Anda di halaman 1dari 8

MENULIS SKRIP

Menulis skrip atau skenario adalah cara yang bagus untuk melatih kreativitas melalui pembuatan
film pendek, film, atau acara TV. Tiap skrip dimulai dengan premis dan plot yang bagus dan
membawa tokoh pada petualangan yang mengubah hidupnya. Dengan mempelajari penulisan dan
format yang benar, Anda bisa menulis skrip sendiri dan mengembangkan kreatifitas anda.

1
Bagian

Menciptakan Dunia dalam Cerita

1. Pikirkan tema atau konflik yang ingin Anda ceritakan.


Gunakan pertanyaan “Bagaimana jika?” untuk membentuk ide. Mulailah dengan mengambil
inspirasi dari dunia di sekitar Anda dan pikirkan bagaimana jadinya dunia itu jika dipengaruhi
oleh peristiwa atau tokoh tertentu. Anda juga bisa memikirkan tema keseluruhan, seperti
cinta, keluarga, atau pertemanan sehingga seluruh isi skrip menyatu.
• Misalnya, “Bagaimana jika kita kembali ke masa lalu dan bertemu orang tua waktu
mereka seusia kita?” adalah premis Back to the Future, sementara “Bagaimana jika
monster yang menyelamatkan putri, bukannya pangeran tampan?” adalah
premis Shrek.
• Bawa buku catatan kecil ke mana saja supaya Anda bisa menuliskan ide.
2. Pilih genre.
Genre adalah alat bercerita yang penting supaya pembaca tahu cerita apa yang bisa mereka
harapkan. Pikirkan film atau acara TV yang paling Anda sukai, dan cobalah menulis skrip
dengan gaya yang mirip.
• Gabungkan genre untuk membuat sesuatu yang unik. Misalnya, Anda bisa membuat
film koboi yang berlatar luar angkasa atau film cinta dengan elemen horor.

Memilih Genre
• Jika Anda suka latar besar dan ledakan, pertimbangkan menulis skrip aksi.
• Jika Anda ingin membuat orang takut, cobalah menulis skrip horor.
• Jika Anda ingin bercerita tentang hubungan, cobalah menulis skrip drama atau komedi
romantis.
• Jika Anda menyukai banyak efek khusus atau apa yang terjadi di masa depan, tulis skrip
film fiksi ilmiah.
3. Pilih latar.
Pastikan latar sesuai dengan cerita atau tema. Buat daftar yang berisi sedikitnya 3–4 latar
yang dikunjungi tokoh supaya tetap menarik.
• Misalnya, jika salah satu tema Anda adalah isolasi, Anda bisa memilih latar rumah
terbengkalai.
• Genre yang dipilih juga membantu Anda memilih latar. Misalnya, sepertinya tidak
mungkin Anda menjadikan kota New York sebagai latar cerita koboi.

4. Ciptakan protagonis yang menarik.


Ketika menciptakan protagonis, berikan tujuan yang harus dicapainya di sepanjang skrip.
Berikan tokoh tersebut kekurangan, seperti sering berbohong atau hanya memikirkan diri
sendiri, supaya dia lebih menarik. Pada akhir skrip, dia harus melalui suatu peristiwa dan
berubah. Pikirkan siapa dia di awal cerita versus bagaimana peristiwa mengubahnya.
• Jangan lupa memberi nama yang mudah diingat!
5. Ciptakan antagonis yang bertentangan dengan protagonis.
Antagonis adalah tokoh yang menentang protagonis. Berikan kualitas yang mirip antara
protagonis dan antagonis, tetapi ubah cara antagonis mengimplementasikan kualitas tersebut.
Misalnya, protagonis mungkin berusaha menyelamatkan dunia, tetapi antagonis mungkin
berpikir satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah menghancurkannya lebih
dahulu.
• Jika Anda menulis cerita horor, antagonis mungkin merupakan monster atau
pembunuh bertopeng.
• Dalam komedi romantis, antagonis adalah orang yang berusaha dirayu tokoh utama.

6. Tulis ringkasan plot sepanjang 1–2 kalimat.


Ringkasan ini berisi peristiwa utama dalam film. Gunakan bahasa deskriptif untuk membuat
ringkasan yang terkesan unik sehingga orang lain memahami ide utama cerita. Pastikan
konflik juga dimasukkan dalam ringkasan.
• Misalnya, jika Anda ingin menulis ringkasan film A Quiet Place, Anda bisa menulis,
“Satu keluarga diserang oleh monster”, tetapi itu tidak memuat detail. Sebaliknya,
jika Anda menulis, “Satu keluarga harus hidup dalam keheningan supaya tidak
ditangkap oleh monster dengan daya pendengaran yang sangat sensitif”, pembaca
dapat memahami poin utama skrip.
2
Bagian

Membuat Kerangka Skrip

1. Tuangkan ide plot dalam tulisan.


Tuliskan tiap peristiwa dalam skrip di kartu tersendiri. Dengan demikian, Anda bisa
mengatur ulang peristiwa untuk mengetahui mana yang terbaik. Tulis semua ide,
walaupun menurut Anda jelek, karena Anda tidak akan tahu mana yang paling bagus
dalam skrip final.
• Anda juga bisa menggunakan dokumen kata atau perangkat lunak penulisan skrip,
seperti WriterDuet atau Final Draft.

2. Atur peristiwa dalam urutan yang Anda mau.

Setelah menuliskan ide di kartu, letakkan di atas meja atau lantai dan atur dalam urutan
kronologis. Lihat bagaimana peristiwa tertentu mengarah ke peristiwa lain untuk
mengetahui apakah urutannya masuk akal. Jika tidak, ambil kartu indeks tersebut dan cari
apakah lebih baik apabila diletakkan di urutan lain.
• Letakkan peristiwa yang terjadi di masa depan pada awal film jika Anda ingin
membuat film yang membuat pemirsa bingung dan penasaran, seperti Inception.
3. Pikirkan sepenting apa tiap adegan yang akan dimasukkan.

Ajukan pertanyaan seperti, “Apa poin utama adegan ini?” atau “Bagaimana adegan ini
membawa cerita ke depan?” Pelajari tiap adegan untuk melihat apakah adegan tersebut
menambahkan sesuatu pada cerita atau hanya mengisi ruang kosong. Jika adegan tidak
memiliki poin tertentu atau menggerakkan cerita, Anda bisa menghapusnya.
• Misalnya, jika dalam adegan hanya ada tokoh yang belanja kebutuhan sehari-hari, itu
tidak menambahkan apa pun dalam cerita. Akan tetapi, jika tokoh tersebut bertemu
seseorang di toko dan obrolan mereka terkait dengan ide utama film, silakan
dipertahankan.

4. Gunakan momen tinggi dan rendah pada jeda babak

Jeda babak membantu memisahkan cerita jadi 3 bagian: perkenalan, konfrontasi, dan resolusi.
Perkenalan, atau Babak I, dimulai pada awal cerita dan berakhir ketika tokoh mengambil pilihan
yang mengubah hidup mereka selamanya. Di sepanjang konfrontasi, atau Bab II, protagonis akan
berusaha mencapai tujuan dan berinteraksi dengan antagonis yang mengarah ke titik klimaks
cerita. Resolusi, atau Babak III, terjadi setelah klimaks, menampilkan apa yang terjadi sesudahnya.
Bagian3
Memformat Skrip

1. Buat halaman judul.

Tulis judul skrip dalam huruf besar semua di tengah halaman. Beri spasi setelah judul,
kemudian tulis “Ditulis oleh”. Tambahkan spasi lagi sebelum menuliskan nama Anda.
Sertakan informasi kontak, seperti alamat surel dan nomor telepon di margin kiri bawah.

• Jika skrip Anda berdasarkan cerita atau film lain, tambahkan beberapa baris ekstra
dengan frasa “Didasarkan pada cerita oleh” diikuti oleh nama penulis orisinalnya.

2. Gunakan font Courier 12 di seluruh skrip.


Standar penulisan skenario adalah font Courier dan variasinya supaya mudah dibaca.
Pastikan Anda menggunakan font 12 karena ukuran itulah yang digunakan skrip lain dan
dianggap sebagai standar industri.
• Gunakan format tambahan, seperti huruf tebal atau garis bawah, seperlunya saja
karena jika berlebihan dapat mengganggu perhatian pembaca.

3. Tulis judul adegan setiap kali lokasi latar berpindah.


Judul adegan harus dibuat rata kiri, 1½ inci (3,8 cm) dari tepi halaman. Tulis judul adegan
dalam huruf besar semua supaya mudah dikenali. Masukkan INT. Atau EXT. untuk
memberi tahu pembaca bahwa adegan terjadi di dalam atau di luar. Kemudian, tulis nama
lokasi spesifik diikuti dengan waktu adegan tersebut berlangsung.
• Contoh judul adegan: INT. RUANG KELAS - SIANG.
• Buat judul adegan dalam satu baris saja supaya tidak membingungkan.
• Jika Anda ingin menyebutkan ruang spesifik di lokasi spesifik, bisa ditulis seperti ini:
INT. RUMAH BUDI - DAPUR - SIANG.
4. Tulis blok tindakan untuk mendeskripsikan latar dan tindakan tokoh.

Blok tindakan harus dibuat rata kiri dan ditulis dalam struktur kalimat biasa. Gunakan
kalimat aksi untuk menunjukkan apa yang dilakukan tokoh dan memberi deskripsi singkat
tentang peristiwa yang terjadi. Susun dalam kalimat singkat supaya tidak berlebihan bagi
pembaca.
• Hindari menuliskan apa yang dipikirkan tokoh. Aturan umumnya, jika pikiran itu tidak
bisa diperlihatkan di layar, jangan masukkan dalam blok tindakan. Jadi, daripada menulis,
“Budi berpikir untuk menarik tuas, tetapi dia tidak yakin,” lebih baik tuliskan, “Tangan
Budi bergetar di dekat tuas. Dia menggertakkan gigi dan mengerutkan alis.”
• Apabila Anda memperkenalkan tokoh untuk pertama kalinya dalam blok tindakan, tulis
nama mereka dalam huruf besar semua. Setelah itu, tulis seperti biasa.

5. Tulis nama tokoh dan dialog di tengah setiap kali tokoh


tersebut bicara.

Pastikan margin diatur 3,7 inci (9,4 cm) dari sisi kiri halaman. Tulis nama tokoh dalam
huruf besar semua supaya pembaca atau aktor dapat melihat kapan dialog mereka
muncul. Ketika Anda menulis dialog, pastikan jaraknya 2½ inci (6,4 cm) dari sisi kiri
halaman.
• Jika Anda ingin menunjukkan perasaan tokoh, tuliskan jenis emosi dalam tanda kurung
setelah nama tokoh tersebut. Misalnya, (bersemangat) atau (tegang). Pastikan tanda
kurung berjarak 3,1 cm (7,9 cm) dari sisi kiri halaman.

Tuliskan imajinasi

#TulisAjaDulu

Anda mungkin juga menyukai