Anda di halaman 1dari 1

TUGAS ANALISA BAHAN AJAR KB 3

a. 1. Pemikiran hukum islam Ahmad Rifa’ie mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan
pemikiran sebelumnya yaitu, sekedar menselaraskan doktrin aturan hukum islam yang sudah
tertuang dalam kitab fiqih madzhab syafi’ie dengan realitas kehidupan saat itu.
2. Pada Abad 19 M Indonesia melahirkan banyak pemikir yang beberapa diantaranya mempunyai
reputasi dunia. Masa ini juga bisa dikatakan sebagai masa terjadinya pergeseran pusat pemikiran
keislaman dari luar jawa (Sumatera dan Kalimantan) ke jawa.
3. Secara Umum bisa disarikan disini bahwa dinamika pemikiran hukum islam yang terjadi pada abad
17 dan 18 M ini disamping bernuansa sufistik, suasana dakwah agama juga turut mempengaruhi
corak pemikiran hukum islamnya.
4. Secara umum pemikiran hukum As-Sinkili dalam Mir’at At-Tullab, menjangkau pembahasan yang
lebih ekstensif. Hampir semua dimensi ajaran dalam fiqih masuk dalam pembahasan kitab ini.
5. Hamzah Fansuri, dan Syamsuddin Al-Sumatrani adalah guru murid pelopor tasawuf panteisme
yang berpengaruh cukup kuat lewat karya tulisnya baik dalam bahasa arab maupun Indonesia.
b. Setelah kami menganalisis tentang genesis pemikiran hukum islam nusantara melalui artikel ini
sebagai bahan ajar modul 9 kb3 Alhamdulillah kami dapat mengetahui tahapan-tahapan potret
genesis pemikir hukum islam nusantara dari abad ke abad, sebagaimana rumusan sebagai berikut: 1)
Tonggak keberadaan hukum islam (syari’at islam) yang dijadikan pedoman sehari-hari berasal dari
tokoh-tokoh pemikir hukum islam yang bermazdhab kepada imam syafi’ie pada abad ke 12-13.
Namun sebelum abad 17 mereka sulit untuk memotret perkembangan islam secara cukup paripurna.
Seiring dengan perkembangan zaman pengaruh madzhab imam syafi’ie semakin luas disebabkan
oleh para tokoh-tokoh pemikir islam pada abad 7, yaitu dengan mendatangi kota aceh, kedatangan
mereka atas kebijakan Sultan Iskandar muda mahkota alamsyah yang sangat antosias
mendatangkan para ulama untuk berdakwah disana, mereka adalah Hamzah Fansuri, Syamsuddin
As-Sumatrani, Nuruddin Ar-Roniri, Abdurrahman As-Sinkili. Mereka adalah ulama-ulama besar yang
berhasil memperkaya pemikiran hukum islam nusantara. Beliau banyak menulis tentang hukum islam
yang pengaruhnya sampai saat ini. Contoh Kitab Mir’at At-Tullab yang berisi tentang muamalat, jual
beli, riba, khiyar dan lain-lain. inilah potret para tokoh pemikir hukum islam pada abad 17. 2) Pada
abad 19 muncullah ulama-ulama terkemuka pula: Muhammad Asat Al-banjari beliau menulis kitab
fiqh (Sabilul Muttaqin litafakku fi amriddin), Abdul Malik bin Abdullah Trenggono (1138-1146 H) 1725-
1733 M, H. Jalaluddin karangan kitabnya hidayah At-Ta’awam adapun kandungan dari kitab tersebut
diantaranya tentang waktu shalat shubuh dengan tanda kokok ayam dan lain-lain, Muhammad Zaid
bin Faqih At-Jalaluddin beliau menulis kitab faraid Al-Qur’an, Takhsyik Al-Fatihah dan lain-lain, beliau
adalah ulama terakhir pada abad 18. 3) Potret pemikir hukum islam pada abad 19 yaitu Ar-rifa’ie
(1786-1876 M) mulai saat ini terjadi pergeseran pemikiran keislaman dari luar jawa (Sumatera dan
Kalimantan) ke jawa. Karya-karya beliau berjumlah 53 judul menjangkau hampir segala persoalan
agama, akidah, syari’at dan tasawuf, Nawawi Al-banthani setelah itu muncullah Abdullah Hamid dan
lain-lain. dengan munculnya tokoh-tokoh tersebut sebenarnya kita memasuki abad 20 suatu masa
terjadinya peristiwa penting yaitu kemerdekaan RI dan awal dari proses pembentukan negara baru.
Dengan munculnya syari’at islam bagi kami sangat mengandung nilai positif untuk dijadikan pedoman
dalam beribadah, bermuamalah, dan bersosial sehingga pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan menjadi
ibadah yang tidak tertolak di sisi Allah SWT. sungguh akan rugi apabila oranhg-orang-orang islam
tidak bisa menggunakannya dengan baik. Karena ibadah tanpa didasari dengan ilmu itu akan tertolak.
c. Dalam kitab fiqih, sumber-sumber hukum islam ada 4 yaitu Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas.
Dengan demikian untuk melakukan kewajiban selaku insan harus berdasarkan syari’at-syari’at atau
hukum yang diberlakukan. Nah dengan lahirnya para tokoh pemikir hukum-hukum islam kita dapat
menemukan benang merahnya didalam menunaikan kewajiban-kewajiban dalam kesehariannya.

Anda mungkin juga menyukai