Anda di halaman 1dari 10

MATERI KELOMPOK 3

Strategi: Pendekatan, Integrasi dan Perencanaan

Komunikasi pemasaran adalah strategi berpusat pada audiens yang mencakup


integrasi dan perencanaan komunikasi pemasaran. Strategi ini fokus pada tiga jenis
audiens utama: pelanggan sasaran, perantara saluran, dan pemangku kepentingan
organisasi. Prioritas utama adalah memahami dan merespons kebutuhan audiens, bukan
hanya alat atau media komunikasi.

A. 3P strategi komunikasi pemasaran

Strategi komunikasi pemasaran, merupakan pendekatan yang digunakan oleh organisasi


untuk berkomunikasi dengan audiens mereka. Tradisionalnya, strategi komunikasi pemasaran
sering dilihat sebagai campuran alat komunikasi yang digunakan untuk mendukung kampanye
tertentu. Dalam konteks ini, fokusnya seringkali pada bagaimana sumber daya komunikasi
organisasi digunakan, dan ini dapat disebut sebagai strategi berorientasi pada produksi atau
didorong oleh sumber daya.

Namun, pendekatan yang lebih efektif adalah strategi komunikasi pemasaran yang
berorientasi pada pasar, yang pertama-tama mempertimbangkan kebutuhan audiens atau
khalayaknya. Ini berarti mengidentifikasi apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh audiens, baru
kemudian menentukan pesan, media, dan disiplin ilmu yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan komunikasi. Dengan kata lain, pendekatan ini lebih berfokus pada kebutuhan audiens dan
merupakan contoh pendekatan "dari luar ke dalam."

Pentingnya memahami bahwa audiens yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda dan
akan merespons pesan komunikasi pemasaran dengan cara yang berbeda. Adapun itu perlu
dirancang berbagai strategi komunikasi pemasaran dapat dibagi menjadi tiga kategori utama
yang disebut sebagai 3P:

 Strategi Tarik: Fokus pada pengaruh terhadap pelanggan pengguna akhir (konsumen dan
B2B) untuk meningkatkan kesadaran, mengubah sikap, dan memengaruhi perilaku.
Tujuannya adalah mendorong pelanggan untuk "menarik" produk melalui berbagai
saluran, seperti toko ritel atau transaksi langsung dengan produsen.
 Strategi Dorong: Ditujukan untuk memengaruhi pembeli dalam saluran pemasaran
(perdagangan) untuk memasarkan produk kepada konsumen. Ini melibatkan usaha untuk
mendapatkan penerimaan dari pengecer dan memposisikan produk sebagai menarik bagi
konsumen.
 Strategi Profil: Bertujuan untuk memengaruhi berbagai pemangku kepentingan
organisasi, termasuk konsumen, pembeli perdagangan, pelanggan B2B, dan pihak
berpengaruh lainnya. Ini mencakup presentasi organisasi secara keseluruhan dan identitas
merek.

Ketiga strategi ini mencerminkan pendekatan berbeda dalam komunikasi pemasaran, dan
pilihan strategi harus disesuaikan dengan kebutuhan kasus tertentu dan karakteristik audiens.
Komunikasi pemasaran dapat melibatkan berbagai alat, termasuk iklan media massa, promosi
penjualan, pemasaran langsung, dan lainnya, tergantung pada strategi yang diadopsi.

1. Strategi Tarik (A Pull Strategy)

Strategi Tarik adalah pendekatan dalam komunikasi pemasaran yang ditujukan kepada
pelanggan pengguna akhir dengan tujuan meningkatkan kesadaran, mengubah sikap, mengurangi
risiko, mendorong keterlibatan, dan mempengaruhi perilaku pelanggan. Strategi ini bertujuan
untuk merangsang tindakan sehingga pelanggan mencari produk atau layanan yang ditawarkan
ketika mereka memutuskan untuk bertanya, bereksperimen, atau melakukan pembelian. Ini bisa
melibatkan konsumen pergi ke gerai ritel atau melakukan transaksi langsung melalui produsen
atau perantara, seperti dealer atau distributor. Strategi ini dapat dilakukan melalui iklan media
massa, promosi penjualan, dan pemasaran langsung, dan pesan komunikasi pemasaran harus
disesuaikan dengan kebutuhan audiens serta tujuan kampanye.

2. Strategi Dorong (A Push Strategy)

Strategi Dorong adalah pendekatan dalam komunikasi pemasaran yang ditujukan kepada
organisasi saluran perdagangan, seperti pengecer dan grosir, dengan tujuan mempengaruhi
mereka untuk mengambil tindakan seperti mengalokasikan ruang rak dan meningkatkan
pengetahuan tentang produk. Strategi ini dirancang untuk mendorong produk melalui saluran
pemasaran menuju pengguna akhir. Komunikasi pemasaran dalam strategi dorong sering
melibatkan penjualan pribadi, periklanan perdagangan, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat. Internet juga memainkan peran penting dalam komunikasi antar organisasi. Poin
penting dalam strategi ini adalah menyampaikan pesan inti yang mencerminkan tujuan yang
ingin dicapai oleh strategi komunikasi.

3. Strategi Profil (A Profil Strategy)

Strategi profil adalah pendekatan dalam komunikasi pemasaran yang berfokus pada
pengembangan citra, reputasi, dan hubungan organisasi dengan berbagai pemangku kepentingan,
baik internal maupun eksternal. Ini melibatkan upaya untuk mempengaruhi persepsi dan
pemahaman orang-orang terhadap organisasi, termasuk analis keuangan, serikat pekerja,
pemerintah, karyawan, dan masyarakat lokal. Strategi profil menggunakan alat seperti hubungan
masyarakat dan periklanan korporat untuk mencapai tujuannya. Dalam praktiknya, organisasi
sering menggabungkan berbagai elemen dari strategi tarik, dorong, dan profil dalam pendekatan
komunikasi pemasaran mereka.
Penting untuk mengenali bahwa setiap elemen dari bauran komunikasi pemasaran memiliki
peran yang berbeda dan harus digunakan sesuai dengan tujuannya. Misalnya, pemasaran
langsung dan promosi penjualan cocok untuk mempengaruhi konsumen, sementara penjualan
personal lebih efektif dalam bisnis ke bisnis (B2B). Strategi profil, di sisi lain, lebih berfokus
pada mengubah persepsi organisasi dan memanfaatkan hubungan masyarakat serta periklanan
korporat.

B. Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu atau biasanya disebut dengan istilah Integrated Marketing
Communications (IMC) adalah pendekatan strategis dalam manajemen komunikasi organisasi.
Ini melibatkan koordinasi berbagai strategi, sumber daya, dan pesan komunikasi untuk
berinteraksi secara konsisten dan bermakna dengan target audiens. Tujuannya adalah
mengembangkan hubungan dengan audiens yang menghasilkan nilai bersama. IMC muncul
sebagai respons terhadap kelemahan dalam industri komunikasi pemasaran tradisional yang lebih
berfokus pada komunikasi massa, sementara IMC lebih berorientasi pada personalisasi, orientasi
pelanggan, dan teknologi.

IMC juga menekankan pentingnya koherensi dalam penggunaan sumber daya dan pesan di
seluruh organisasi. Ini membantu organisasi berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan
audiens mereka. IMC adalah pendekatan yang memerlukan perencanaan dan koordinasi yang
baik untuk mencapai tujuan komunikasi secara holistik. Dari sini dapat dipahami bahawa IMC
muncul sebagai respons terhadap kelemahan dalam komunikasi pemasaran tradisional yang lebih
berfokus pada komunikasi massa, sementara IMC lebih berorientasi pada personalisasi, orientasi
pelanggan, dan teknologi. IMC juga menekankan pentingnya koherensi dalam penggunaan
sumber daya dan pesan di seluruh organisasi, memungkinkan komunikasi yang efektif dan
efisien. Ini adalah pendekatan yang memerlukan perencanaan dan koordinasi yang baik untuk
mencapai tujuan komunikasi secara holistik.

Gagasan tentang Integrasi Komunikasi Pemasaran (IMC) telah menjadi populer, tetapi
definisi dan elemen yang harus diintegrasikan masih diperdebatkan. Tidak ada kesepakatan
universal, dan itu tergantung pada perspektif yang digunakan. IMC berkaitan dengan
harmonisasi alat bauran promosi atau pendekatan strategis berdasarkan audiens dan tujuan
organisasi. Identifikasi elemen yang harus diintegrasikan tidaklah mudah dan bergantung pada
konteks serta pandangan individu. Beberapa elemen yang mungkin perlu diintegrasikan meliputi
pesan, media, karyawan, proses perencanaan komunikasi, hubungan klien/agensi, operasi, dan
elemen bauran pemasaran. Asal muasal IMC berkaitan dengan struktur dan kebutuhan industri
serta muncul sebagai respons terhadap perubahan tural. Dua isu penting yang terkait adalah
teknologi dan branding.

1. Penggunaan Teknologi.
Penggunaan teknologi, terutama teknologi database, telah memungkinkan manajer
pemasaran untuk memahami lebih baik perilaku pelanggan terhadap merek dan memungkinkan
komunikasi yang lebih tepat. Namun, teknologi perlu diintegrasikan tidak hanya ke dalam
strategi sistem informasi, tetapi juga dalam strategi pemasaran dan organisasi secara
keseluruhan. Penggunaan teknologi yang efektif dapat memengaruhi berbagai aspek dalam
Integrasi Komunikasi Pemasaran (IMC), seperti pengembangan situs web, kampanye periklanan,
CRM, dan layanan pelanggan. Pengukuran dan evaluasi kegiatan IMC juga penting, terutama
dalam konteks membangun merek yang kuat yang mencerminkan keberhasilan integrasi
komunikasi dalam jangka waktu tertentu.

2. Branding

Merek mencerminkan hasil dari kegiatan komunikasi pemasaran dalam jangka waktu
tertentu, dan merek yang kuat menunjukkan keberhasilan integrasi komunikasi selama periode
tersebut. Untuk mempertahankan merek yang kuat, organisasi perlu berkoordinasi secara internal
agar merek dianggap konsisten dan seragam oleh audiens eksternal. Namun, dalam konteks yang
saat ini terfragmentasi, merek harus menarik berbagai kelompok konsumen yang berbeda. Ini
berarti merek harus memiliki daya tarik bagi beragam audiens, yang dapat memiliki pandangan
berbeda tentang merek tersebut tetapi setuju bahwa merek memiliki seperangkat nilai dan
asosiasi yang sama yang penting bagi masing-masingnya.

Selain itu, pertanyaan muncul tentang integrasi merek korporat dengan merek produk dan
komunikasi korporat. Ketika organisasi mengalami perubahan internal untuk mendukung merek
mereka, pesan ini juga perlu disampaikan secara eksternal. IMC memainkan peran penting dalam
mencampur pesan internal dan eksternal untuk menciptakan kejelasan, konsistensi, dan
penguatan proposisi inti organisasi atau merek.

Dari penjelasan komunikasi pemasaran terpadu diatas, maka dapat disimpulkan Integrasi
dalam konteks IMC adalah konsep strategis yang menempati inti pemasaran organisasi dan
orientasi bisnis. Meskipun ide-ide IMC intuitif dan bernilai, definisi integrasi dapat bervariasi
dari satu orang ke orang lain, dan tanpa dasar teoritis yang kuat, penggunaan frasa ini bisa salah
digunakan, disalahpahami, dan tidak konsisten dalam praktiknya. Dalam banyak kasus, klaim
IMC yang dibuat oleh organisasi hanyalah cerminan dari perbaikan manajemen dan koordinasi
alat komunikasi, tanpa benar-benar mencapai integrasi yang sejati. Sebagai hasilnya, konsep
integrasi dalam IMC perlu dilihat secara holistik dan strategis untuk benar-benar memengaruhi
orientasi pemasaran dan bisnis organisasi.
C. Keminatan Terhadap IMC. (Alasan berkembangnya minat terhadap IMC)

Minat terhadap IMC telah berkembang pesat karena sejumlah faktor pendorong. Faktor-
faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: peluang pasar, perubahan dalam
komunikasi, dan perubahan yang didorong oleh kebutuhan internal organisasi.

 Peluang Pasar: Organisasi tertarik pada IMC karena mereka ingin menjadi lebih efisien
dalam penggunaan sumber daya komunikasi pemasaran mereka. Dengan
mengintegrasikan komunikasi dan aktivitas terkait, organisasi dapat mengurangi biaya
dan meningkatkan produktivitas. Struktur organisasi yang berubah juga memerlukan
integrasi lintas fungsional untuk mencapai efisiensi.
 Perubahan dalam Komunikasi: Terdapat reorientasi dari pemasaran berbasis transaksi ke
pemasaran berbasis hubungan. Ini mengharuskan organisasi mempertimbangkan
pandangan pelanggan, nilai-nilai, dan kepercayaan dalam komunikasi mereka.
Komunikasi eksternal harus konsisten dan terkoordinasi untuk membangun kepercayaan
dan komitmen.
 Perubahan dalam Komunikasi: Organisasi mencari cara untuk menyediakan pemicu yang
memungkinkan pembeli memahami nilai merek dan cara mereka dapat menggunakan
pesan tertentu dalam hubungan mereka. Dengan membedakan komunikasi pemasaran dan
menyediakan kejelasan, organisasi dapat memperoleh keuntungan.

Integrasi dalam IMC diarahkan untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang
yang ada di pasar, komunikasi, dan dalam organisasi itu sendiri. Pendekatan terpadu dalam IMC
bertujuan untuk menyampaikan serangkaian pesan yang seragam dan mudah dipahami bagi
audiens target. Hal ini memungkinkan audiens untuk memahami merek dalam konteks relasional
dan meresponsnya sesuai harapan.

Organisasi yang mengadopsi IMC mengumpulkan pemahaman dari berbagai sumber


informasi tentang bagaimana pembeli menerima pesan tentang merek mereka. Memanfaatkan
pengetahuan ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan komunikasi pasar. Umumnya,
upaya untuk meningkatkan sumber daya IMC dianggap menguntungkan, terutama dengan
bantuan teknologi database dan Internet yang mendorong organisasi untuk menyusun strategi
komunikasi yang lebih terintegrasi.

D. Resistensi Terhadap Integrasi

Resistensi Terhadap Integrasi dalam IMC, yang mana integrasi dalam Komunikasi
Pemasaran Terpadu (IMC) adalah pendekatan strategis yang bertujuan untuk menggabungkan
dan mengkoordinasikan berbagai aspek komunikasi pemasaran untuk mencapai pesan yang
seragam dan konsisten kepada audiens. Meskipun IMC memiliki potensi untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi pemasaran, pendiriannya dalam organisasi sering kali menghadapi
tantangan dan hambatan.
Memahami resistensi ini adalah langkah penting untuk menghadapi tantangan yang mungkin
timbul dalam menerapkan IMC. Dengan pemahaman ini, organisasi dapat merancang strategi
yang lebih efektif untuk mengatasi hambatan tersebut dan bergerak menuju implementasi IMC
yang sukses dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah. Resistensi terhadap integrasi dalam
IMC dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

 Perkembangan dan Pendirian yang Terbatas: Meskipun minat dalam IMC berkembang,
banyak organisasi masih belum menerapkannya. Pendirian IMC memerlukan perubahan
signifikan dalam pemikiran, tindakan, dan harapan organisasi, yang seringkali sulit
diimplementasikan.
 Resistensi terhadap Perubahan: Individu dan staf sering kali menolak perubahan karena
mengancam stabilitas dan pemahaman mereka tentang lingkungan kerja. Namun, saat ini,
perubahan telah menjadi lebih umum dalam lingkungan kerja.
 Struktur Organisasi Tradisional: Struktur hierarki dan sistem tradisional dalam banyak
organisasi dapat menghambat fleksibilitas dan inovasi yang diperlukan untuk IMC.
Pembaruan ini sering kali bertentangan dengan cara organisasi tersebut beroperasi.
 Hubungan dengan Agen Periklanan: Hubungan antara klien dan agen periklanan,
terutama agen periklanan besar, bisa menjadi hambatan. Beberapa agen periklanan
berusaha mempertahankan dominasinya dalam periklanan media massa, sehingga mereka
mungkin menolak IMC.
 Kompleksitas Perencanaan dan Koordinasi: IMC membutuhkan koordinasi lintas
departemen dan batas geografis, yang bisa menjadi rumit dan memakan waktu. Setiap
kelompok pemangku kepentingan memiliki agenda dan tujuan yang mungkin berbeda,
sehingga koordinasi bisa menjadi tantangan.

E. Penerapan/Menerapkan IMC

Dalam era bisnis yang semakin dinamis dan kompetitif, Integrasi Pemasaran dan Komunikasi
(IMC) telah menjadi konsep yang semakin penting. IMC adalah pendekatan strategis yang
bertujuan untuk mengintegrasikan semua elemen komunikasi pemasaran dalam suatu organisasi
agar dapat mencapai tujuan komunikasi yang konsisten dan efektif. Meskipun IMC memiliki
potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi, penerapannya seringkali
dihadapkan pada sejumlah hambatan yang dapat menghambat perkembangannya.

Dengan memahami resistensi ini, kita dapat mengidentifikasi tantangan yang mungkin
dihadapi organisasi saat mempertimbangkan penerapan IMC. Selain itu, kita dapat merancang
strategi yang lebih efektif untuk mengatasi resistensi ini dan menggerakkan langkah-langkah
menuju pelaksanaan IMC yang sukses dalam konteks bisnis saat ini yang semakin berubah. Mari
kita eksplorasi faktor-faktor ini lebih lanjut untuk memahami pentingnya mengatasi hambatan-
hambatan ini dalam mencapai keberhasilan IMC.
Untuk menerapkan Integrasi Pemasaran dan Komunikasi (IMC) dengan sukses, organisasi
harus mengatasi sejumlah hambatan yang mungkin muncul. Beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut melibatkan:

 Mengadopsi Filosofi yang Berfokus pada Pelanggan: Pendekatan berfokus pada


pelanggan harus menjadi filosofi organisasi secara keseluruhan, melibatkan semua
departemen, dan mendorong kerja sama dengan organisasi lain.
 Program Pelatihan dan Pengembangan Staf: Perubahan dalam ekspektasi karyawan perlu
didukung dengan pelatihan dan pengembangan. Keterlibatan staf dalam proses perubahan
dapat meningkatkan penerimaan dan motivasi.
 Menunjuk Agen Perubahan: Penggunaan agen perubahan yang memiliki pengaruh positif
dalam organisasi penting. Mereka dapat mempromosikan adopsi perspektif baru,
terutama dalam IMC yang melibatkan seluruh organisasi.
 Perencanaan untuk Keunggulan Kompetitif: Organisasi harus merencanakan
restrukturisasi dan perubahan proses bisnis untuk mencapai efisiensi biaya dan
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
 Restrukturisasi dan Penunjukan Ulang Manajemen Komunikasi: IMC memerlukan
restrukturisasi dalam cara organisasi mengelola komunikasi. Sistem, prosedur, dan
struktur yang ada mungkin tidak sesuai untuk mendukung IMC sepenuhnya.

Akhirnya, IMC yang sukses tercapai ketika semua pihak eksternal, penyedia layanan, dan
mitra bekerja secara terintegrasi sehingga pelanggan merasakan konsistensi dalam komunikasi
dan tindakan organisasi. Untuk mencapai IMC yang total, organisasi perlu mengubah struktur
dan proses mereka untuk mendukung pendekatan terencana yang memungkinkan pengembangan
dan pengiriman IMC secara efektif.

F. Perencanaan Komunikasi Pemasaran.

Perencanaan komunikasi pemasaran adalah langkah kunci setelah strategi dan prinsip-prinsip
IMC ditetapkan. Ini melibatkan serangkaian tugas penting yang harus dilakukan oleh manajer
komunikasi pemasaran. Pertama-tama, manajer harus menentukan siapa yang akan menjadi
audiens pesan, apa isi pesan tersebut, bagaimana citra organisasi atau merek akan dipertahankan,
dan berapa biaya yang akan dialokasikan untuk mencapai tujuan komunikasi. Selanjutnya,
mereka harus merencanakan cara penyampaian pesan, tindakan yang diharapkan dari penerima
pesan, serta langkah-langkah pengendalian dan evaluasi setelah implementasi.

Karena berbagai alasan, perencanaan adalah sebuah aktivitas manajemen yang penting, dan
apakah komunikasi pemasaran ingin dikembangkan dengan cara yang teratur dan efisien,
perencanaan harus dikembangkan berdasarkan kerangka kerja yang sesuai. bekerja. Pertama,
tugas-tugas utama yang harus dihadapi manajer komunikasi pemasaran didirikan. Ini adalah
untuk memutuskan:
 siapa yang harus menerima pesan?
 apa yang seharusnya disampaikan dalam pesan tersebut?
 citra organisasi/penerima merek apa yang diharapkan dapat dipertahankan?
 berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun citra baru ini?
 bagaimana pesan disampaikan?
 tindakan apa yang harus diambil oleh penerima?
 bagaimana mengendalikan seluruh proses setelah dilaksanakan?
 apa yang telah dicapai?

Penting untuk diingat bahwa dalam komunikasi pemasaran, pesan yang dikirimkan dapat
ditujukan kepada berbagai audiens dengan kebutuhan informasi yang berbeda, dan tujuannya
adalah mendorong mereka untuk berpikir, berperilaku, atau merespons sesuai dengan yang
diinginkan oleh organisasi. Oleh karena itu, perencanaan komunikasi harus memadukan alat
komunikasi yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

G. Kerangka Kerja untuk Pemasaran Terpadu Rencana Komunikasi

MCPF (Model of Communication Planning Framework) adalah kerangka kerja yang


digunakan dalam pemasaran terpadu untuk menyusun rencana komunikasi. Kerangka ini
mengintegrasikan berbagai elemen dan keputusan yang dibuat oleh manajer pemasaran.
Meskipun proses komunikasi pemasaran tidak linier, MCPF membantu menyatukan elemen-
elemen kunci, menggambarkan keterkaitan di antara mereka, dan menciptakan pendekatan yang
terencana.

MCPF memungkinkan manajer pemasaran untuk memahami bagaimana elemen-elemen


berbeda berhubungan satu sama lain dan bagaimana mereka dapat bekerja bersama untuk
mencapai tujuan promosi. Meskipun tidak selalu mencerminkan kenyataan yang kompleks,
MCPF merupakan alat yang kuat untuk memandu proses perencanaan komunikasi pemasaran.
Itu juga telah digunakan oleh berbagai organisasi di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Pentingnya MCPF terletak pada kemampuannya untuk mengorganisir dan mengarahkan


aktivitas komunikasi pemasaran secara terencana dan eksplisit. Meskipun tidak bisa mengatasi
semua kompleksitas dalam praktik pemasaran, kerangka kerja ini memberikan landasan yang
kokoh bagi perencanaan strategi komunikasi. Terlepas dari sifat non-linier dari proses
komunikasi pemasaran sebenarnya, MCPF tetap memberikan arahan yang berarti dan integratif
kepada manajer pemasaran dalam mengembangkan dan mengevaluasi rencana komunikasi yang
efektif.

Rencana komunikasi pemasaran adalah dokumen yang melibatkan berbagai elemen penting
untuk mencapai tujuan promosi. Elemen-elemen utama dalam rencana komunikasi pemasaran
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Analisis Konteks: Ini melibatkan evaluasi situasi dan lingkungan eksternal yang
mempengaruhi perusahaan, termasuk pesaing, pelanggan, tren industri, dan faktor-faktor
lainnya yang relevan.
 Tujuan Promosi: Menentukan secara jelas dan spesifik apa yang ingin dicapai dengan
kampanye komunikasi, seperti meningkatkan kesadaran merek, penjualan, atau
partisipasi pelanggan.
 Strategi Komunikasi Pemasaran: Menetapkan pendekatan umum untuk mencapai
tujuan promosi, termasuk pesan, target audiens, dan pesan kunci.
 Bauran Promosi yang Terkoordinasi: Merincikan metode, alat, dan media yang akan
digunakan untuk menyampaikan pesan promosi, seperti iklan, pemasaran konten, media
sosial, dan lainnya.
 Penjadwalan dan Pelaksanaan: Menyusun jadwal pelaksanaan kampanye, termasuk
waktu peluncuran, durasi, dan tugas yang harus dilakukan.
 Sumber Daya (Manusia dan Keuangan): Menentukan sumber daya yang dibutuhkan,
termasuk personel yang terlibat dan anggaran yang tersedia.
 Evaluasi dan Pengendalian: Merencanakan metode untuk mengukur efektivitas
kampanye dan melakukan perubahan jika diperlukan selama pelaksanaan.
 Masukan: Menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk karyawan, pelanggan, dan
pemangku kepentingan, untuk memperbaiki dan mengoptimalkan rencana.

Dari penjelasan singkat diatas maka hal yang dapat kita simpulkan sebagai berikut:

 Analisis konteks adalah langkah pertama dalam perencanaan komunikasi pemasaran yang
penting. Tujuannya adalah memahami faktor-faktor pasar dan komunikasi yang dapat
mempengaruhi merek atau organisasi.
 Berbeda dari analisis situasi tradisional yang lebih fokus pada faktor organisasi,
sementara analisis konteks berfokus pada aktivitas, permasalahan, dan peristiwa yang
berkaitan dengan komunikasi.
 Penyusunan analisis konteks (CA) sangat penting karena memberikan informasi yang
penting untuk pengembangan rencana promosi. Ini melibatkan pengumpulan data tentang
target audiens, media yang digunakan, anggaran, sumber daya, dan faktor lingkungan.
 Analisis konteks menjadi dasar untuk menentukan tujuan promosi dalam rencana
pemasaran. Jenis pesan, media, dan gaya pesan akan ditentukan berdasarkan karakteristik
target audiens dan sumber daya yang tersedia.
 Tujuan promosi memiliki peran penting dalam perencanaan karena mengatur
keseimbangan dalam rencana, menentukan posisi merek, mengatur bauran promosi,
menetapkan parameter waktu, dan memberikan cara untuk mengevaluasi efektivitas
komunikasi.
 Tujuan promosi idealnya terdiri dari tiga elemen utama: tujuan perusahaan, tujuan
pemasaran yang berorientasi pada hasil, dan tujuan komunikasi pemasaran yang
berhubungan dengan kesadaran, persepsi, pemahaman, sikap, dan preferensi terhadap
merek.
 Proses perencanaan selesai dengan umpan balik yang mencakup evaluasi hasil kampanye,
kinerja alat dan media yang digunakan, penggunaan sumber daya, kesesuaian strategi
awal, dan pencapaian tujuan. Umpan balik memberikan kesempatan untuk belajar dari
kampanye sebelumnya dan memperbaiki analisis konteks untuk kampanye berikutnya.

H. Tautan dan Poin Penting

Dalam rencana komunikasi pemasaran, berbagai elemen saling terkait. Analisis kontekstual,
yang merupakan langkah awal, mempengaruhi tujuan promosi, strategi, alat dan media yang
akan digunakan, serta penjadwalan dan evaluasi. Elemen-elemen seperti pemahaman merek,
kebutuhan audiens, profil pemangku kepentingan, dan tujuan pemasaran saling memengaruhi
dalam mencapai keseimbangan strategis. Penempatan merek dalam persepsi audiens juga
memengaruhi isi dan gaya pesan komunikasi.

Alat promosi dipengaruhi oleh analisis target audiens, preferensi media, kesesuaian produk
dan media, serta analisis pesaing dan sumber daya yang tersedia. Strategi komunikasi pemasaran
didasarkan pada pemahaman keseluruhan terhadap kebutuhan audiens target dan posisi merek di
pasar. Bauran promosi dipengaruhi oleh elemen-elemen sebelumnya, seperti strategi dan
anggaran, serta karakteristik media yang memengaruhi penjadwalan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan komunikasi pemasaran. Semua elemen ini saling terhubung dalam perencanaan
komunikasi pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai