Definisi: Trafo flyback dapat didefinisikan sebagai perangkat konversi energi yang
mentransfer energi dari satu bagian rangkaian ke bagian lain dengan daya konstan.
Dalam trafo flyback, tegangan dinaikkan ke nilai yang sangat tinggi berdasarkan
aplikasi. Ini juga disebut trafo keluaran saluran, karena tegangan saluran keluaran
diumpankan ke bagian lain dari rangkaian. Dengan bantuan memperbaiki rangkaian,
belitan utama transformator dapat digerakkan oleh rangkaian DC.
Keuntungan menggunakan transmisi tegangan tinggi adalah daya listrik yang hilang
sepanjang kawat transmisi jauh lebih kecil sehingga diperoleh efisiensi daya listrik yang
besar.
Prinsip yang digunakan pada sistem pengapian, adalah perubahan energi dari
energi listrik menjadi percikan api. Pada dasarnya, energi listrik diubah ke
bentuk energi kalor, namun karena beda potensial antara kedua kutub cukup
besar maka akan timbul loncatan elektron.
Ini adalah tugas dari transformator step up, trafo step up adalah dua buah
kumparan listrik yang memiliki jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada
lilitan primer.
Sehingga apabila arus listrik di salurkan ke kumparan primer, maka arus listrik
pada kumparan sekunder memiliki tegangan lebih tinggi.
Fungsi sistem pengapian itu hanya satu, yakni membakar campuran udara
dan bensin yang telah dikompresi (saat akhir langkah kompresi) hanya pada
mesin bensin.
1. Pengapian konvensional
2. Pengapian transistor
3. Pengapian DLI
Sistem pengapian DLI adalah skema pengapian yang tidak dilengkapi dengan
distributor. Distributor sendiri adalah komponen untuk membagikan arus
tegangan tinggi dari coil. Sistem pengapian ini yang paling banyak ditemui
pada mobil EFI saat ini.
4. Pengapian CDI
Pengapian CDI adalah sistem pengapian pada sepeda motor (mesin silinder
tunggal) yang menggunakan capasitor sebagai sumber pembangkit induksi
pada coil.
Untuk lebih lengkap mengenai jenis-jenis pengapian, bisa anda baca pada
artikel Macam-macam pengapian pada mobil beserta cara kerjanya.