Anda di halaman 1dari 29

Perdagangan Internasional

Konsumsi, Produksi,
Keseimbangan Umum

Dr.Ir.H. Sadik Ikhsan, DAD, MSc.


Prodi Agribisnis, Jur. Sosek Pertanian

3
Fakultas Pertanian – ULM
Konsumsi, Produksi, Keseimbangan Umum

PPF possibility production frontier


SIC Scitovsky indifference curve
Konsumsi
utilitas

permintaan konsumen atas barang didasarkan atas adanya utilitas (= nilai guna) yang diberikan barang
tersebut kepada konsumen
utilitas  ukuran kepuasan (satisfaction) konsumen atas barang-barang yang dikonsumsinya  dinyatakan:
fungsi utilitas, U = U(q1, q2, …, qn)

pendekatan ukuran utilitas:


(1) utilitas kardinal
(2) utilitas ordinal

perilaku konsumen dalam memilih barang atau gugus barang terkait dengan preferensi yang dimilikinya atas
nilai guna (utilitas) barang tersebut
preferensi: ukuran formal mengenai kecenderungan dan kemampuan konsumen dalam menentukan pilihan

asumsi preferensi  postulat rasionalitas:


(1) completeness A > B atau B > A atau A  B (indifferent)
(2) transitivitas A > B dan B > C maka A > C
(3) more is better than less
kurva indifferen

fungsi utilitas U = U(q1, q2) direprs.kan dengan kurva indiferen

kurva indiferen → locus kombinasi gugus barang yang memberikan


level kepuasan (satisfaction) yang sama kepada konsumen
pada setiap titik di sepanjang kurva konsumen bersifat indfferent
level kepuasan = level kesejahteraan (welfare)

fitur: - downward slopping


- convex (cembung) to the origin
 diminishing MRS

kedudukan kurva indiferen


 merepr. tingkt kesejahteraan (welfare)
: I 3 > I 2 > I1
semakin menjauhi titik origin maka semakin tinggi kesejahteraan
(welfare) yang ditunjukkan oleh kurva indiferen
marginal rate of substitution
Marginal Rate of Substitution (MRS)

f. utilitas : U = U(q1, q2)

total differential : dU = dq1 + dQ2 = 0

=– =– = MRS12
slope kurva indiff.
marginal utility, MU
tambahan utilitas yang diperoleh konsumen per satuan tambahan barang yang dikonsumsi

slope kurva indiferen dinyatakan sebagai = MRS12

marginal rate of substitution, MRS12:


- laju pensubstitusian barang q2 atas satu satuan barang q1
- jumlah barang q2 (digambarkan pada sumbu vertikal) yang bersedia dilepas konsumer untuk mendapatkan satu
satuan barang q1 (digambarkan pada sumbu horisontal)

MRS bersifat diminishing ( semakin menurun)


: semakin berkurang barang q2 yang disubstitusi untuk mendapatkan satu satuan barang q1
pemaksimuman utilitas

rationalitas konsumen  optimal choice:


memaks. utilitas w.r.t kendala anggaran

fungsi utilitas U = U(q1, q2)


anggaran m = p1q1 + p2q2
pers. Lagrange L(q, λ) = U(q1, q2) + λ(m – p1q1 – p2q2)

f.o.c. (syarat perlu, = 0, i = 1, 2 =0


necessary cond.)
– λp1 = MU1 – λp1 = 0

– λp1 = MU2 – λp2 = 0

m = p1q1 – p2q2 

s.o.c. (syarat cukup. determinan bordered Hessian: positif


sufficient cond.)
> 0
pemaksimuman utilitas

rationalitas konsumen  optimal choice


memaks. utilitas w.r.t kendala anggaran

m = p 1 q 1 + p 2 q2 →

garis anggaran, isocost

maks. utlitas terjadi pada saat kurva indiff. bersing-


gunggan dengan garis anggaran

slope garrs
anggaran
slope kurva indiff.
pemaksimuman utilitas

penjabaran f.o.c.  optimal choice


: fungsi permintaan, q1 = q1(p1,p2,m)
q2 = q2(p1,p2,m)
optimal choice:
berada pada garis anggaran
memberikan konsumer gugus barang yang most preferred
pesinggungan (tangent) antara kurva indif. dan garis
anggaran
Þ slope kurva indif.  slope garis anggaran
MRS12 =
community indifference curve, scitovsky indiff. curve

Community Indifference Curve


= Scitovsky indifference curve (SIC)
(Just, Hueth & Schmitz, 2004: 21)

SIC = aggregasi kurva indiff. invidual


jika semua individul di dalam perekonomian menghadapi
: ratio harga yang sama, tetapi memiliki income yang berbeda
+ individual memiliki taste yang identik
q = q (p, m1, m2, …, mn)

atau cara lain


q = q (p, m), m = , total income

menggambarkan: locus kombinasi barang q1 dan q2 yang memberikan level kesejahteraan


(wellfare, well-being) yang sama kepada komunitas secara keseluruhan
kurva indiferen masyarakat: kesembangan umum

Community Indifference Curve


: keseimbangan umum
komunitas: ada dua barang: q1, q2
ada dua individu: individu-1, individu-2
mengonsumsi q1, q2
memiliki kurva indiff. U1, U2

individu-1  kurva indiff. U01: konsumsi pada titik B tidak optimum Pareto
karena dapat berpindah ke A tanpa menyebabkan kesejah-
teraan individu-2 ( U12) berkurang
kurva indiferen masyarakat: kesembangan umum
Community Indifference Curve
: keseimbangan umum

individu-1 mengonsumsi pada titik A


pada kedudukan welfare U10
individu-2 mengonsumsi pada titik A
pada kedudukan welfare U21
kurva U10 dan U21 saling berpunggungan pada titik A
welfare individu-1 tidak mungkin lagi ditingkat-
kan (better-off) tanpa mengurangi welfare
individu-2 (worse-off), mis. pada titik E

keoptimuman Pareto
: kedudukan tertentu, mis. titik konsumsi A, yang tidak lagi memungkinkan untuk membuat seseorang better-off, tanpa
menyebabkan yang lain menderita worse-off
pada kedudukan Pareto Optimum tidak mungkin lagi dilakukan Pareto Improvement

O1AEO2 disebut kurva kontrak (contract curve)


: locus seluruh titik konsumsi yang bersifat optimum Pareto
+ memenuhi asas pemaks. utiliti konsumen
kurva kontrak  kurva indiff. komunitas
kurva indiferen masyarakat: kurva kontrak
Community Indifference Curve
: kurva kontrak
Produksi
produksi: KKP

sejumlah cara merepr. produksi


(1) produksi dengan satu input: f. produksi neoklasik
(2) produksi dengan dua input: isoquant
(3) produksi dua output dengan satu input: production possibility curve, PPC
(kurva kemungkinan produksi, KKP)
atau
product transformation curve, PTC
(kurva transformasi produk, KTP)

output: qf dan qM
F : produk sektor pangan (food)
M : produk sektor manufaktur

KKP menggambarkan locus kombinasi dua output optimal yang dapat dihasilkan dari gugus sumberdaya atau input
yang tersedia
kurva kemungkinan produksi

menurunkan KKP: pendekatan faktor spesifik oleh Samuelson & Jones (1971)
(Krugman & Obstfield, 2000: 42)
bundel input : - tanah (fixed), T
- TK (variabel), L

f. produksi : qF = f(t, LF) pangan (food)


qM = f(k, LM) manufaktur
t tanah
k kapital
L TK

faktor spesifik: faktor tertentu yang hanya digunakan oleh sektor suatu sektor
t faktor spesifik untuk produksi sektor pangan
k faktor spesifik untuk produksi sektor mnfktur
t, k bersifat tetap

faktor L digunakan kedua sektor


bersifat: variabel dan mobile

kuadran I : KKP
kuadran II : f. produksi sektor pangan
kuadran IV : f. produksi sektor manufakt.
kuadran III : keseimbangan alokasi peng- penambahan penggunaan tenaga kerja pada salah satu sektor menyebabkan
gunaan TK untuk sektor pengurangan ketersediaan faktor tenaga kerja untuk sektor lainnya
pangan dan manufaktur
menurunkan KKP
: pendekatan keseimbangan umum f. produksi → isoquant
: q1 = F1(k1, L1)
q2 = F2(k2, L2)
input k = k1+k2, kapital
L = L1+L2, labor
keseimbangan produksi dengan menggunakan bundel
input yang tersedia ditunjukkan pada persinggungan
antara isoquant, q1 dan q2
persinggungan berada pada keoptimuman Pareto
- full employment: semua input habis digunakan
untuk memproduksi q1 dan q2
- produksi q1 pada titik A, B tidak optimum Pareto
- produksi q1 pada titik C tidak dapat lagi
ditingkatkan tanpa mengurangi produksi q2
→ optimum Pareto
titik-titik keseimbangan dihu-bungkan → membentuk
kurva kontrak
Kotak Edgeworth-Bowley:: Keseimbangan dalam produksi (Markusen kurva kontrak  KKP
et al, 2004: 28, disesuaikan)
fungsi transformasi produk
slope kurva transformasi produk

fungsi transformasi produk (product transformation function)

x = g(q1, q2)
keterangan: x bundel input partial derivative merepr. perubahan
q1, q2 alternatif output penggunaan bundel input, x yang meningkat karena perubahan produksi salah satu
output, qi
 inverse dari marginal product.

total differential atas x = g(y 1, y2)

dx = dq1 + dq2 = =

g(q1, q2) = x
dx = dq1 + dq2  x = x(q1, q2)

asumsi: penggunaan input tidak berubah (tetap), dx = 0

0 = dq1 + dq2

=– slope dari KTP


marginal rate of product transformation

=– = MRPT12 marginal rate of product transformation


atau rate of product transformation (RPT12)

slope dari KTP


: laju (rate) satu output dapat disubstitusi atau ditransformasi ke produksi output lainnya jika bundel input direalokasi
→ output q2 harus dikurangi untuk menambah produksi satu satuan jumlah output q 1 (q1 dan q2 bersifat kompetitif) dengan
merealokasi bundel input
pemaksimuman revenue

problem: pemaksimuman penerimaan (revenue) w.r.t. biaya produksi

fungsi tujuan maks. p1y1 + p2y2


bundel input x = g(q1, q2), fixed
biaya prod c = vx = vg(q1, q2)
pers. Lagrange L = p1q1 + p2q2 + (c – vg(q1, q2))

f.o.c. = p1 –  =0

= p2 –  =0

 = c – g(q , q ) = 0
1 2

dihasilkan

= = = MRTP12

pemaksimuman revenue terjadi pada saat = MRPT12, yaitu ketika garis isorevenue bersinggungan (tangent)
dengan KTP
kurva transformasi produk

kurva transformasi produk

= MRTP12 =

slope KTP

pemaksimuman revenue terjadi:

= MRTP12 =

ratio harga produk


Keseimbangan
Konsumsi - Produksi
colde economy

Closed economy
asumsi:
(1) produser memaksimumkan profit, kompetitif
menentukan output pada kondisi tingkat harga komoditas
tertentu sehingga

(2) konsumer memaksimumkan utilitas, kompetitif


menentukan komoditas dikonsumsi pada tingkat harga
komoditas tertentu sehingga

(3) market clearing


komoditas-1: q1p = q1c kuantitas q1 yang diproduksi sama
dengan kuantitas konsumsi
konsumsi masyarakat dipenuhi melalui
produksi dalam negeri
komoditas-2: q2p = q2c
closed economy

Autarky (Closed economy)

asumsi:

(1) produser optimization

(2) consumer oprimization

(3) market clearing komoditas-1: q1p = q1c


komoditas-2: q2p = q2c

(Markusen et al, 2004: 53)

keseimbangan pada titik A

closed (autarky) economy


: kebutuhan konsumsi di dalam perekonomi dipenuhi
seluruhnya oleh produksi domestik pada
tingkat ratio harga, pa
open (trading) economy

Open (trading) economy


negara melakukan perdagangan
mengadopsi harga dunia yang berlaku
p* =
untuk menentukan nilai atas komoditas
yang diekspor (oversupply production)
dan komoditas diimpor (overdemand
consumption)

asumsi:
(1) produser optimization

(2) consumer optimization

(3) balance of trade p1*(q1p – q1c) + p2*(q2p – q2c) = 0


p1*q1p + p2*q2p = p1*q1c + p2*q2c
(nilai produksi) (nilai konsumsi)
(Markusen et al, 2004: 54)

national budget line M = p1*q1c + p2*q2c


open (trading) economy

Open (trading) economy


optimisasi produser → berproduksi: Q
optimisasi konsumer → mengkonsumsi: C

komoditas-1: excess demand


q1c > q1p impor
komoditas-2: excess supply
q2c < q2p ekspor

perdagangan → seimbang
: nilai produksi pada harga dunia
 nilai konsumsi
p1*q1p + p2*q2p = p1*q1c + p2*q2c
Û p1*(q1p – q1c) + p2*(q2p – q2c) = 0
Û nilai impor + nilai ekspor = 0
fungsi excess demand

Fungsi Excess Demand (ED)


ratio harga autarky, pa
p*1 < pa (slope: lebih landai)
: produksi di Q1
konsumsi di C1
komoditas-1: ED(+), impor
komoditas-2: ED(-), ekspor
p*1 = p1*1 < p1a, komoditas-1 impor

p2*1 > p2a, komoditas-2 ekspor

p*2 > pa (slope: lebih curam)


: produksi di Q2
konsumsi di C2
komoditas-1: ED(-), ekspor
komoditas-2: ED(+), impor
p*2 = p1*2 > p1a, komoditas-1 ekspor

p2*2 < p2a, komoditas-2 impor


fungsi excess demand

Fungsi Excess Demand (ED)


untuk komoditas-1
ratio harga autarky, pa
p*1 < pa (slope: lebih landai)
: produksi di Q1
konsumsi di C1
komoditas-1: ED(+), impor
komoditas-2: ED(-), ekspor
p*1 = p1*1 < p1a, komoditas-1 impor

p2*1 > p2a, komoditas-2 ekspor

p*2 > pa (slope: lebih curam)


: produksi di Q2
konsumsi di C2
komoditas-1: ED(-), ekspor
komoditas-2: ED(+), impor
p*2 = p1*2 > p1a, komoditas-1 ekspor

p2*2 < p2a, komoditas-2 impor


terimakasih

Anda mungkin juga menyukai