Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998, kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

perusahaan leasing dengan pihak yang lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga . Istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere

yang berarti kepercayaan. Seseorang atau suatu instansi yang

memberikan kredit (Kreditor) percaya bahwa penerima kredit (Debitur)

pada masa yang akan datang sanggup memenuhi segala sesuatu yang

telah dijanjikan berdasarkan ketentuan atau perjanjian yang telah

disepakati oleh pihak perusahaan l dan pihak pembiayaan debitur yang

mewajibkan pihak peminjam untuk membayar utang pada jangka waktu

yang sudah di tentukan dengan pemberian bunga.

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk mendapatkan

keuntungan. Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang

diterima oleh perusahaan pembiayaan sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah atau Debitur.

Kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak

sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada

perusahaan seperti yang telah diperjanjikan, timbulnya kredit macet pada

dunia perusahaan pembiayaan disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya karena adanya unsur kesengajaan untuk melanggar

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan

1
pembiayaan. Adanya kredit macet terlalu banyak akan menimbulkan

kerugian yang besar, dan kerugian ini akan menghambat operasi

perusahaan.

PT Wahana Ottomitra Multiartha merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan. Penyaluran kredit

kepada nasabah mengandung risiko yang sangat besar. Salah satunya

adalah tidak kembalinya dana atau kredit yang disalurkan kepada

nasabah karena tidak semua nasabah mampu mengembalikan kredit

dengan baik dan tepat waktu. Kredit bermasalah atau kredit macet dapat

disebabkan oleh faktor ekstern dan juga intern perusahaan. Faktor

eksternal biasanya berasal dari debitur seperti kegagalan usaha karena

kelesuan pasar atau kejadian luar biasa yang tidak diperkirakan

sebelumnya seperti tempat usaha debitur terkena bencana atau

mengalami kebakaran. Faktor intern berasal dari perusahaan sendiri

seperti sikap kurang hati-hati dalam melakukan analisis kredit, kesalahan

dalam penaksiran jaminan dan lemahnya pengendalian intern

perusahaan. Jumlah nasabah yang mengalami kredit macet setiap

bulannya kurang lebih 80 konsumen dengan ammount Rp812.939.817.

Konsumen yang biasanya mengalami kredit macet berprofesi sebagai

ojek online, buruh bangunan, dan buruh pabrik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul

“Proses Penyelesaian Kredit Macet Konsumen Pada PT Wahana

Ottomitra Multiartha Cabang Makassar.

2
B. Ruang Lingkup

PT Wahana Ottomitra Multiartha Cabang Makassar, merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan. Perusahaan

pembiayaan adalah suatu bentuk perusahaan yang memfokuskan

bisnisnya kepada pemberian dana atau pembiayaan kepada pihak lain

atas suatu benda atau barang yang akan dibeli atau dimiliki oleh pihak

tersebut. Setiap melakukan pemberian dana atau pembiayaan kepada

pihak lain perusahaan akan mengenakan bunga atas setiap dana yang

diberikan atau dipinjamkan. Besarnya bunga ditentukan oleh perusahaan

dengan melihat kondisi perkembangan tingkat suku bunga yang berlaku.

Penulis bekerja sebagai staff remedial officer yang melakukan

atau bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan penagihan atau

penarikan terhadap unit kendaraan konsumen yang menunggak,

mengunjungi konsumen yang menunggak untuk melakukan penagihan

atau penarikan unit sesuai dengan DKHR, bucket dan wilayahnya,

memberikan surat tugas penarikan kepada nasabah yang menunggak,

hal ini penulis lakukan apabila konsumen mengalami keterlambatan untuk

melakukan pembayaran dalam kurung waktu 3-4 bulan.

C. Manfaat

Laporan ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk berbagi

pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, manfaat laporan ini meliputi:

1. Manfaat teoritis

Penulis berharap laporan ini dapat memberikan informasi serta

masukan mengenai upaya penyelesaian kredit macet terhadap

nasabah pada PT Wahana Ottomitra Multiartha Cabang Makassar.

3
2. Manfaat praktis

Penulis memiliki harapan agar laporan ini dapat bermanfaat

untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan

pembaca mengenai kredit macet dan juga dapat digunakan sebagai

dasar studi untuk perbandingan dan referensi bagi mahasiswa/i lainnya

dan diharapkan untuk laporan yang selanjutnya bisa lebih baik.

4
5
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA

A. Jenis dan Bentuk Kegiatan Kerja

Penulis bekerja sebagai Staff Remedial Officer pada PT Wahana

Ottomitra Multiartha Tbk Cabang Makassar, yang berlokasi di Jl.

Pengayoman No.41c, Masale, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan 90321 Indonesia yang terhitung sejak 25 Mei 2023

sampai sekarang.

Selama bekerja di PT Wahana Ottomitra Multirartha Cabang

Makassar penulis mengikuti beberapa aktivitas sehari-hari yang menjadi

kewajiban sebagai karyawan seperti melaksanakan breafing, kunjungan

kepada konsumen, penarikan unit dan penagihan unit.

B. Prosedur Kerja

Dalam hal ini prosedur kerja yang dilakukan penulis selama

bekerja di PT Wahana Ottomitra Multiartha Cabang Makassar yang

menjadi tugas dan tanggungjawab penulis sebagai Staff Remedial Officer

adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan breafing

PT Wahana Ottomira MultiArtha Cabang Makassar

melaksanakan Breafing setiap harinya yaitu dengan memberikan

penjelasan-penjelasan secara singkat atau pertemuan untuk

memberikan penerangan secara ringkas. Pada PT Wahana Ottomitra

Multiartha Cabang Makassar melaksanakan breafing terbagi menjadi

2 (dua) yaitu melaksanakan breafing secara umum yang membahas

11
mengenai pencapaian masing-masing departemen sedangkan

melaksanakan breafing secara departemen yaitu membahas tentang

kronologis atau permasalahan yang terjadi terhadap konsumen atas

keterlambatan pembayaran yang sudah lewat tanggal jatuh tempo.

2. Kunjungan kepada konsumen

Kunjungan ini penulis terjun langsung mendatangi lokasi tempat

tinggal konsumen dan membicarakan maksud dan tujuan mendatangi

konsumen, hal ini dilakukan guna untuk memberi tahu kepada

konsumen bahwa adanya keterlambatan pembayaran kredit dan

menanyakan kapan bisa melakukan pembayaran.

Adapun langkah-langkah yang penulis terapkan dalam

melaksanakan kunjungan kepada konsumen ialah:

a. Memperlihatkan surat kuasa penarikan

b. Menjelaskan kepada konsumen mengenai mekanisme

pembayaran

c. Mengkonfirmasi angsuran perbulan

d. Mempertanyakan keberadaan unit

e. Melakukan negoisasi pembayaran

f. Menjelaskan history pembayaran melalui kartu piutang

3. Penarikan Unit

Apabila konsumen tidak sanggup lagi membayar tunggakan

kreditnya maka PT Wahana Ottomitra Multiartha Cabang Makassar

akan melakukan penarikan unit. Sebelum melakukan penarikan unit

penulis berupaya mungkin melakukan komunikasi dengan baik

terhadap konsumen mengenai pembayaran kredit apakah masih bisa

12
dilanjutkan atau konsumen butuh waktu beberapa saat untuk mencari

dana agar bisa membayar demi mempertahankan unit yang dimiliki.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penarikan unit

yang penulis lakukan adalah :

a. Memperlihatkan surat kuasa penarikan dari perusahaan kepada

konsumen.

b. Penulis menjelaskan kepada konsumen mengenai mekanisme

pembayaran yang dimiliki.

c. Mengkonfirmasi kembali kredit perbulannya yang di ambil

konsumen.

d. Mempertanyakan keberadaan unit yang akan dikembalikan ke

perusahaan.

e. Melakukan negoisasi pembayaran.

f. Menjelaskan history pembayaran melalui kartu piutang.

4. Penagihan Unit

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Cabang Makassar

melakukan penagihan kepada konsumen, apabila konsumen tidak

sanggup membayar tunggakan kreditnya, maka pihak PT Wahana

Ottomitra Multiartha Tbk Cabang Makassar akan menghubungi pihak

penanggung jawab yang ikut serta menandatangani perjanjian kredit.

Dalam penagihan unit ini adalah langkah terkahir yang dilakukan

apabila konsumen tidak sanggup lagi membayar kredit serta denda

yang ada di perusahaan. Hal ini terjadi apabila penulis sudah

melakukan beberapa tahapan sesuai dengan prosedur perusahaan

mengenai penagihan kredit, konsumen tidak dapat lagi

13
mempertahankan unit yang di miliki serta unit tersebut dikembalikan

ke perusahaan.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penagihan unit yang

penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Pihak perusahaan memberikan surat kuasa penarikan kepada

tim remedial officer untuk di berikan kepada konsumen sehingga

konsumen dapat mengambil keputusan apakah angsuran kredit

yang macet selama 4 bulan atau lebih akan dibayar atau tidak

b. Ketika konsumen sudah tidak sanggup untuk melakukan

pembayaran angsuran maka tim remedial officer terlebih dahulu

mengecek kendaraan melalui pengamatan secara langsung dan

mengisi form BASTK (Berita Acara Serah Terimah Kendaraan).

c. Setelah mengecek kondisi kendaraan dan sesuai format BASTK

maka konsumen menandatangani form tersebut.

d. Setelah melakukan pengecekan dan penantanganan BASTK unit

terlebih dahulu dibawah ke kantor sebagai tanda bukti bahwa

unit konsumen sudah ditarik

e. Form BASK diberikan kepada admin remedial officer untuk

melakukan penginputan data dan mengumpulkan lembaran

BASTK ke petugas gudang.

f. Selanjutnya unit yang telah di tarik dibawah langsung kegudang.

C. Permasalahan di Lingkungan Kerja

Permasalahan yang penulis dapatkan pada saat terjung langsung

ke lapangan sebagai staff remedial officer yang terkait dengan

pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan keterlambatan

14
pembayaran kredit yang dilakukan oleh konsumen, maka dari itu penulis

mengalami beberapa permasalahan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang sudah tidak sesuai dengan alamat tagih.

2. Adanya penggadaian unit yang dilakukan oleh Konsumen.

3. Konsumen yang memiliki karakter yang sulit untuk berkomunikasi

dengan baik.

4. Unit sementara dalam proses hukum.

5. Konsumen yang sulit untuk ditemui pada saat jam operasional kerja.

6. Konsumen hanya atas nama dalam pengambilan/pembelian unit

tersebut.

D. Upaya Penyelesaian Kerja

Dilihat dari permasalahan yang muncul adapun upaya yang dapat

dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut diantaranya:

1. Jika konsumen sudah tidak sesuai dengan alamat tagih maka penulis

melakukan komunikasi lewat telepon, dan apabila konsumen tidak

bisa dihubungi maka penulis mengecek lokasi tempat tinggal

sebelumnya untuk mengkonfirmasi kepada tetangga setempat

apakah keberadaan konsumen tersebut dia ketahui atau tidak, serta

mengecek data-data dan mencari tahu dimana tempat kerja

konsumen tersebut.

2. Apabila konsumen mengatakan bahwa unit yang dimiliki sudah

digadaikan, maka penulis mempertanyakan serta meminta bukti

kepada konsumen apakah unit tersebut betul-betul digadaiakan dan

dimana lokasi penggadain unit tersebut untuk bisa mengecek

langsung dan membicarakan kepada pihak tempat penggadaian

15
untuk dapat mengambil apa yang menjadi hak dan kewajiban dari

perusahaan.

3. Apabila konsumen memiliki karakter yang sulit untuk berkomunikasi

dengan baik, maka penulis menjelaskan maksud dan tujuannya

mendatangi konsumen mengenai unit yang dimiliki, menjaga

perkataan agar konsumen tidak mudah tersinggung dan tidak

gampang terprovokasi, apabila penulis sudah menjelaskan dengan

baik namun konsumen masih belum bisa menerima maka dari itu

penulis meninggalkan tempat tinggal konsumen agar tidak terjadinya

hal yang tidak diinginkan.

4. Jika unit sementara dalam proses hukum maka penulis harus datang

langsung ke kantor polisi untuk memastikan bahwa konsumen dan

kendaraan benar dalam proses hukum atau sementara dijadikan

barang bukti sambil menunggu keputusan dari pengadilan.

5. Apabila konsumen sulit ditemui di jam operasional kerja, maka

penulis harus melakukan cek lingkungan baik ke tetangga dan aparat

setempat misalnya bapak/ibu RT. Dan apabila penulis memiliki nomor

telepon yang bisa dihubungi maka penulis mengkonfirmasi kepada

konsumen kapan memiliki waktu untuk membicarakan terkait

pembayaran angsuran yang terlambat.

6. Ketika konsumen hanya atas nama dalam pengambilan/pembelian

unit, maka penulis harus menggali informasi kepada konsumen baik

itu alamat rumah, nomor telepon, tempat kerja serta hubungan antara

konsumen dan pengguna unit tersebut karena penulis akan

melakukan pengembangan dan pelacakan ke pengguna unit.

16
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Proses penyelesaian kredit macet konsumen di PT Wahana Ottomitra Multiartha

Tbk yaitu tergantung masalah yang dihadapi:

1. Apabila konsumen tidak sesuai dengan alamat tagih, maka penulis langsung

mengecek ke tempat tinggalnya.

2. Adanya penggadaian unit yang dilakukan oleh konsumen maka penulis meminta

bukti kwitansinya.

3. Konsumen yang memiliki karakter yang sulit berkomunikasi dengan baik maka

penulis menjelaskan dengan baik maksud dan tujuannya.

4. Unit sementara dalam proses hukum maka penulis langsung ke kantor polisi untuk

memastikan.

5. Konsumen sulit ditemui maka penulis mengkonfirmasi ke konsumen kapan waktu

yang tepat untuk bertemu.

6. Konsumen hanya atas nama dalam pengambilan/ pembelian unit maka penulis akan

melakukan pengembangan dan pelacakan ke pengguna unit.

B. Saran

Setelah memperhatikan masalah yang dihadapi oleh PT Wahana Ottomitra

Multiartha Cabang Makassar maka penulis memberikan saran-saran Untuk

mengantisipasi kredit macet sebaiknya perusahaan meningkatkan monitoring dan

pengawasan terhadap kredit yang diberikan baik mengenai manajemen maupun

keadaan konsumen, sebelum kredit diberikan pihak perusahaan memperhatikan kriteria

calon konsumen guna menghindari terjadinya kredit bermasalah dan dapat melihat latar

belakang konsumen.

17

Anda mungkin juga menyukai