspek minat belajar siswa pada kelas
(baik) dan pertemuan kedua 93% (sangat baik). eksperimen setelah menerapkan strategi pembelajaran
Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) berada pada
Adapun hasil angket (pre-nontest) yang dibagikan kategori sangat tinggi, sedangkan setelah menerapkan
untuk mengukur persentase minat belajar siswa metode pembelajaran biasa/ konvensional pada kelas
berdasarkan empat indikator sebelum diberikan kontrol, minat belajar siswa diinterpretasikan berada
perlakuan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada kategori tinggi.
pada tabel berikut.
Adapun Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu
analisis statistik deskriptif dan analisis data
inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan
untuk mendeskrBahasa Indonesiaikan minat belajar
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(BAHASA INDONESIA) ketika diberi perlakuan

48
berupa Strategi Pembelajaran Teka-Teki Silang nontest kelas eksperimen memiliki nilai sig. lebih besar
(Crossword Puzzle) dengan data deskriptif berupa dari 5% (0.05). Maka uji normalitas terpenuhi.
tabel mean, standard deviation, min, dan max. Tabel 2) Uji Homogenitas
statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Varience
Tabel 3. Deskriptif Statistik
Std. Levene
N Minimun Maximum Mean Df1 Df2 Sig
Deviation statistic
Pre-nontest Based on
15 49 56 52.80 2.178 176 15 200 936
Eksperimen Mean
Post-nontest Based on
15 61 71 68.67 2.769 215 15 061 813
Eksperimen Meian
Pre-nontest
15 38 66 44.87 6.791 Based on
kontrol Minat
medan
Post-nontest Belajar
15 30 68 52.00 7.211 and with 205 15 091 774
kontrol Siswa
adjusted
Valid N
15 df
(listwise)
Based on
trimmed 143 15 200 972
Setelah analisis statistik deskriptif, peneliti mengolah mean
hasil data inferensial yang bertujuan untuk menjawab
hipotesis yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan
Berdasarkan tabel 5. hasil uji homogenitas pada post-
analisis statistik inferensial terlebih dahulu dilakukan
nontest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
uji analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
varian yang sama. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
homogenitas.
uji homogenitas data, nilai signifikansi berdasarkan
rata-rata yaitu 0,12 lebih besar dari 0,05. Dengan
1) Uji Normalitas
demikian, dapat disimpulkan bahwa pada post-
Tabel 4. Uji Normalitas
nontest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
Kolmogorov Smimov Shapio Wilk
Kelas varian yang homogen.
Statistic df sig Statistic df sig
Pre-
nontest Setelah uji prasyarat terpenuhi, dalam hal ini uji
176 15 200 936 15 33
Eksperi normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya uji
men
hipotesis dapat dilakukan. Uji hipotesis dilakukan
Post-
nontest
untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi
Minat Eksperi 215 15 061 813 15 55 pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle)
Belajar men terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
Siswa
Pre- BAHASA INDONESIA. Pengujian hipotesis dilakukan
nontest 205 15 091 774 15 25 menggunakan Paired Sample T-test pada program
kontrol
SPSS 26.0, yang bertujuan untuk menguji perbedaan
Post-
nontest 143 15 200 972 15 88 rata-rata dua variabel dari dua kelompok yang
kontrol berbeda. Berikut adalah hasil uji hipotesis.

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa semua hasil


uji normalitas menggunakan tes Kolmogorov-
Smirnov dan Sahapiro-Wilk pada program SPSS 26.0,
pada pre-

49
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis.
Paired Differences
Std. Error Sig (2
Mean Std. Deviation lower upper t df
mean failed)
Pre-nontest
Eksperimen
Pair 1 15.667 3.314 -856 -17.702 -14.032 -18.544 14 -000
Post-nontest
Eksperimen
Pre-nontest kontrol
Pair 2 Post-nontest 7.133 5.592 1.444 -10.230 -4.037 -4.941 14 -00
kontrol

Berdasarkan tabel 6. uji hipotesis dinyatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian, persentase setiap aspek
Hal ini dibuktikan oleh pengujian hipotesis dengan minat belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada
nilai Sig. yaitu 0.00 atau dinyatakan kurang dari 0.05. persentase setiap aspek minat belajar pada kelas
Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. kontrol pada pre-nontest maupun post-nontest. Pada
Dengan kata lain, terdapat pengaruh strategi
pre-nontest, selisih persentase untuk masing-masing
pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle)
aspek minat belajar pada kelas eksperimen dan kelas
terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
kontrol berturut-turut yaitu 8,4%, 13%, 8,4%, dan 10%,
BAHASA INDONESIA kelas X SMA Negeri 10
dan pada post-nontest, selisih persentase untuk
Kupang.
masing-masing aspek minat belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut yaitu
4.2. Pembahasan Penelitian 25%, 23,6%, 19%, dan 16%, dimana persentase minat
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan strategi belajar siswa pada kelas eksperimen yang belajar
pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) menggunakan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang
pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Kupang (Crossword Puzzle) lebih tinggi dibandingkan dengan
berlangsung dengan sangat efektif. Hal ini dibuktikan kelas kontrol yang belajar tanpa menggunakan
berdasarkan peningkatan hasil persentase perlakuan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang atau
keterlaksanaan pembelajaran pada lembar observasi dengan kata lain menggunakan metode konvensional.
pada pertemuan pertama dengan persentase 78%
(baik) dan pertemuan II dengan persentase 93% Selain itu, berdasarkan hasil penelitian juga dapat
(sangat baik). Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen, persentase
disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan setiap aspek minat belajar setelah belajar
penerapan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang menggunakan strategi strategi pembelajaran Teka-
(Crossword Puzzle) diniliai sangat efektif untuk Teki Silang (Crossword Puzzle) (post-nontest) lebih
meningkatkan minat belajar siswa, khususnya pada tinggi daripada persentase setiap aspek minat belajar
mata pelajaran BAHASA INDONESIA. Dengan sebelum menggunakan strategi strategi pembelajaran
demikian, strategi pembelajaran Teka-Teki Silang Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) (pre-nontest).
(Crossword Puzzle) dapat menjadi strategi alternatif Hal ini dapat dilihat dari selisih persentase untuk
bagi guru untuk diaplikasikan jika menghadapi siswa setiap aspek minat belajar sebelum dan sesudah diberi
yang mempunyai minat belajar yang rendah, karena perlakuan berturut-turut yaitu 21%, 20%, 22%, dan
strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword 16%. Dengan demikian, besarnya selisih persentase
Puzzle) dapat merangsang keaktifan siswa, yang diperoleh dari tiap aspek minat belajar tersebut
membantu berkembangnya kemandirian siswa, menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang
memperdalam pemahaman siswa mengenai materi signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan
yang telah disampaikan, serta membina rasa strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword
tanggung jawab dan sikap disiplin siswa (Sri Haryati Puzzle). Hal ini membuktikan bahwa penerapan
Oktavia & Zakir Has,2017). strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword
Puzzle) mendukung aspek-aspek minat belajar yaitu

50
perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada
keterlibatan siswa (Slameto, 2010). post-nontest kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki varian yang homogen.
Berdasarkan hasil penelitian, aspek minat belajar yang
memiliki peningkatan tertinggi setelah penerapan Setelah kedua uji prasyarat terpenuhi, maka uji
strategi pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword hipotesis dilakukan menggunakan rumus Paired
Puzzle) adalah aspek perhatian siswa (22%). Hal ini Sample T-Test pada program SPSS 26.0 dan diperoleh
menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran nilai Signifikansi 0,00, yang berarti nilai Sig. < 0,05.
Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) merupakan Sehingga, Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan kata
strategi pembelajaran yang menarik perhatian dan lain, terdapat pengaruh penggunaan strategi
menumbuhkan minat siswa serta meningkatkan pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle)
konsentrasi siswa dan membuat siswa fokus pada terhadap minat siswa pada mata pelajaran BAHASA
pembelajaran sehingga mengesampingkan hal yang INDONESIA.
lain. Jika siswa memiliki perhatian pada objek tertentu
maka dengan sendirinya akan memperhatikan obek Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tersebut (Slameto, 2010). penerapan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang
(Crossword Puzzle) merupakan strategi yang efektif
Setelah melakukan penelitian pada dua kelas pada untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran
sekolah SDN No.99 Kampung Ber Kabupaten Takalar, untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini
yaitu kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB dibuktikan oleh hasil penelitian bahwa penerapan
sebagai kelas kontrol, peneliti mendapatkan hasil strategi pembelajaran tersebut memberikan pengaruh
penelitian berupa analisis statistik deskriptif dan yang signifikan terhadap minat belajar siswa. Hal ini
analisis inferensial. juga didukung oleh Munir (2006), bahwa Teka-Teki
Silang (Crossword Puzzle) yang semula hanya untuk
Berdasarkan analisis statistik deskriptif yang mengisi waktu luang, dapat digunakan untuk media
diperoleh menggunakan program SPSS 26.0 pada latihan soal-soal bagi murid dengan harapan dapat
tabel 4.3, ditemukan bahwa nilai rata-rata (Mean) menarik perhatian dan menumbuhkan minat siswa
minat belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum dalam pembelajaran BAHASA INDONESIA.
diberi perlakuan adalah 52,80 dan setelah diberi
perlakuan menggunakan strategi pembelajaran Teka- Selain itu, Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle)
Teki Silang (Crosswod Puzzle) meningkat secara melibatkan partisipasi siswa aktif sejak kegiatan
signifikan pada nilai Mean 68,67. Hal ini pembelajaran dimulai. karena siswa diajak untuk
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak
belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
berupa strategi pembelajaran Teka- Teki Silang Dengan demikian, siswa akan merasakan suasana
(Crosswod Puzzle). yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar
dapat dimaksimalkan dan minat belajar siswa
Selanjutnya, untuk menentukan analisis inferensial, menjadi semakin meningkat. Disamping itu, Teka-
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat sebelum Teki Silang (Crossword Puzzle) juga membuat siswa
menguji hipotesis pada penelitian ini, yaitu uji dapat meninjau ulang (review) materi-materi yang
normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan uji sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk
normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memudahkan siswa dalam mengingat kembali materi
dan Shapiro-Wilk, hasil menunjukkan bahwa nilai apa yang telah disampaikan. Sehingga, siswa mampu
Signifikansi dari semua nontest lebih dari 0,05, mencapai tujuan pembelajaran baik aspek kognitif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi afektif maupun psikomotorik (Munir, 2006).
normal. Kemudian, diadakan uji prasyarat kedua,
yaitu uji homogenitas. Berdasarkan uji homogenitas,
ditemukan bahwa nilai signifikansi berdasarkan rata-
rata hasil post-test yaitu 0,12 lebih besar dari 0,05.

51
5. KESIMPULAN Perpustakaan Sekolah terhadap Minat Baca
Peserta Didik di MAN POLMAN Kec. Mapilli
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan Kab. Polewali Mandar. http://repositori.uin-
tentang pengaruh strategi pembelajaran Teka-Teki alauddin.ac.id/5705/
Silang (Crossword Puzzle) terhadap minat belajar
Mushlihin al-Hafizh. (2013). Strategi Pembelajaran
siswa pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA,
Crossword Puzzle. (online). Diakses pada
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
laman:
http://www.referensimakalah.com/2013/01/strat
1) Penerapan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang
egi-pembelajaran-crossword-puzzle, (8 Maret
(Crossword Puzzle) pada mata pelajaran BAHASA
2022)
INDONESIA kelas X SMA Negeri 10 Kupang
Oktavia Sri Haryati. (2017). pengaruh metode
berada antara kategori efektif (78%) dan kategori
pembelajaran crossword puzzle terhadap hasil
sangat efektif (93%).
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. 5(1), 43– 57.
2) Gambaran minat belajar siswa pada mata pelajaran
Prasetya, R. G. (2017). peningkatan aktivitas dan hasil
BAHASA INDONESIA kelas X SMA Negeri 10
belajar dengan metode problem basic learning.
Kupang yaitu; (1) hasil persentase setiap indikator
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar
minat belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi
Dengan Metode Problem Basic Learning, 5(1),
daripada persentase setiap aspek minat belajar
6–18.
pada kelas kontrol, dan (2) hasil persentase setiap
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran
aspek minat belajar pada kelas eksperimen setelah
Berorientasi Mengembangkan
perlakuan strategi pembelajaran Teka-Teki Silang
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo
(post-nontest) lebih meningkat dibanding minat
Persada.
belajar siswa tanpa perlakuan (pre-nontest).
Sahabuddin. 2007. Mengajar Dan Belajar. Makassar:
Badan Penerbit UNM Makassar.
3) Terdapat pengaruh yang signifikan pada
Sanjaya, Wina. 2008. Startegi Pembelajaran
penggunaan strategi pembelajaran Teka-Teki
Berorientasi Standar Proses
Silang (Crosswors Puzzle) terhadap minat belajar
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
siswa pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA
Sembiring, R. B., & . M. (2013). Strategi Pembelajaran
siswa kelas X SMA Negeri 10 Kupang. hal ini
Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
dapat dibuktikan dengan nilai sig.= 0,00 (<0,05).
Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan (JTP),
6(2), 34–44.
https://doi.org/10.24114/jtp.v6i2.4996
DAFTAR PUSTAKA Slameto 2015. (2017). pengertian minat belajar. 12(1),
Bryman, A. (2016). Social research methods. Oxford 13–36.
university Departemen Agama. 2004. Standar Sugiyono 2006. (2014). metode penelitian eksperimen.
Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: 31–30.
Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2017). Pengembangan Multimedia
Dr. Vladimir, V. F. (1967). pembelajaran ilmu sosial Interaktif Berbasis Android Untuk
(Bahasa Indonesia). Gastronomía Ecuatoriana y Meningkatkan Kemampuan Membaca Diagram
Turismo Local., 1(69), 5–24. Kelistrikan Sistem Pengisian. Universitas
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu |
Jakarta: PT. Rajagrafindo perpustakaan.upi.edu. 1–5.
Persada.
Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grasindo.
Hamdani. (2011). penerapan model pembelajaran
quantum learning. Strategi Belajar
Mengajar.
Mu’inah, M. (2017). Pengaruh Pengelolaan

52

Anda mungkin juga menyukai