Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN BUDAYA

KESELAMATAN RUMAH SAKIT

RSIA ADINA WONOSOBO


JL.PasukanRonggolawe No. 24 Wonosobo, Jawa Tengah
56311
Telp.(0286) 322468 – 321301, Fax. (0286) 325371
Email :rsiaadina@yahoo.co.id
Website :www.rsiaadinawonosobo.com

1
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR: ..................................................
TENTANG

.....................................................................................

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ADINA WONOSOBO

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ADINA WONOSOBO,

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak Adina


Wonosobo sebagai institusi yang bergerak di
bidang pelayanan kesehatan harus mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi – tingginya;
b. bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan,
dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit sebagai acuan dala melayani
pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b diatas, perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur RSIA
Adina Wonosobo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2015
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1438/MenKes/Per/IX/2010 tentang

2
Standar Pelayanan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 92 tahun 2014 tentang Komunikasi Data
dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 tahun 2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan
Kementrian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 33 tahun 2019 tentang Panduan Perilaku
Interaksi Pelayanan Publik di Lingkungan
Kementrian Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
ADINA WONOSOBO TENTANG PANDUAN BUDAYA
KESELAMATAN RS RSIA ADINA WONOSOBO
Pertama : Memberlakukan Panduan Budaya Keselamatan Pasien di
RSIA Adina Wonosobo sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini;
Kedua : Biaya yang timbul akibat diterbitkannya peraturan ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
RSIA Adina Wonosobo;
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan maka akan
ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

3
Ditetapkan di : Wonosobo
Pada tanggal :

Direktur
RSIA Adina Wonosobo

dr. Suci Hidayati Gusri, MMR

4
DAFTAR ISI

5
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan komponen penting dari


kualitas kesehatan. Bahkan dengan kewaspadaan terus
menerus, penyedia layanan kesehatan menghadapi banyak
tantangan di lingkungan perawatan kesehatan dalam usaha
untuk selalu menjaga pasien tetap aman. Studi tentang
keselamatan pasien sekarang menjadi subjek yang
diharapkan untuk dapat memberikan umpan balik melalui
penerapan langkah-langkah perbaikan berdasarkan
identifikasi masalah. Evolusi kesehatan yang berjalan terus
menerus meningkatkan kepedulian tentang pentingnya
membangun dan mempertahankan budaya keselamatan
pasien.
Budaya keselamatan pasien didefinisikan sebagai
sebuah produk dari nilai-nilai individu dan kelompok, sikap,
persepsi, kompetensi dan pola perilaku yang menentukan
komitmen dan gaya serta kemampuan untuk mengatur
kesehatan dan keselamatan dalam organisasi (Sammer,
2010). Oleh karena itu penelitian pada budaya keselamatan
dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran tentang peran
budaya dalam mempromosikan lingkungan yang aman
(Doweri et al, 2013).
Hellings et al (2017) menjelaskan bahwa bahwa
tantangan terbesar kearah sistem kesehatan yang lebih
aman adalah mengubah budaya dari menyalahkan
seseorang karena kesalahan/error yang dianggap sebagai
kegagalan individu menjadikannya sebagai peluang untuk
memperbaiki sistem dan mencegah cedera. Dengan demikian
mengembangkan budaya keselamatan merupakan salah
satu pilar bagi kegiatan keselamatan pasien. Penerapan dari
hal tersebut harus tersurat didalam organisasi, menjadi
prioritas utama dalam kegiatan dan didorong oleh prinsip

6
kepemimpinan (Sammer et al, 2010).
Keselamatan pasien adalah sebuah transformasi
budaya, dimana budaya yang diharapkan adalah budaya
keselamatan, budaya tidak menyalahkan, budaya lapor dan
budaya belajar. Dalam proses ini diperlukan upaya
transformasional yang menyangkut intervensi multi tingkat
dan multi dimensional yang terfokus pada misi dan strategi
organisasi, leadership style, serta budaya organisasi (Kirk et
al, 2010).

Pada tahun 2004 Agency for Healthcare Research and


Quality (AHRQ) suatu komite untuk kualitas kesehatan di
Amerika meluncurkan Hospital Survey on Patient Safety
Culture (HSPSC) merupakan sebuah survei bagi seluruh staf
rumah sakit yang didesain untuk membantu rumah sakit
menilai budaya keselamatan pasien di institusinya. Sejak
saat itu 100 rumah sakit di Amerika telah
mengimplementasi survei ini (AHRQ, 2004).

Survei Hospital Survey On Patient Safety Culture


menngukur budaya keselamatan pasien dari segi perspektif
staf rumah sakit. Survei ini dapat mengukur budaya
keselamatan pasien untuk seluruh staf rumah sakit dari
housekeeping, bagian keamanan, sampai dokter dan
perawat. AHRQ menilai budaya keselamatan pasien
dipengaruhi oleh 3 aspek yang dibagi kedalam 12 dimensi,
diantaranya (AHRQ, 2004):
1. Tingkat unit, terdiri atas dimensi:

a. Supervisor/manager action promoting safety

b. Organizational learning – perbaikan berkelanjutan

c. Kerja sama dalam unit di rumah sakit

d. Komunikasi terbuka

e. Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan

f. Respon tidak mempersalahkan terhadap


kesalahan (respon non- punitive)

7
g. Staffing

2. Tingkat rumah sakit, terdiri atas dimensi:

a. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan


pasien,

b. Kerja sama antar unit di rumah sakit,

c. Handsoff/perpindahan dan transisi pasien.

3. Keluaran, terdiri atas dimensi:

a. Persepsi keseluruhan staf di rumah sakit


terkait keselamatan pasien
b. Frekuensi pelaporan kejadian.

B. DIMENSI BUDAYA KESELAMATAN

Banyak ahli yang menguraikan dimensi-dimensi yang


menjadi faktor pendukung dalam budaya keselamatan
pasien. RSIA Adina Wonosobo berusaha mencari metode
terbaik untuk dapat disosialisasikan dan diimplementasikan
di rumah sakit. Hal tersebut kemudian membuahkan hasil
untuk mengadopsi apa yang telah diupayakan oleh Agency
for Healthcare Research and Quality Care (AHRQ) untuk
mengukur budaya keselamatan pasien. AHRQ menjelaskan
setidaknya ada 12 dimensi yang saling mendukung budaya
keselamatan pasien dijalankan dengan baik di rumah sakit.
Dimensi- dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kerjasama Unit

Diartikan sejauh mana staf saling mendukung satu


sama lain dan bekerjasama sebagai sebuah tim untuk
pelaksanaan keselamatan pasien
2. Ekspektasi dan Tindakan Supervisor dalam
Meningkatkan Keselamatan Pasien
Diartikan sejauh mana supervisor/manajer
mempertimbangkan saran staf untuk peningkatan
keselamatan, tidak mengabaikan masalah keselamatan
dan memberi penghargaan pada staf yang menerapkan

8
pelaksanaan keselamatan.
3. Pembelajaran Organisasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Pembelajaran organisasi dan perbaikan


berkelanjutan (Organizational learning-Continous
Improfment) adalah kegiatan proaktif yang dapat
menciptakan serta mentransfer pengetahuan dalam
nilai-nilai organisasi (Kreitner, 2007). Diartikan sejauh
mana kesalahan akan membawa perubahan positif yang
selalu dievaluasi efektifitasnya sehingga menghasilkan
perbaikan yang berkelanjutan.
4. Dukungan Manajemen terhadap Upaya Keselamatan Pasien

Diartikan sejauh mana manajemen RS


menyediakan budaya kerja yang mempromosikan
keselamatan pasien dan berpedoman bahwa
keselamatan pasien adalah prioritas utama.
5. Persepsi Keseluruhan tentang Keselamatan Pasien

Diartikan persepsi dari seluruh staf berkaitan


dengan KP termasuk pemahaman tentang prosedur dan
sistem yang baik untuk mencegah kesalahan.
6. Umpan Balik dan Komunikasi tentang Kesalahan

Diartikan sebagai sejauh mana staf diberitahu


tentang kesalahan yang dilakukan, menerima umpan
balik masukan dari staf dan mendiskusikan upaya
untuk mencegah kesalahan tidak terulang kembali.
7. Keterbukaan Komunikasi

Dengan adanya keterbukaan komunikasi


diharapkan staf medis dapat berkomunikasi dengan
baik dan benar pada saat serah terima/pengoperan
pasien yang meliputi keluhan pasien, terapi yang sudah
maupun akan diberikan serta insiden terkait
keselamatan pasien jika ada dan juga merasa bebas
untuk bertanya kepada yang lebih berwenang.
Keterbukaan komunikasi juga harus dilakukan antara
manajer dengan staf selain diantara sesama staf untuk

9
peningkatan keselamatan pasien
8. Frekuensi Pelaporan Kejadian

Diartikan sejauh mana kesalahan berikut


dilaporkan. Kesalahan yang diketahui dan dikoreksi
sebelum mempengaruhi pasien.Kesalahan yang tidak
berpotensi membahayakan pasien. Kesalahan yang
dapat merugikan pasien tetapi tidak terjadi
9. Kerjasama Antar Unit

Diartikan sejauh mana setiap unit dalam RS saling


bekerjasama dan berkoordinasi antar unit dengan
tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasien.
10. Staffing

Salah satu prinsip yang direkomendasikan IOM


dalam laporannya “To Err is Human” (2000) untuk
implementasi patient safety di rumah sakit adalah
mendesain pekerjaan dengan memperhatikan faktor
manusia. Ini berarti dalam penataannya harus
memperhitungkan jam kerja, beban kerja, rasio staffing
dan juga sistem shift dengan memperhatikan faktor
kelelahan, siklus tidur, dan lain-lain. Mendesain
pekerjaan untuk safety juga termasuk melakukan
training, memberi tugas pada orang yang tepat dan
memposisikan seseorang pada posisi yang tepat.
11. Serah Terima dan Transisi

Diartikan sejauh mana proses serah terima


berjalan baik yang memuat penyampaian informasi
penting yang berkaitan dengan keselamatan pasien
kepada staf lain.
12. Respons Non-Punitive (Tidak Menghukum) terhadap
Kesalahan
Organisasi kesehatan harus mampu menciptakan
lingkungan yang non-punitive, supaya setiap elemen
staf tidak takut untuk melaporkan kejadian. Ketika
sistem punishment dijalankan, maka staf akan enggan

10
melaporkan insiden. Kejadian yang tidak dilaporkan
membuat organisasi tidak belajar dari kesalahan dan
kurang peduli terhadap pelayanan (Hamdani, 2007).

11
BAB II
RUANG LINGKUP

Budaya keselamatan rumah sakit perlu dukungan dan partisipasi dari


berbagai pihak di rumah sakit, baik direktur, manajer, kepala unit, maupun
pelaksana pemberi pelayanan.Pengukuran budaya keselamatan juga perlu
dilakukan oleh RS. Budaya keselamatan juga dikenal sebagai budaya yang
aman, yakni sebuah budaya organisasi yang mendorong setiap individu anggota
staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang mengkhawatirkan
tentang keselamatan atau mutu pelayanan tanpa adanya imbal jasa dari RS.
Direktur RS melakukan evaluasi rutin dengan jadwal yang tetap dengan
menggunakan beberapa metoda, survei resmi, wawancara staf, analisis data dan
diskusi kelompok.

12
BAB III

KEBIJAKAN

13
BAB IV

TATA LAKSANA

A. PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Pembentukan budaya keselamatan adalah elemen


utama dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Namun saat ini organisasi pemberi layanan kesehatan masih
mempunyai keterbatasan dalam pendekatan untuk
memahami apakah budaya keselamatan di unitnya telah
berubah. Nieva dan Sorra (2003) menyebutkan bahwa cara
terbaik untuk mengetahui adanya transformasi budaya
keselamatan adalah dengan melakukan penilaian sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi program keselamatan
pasien. Adanya tren dalam hasil survei budaya dari waktu ke
waktu menentukan perubahan dalam budaya keselamatan.
Ini merupakan area yang penting sebagai fokus pada
penilaian dan perbaikan di rumah sakit (AHRQ, 2009).
Agency for Healthcare Research and Quality telah
mengajukan program Team STEPPS dengan tujuan
perubahan budaya keselamatan melalui penggunaan tim
dan strategi dalam rencana aksi tiga fase (Agency for
Healthcare Research and Quality, 2010). Pada awal proses
ini, fokus organisasi adalah untuk menilai budaya
keselamatan menggunakan sebuah metode survei yang
dipilih dan diikuti dengan perencanaan dan tindakan lanjut.
Pada tahap pemeliharaan, penilaian budaya berikutnya
dilakukan dengan menggunakan alat yang sama untuk
mengukur tingkat perubahan budaya keselamatan. Satu
studi oleh Stead et al. (2009) yang mengikuti program
TeamSTEPPS dan evaluasi menemukan peningkatan yang
signifikan pada dua dari 12 skor komposit pada termasuk
pelaporan kejadian dan pembelajaran organisasi. AHRQ
(2009) menguraikan bahwa perubahan sebesar 5%
baik positif atau negatif dalam survei pra dan pasca

14
survei menunjukkan adanya perubahan pada budaya
keselamatan,
Melalui pertimbangan tersebut maka alat ukur yang
dipilih untuk digunakan dalam mengukur kebudayaan
keselamatan pasien di RSIA Adina Wonosobo ini
menggunakan metode kuesioner yang bernama “Hospital
Survey on Patient Safety Culture”. Kuesioner tersebut
dikembangkan oleh Agency for Healthcare Research and
Quality (AHRQ) yang terdiri dari 3 aspek 12 dimensi budaya
keselamatan dan 42 item. Oleh karena itu maka,
pengukuran pelaksanaan budaya keselamatan pasien
tersebut dilakukan dengan cara survei. Di bawah ini adalah
dimensi dan standar pengukuran budaya keselamatan
dengan cara survei versi AHRQ yang secara otomatis menjadi
alat ukur di RSIA Adina Wonosobo:

Tabel 1. Dimensi Budaya Keselamatan Pasien

No Dimensi
1 Kerjasama dalam satu unit
a Saling mendukung antar staf di dalam unit
b Bekerja sama saat beban kerja meningkat
c Saling menghargai
d Saling membantu
2 Ekspektasi dan tindakan supervisor dalam meningkatkan
keselamatan pasien
a Dipuji saat melakukan sesuatu untuk meningkatkan
keselamatan pasien
b Mempertimbangkan masukan staf untuk meningkatkan

Keselamatan Pasien
c Kepatuhan terhadap prosedur saat tekanan pekerjaan
meningkat
d Atasan menghadapi permasalahan Keselamatan Pasien yang
terjadi berulang
3 Pembelajaran organisasi dan Perbaikan yang berkelanjutan
a Aktif melakukan sesuatu untuk meningkatkan Keselamatan

15
Pasien
b Kesalahan yang terjadi membawa perubahan positif
c Melakukan evaluasi setelah melakukan perubahan
peningkatan Keselamatan Pasien
4 Dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien
a Manajemen Rumah Sakit menyediakan iklim kerja yang

mempromosikan Keselamatan Pasien


b Tindakan Manajemen Rumah Sakit menunjukkan bahwa

Keselamatan Pasien adalah prioritas


c Manajemen Rumah Sakit tertarik tentang Keselamatan Pasien

hanya terjadi setelah insiden


5 Persepsi umum mengenai keselamatan pasien
a Keselamatan Pasien tidak pernah dikorbankan untuk

menyelesaikan lebih banyak pekerjaan


b Prosedur dan sistem baik untuk mencegah kesalahan terjadi
c Hanya karena kebetulan saja kesalahan kesalahan yang lebih
serius tidak terjadi
d Kami memiliki masalah keselamatan pasien di unit ini
6 Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan
a Umpan balik tentang perubahan diberikan sesuai dengan
laporan Insiden
b Unit diberitahu mengenai insiden yang terjadi dalam unit
tersebut
c Cara cara untuk mencegah insiden dibahas di dalam unit
7 Keterbukaan komunikasi
a Kebebasan berbicara saat melihat sesuatu yang berdampak
negatif
b Kebebasan berpendapat kepada seseorang dengan otoritas
lebih tinggi
c Staf takut untuk bertanya ketika sesuatu tampak tidak benar
8 Frekuensi melaporkan bila ada insiden keselamatan pasien
a Seberapa sering melaporkan ketika terdapat KNC
b Seberapa sering melaporkan ketika terdapat KTC
c Seberapa sering melaporkan ketika terdapat KPC

16
9 Kerjasama antar unit
a Ada kerjasama yang baik antar unit rumah sakit yang
harusnya bekerja sama
b Unit RS bekerja sama dengan baik untuk memberikan
perawatan terbaik
c Unit RS tidak berkoordinasi dengan baik satu sama lain
d Bekerja sama dengan staf dari unit lain seringkali tidak
menyenangkan
10 Staffing
a Jumlah staf cukup untuk menangani beban kerja
b Jam bekerja lebih lama daripada waktu kerja yang optimal utk

Pelayanan
c Lebih banyak menggunakan staf temporer dibandingkan
jumlah yang optimal
d Bekerja dalam mode krisis , melakukan dengan terburu buru
1 Serah Terima dan transisi
1
a Terdapat hal hal yang terabaikan ketika memindahkan pasien
dari Unit
b Informasi penting mengenai perawatan pasien seringkali
terlupakan pada saat pergantian giliran
c Sering kali terjadi masalah dalam pertukaran informasi antara
unit-unit di RS
d Pergantian giliran merupakan masalah bagi pasien di RS ini
12 Respon yang tidak menghukum terhadap suatu kesalahan
a Staf merasa ditekan bila melakukan kesalahan
b Ketika ada insiden yang dilaporkan, seolah terasa bahwa orang
yang terlibatlah yang dilaporkan, bukan pada masalahnya
c Staf khawatir terhadap kesalahan yang mereka buat
tersimpan dalam data personel mereka

Tabel 2. Standar Pengukuran Budaya Keselamatan


Pasien

17
No Variabel Independen Definisi Hasil Ukur *
1 a. Baik : jika persepsi
Staf saling
positif 75%
mendukung,
b. Sedang : jika persepsi
Kerjasama saling
positif antara >50%
dalam unit menghargai dan
dan <75%
bekerja sebagai
c. Kurang :jika persepsi
sebuah tim
positif <50 %
2 a. Baik : jika persepsi

Sikap positif positif 75%


Ekspektasi dan
atau negatif dari b. Sedang : jika persepsi
tindakan supervisor
supervisor/man positif antara >50%
dalam meningkatkan
ajer terhadap dan <75%
keselamatan pasien
upaya KP c. Kurang :jika persepsi

positif <50 %
3 Terdapat a. Baik : jika persepsi
budaya belajar
positif 75%
di mana
b. Sedang : jika persepsi
Pembelajaran kesalahan
positif antara >50%
Organisasi membawa
dan<75%
dan Perbaikan perubahan
yang positif dan
berkelanjutan dilakukan c. Kurang :jika persepsi
evaluasi terhadap
positif <50 %
efektivitas
perubahan

4 Dukungan Manajemen RS d. Baik : jika persepsi


manajemen menyediakan
positif 75%

18
terhadap iklim kerja yang e. Sedang : jika persepsi
keselamatan mempromosikan positif antara >50%
pasien keselamatan dan <75%
pasien dan
menunjukkan
bahwa f. Kurang :jika persepsi
keselamatan positif <50 %
pasien adalah
prioritas utama.
5 Persepsi Persepsi staf a. Baik : jika persepsi
keseluruhan terhadap
positif 75%
tentang prosedur dan
b. Sedang : jika persepsi
keselamatan system dalam
positif antara >50%
mencegah
dan <75%
terjadinya
kesalahan dan c. Kurang :jika persepsi
mengurangi positif <50 %
masalah KP
6 Umpan balik dan Staf a. Baik : jika persepsi
komunikasi diinformasikan
positif 75%
mengenai tentang
b. Sedang : jika persepsi
kesalahan kesalahan yang
positif antara >50%
terjadi, diberikan
dan <75%
umpan balik
tentang
implementasi
perubahan, dan c. Kurang :jika persepsi
mendiskusikan positif<50 %
cara untuk
mencegah
kesalahan.
7 Keterbukaan Staf bebas a. Baik : jika persepsi
komunikasi berbicara bila
positif 75%

19
melihat sesuatu b. Sedang : jika persepsi
yang dapat positif antara >50%
berdampak dan <75%

c. Kurang :jika persepsi


positif <50 %

a. Baik : jika persepsi


positif 75%

b. Sedang : jika
persepsi positif antara
>50% dan <75%

c. Kurang :jika persepsi


positif <50 %

a. Baik : jika persepsi


positif 75%

b. Sedang : jika
persepsi positif
antara >50% dan
<75%
c. Kurang :jika
persepsi
positif <50 %

a. Baik : jika respons


positif 75%

b. Sedang : jika
persepsi positif antara
>50% dan
<75%

c. Kurang :jika persepsi


positif <50 %

20
a. Baik : jika persepsi
positif 75%

b. Sedang : jika
persepsi positif antara
>50% dan
<75%

c. Kurang :jika persepsi


positif <50 %

a.Baik : jika persepsi


positif 75%

b. Sedang : jika
persepsi positif antara
>50% dan
<75%

c. Kurang :jika persepsi


positif <50 %

21
a. Populasi Survei

Populasi survei adalah seluruh pegawai rumah sakit.

b. Kriteria Subyek Survei

Kriteria inklusi pada survei adalah pegawai


yang telah bekerja selama ≥ 6 bulan di rumah sakit
dan menandatangani surat persetujuan sebagai
responden. Kriteria eksklusi pada survei adalah:

1) Karyawan dengan jam kerja di rumah sakit ≤ 30


jam per minggu sesuai kebijakan, surat
tugas maupun surat keputusan Direktur
yaitu: dokter tamu, pegawai yang menjalani
pendidikan di luar rumah sakit, pegawai yang
sedang menjalani cuti panjang (cuti sakit > 3
bulan, cuti melahirkan, cuti besar)
2) Tidak ada satu sesi kuesioner yang diisi dengan
dengan lengkap

3) Kuesioner terisi kurang dari separuh item penilaian

4) Kuesioner diisi dengan jawaban yang sama

c. Besar Sampel Survei

Sampel diperoleh dengan cara stratified


random sampling yaitu pegawai dibagi berdasar unit kerja
setingkat instalasi. Kelompok lain di luar instalasi adalah
kelompok struktural, k o m i t e medis (klinisi), pegawai
administrasi. Waktu survei pelaksanaan budaya
keselamatan pasien ini dilakukan setidak-tidaknya 1
tahun sekali.
d. Penanggung Jawab

22
Penanggung jawab pengukuran budaya
keselamatan pasien ini dilakukan oleh Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

23
BAB V

DOKUMENTASI

Pengukuran budaya keselamatan didokumentasikan


melalui beberapa pertanyaan dalam kuesioner berisi
pertanyaan. Skor yang diperoleh direkap dan dilaporkan dalam
bentuk diagram yang dilengkapi dengan analisa.

24
BAB VI

PENUTUP

Alhamdulillahi rabbil’alamin akhirnya selesai juga penyusunan panduan


budaya keselamatan pasien, panduan budaya keselamatan ini dapat
diaplikasikan oleh seluruh unit yang ada di RSIA ADINA Wonosobo sebagai
sebuah acuan bagi terlaksananya budaya keselamatan pasien yang terintegrasi
di RSIA ADINA Wonosobo. Implementasi dari budaya keselamatan pasien adalah
sebuah bukti komitmen kita bersama untuk mendukung peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di RSIA ADINA Wonosobo.
Kami menyadari dalam penyusunan budaya keselamatan pasien ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu panduan ini akan
selalu akan kami perbaiki untuk menuju sebuah kesempurnaan penulisan
budaya keselamatan pasien, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk panduan ini.

Ditetapkan di : Wonosobo
Pada tanggal :

Direktur,

dr Suci Hidayati Gusri, MMR

25
LAMPIRAN

KUESIONER SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN RS

INSTRUKSI Survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi staf


mengenai patient safety, medical error dan pelaporan insiden di rumah sakit. Isi
kuesioner ini dalam waktu 15 menit. Isilah kuesioner ini dengan jujur sesuai
keadaan/suasana kerja di unit anda.

”Kejadian” (Event) : semua jenis ”error”, kesalahan, insiden, kecelakaan


atau penyimpangan baik yang menyebabkan cedera ataupun yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien

“Keselamatan Pasien” (Patient Safety) : menghindari dan mencegah cedera


pasien atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien yang diakibatkan
oleh proses pemberiaan pelayanan kesehatan.

ANALISA / PENILAIAN HASIL SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Umpan balik hasil survei agar didistribusi secara luas : Manajemen RS,
Pemilik, Direktur, Komite di RS, Staf RS sampai ke unit-unit pelaksana.
Semakin luas penyebaran hasil survei ini semakin bermanfaat untuk
keterlibatan seluruh staf RS dalam meningkatkan budaya keselamatan.

Yang dianalisa/dinilai adalah Bagian A (Dimensi Unit Kerja Anda), Bagian


B (Dimensi Manajer/Supervisor/Ka. Instalasi Anda), Bagian C (Dimensi
Komunikasi), Bagian D (Dimensi Frekuensi Pelaporan Insiden), Bagian E
(Dimensi Level Keselamatan Pasien), sedangkan Bagian F (Dimensi RS Anda),
Bagian G, Bagian H (Latar Belakang) digunakan sebagai data dari jenis latar
belakang responden sebagai bahan pertimbangan.

Dua Macam Penilaian Hasil Survei

Bahwa hasil survei budaya keselamatan bisa dilihat/dianalisa/dinilai dari dua


cara pandang :

1. Penilaian untuk tiap aspek/item dari satu Bagian/Dimensi.

2. Penilaian untuk seluruh kelompok item/aspek dalam satu Bagian/Dimensi.

PENILAIAN TIAP ASPEK / ITEM :

Dihitung untuk tiap aspek/item berapa persen yang menjawab Sangat Tidak

26
Setuju, Tidak Setuju, Kadang-Kadang, Setuju, Sangat Setuju.
Dapat diambil 3 kategori saja:
a. Persentase yang sangat tidak setuju/ tidak setuju
b. Netral (kadang-kadang)
c. Sangat setuju/setuju

Contoh :

Untuk satu item/aspek dari 100 responden 50 orang menjawab sangat setuju
dan setuju, 25 orang menjawab kadang-kadang, 25 orang sangat tidak
setuju/tidak setuju. Artinya :di unit yang dilakukan survei 50% mempunyai
persepsi bahwa karyawan di unitnya saling mendukung (Aspek no 1)

PENILAIAN UNTUK SATU BAGIAN (DIMENSI)

Satu bagian/dimensi terdiri dari kumpulan item/aspek menggambarkan


dimensi dari Budaya Keselamatan. Dalam satu bagian/dimensi terdapat ada 2
macam item/aspek yaitu : aspek dengan pernyataan bersifat positif dan
pernyataan yang bersifat negatif. Untuk pernyataan yang negatif jawaban
responden dengan tidak setuju/sangat tidak setuju merupakan respon positif
dan sebaliknya.

Cara menghitung :
Jumlah respon positif dalam satu bagian/dimensi
Total jumlah respon ( positif , netral ,negatif ) tiap aspek

BAGIAN A : KERJA ANDA

Dalam survei ini dilakukan pada unit, departemen atau area klinis di rumah
sakit. Apa unit utama kerja anda di rumah sakit ini? Pilih satu jawaban di
bawah ini :

Unit Rawat Inap Keuangan Unit Bersalin

UGD Apotek Rawat jalan

Pendaftaran RT Gizi/Dapur

Pemsar IT K3

Manajerial SDM

27
Silahkan tandai, anda setuju atau tidak
No setuju pada pernyataan di bawah ini
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Aspek yang ditanyakan setuju setuju
Setuju (3) (4)
(2) (5)
(1)
1 Karyawan di unit kami
saling mendukung
2 Unit kami memiliki cukup
staf untuk menangani beban
kerja yang berlebih
3 Bila unit kami ada pekerjaan
yang harus dilakukan dalam
waktu cepat, maka
karyawan di unit kami
bekerja bersama-sama
sebagai tim untuk
menyelesaikan pekerjaan
tersebut
4 Petugas di unit kami saling
menghargai
5 Karyawan di unit kami
bekerja dengan waktu yang
lebih lama dari normal
untuk perawatan pasien
6 Unit kami secara aktif
melakukan kegiatan untuk
meningkatkan keselamatan
pasien
7r Unit kami banyak
menggunakan tenaga
melebihi normal/tambahan
untuk kegiatan pelayanan
pasien
8r Karyawan unit kami sering
merasa bahwa kesalahan
yang mereka lakukan
digunakan untuk
menyalahkan mereka
9 Di unit kami, kesalahan
yang terjadi digunakan
untuk membuat perubahan
ke arah yang positif
10r Hanya karena kebetulan saja
bila insiden yang lebih serius
tidak terjadi di unit kami
11 Bila salah satu area di unit
kami sangat sibuk, maka
area lain dari unit kami akan
membantu

28
12r Bila unit kami melaporkan
suatu insiden, yang
dibicarakan adalah
pelakunya bukan maalahnya
13 Sesudah membuat
perubahan-perubahan
untuk meningkatkan
Keselamatan Pasien, kita
lakukan evaluasi tentang
efektivitasnya
14r Kami bekerja seolah-olah
dalam keadaan “krisis”,
berusaha bertindak
berlebihan dan terlalu cepat
15 Unit kami tidak pernah
mengorbankan keselamatan
pasien untuk menyelesaikan
pekerjaan yang lebih banyak
16r Karyawan merasa khawatir
kesalahan yang mereka buat
akan dicatat di berkas
pribadi mereka
17r Di unit kami banyak
masalah Keselamatan Pasien
18 Prosedur dan sistem di unit
kami sudah baik dalam
mencegah terjadinya eror

BAGIAN B
MANAJER/SUPERVISOR/KEPALA INSTALASI ANDA
Silahkan tandai, anda setuju atau tidak setuju pada pernyataan di bawah ini
mengenai Manager/Supervisor anda saat ini atau seseorang yang harus secara
langsung anda berikan
Sanga
t Tidak Sangat
N Netra Setuj
Aspek yang ditanyakan Tidak Setuj Setuju
o l (3) u (4)
Setuju u (2) (5)
(1)
Manajer/supervisor di unit kami
memberikan pujian jika melihat
1 pekerjaan diselesaikan sesuai
prosedur keselamatan pasien yang
berlaku
Manajer/supervisor dengan serius
mempertimbangkan masukan staf
2
untuk meningkatkan keselamatan
pasien
3r Bila beban kerja tinggi,
manajer/supersivor kami meminta

29
kami bekerja cepat meski dengan
mengambil jalan pintas
Manajer/supervisor kami selalu
mengabaikan masalah
4r
Keselamatan Pasien yang terjadi
berulang kali di unit kami

BAGIAN C
KOMUNIKASI

Seberapa sering kejadian ini timbul di Unit anda

Jaran
Tidak Kadang
N g Serin Selal
Aspek yang ditanyakan perna -kadang
o sekali g (4) u (5)
h (1) (3)
(2)
Karyawan di unit kami
mendapat umpan balik
1 mengenai perubahan yang
dilaksanakan atas dasar hasil
laporan kejadian
Karyawan di unit kami bebas
berbicara jika melihat sesuatu
2
yang dapat berdampak negatif
pada asuhan pasien
Karyawan di unit kami
3 mendapat informasi mengenai
insiden yang terjadi di unit ini
Karyawan di unit kami merasa
bebas untuk mempertanyakan
4
keputusan atau tindakan yang
diambil oleh atasannya
Di unit kami, didiskusikan
5 cara untuk mencegah agar
insiden tidak terulang kembali
Karyawan di unit kami takut
6r bertanya jika terjadi hal yang
kelihatannya tidak benar

BAGIAN D
FREKUENSI PELAPORAN INSIDEN

Di unit anda, apabila kesalahan-kesalahan ini terjadi, seberapa sering dilaporkan?

N Aspek yang ditanyakan Tidak Jarang Kadang Serin Selalu

30
pernah sekali -kadang
o g (4) (5)
(1) (2) (3)
Bila terjadi kesalahan, tetapi
sempat diketahui dan dikoreksi
1 sebelum berdampak pada
pasien, seberapa sering hal ini
dilaporkan?
Bila terjadi kesalahan, tetapi
tidak berpotensi mencederai
2
pasien, seberapa sering hal ini
dilaporkan?
Bila terjadi kesalahan, yang
dapat mencederai pasien tetapi
3r ternyata tidak terjadi cedera,
seberapa sering hal ini
dilaporkan?

BAGIAN F
RUMAH SAKIT ANDA
Pikirkan tentang Rumah Sakit anda.

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
No Aspek yang ditanyakan Setuju Setuju
Setuju (3) (4)
(2) (5)
(1)
Manajemen RS membuat suasana
1 kerja yang mendukung
keselamatan pasien
Antar Unit di RS kami tidak saling
2
berkoordinasi dengan baik
Bila terjadi pemindahan pasien dari
unit satu ke unit lain, pasti
3r
menimbulkan masalah terkait
dengan informasi pasien
Terdapat kerjasama yang baik
antar unit di RS yang dibutuhkan
4
untuk menyelesaikan pekerjaan
bersama
Informasi penting mengenai
5r pelayanan pasien sering hilang saat
pergantuan jaga (shift)
Seringkali tidak menyenangkan
6r bekerja dengan staf dari unit lain di
RS ini
Masalah sering timbul dalam
7r pertukaran informasi antar unit di
RS
Tindakan manajemen RS
8 menunjukkan bahwa keselamtan
pasien merupakan prioritas utama
9r Manajemen RS kelihatan tertarik
pada Keselamatan Pasien hanya

31
sesudah terjadi KTD (Kejadian yang
Tidak Diharapkan)
Unit-unit di RS bekerjasama
dengan baik untuk memberikan
10
pelayanan yang terbaik untuk
pasien
Pergantian shift merupakan
11r masalah bagi pasien-pasien di RS
ini

32
BAGIAN G
Jumlah kejadian yang dilaporkan

a. Tidak ada laporan d. 6-10 laporan kejadian


kejadian
b. 1-2 laporan kejadian e. 11-20 laporan kejadian
c. 3-5 laporan kejadian f. 21 atau lebih laporan kejadian

BAGIAN H
LATAR BELAKANG
1. Berapa lama anda bekerja di RS ini?
a. Kurang dari 1 tahun d. 11-15 tahun
b. 1-5 tahun e. 16-10 tahun
c. 6-10 tahun f. 21 tahun atau lebih
2. Berapa lama anda bekerja di unit
ini?
a. Kurang dari 1 tahun d. 11-15 tahun
b. 1-5 tahun e. 16-10 tahun
c. 6-10 tahun f. 21 tahun atau lebih
3. Tepatnya, berapa jam dalam
seminggu anda bekerja di RS ini?
a. Kurang dari 20 jam seminggu d. 60-79 jam seminggu
b. 20-39 jam seminggu e. 80-99 jam seminggu
c. 40-59 jam seminggu f. 100 jam atau lebih seminggu
4. Apa posisi/jabatan anda di RS ini?
a. Dokter g. Fisioterapis m. lain-lain :
b. Perawat h. Analisis Laboratorium
c. Apoteker i. Sanitarian
d. Asisten Apoteker f. Teknisi
e. Ahli Gizi k. Radiografer
f. Administrasi/Manajemen l. Satpam
5. Dalam posisi/jabatan anda, apakah
anda berhubungan langsung dengan
pasien?
a. Ya
b. Tidak
6. Berapa lama anda bekerja sesuai
profesi saat ini?
a. Kurang dari 1 tahun d. 11-15 tahun
b. 1-5 tahun e. 16-10 tahun
c. 6-10 tahun f. 21 tahun atau lebih

33

Anda mungkin juga menyukai