Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM PE4NDIDIKAN VOKASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
KEUANGAN DAN PERBANKAN

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata Kuliah : Praktek Manajemen Risiko dan Tata Kelola
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2022
Waktu : 180 Menit (pk.15.00-17.30)
Tipe Ujian : Tutup Buku
Dosen : Bayu Mario SE Ak MM

Petunjuk Umum:
• Bacalah soal-soal dengan seksama dan jawablah dari soal yang dianggap paling mudah.
• Tulislah identitas dengan benar pada tempat yang disediakan.
• Tidak diperkenankan bekerjasama dalam bentuk apapun.
• Waktu pengerjaan diberikan selama 180 menit, lembar jawaban agar diemail/whatsapp. Apabila
dalam jangka waktu 15 menit lembar jawaban belum dikumpulkan melalui
gdrive/diemail/whatsapp setelah waktu UTS berakhir maka dianggap tidak mengikuti UTS..
Posting keg rive masing masing kelas
• Penamaan Nama File word lembar jawaban :
No absen-Nama-NPM-UTS MRTK (contoh : 01-Fitria XX-2012345-UTS MRTK)

LEMBAR JAWABAN

Nama Lengkap : Ahmad Fairuz Zamani


NIP Lengkap : 2006479021

Soal No. 1 (mengacu pada SAP 1-2, Bobot 40%)

1. 5 Prinsip GCG
• Transparency
Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan
dalam proses pengambilan keputusan
• Accountability
Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggung jawaban struktur organisasi perusahaan
sehingga pengelolaanya dapat berjalan secara efektif
• Responsibility
Kesesuaian pengelolaan peruhahaan dengan peraturan UU yang berlaku dan prinsip-prinsip
pengelolaan Bank yang sehat serta berpegang pada prudential banking practices dan
kepatuhan
• Independency
Pengelolaan perusahaan secara professional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)
• Fairness
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku
2. Prinsip GCG yang dilanggar oleh Grup Usaha Bhakti yaitu :
a. Accountability
Karena grup usaha bhakti melakukan tindak pidana korupsi berupa suap, maka dari itu
perushaan tidak bertanggung jawab atas struktur organisasi sehingga terjadi kasus suap.
Karena ada diterimanya suap organisasi didalam perushaaan akan menjadi berantakan
dikarenakan penerima suap dan pengelolaan tidak berjalana efektif.
b. Transparency
Karena adanya suap, pengambilan keputusan jadi tidak efektif. Dikarenakan penerima
suap akan lebih menguasai jalannya pengambilan keputusan.
c. Fairness
Karena kasus ini harga saham dari grup usaha bhakti mengalami penurunan yang lumayan
jauh, hal ini menyebabkan stackholder mengalami kerugian yang tidak sedikit.
d. Independency
Setelah terjadinya suap membuat pengambilan keputusan menjadi tidak objectif dan
terdapat tekanan dari salah pihak yang berikaitan

3.
Produk & aktifitas 5 Prinsip GCG Praktek Yang Harus
Dilakukan
Proyek Perumahan sejahtera 1. Transparency Penyampaian visi, misi,
Asri strategi dan kondisi keuangan
melalui media Disampaikan
Kepada Stakeholders, secara
Tepat Waktu, Memadai, Jelas &
Akurat
2. Accountability Memiliki tanggung jawab yang
jelas, Kompetensi yang sesuai,
Check and balance system,
Performance measurement,
terdapat rewards & punishment
3. Reposibility Produk KPR yang
diluncurkan telah sesuai
dengan peraturan/UU,
tangguifng jawab social
secara wajar melalui program
kemitraan dan PKBL
4. Independency Pengambilan keputusan
secara objektif
5. Fairness Adanya kesetaraan dan
kewajaran bagi stackholder
dalam kepentingan proyek
KPR ini.
Soal No. 2 (mengacu pada SAP 3-4, Bobot 40%)

Matrix Risiko Case 1 Case 2 Case 3


Event Fraud Pembobolan 3 kejahatan siber di Tidak dilakukannya stock
tabungan nasabah sektor jasa keuangan opname dan tidak
bank matrix oleh secara umum terbagi terdapat uang fisik saat
teller dan head teller atas dua jenis, yakni terjadinya penyetoran di
sebesar 1,3 M social engineering dan rekening kepala cabang
skimming dan saudara”nya
Causes Bank tidak teliti saat Dalam kasus ini, Kepala cabang
mengecek data, kelalaian/ketidak melakukan pengkreditan
karena pelaku tahuan dari pemilik ke rekening dia dan
memalsukan ttd menjadi alasan utama keluarganya tanpa adanya
nasabah kejahan cyber sering pemberian uang cash dan
terjadi. kepala cabang tidak
melakukan stockopname
Impact Kerugian yang Kerugian akan Bank mengalami
dialami 3 nasabah dialami oleh masing- kerugian dengan jumlah
dibilang tidak sedikit masing individu, yang banyak. Likuiditas
dan kepercayaan karena bank tidak bisa dan kredit bank juga akan
kepada bank mengganti karena mengalami gangguan
berkurang atau bisa kesalah nasabah karena stockopname baru
saja tidak percaya sendiri dilakukan saat
lagi. penggantian kepala
cabang
Pelaku (suspect) Teller dan Head teller Pelaku kejahatan Kepala cabang
cyber
Risk Identification - Resiko - Risiko - Risiko operasional
operasional operasional - Risiko kredit
- Resiko - Risiko likuiditas
kepatuhan - Risiko kepatuhan
- Resiko
reputasi
Risk Assesment Dilihat dari kasus ini Kasus kejahatan Kemungkinan kasus ini
sepertinya sudah lama cyber ini sudah sudah sering terjadi
terjadi/sering terjadi, banyak terjadi dan karena baru diketahui saat
karena terdapat 3 tidak sedikit pula kepala cabang diganti dan
nasabah yang menjadi korban yang kerigian yang diterima
korbannya dan dana dirugikan akan hal juga tidak sedikit.
yang diambil tidak ini.
sedikit
Risk Control Peningkatan dalam Pentingnya Kepala cabang yang
pengawasan yang mengetahui tentang menjabat harus Amanah
dilakukan bank kejahatan cyber dan dengan menjalankan
kepada seluruh menambah edukasi tugasnya secara benar
pegawainya dan mengenai kejahatan dengan melakukan
ketelitian dalam ini dan selalu berhati- stockopname agar bank
menjalankan tugas hati dalam tidak mengalami
pegawai bank memberikan data kerugian. Pemilihan ketua
pribadi, karena bank cabang juga menjadi
tidak pernah meminta salah satu factor penting
data pribadi agar tidak terjadi hal yang
nasabahnya serupa.
Soal No. 3 (mengacu pada SAP 1-5, Bobot 20%)

Dalam case tersebut bank terdampak beberapa risiko yaitu :


a. Risiko kepatuhan
Bank akan mengalami teguran karena tidak menjalankan prosedur dengan benar seperti
dalam mitigasi pencucian uang.
b. Risiko operasional
Karena tidak adanya mitigasi yang dilakukan bank, bank berarti mengalami kegagalan
operasional.
c. Risiko hukum
Karena sudah terjadi proses pencucian uang dan sudah terkuak, mungkin bank akan
dipanggil untuk menjadi saksi dari proses pencucian uang

2. 3 Tahapan Pencucian Uang


a. PLACEMENT
Menempatkan uang hasil tindak pidana ke dalam sistem keuangan. Dimana pelaku akan
menempatkan uang kotornya pada bank luar maupun dalam negri
b. LAYERING
Memindahkan uang dari satu bank ke bank lain, hingga beberapa kali dengan memecah-
mecah jumlahnya dan/atau dengan beberapa pihak. Pelaku akan mentransfer uang yang
sudah dimasukan ke dalam bank ke berbagai rekening dari mulai keluarga, teman, atau
rekening pelaku yang lain
c. INTEGRATION
Uang di bawa kembali ke dalam sistem keuangan dalam bentuk pendapatan bersih
bahkan sudah berwujud objek Pajak. Setelah pelaku mentransfer uangnya ke berbagai
rekening, pelaku akan membelanjakan uangnya berupa objek pajak seperti mobil, rumah,
tanah, dsb.

3. EDD (Uji Tuntas Lanjut) adalah tindakan CDD lebih mendalam yang dilakukan Bank saat:
a. Calon Nasabah atau Nasabah tergolong dalam kategori berisiko tinggi (High Risk Customer
/ Politically Exposed Persons)
b. Terdapat keraguan atas informasi/data yang disampaikan Calon Nasabah/Nasabah
c. Terdapat indikasi transaksi mencurigakan/tidak wajar
Dalam pelaksanaan EDD Cabang/Unit Bisnis melakukan wawancara dan/atau on site visit
Menggunakan Formulir EDD terkait dengan

KYC adalah Prinsip yang diterapkan Bank untuk mengenal dan mengetahui identitas Nasabah,
memantau transaksi dan memelihara profil Nasabah, serta melaporkan adanya transaksi
keuangan yang mencurigakan (suspicious transactions) yang dilakukan oleh pihak yang
menggunakan jasa Bank

4. 3 Jenis laporan yang harus disampaikan kepada regulator


a. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)
i. Transaksi tidak sesuai tujuan pembukaan rekening
ii. Transaksi tidak ada hubungan dengan usaha nasabah
iii. Jumlah dan frekuensi transaksi di luar kebiasaan normal
iv. Indikasi rekening penampungan

b. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT)


i. Tunai dlm jumlah besar
ii. Trans kecil frekwensi tinggi
iii. Transaksi dengan menggunakan beberapa rekening
iv. Pembelian /penjualan valas dlm jumlah besar

c. Laporan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri (LTKL)


i. penerimaan dan pengiriman dana dalam waktu singkat (pass by)
ii. Transfer dalam jumlah besar
iii. Transfer ke negara high risk
iv. Pembayaran ekspor tanpa dokumen lengkap

Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai