TENTANG
3. Orang pribadi, badan, instansi atau Wajib Pajak tidak dikenakan pungutan PPh Pasal 22 atas
pemasukan barang impor dan penerimaan pembayaran dari Belanja Negara, baik APBN maupun
APBD, hanya apabila menyerahkan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 (Impor atau Belanja
Negara).
5. Penanaman Modal yang sedang menikmati masa bebas pajak tidak dikenakan pungutan PPh Pasal 22
melalui Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang dikeluarkan untuk selama masa bebas pajak dan
jenis dan jumlah barang-barang yang diimpor sesuai dengan yang tercantum dalam "Master List".
6. Pemasukan bahan baku oleh Penanaman Modal tidak diberikan pembebasan PPh Pasal 22, kecuali
bila ada Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas nama Menteri Keuangan
yang membebaskan pemasukkan bahan baku tersebut dari berbagai pungutan, termasuk PPh Pasal
22 sebagai pelaksanaan dari SPT (Surat Persetujuan Tetap) yang telah diterbitkan sebelum tanggal
1 Januari 1984.
7. Permohonan pembebasan PPh Pasal 22 agar ditujukan kepada Kepala Inspeksi Pajak tempat
pemohon bertempat tinggal atau bertempat kedudukan, ataupun Kepala Inspeksi Pajak yang
berwenang menetapkan Pajak Penghasilan.
8. Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 agar dikeluarkan dalam waktu 2 x 24 jam, langsung oleh
Kepala Inspeksi Pajak tersebut pada angka 7 diatas, setelah semua syarat dipenuhi.
9. Bilamana timbul keragu-raguan, Kepala Inspeksi Pajak tersebut agar meneruskan ke Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak (u.p. Direktur Pajak Langsung), disertai pendapat dan usul dari Kepala
Inspeksi Pajak beserta alasan-alasannya.
10. Sambil menunggu penetapan formulir yang baru mengenai Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22
baik Impor maupun Belanja Negara, maka untuk keperluan pelaksanaan SE ini agar mempergunakan
contoh-contoh formulir yang kami sampaikan dengan surat kawat tanggal 31 Januari 1984 Nomor
S-5/PJ.24/1984.
11. Demikianlah penegasan kami untuk Saudara perhatikan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
ttd