Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

REKAYASA PROSES

PRAKTIKUM 2

KESETIMBANGAN MASSA DAN ENERGI

Oleh:

Ritfan Valentino Febriansyah (201710301050)

Asisten Produksi:

1. Sheila Fanesha Praditya (191710301037)

2. Triana Oktaviani Nurhardiningsih (191710301051)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI NDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara dengan hasil komoitas alam yang
berlimpah, salah satunya adalah komoditas kedelai. Perkembangan industri
pangan berbahan baku kedelai di Indonesia telah menyebabkan permintaan
akan kedelai terus meningkat jauh melampaui produksi dalam negeri. Kedelai
merupakan komoditas terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu,
kedelai merupakan komoditas palawija yang kaya akan protein. Kedelai segar
dibutuhkan dalam industri pangan yang berperan sebagai sumber protein nabati
yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat Indonesia
karena selain aman untuk dikonsumsi, harga kedelai relatif lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Kebutuhan kedelai terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan
baku industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco,
snack dan sebagainya. (Damardjati et al, 2005)
Salah satu olahan pangan dari kedelai adalah tahu, tahu merupakan salah
satu jenis makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Dasar
pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai
dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut,
kemudian diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai
terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Proses
pembuatan tahu masih banyak dilakukan dalam skala industri rumah tangga
atau industri kecil yang menyebabkan tingkat efisiensi penggunaan bahan baku
seperti kedelai dan air masih rendah dan tingkat produksi limbahnya sangat
tinggi.
Salah satu upaya untuk mengembangkan industri tahu adalah dengan
mengaplikasikan teknologi rekayasa proses pangan terutama pada industri
menengah ke bawah. Disini peran ahli pangan sangat diperlukan untuk
membantu pelaku industri rumah tangga agar dapat memproduksi produk yang
bermutu tinggi. Untuk dapat melakukan proses tersebut diperlukan suatu
analisis proses agar pengolahan menjadi lebih efektif dan efisien.
1.2 Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahu pisnsip kesetimbangan


massa dan menganalisis kesetimbangan mssa suatu produk
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga dengan hukum Lomonosov-


Lavoisier merupakan suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem
tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem
tersebut. Massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnakan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari raktan harus sama dengan massa produk. (Arif,2012)

Awalnya kekelan massa sulit dimengerti karena adanya gaya bouyan


atmosfer bumi. Namun setelah gaya ini dapat dimengerti oleh Antoine
Lavoisier pada tahun 1789, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting
dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern. Hukum konservasi massa
berisi bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (kecuali
atom/nuklir). Sehingga kesetimbangan massa dalam sebuah proses dapat
ditulis sebagai berikut :

▪ Input = Output

▪ Input = output + akumulasi

▪ Bahan baku = produk + limbah + akumulasi

a. SmR = Smp + SmW + SmS

b. SmR = mR1 + mR2 + mR3

c. Smp = mp1 + mp2 + mp3

d. SmW + mW1 + mW2 + mW3

e. SmS = ms1 + ms2 + ms3

2.2 Kesetimbangan energi

Kesetimbangan energi dalam suatu sistem didasarkan pada prinsip/hukum


kekekalan energi. Dalam hukum kekekalan energi mengatakan bahwasanya
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan. Yang terjadi adalah perubahan
bentuk dari satu energi ke energi lainnya. (Hariyadi, 2019). Prinsip
kesetimbangan energi sering dijumpai pada proses pembekuan, pemanasan,
pemompaan, pendinginan dan sebagainya.

Perhitungan pada kesetimbangan energi bisa dibilang hampir sama dengan


perhitungan pada perhitungan massa, dimana jumlah energi yang masuk sama
dengan jumlah energi yang keluar dari sistem. (Hariyadi, 2019)

2.3 Aliran Proses

Aliran proses merupakan urutan dari semua aktifitas yang dikerjakan


dalam suatu proses produksi mulai dari awal hingga akhir. Aliran proses
meliputi kegiatan yang bersifat produktif (operasi dan inspeksi) maupun non
produktif (transportasi, menunggu, menyimpan), dalam aliran proses semua
kegiatan yang terlibat pada pelaksanaan kerja diuraikan secara detail dari awal
sampai akhir (Wignjosoebroto, 2009). Dalam industri pembuatan tahu,
terdapat 6 proses yang meliputi perendaman, penggilingan, pemasakan,
penyaringan, penyaringan, pengasaman dan pencetak.

Dalam prose pengolahan pangan, untuk menghasilkan suatu produk akhir


tentu diperlukan beberapa tahapan proses. Dengan demikian, dalam suatu
proses pengolahan pangan sendiri terdiri dari beberapa sub proses dimana
setiap sub proses memiliki kesetimbangan massa sendiri-sendiri. (Hariyadi,
2019)

2.3.1 Penggilingan

Umumnya urutan proses pembuatannya adalah : penggilingan – perebusan


– penyaringan. Tetapi pada proses pembuatan tahu Al Jalil ini urutanya
adalah: penggililngan – perebusan – penyaringan – pengasaman –
pencetakan. Dengan metode ini, sari kedelai hasil penyaringan
memungkinkan dapat dibuat tahu maupun susu kedelai (Rahayu, 2012).

Proses ini merupakan perlakuan tumbuk atau giling kacang kedelai dan
tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga berbentuk bubur (Haryoto,
1995). Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji
kedelai dengan mesin penggilingan.
2.3.2 Perebusan

Perebusan atau pemasakan menggunakan uap air bertekanan langsung


kedalam filtrat. Pemasakan dilakukan selama 15 – 30 menit. Volume masakan
yang dihasilkan 700 L. setelah pemasakan sampai suhu 70o C, ditambah
dengan asam cuka/jantu untuk mengendapkan dan menggumpalkan protein
sehingga dapat memisahkan whey dengan gumpalan (Suprapti, 2003).
Perebusan ini dimaksudkan untuk menginaktifasi Itrypsin inhibitor,
meningkatkan nilai gizi dan kualitas kedelai, mengurangi rasa mentah dan
beany pada susu kedelai, menambah keawetan produk akhir dan merubah
sifat protein kacang kedelai sehingga mudah dikoagulasikan.

Perebusan dilakukan pada suhu 100oC selama 10 – 15 menit (Sarwono dan


Saragih, 2004). Pada proses pemasakan jangan sampai mengental pada suhu
700-800oC ditandai dengan adanya gelembung – gelembung kecil (Haryoto,
1995). Proses pemasakan ini dilakukan di wadah dibagian bawahnya terdapat
pemanas uap dengan bahan bakar yang digunakan berasal dari kayu bakar.

2.3.3 Penyaringan

Proses penyaringan dilakukan setelah proses perebusan, penyaringan


bubur kedelai pada proses ini dengan menambahkan cairan (cuka tahu) untuk
menggumpalkan bubur tahu yang telah dicampur air (Fajrur dan Retno,
2014). Selanjutnya saring bubur kedelai dan endapan airnya dengan
menggunakan batu tahu (kalsium sulfat CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml
asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, penambahan dilakukan dengan cara
sedikiti demi sedikit sambil diaduk perlahan (Santosa, 1993).

Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain saring, karena


pada proses penyaringan ini bubur kedelai sedikit mengental, sehingga pada
saat penyaringan dilakukan penambahan air pada bagian tepi saringan agar
tidak terjadi padatan yang tersisa di saringan.

2.3.4 Pengasaman

Proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan
diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka
dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan
dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey
dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan
yaitu lapisan atas whey dan lapisan bawah filtrat/endapan tahu Endapan
tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya
reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas whey
yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi
Nata De Soya. whey merupakan cairan yang diperoleh selama proses
pengumpalan protein dan susu kedelai (Sriwahyuni, 2003).

2.3.5 Pencetakan

Tahu dikeluarkan dari cetakan besi dan dilepaskan kain saringnya.


Selanjutnya tahu dikeringkan kurang dari tiga menit bertujuan untuk
mengurangi kandungan air di dalam tahu serta tahu jika dipotong tidak
hancur. Tahap selanjutnya adalah tahu akan dipotong – potong dengan ukuran
yang diinginkan sesuai pesanan. Hasil potongan tahu ini disesuaikan dengan
harganya (Benedikta anna hauliansiboro, 2017). Proses pencetakan dan
pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang
digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang diberi lubang
berukuran kecil di sekelilingnya.

Sebelum proses pencetakan, hal yang harus dilakukan adalah memasang


kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah
dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat
semacam wajan secara perlahan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan
kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di
bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu
mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini
tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan dan
membuka kain saring pada waktu tertentu.

2.3.6 Pemotongan
Setelah tahu selesai di cetak, selanjutnya tahu dipotong-potong dan
diletakkan di dalam tong bercampur dengan air asam. Maka proses
pengolahan tahu selesai dan tahu siap dijual. Namun sebelum dikirim, tahu
akan diperiksa kualitas dan mutunya, dengan dilihat langsung oleh pemilik
industri.

2.4 Industri yang dipilih

Nama Industri : Industri Tahu Al – Jalil


Alamat Industri : Dusun Kopang , Krajan 1/1 Kabupaten Jember.
Nama Pemilik : Bapak Jalil
Nomor Telepon : 0853-3633-3712
Jenis Produk : Tahu
Pemilik Usaha tahu ini Bernama Bapak Jalil yang beralamat di Dusun
Kopang, Krajan 1/1 Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bapak Jalil mendirikan
Industri tahunya sejak tahun 2012 dengan istrinya setelah mereka menikah di
Kediri dan pulang ke Jember untuk mendirikan industri miliknya. Alasan
mereka mendirikan industri ini karena untuk menambah pendapatan dan
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga karena di Dusun Kopang
krajan ini masih minim industri tahu. Namun sampai saat ini sudah ada sekitar
4 mantan karyawannya yang sudah mendirikan industri sendiri. Namun
industri tahu pak jalil sendiri masih eksis hingga saat ini. Di pasar tanjung
sendiri ada 4 outlet toko yang menjadi langganan pak jalil hingga saat ini. Pada
Industri Pak jalil ini dalam sehari mampu memproduksi tahu sekitar 6 – 7 Kw
perharinya, Namun karena Covid-19 sekarang ini hanya bisa memproduksi 4-
5 Kw karena mahalnya bahan produksi di masa pandemi seperti ini.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

• Laptop

• Alat tulis

• Internet

• Smartphone
3.1.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

• Data

• Artikel/jurnal

3.2 Diagram Alir dan Langkah Kerja


3.2.1 Diagram Alir

Mulai

Tentukan Produk

Siapkan alat tulis dan handphone

Lakukan perhitungan neraca


massa dan neraca energi

Buat pembahasan mengenai hasil analisa


neraca massa dan neraca energi

Selesai
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa Kesetimbangan Massa

4.1.1 Penggilingan

Pada proses penggilingan ceceran kedelai sebesar 1% dari massa kedelai


sebelum digiling. Massa biji kacang kedelai yang masuk kedalam mesin
penggilingan sebesar 15 kg dengan massa air 20 kg. Sehingga total bahan
yang masuk kedalam mesin penggiling sebesar 35 kg. Sedangkan komponen
yang keluar dari mesin penggiling sebesar 35 kg dengan ceceran kedelai
sebesar 1% sehingga, total ceceran kedelai sebesar 1% x 20 = 0,2 kg. Jadi
jumlah total bubur kedelai yang keluar sebesar 35 kg – 0,2 kg = 34,8 kg

4.1.2 Perebusan

Pada proses perebusan ini, mula-mulanya bubur kedelai dari mesin


penggiling di rebus dengan suhu 100oC selama 30 menit. Dengan
penambahan air 50 kg. Setelah proses pemasakan selesai didapatkan
komponen yang keluar terdiri dari uap air sebesar 5 kg yang didapatkan dari
10% x 50 kg = 5 kg. Dan bubur kedelai yang dihasilkan setelah proses
pemasakan sebesar 80 kg yang didapat dari bubur kedelai mentah sebesar 85
kg dikurangi dengan uap air yang keluar sebesar 5 kg, sehingga dihasilkan
bubur kedelai matang sebesar 80 kg.

4.1.3 Penyaringan

Pada proses penyaringan ini, bubur kedelai yang sudah matang dari proses
perebusan, selanjutnya dilakukan tahap penyaringan dengan penambahan air.
Setelah dilakukan proses penyaringan ini didapatkan hasil dari penyaringan
bubur kedelai matang dengan air yang menghasilkan ampas tahu dan sari pati
tahu.

Kesetimbangan massa yang ada adalah massa masuk = massa keluar,


sehingga komponen massa yang masuk terdiri dari bubur kedelai matang
sebesar 80 kg dengan penambahan air sebesar 30kg, sehingga total komponen
yang masuk sebesar 110 kg. Sedangkan komponen keluar terdiri dari sari pati
tahu 60 kg dan ampas tahu sebesar 50 kg.

4.1.4 Pengasaman

Pada proses pengasaman atau proses pemberian cuka, sari pati tahu
ditambah dengan air cuka dan dengan penambahan air. Dan hasil dari proses
ini menghasilkan gumpalan sari pati tahu dan juga limbah air.
Air 30 Kg

Sari Pati Tahu


60 Kg Gumpalan Sari Pati Tahu
54,36 Kg
Proses Pemberian Cuka
Air Cuka
0,6 Kg

Limbah Cair
36,24 Kg

Kesetimbangan massa pada proses ini adalah komponen masuk


merupakan sari pati tahu sebesar 60 kg ditambahkan dengan air cuka 0,6 kg
dan air sebesar 30 kg. Dengan total komponen sebesar 90,6 kg. Sedangkan
komponen keluar sebesar berupa gumpalan sari pati tahu sebesar 54,36 kg
ditambah dengan limbah cair sebesar 36,24 kg, sehingga total komponen
keluar sebesar 90,6 kg.

4.1.5 Pencetakan

Pada proses pencetakan ini, gumpalan sari pati tahu dicetak dengan
cetakan dan menhasilkan tahu yang siap edar dan juga limbah cair.
Kesetimbangan massa pada proses ini adalah komponen masuk yaitu
gumpalan sari pati tahu sebesar 54,36 kg. Dan total komponen keluar sebesar
45 kg tahu dan 9,36 kg limbah cair.

4.2 Hasil Analisa Kesetimbangan Energi

4.2.1 Penggilingan

Pada proses penggilingan ini, panas yang masuk sebesar 756 kj dengan
penambahan air sebesar 1254kj. Sedangkan untuk panas yang keluar sebesar
2004,5 kj. Sehingga jumlah total panas yang masuk berasal dari panas kedelai
ditambah dengan panas air, yang mana sebesar 756 + 1254 = 2010 kJ.
Sedangkan untuk panas yang keluar berasal dari jumlah panas keluar
ditambah dengan jumlah panas yang hilang dikurangi jumlah panas yang
masuk, sehingga sebesar 2004,5 + 301,5 – 2010 = 296 kJ

4.2.2 Perebusan

Pada proses kedua yakni proses perebusan, panas yang masuk dari bubur
kedelai sebesar 7015,68 kj dengan penambahan air sebesar 12540 kj.
Sedangkan untuk panas yang masuk sebesar 19555,68 kj. Sedangkan untuk
jumlah total panas yang keluar berasal dari panas kedelai yang mana sebesar
18.432 kJ. Sedangkan untuk panas yang keluar berasal dari jumlah panas
keluar ditambah dengan jumlah panas yang hilang dikurangi jumlah panas
yang masuk, sehingga sebesar 18.432 + 2.933,4 – 19.555,7 = 1809,7 kJ

4.2.3 Penyaringan

Pada proses ketiga yakni proses penyaringan, panas yang masuk dari bubur
kedelai matang sebesar - 8,064 kj dengan penambahan air sebesar -3,762 kj.
Sedangkan untuk panas yang masuk sebesar – 11,826 kj. Sedangkan untuk
jumlah total panas yang keluar berasal dari panas sari pati tahu yang mana
sebesar -6,912 kJ. Sedangkan untuk panas yang keluar berasal dari jumlah
panas keluar ditambah dengan jumlah panas yang hilang dikurangi jumlah
panas yang masuk, sehingga sebesar (-6,912) + (-1,7739) – (-11,826) = -
3,1401 kJ

4.2.4 Pengasaman

Pada proses keempat yakni proses perebusan, panas yang masuk dari sari pati
tahu sebesar - 6,048 kj dengan penambahan cuka sebesar – 193,5234 kj.
Sedangkan untuk panas yang masuk sebesar - 199,5714 kj. Sedangkan untuk
jumlah total panas yang keluar berasal dari panas gumpalan sari pati tahu yang
mana sebesar -6.262,272 kJ. Sedangkan untuk panas yang keluar berasal dari
jumlah panas keluar ditambah dengan jumlah panas yang hilang dikurangi
jumlah panas yang masuk, sehingga sebesar (-6.262,272) + ( -29,93571) – (-
199,5714) = - 6.092,63631 kJ
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu rekayasa proses pangan
dalam hal rekyasa bahan pangan yang berasal dari kedelai dapat diolah
menjadi bahan pangan baru seperti tahu, yang mana dalam pembuatan tahu
sendiri, terlebih lagi dalam industri tahu al jalil terdapat dua kesetimbangan
energi dan kesetimbangan massa. Yang mana dalam industri tahu al jalil
untuk prosesnya sendiri terdapat 6 proses dengan 5 hasil analisa
kesetimbangan massa dan 4 hasil analisa kesetimbangan energi.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari pembuatan laporan praktikum kali
ini yaitu sebaiknya pada praktikum selanjutnya untuk praktikum mataka
kuliah rekayasa proses praktikan dapat diharapkan dapat lebih memahami
tentang praktikum selanjutnya agar tidak terjadi kekeliruhan dan kesalahan
dalam membuat laporan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Benedikta Anna Hauliansiboro, (2017). Perancangan Alat Pemotong Tahu untuk


Mengurangi Gerak Dengan Metode Motion Time Measurement (MTM)-
Motion Time Study. Program Studi Teknik Industri. Universitas Riau
Kepulauan Batam.
Everret, J. (2010). modern grinding machine to simplify the grinding process.
Britannica Machine, 30-48.
Fajrur dan Retno, (2014). Pengembangan Industri Kecil Tahu Pada Sentral Industi
Tahu dan Tempe Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Febrianto dan Maria, (2013). Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Produksi Tahu
pada Perusahaan Keluarga UD.Pabrik Tahu Saudara di Surabaya. Program
Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra.
Surabaya.
Garda Kharisma Sidanta, (2014). Redesain Alat Bantu Pres Tahu dengan
Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Teorija
Rezhenija Izobretatelskih Zadach (Triz). Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Hariyadi, P. (2019). Landasan Teknik Pangan. Bogor: IPB Press.
Haryoto, (1995). Tahu Tempe dan Kecap Kecipir. Kanisius. Yogyakarta.
Ismed Suhaidi, (2003). Pengaruh Lama Perendaman Kedelai dan Jenis Zat
Penggumpal Terhadap Mutu Tahu. Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi
Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Kahle, B. (2020). Corn Refiners. Way Back Machine, 50-70.
Rahayu, Endang Sutriswati, (2012). Teknologi Proses Produksi Tahu. Yogyakarta:
Kanisius.
Santosa, Hieronymus Budi. (1993). Pembuatan Tempe dan Tahu Kedelai.
Yogyakarta: Kanisius.
Suprapti, M. L. (2005). Pembuatan Tahu. Kanisius: Yogyakarta.
Suryanto, (2002). Industri Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kehidupan Sosial
Ekonomi Keluarga. Yogyakarta.
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN PERHITUNGAN

KESETIMBANGAN MASSA

Kapasitas Produksi 4 - 5 Kw per hari

Dalam 1 tahun Produksi, Libur produksi hanya saat Libur Nasional

Kapasitas satu kali alur produksi : 40-50 Kg

1. Proses Penggilingan

Dari Hasil Percobaan didapat :

- Ceceran Kedelai pada saat proses penggilingan sebesar 1 % dari massa


Kedelai sebelum di giling
- Biji Kedelai setelah dalam proses penggilingan berubah menjadi Bubur
Kedelai

Kesetimbangan Massa :

Massa Masuk = Massa Keluar

Komponen masuk terdiri dari :

Massa Biji Kedelai : 15 Kg

Air : 20 Kg

Total Komponen Masuk = Biji Kedelai + Air

= 15 Kg + 20 Kg

= 35 Kg

Komponen keluar terdiri dari :


Ceceran Kedelai : 1% x 20 = 0,2 Kg

Bubur Kedelai : 35 Kg – 0,2 Kg = 34,8 Kg

Total Komponen Keluar = Bubur Kedelai + Ceceran Kedelai

= 34,8 Kg + 0,2 Kg

= 35 Kg

Tabel Perhitungan

Masuk Massa (Kg) Keluar Massa (Kg)


Biji Kedelai 20 Ke Proses Perebusan
Air 15 Bubur Kedelai 34,8
Ke Pembuangan
Ceceran Kedelai 0,2
Total 35 Total 35
2. Proses Perebusan

Dari Hasil Percobaan didapat :

- Uap Air yang dihasilkan dari Proses Perebusan sebesar 10 % dari Air yang
dimasukkan
- Bubur Kedelai Menjadi matang setelah proses perebusan

Kesetimbangan Massa :

Massa Masuk = Massa Keluar

Komponen masuk terdiri dari :

Bubur Kedelai : 35 Kg
Air : 50 Kg

Total Komponen Masuk = Bubur Kedelai + Air

= 35 Kg + 50 Kg

= 85 Kg

Komponen keluar terdiri dari :

Uap Air : 10% x 50 Kg = 5 Kg

Bubur Kedelai Matang : 85 Kg – 5 Kg = 80 Kg

Total Komponen Keluar = Bubur Kedelai Matang + Uap Air

= 80 Kg + 5 Kg

= 85 Kg

Tabel Perhitungan

Masuk Massa (Kg) Keluar Massa (Kg)


Dari Proses Perebusan Ke Proses Penyaringan
Bubur Kedelai 35 Bubur Kedelai Matang 80
Bahan Tambahan Ke Pembuangan
Air 50 Uap Air 5
Total 85 Total 85
3. Proses Penyaringan

Dari Hasil Percobaan didapat :

Hasil penyaringan Bubur Kedelai Matang dengan air menghasilkan Ampas tahu
dan Sari Pati Tahu
Kesetimbangan Massa :

Massa Masuk = Massa Keluar

Komponen masuk terdiri dari :

Bubur Kedelai Matang : 80 Kg

Air : 30 Kg

Total Komponen Masuk = Bubur Kedelai Matang + Air

= 80 Kg + 30 Kg

= 110 Kg

Komponen keluar terdiri dari :

Sari Pati Tahu : 60 Kg

Ampas Tahu : 50 Kg

Total Komponen Keluar = Sari Pati Tahu + Ampas Tahu

= 60 Kg + 50 Kg

= 110 Kg

Bubur Kedelai + Air = Bubur Kedelai Matang + Uap Air

( 80 + 30 ) Kg = ( 60 + 50 ) Kg

Tabel Perhitungan

Masuk Massa Keluar Massa


(Kg) (Kg)
Dari Proses Penyaringan Ke Proses Pemberian
Bubur Kedelai Matang 80 Cuka
Bahan Tambahan Sari Pati Tahu 60
Air 30 Ke Pembuangan
Ampas Tahu 50
Total 110 Total 110
4. Proses Pemberian Cuka

Air 30 Kg

Sari Pati Tahu


60 Kg Gumpalan Sari Pati Tahu
54,36 Kg
Proses Pemberian Cuka
Air Cuka
0,6 Kg

Limbah Cair
36,24 Kg

Dari Hasil Percobaan didapat :

- Hasil dari Penambahan Cuka Menghasilkan Gumpalan sari pati tahu.


- Limbah cair yang dihasilkan sebesar 36,24 Kg

Kesetimbangan Massa :

Massa Masuk = Massa Keluar

Komponen masuk terdiri dari :

Sari Pati Tahu : 60 Kg

Air Cuka : 0,6 Kg

Air : 30 Kg

Total Komponen Masuk = Sari Pati Tahu + Air Cuka + Air

= 60 Kg + 0,6 Kg + 30 Kg

= 90,6 Kg

Komponen keluar terdiri dari :

Gumpalan Sari Pati Tahu : 54,36 Kg

Limbah Cair : 36,24 Kg

Total Komponen Keluar = Gumapalan Sari Pati Tahu + Limbah Cair


= 54,36 Kg + 36,24 Kg

= 90,6 Kg

Sari Pati Tahu + Air Cuka + Air = Gumapalan Sari Pati Tahu + Limbah Cair

( 60 + 30 + 0,6 ) Kg = ( 54,36 + 36,24 ) Kg

Tabel Perhitungan

Masuk Massa (Kg) Keluar Massa (Kg)


Dari Proses Ke Proses Pencetakan
Pemberian Cuka Gumapaln Sari Pati Tahu 54,36
Sari Pati Tahu 60 Ampas Tahu 36,24
Air Cuka 30
Air 0,6
Total 90,6 Total 90,6

5. Proses Pencetakan

Dari Hasil Percobaan didapat :

- Hasil dari proses pencetakan adalah dihasilkan Tahu pada satu papan seberat
45 Kg.
- Limbah cair yang dihasilkan sebesa 9,36 Kg

Kesetimbangan Massa :

Massa Masuk = Massa Keluar

Komponen masuk terdiri dari :


Gumapalan Sari Pati Tahu : 54,36 Kg

Total Komponen Masuk = Gumapalan Sari Pati Tahu =


= 54,36 Kg

Komponen keluar terdiri dari :

Tahu : 45 Kg

Limbah Cair : 9,36 Kg

Total Komponen Keluar = Tahu + Limbah Cair

= 45 kg + 9,36 Kg

= 54,36 Kg

Gumapalan Sari Pati Tahu = Tahu + Limbah Cair

54,36 Kg = ( 45 + 9,36 ) Kg

Tabel Perhitungan

Masuk Massa Keluar Massa (Kg)


(Kg)
Dari Proses Pencetakan Ke Produk Jadi
Gumapalan Sari Pati Tahu 54,36 Tahu 45
Limbah Cair 9,36
Total 54,36 Total 54,36
KESETIMBANGAN ENERGI

Kapasitas Produksi : 4-5 Kw / Hari

Waktu Produksi : 8-10 Jam / Hari

Satuan Panas : kJ

Basis Waktu : 1 hari

Tempratur Refrensi : 25oC

Cp untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

➢ Cp Air : 4,18 kJ/Kg oC


➢ Cp Kedelai : 3,36 kJ/Kg oC
➢ Cp Cuka :

1. Penggilingan

Panas Masuk

- Kedelai
- ∆𝑯 𝒌𝒆𝒅𝒆𝒍𝒂𝒊 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 15 x 3,36 x ( 40-25 )
= 756 kJ
- Air
- ∆𝑯 𝑨𝒊𝒓 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 20 x 4,18 x 15
= 1254 kJ

Total ∆𝑯 masuk = ∆𝑯 Kedelai + ∆𝑯 Air

= 756 + 1254

= 2010 kJ

Asumsi ∆𝑯 loss = 15% ∆𝑯 masuk

= 0,15 x 2010 kJ
= 301,5

Panas Keluar

- Kedelai

Cp Bubur Kedelai = ( 0,51 x 3,36 ) + ( 0,51 x 4,18 )

= 1,71 + 2,13
= 3,84
∆𝑯 Bubur Kedelai = m x Cp x ∆𝑻
= 34,8 x 3,84 x 15
= 2004,5
∆𝑯 Masuk + Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss
Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss - ∆𝑯 Masuk
= 2004,5 + 301,5 – 2010
= 296 kJ

∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌 ∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌
Komponen Komponen
( kJ ) ( kJ )
Total ∆𝑯 Masuk 2010 Total ∆𝑯 Keluar 2004,5
Supplay Panas 1809,7 Panas Hilang 301,5
Total 2306 Total 2306
2. Perebusan

Panas Masuk

- Bubur Kedelai
- ∆𝑯 𝑩𝒖𝒃𝒖𝒓 𝒌𝒆𝒅𝒆𝒍𝒂𝒊 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 34,8 x 3,36 x ( 100 - 40 )
= 7015,68 kJ
- Air
- ∆𝑯 𝑨𝒊𝒓 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 50 x 4,18 x 60
= 12540 kJ

Total ∆𝑯 masuk = ∆𝑯 Kedelai + ∆𝑯 Air


= 7015,68 + 12540

= 19555,68 kJ

Asumsi ∆𝑯 loss = 15% ∆𝑯 masuk

= 0,15 x 19555,68 kJ

= 2933,352 kJ

Panas Keluar

- Kedelai
∆𝑯 Bubur Kedelai = m x Cp x ∆𝑻
= 80 x 3,84 x 60
= 18.432 kJ
∆𝑯 Masuk + Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss
Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss - ∆𝑯 Masuk
= 18.432 + 2.933,4 – 19.555,7
= 1809,7 kJ

∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌 ∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌
Komponen Komponen
( kJ ) ( kJ )
Total ∆𝑯 Masuk 19555,7 Total ∆𝑯 Keluar 18432
Supplay Panas 1809,7 Panas Hilang 2933,4
Total 21.365,4 Total 21.365,4

3. Penyaringan

Panas Masuk

- Bubur Kedelai Matang


- ∆𝑯 𝑩𝒖𝒃𝒖𝒓 𝒌𝒆𝒅𝒆𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 80 x 3,36 x ( 100 - 70 )
= - 8,064 kJ
- Air
- ∆𝑯 𝑨𝒊𝒓 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 30 x 4,18 x (-30)
= -3,762 kJ

Total ∆𝑯 masuk = ∆𝑯 Bubur Kedelai Matang + ∆𝑯 Air

= (- 8,064 )+ (-3,762)

= -11,826 kJ

Asumsi ∆𝑯 loss = 15% ∆𝑯 masuk

= 0,15 x -11,826 kJ

= -1,7739 kJ

Panas Keluar

- Sari Pati Tahu


- ∆𝑯 Sari Pati Tahu = m x Cp x ∆𝑻
= 60 x 3,84 x (-30)
= -6,912 kJ
∆𝑯 Masuk + Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss
Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss - ∆𝑯 Masuk
= (-6,912) +( -1,7739) – (-11,826)
= - 3,1401 kJ

∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌 ∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌
Komponen Komponen
( kJ ) ( kJ )
Total ∆𝑯 Masuk -11,826 Total ∆𝑯 Keluar -6,912
Supplay Panas - 3,1401 Panas Hilang -1,7739
Total -8,6859 Total -8,6859
4. Pemberian cuka

Panas Masuk

- Sari Pati Tahu


- ∆𝑯 𝑺𝒂𝒓𝒊 𝑷𝒂𝒕𝒊 𝑻𝒂𝒉𝒖 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻

= 60 x 3,36 x ( 100 - 70 )
= - 6,048 kJ

- Cuka
- ∆𝑯 𝑪𝒖𝒌𝒂 = 𝒎 𝒙 𝑪𝒑 𝒙 ∆𝑻
= 0,6 x 10,7513 x (-30)
= -193,5234 kJ

Total ∆𝑯 masuk = ∆𝑯 Sari Pati Tahu + ∆𝑯 Cuka

= (- 6,048)+ (-193,5234)

= -199,5714 kJ

Asumsi ∆𝑯 loss = 15% ∆𝑯 masuk

= 0,15 x -199,5714 kJ

= -29,93571 kJ

Panas Keluar

- Gumpalan Sari Pati Tahu


- ∆𝑯 Sari Pati Tahu = m x Cp x ∆𝑻
= 54,36 x 3,84 x (-30)
= -6.262,272 kJ
∆𝑯 Masuk + Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss
Supply Panas = ∆𝑯 Keluar + ∆𝑯 loss - ∆𝑯 Masuk
= (-6.262,272) +( -29,93571) – (-199,5714)
= - 6.092,63631 kJ

∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌 ∆𝑯 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒌
Komponen Komponen
( kJ ) ( kJ )
Total ∆𝑯 Masuk -199,5714 Total ∆𝑯 Keluar -6.262,272
Supplay Panas -6.092,63631 Panas Hilang -29,93571
Total -6.292,20771 Total -6.292,20771

Anda mungkin juga menyukai