Anda di halaman 1dari 4

EDELWEISS

DI TENGAH
KRISIS
Deden Faiz Taptajani
Bunga Abadi Di Puncak Nurani
SEBUAH SYAHADAT
PEMBEBASAN..

Bismillah Ku Ikrarkan... Sebelum aku Tulis Sebuah


Kalam Kalam Perjalanan.. Untukmu wahai Bunga Sang
Pujaan..

Bismillah Ku Panjatkan Di Tengah Hening dan Sunyi


Nya Angin Malam.. Ku Lantunkan Dzikir Dzikir
Kebebasan.. Kepadamu Hati Yang Terbelenggu
Kenistaan..

Bismillah Ku Panjatkan.. Kepada Angin Yang


Mengembara Dari Utara Ke Selatan... Kepada Bintang
Yang Gemerlap Bersama Rembulan.. Kepada Suara
alam Yang Bermunajat Kepada Tuhan....

UNTUKMU... EDELWEISS YANG SEDANG TERPEJAM


TUNAS KELAPA PEMBAWA CINTA

Juni.. 2021
Pagi Hari Pukul 05.00 Seperti Biasa Aku Terbangun Dari Hibernasiku.. Setelah
Lelah Menulis Puisi Semalaman. Diriku Bangkit Dari Kasur Yang Cukup Keras
Lalu Aku Memasang Kuda Kuda Untuk Heayyy dan Nguliat Sejenak. Setelah
Ngahuleung Sekitar 2 Jam Lebih Aku Teringat Ada Jadwal Dinas Hari Ini, "ALLAH
KAREEEM" Ucapku Yang Sedikit Reuwas Ini. Aku Bergegas Memakai Seragam
Kebanggaan ku, Berangkat untuk mengikuti kegiatan Sidang Paripurna (Tapi
Bukan DPR). Setelah Berseragam Lengkap, Segera Aku Sarapan pagi dengan
segenggam roti merk sari Dewi dan Minum Kapal api, tak lupa asap magnum
yang menemani setiap aktivitasku.

Aku Berangkat Bersama Garry (Motor Vario CBS Warna Silver Yang Ku Beli
Second Untuk Keperluan Operasional Pendidikan) "Mahh Aku Berangkat..."
Ucapku Kepada nyokap...

Sampailah aku Ke Sebuah Hotel Bintang 4 Di Kota Tempat Ku Tinggal, Aku Pun
Menjumpai Atasanku, SANG JENDERAL BINTANG 7.

"Lapor Pak..!! Prajurit Kepala Siap Mengikuti Intruksi" Ucapku Kepada


Komandan.

"Hmmm Sini.. Ngopi dulu" Ucap Komandanku

Kami Pun Menghisap Tembakau Bersama Sebelum Kegiatan.

Kebetulan Dinas Yang Kami Ikuti Melibatkan 10 Kecamatan Yang Ada Di Kotaku.

"TENG TENG TENG" Acara Dimulai...

1
Semuanya Masuk Dan Bergegas Memasuki Ruangan Di Lobby Hotel. Tampak
Meja Berjajar rapi dan di meja itu tertulis nama wilayah di setiap delegasi, aku
dan seluruh pasukan dari kesatuan ku langsung duduk di meja yang telah di
sediakan. Acara Pembukaan sidang dilaksanakan secara khidmat.

Pleno 1,2 dst pun di gelar tampak beberapa perwira tinggi berdebat dalam
persidangan. Akupun yang seorang mahasiswa tingkat 2 hanya tersenyum tipis,
karena forum persidangan jauh berbeda dengan yang biasa ku lakukan di
kampus. Tampak NASDEM (Nasionalis dan adem ayem) Seusai Itu, tibalah Kita
Memasuki sesi Sidang Komisi, Terjadi Pemisahan Antara Perwira Tinggi dan
Prajurit Kelas Menengah. Kami Para Prajurit Langsung Duduk di Meja Yang Telah
di Sediakan.

Tampak Panglima Prajurit Kota Memberikan Komando "PRAJURIT KUMPUL"


Ucap Kapten F. Mulady, Kami Bergegas Kumpul. Di Tengah Riuh Pasukan Sontak
Aku Di Kagetkan dengan Kehadiran Kawan Lamaku Kopral Izmy Ia kawan
lamaku sewaktu masih di Medan Perang Cibeureum Dia Langsung Menepuk
Pundaku Dengan Polontong

"Brayy Piye Kabare" Ucap Si Gumasep Itu

Kami Pun Berpelukan (Tapi Sorry Gw gak Homo)

Setelah Berbincang Cukup singkat Kami Pun Duduk berdua mengikuti jalannya
Sidang. Tapi Sebelumnya Sidang komisi yang di gelar adalah hasil dari sidang
khusus prajurit yang sudah dilaksanakan tempo hari. Dan kebetulan aku
memerintahkan anak buahku yang masih planga plongo untuk menghadirinya,
sontak aku cuma diam dan memperhatikan keadaan sekeliling.

Ditengah jalannya sidang, mataku di bius oleh sesosok wanita manis dari sektor
selatan. Senyum lebar dengan gigi yang mirip kelinci ukraina kulit putih seperti
Salju di Dataran Eropa Timur. Aku terkesima seketika," Nikmat Tuhan Manakah
yang Engkau Dustakan"

Gumamku....

BERSAMBUNG...

Anda mungkin juga menyukai