IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Andrias Safa Ramadhani (221610101034) (Ketua)
Nama Anggota Afanindya Bias Maharani (221610101032)
kelompok Ni Luh Kadek Ardhia Swari Pradnyani (221610101033)
Andrias Safa Ramadhani (221610101034) (Ketua)
Prafajrin Alibyya Vianesha (221610101035) (Scriber)
Farah Rizka Salsabila (221610101036)
Ananda Meysy Ulfa Lendri (221610101037)
Hanif Khalisha (221610101038)
Ma’rifatu Qolbi (221610101039)
Ifadhah Rachmah Hanifiyah (221610101040)
Irma Cahyani Malau (221610101042)
Pertemuan Ke 12
Hari/Tanggal Kamis/8 September 2022
BAHAN DISKUSI
Bacalah dengan seksama kasus pada skenario 1. Diskusikan dengan metode seven jumps, untuk
menganalisis dan memecahkan berbagai masalah pada kasus skenario 1. Tutorial pertemuan I
melaksanakan step 1-5 untuk mendapatkan tujuan pembelajaran, dilanjutkan step 6 (belajar
mandiri) dan tutorial pertemuan II melaksanakan step 7 untuk membahas tujuan pembelajaran.
Gunakanlah literatur yang telah tertulis pada modul, atau mencari di media lain yang bisa
dipertanggung jawabkan. Buat laporan sesuai format dan persiapkan PPT untuk melakukan
presentasi pada saat pleno.
Skenario 3
FENOMENA PLURALITAS SOSIAL BUDAYA
Mahasiswa yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi berasal dari berbagai daerah dan mempunyai
latar belakang status sosial-ekonomi, agama dan latar belakang etnis yang berbeda. Perbedaan
itu rawan menimbulkan konflik sehingga pihak universitas berusaha mencegah dengan cara
memberikan pendidikan multikultural dalam program Orientasi Kampus. Akan tetapi, ada saja
kasus berbau SARA. Pada suatu hari Paijo mahasiswa dari salah satu daerah berkelahi dengan
Randi, mahasiswa dari daerah lain. Perkelahian tersebut dipicu saling ejek mengenai latar
belakang etnis masing-masing. Ada pula Vallen salah seorang mahasiswi yang dikenal suka
pilih-pilih teman. Ia hanya mau bergaul dengan teman-teman dari kelas sosial-ekonomi tinggi
dan enggan berkomunikasi dengan teman-teman lain. Ia pun sering pergi menghindari teman-
teman dengan latar belakang budaya tertentu dan berprasangka bahwa mereka adalah orang-
orang miskin yang kasar.. Apabila ia berada dalam satu kelompok dengan mereka, tak segan-
segan ia minta dipindahkan ke kelompok lain. Jika tetap harus berada di kelompok itu, ia tak
mau bekerja sama.
Identifikasikanlah masalah-masalah yang ada dalam kasus di atas, penyebab dan dampaknya
bagi pihak-pihak yang terlibat. Diskusikan pula bagaimana mengatasi masalah semacam itu !
HASIL DISKUSI
Tulislah hasil diskusi tutorial skenario 1 dalam bentuk laporan yang yang terdiri dari A.
Skenario, B. Clarifying unfamiliar terms, C. Problem definition, D. Brainstorming, E.
Analysing the problem, F. Learning objective, G. Reporting/generalization dan H. Daftar
pustaka. Unggahlah laporan tutorial tersebut pada assignment di e-learning sister.
V. STEP 5 (LO)
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keberagaman sosial ekomi
budayaatau pluralisme serta bentuk atau jenisnya bagi manusia.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep kesetaraan dalam
sistem sosialekonmi budaya.
3. Mahasiswa mampu memahami Konsep dasar komunikasi efektif.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peran budaya bagi manusia.
5. Mahasiswa mampu memahami faktor penyebab konflik
akibat saradan cara mengatasinya.
6. Mahasiswa mampu memahami konsep pendidikan
multikultural danpengaplikasiannya.
1. Perbedaan agama
2. Perbedaan budaya
3. Perbedaan Suku Bangsa
4. Perbedaan Pekerjaan
Konsepsi pluralisme dapat memainkan peran penting. Salah satunya Konsepsi
pluralisme di dunia pendidikan dikembangkan menjadi pendidikan pluralisme
agama sebagai jawaban atas fenomena globalisasi. Pendidikan pluralisme agama
merupakan salah satu perwujudan dari pendidikan modern, karena model
pendidikan pluralisme agama ini lebih mengedepankan pada perubahan perilaku,
sikap, serta kualitas karakter seseorang agar mampu menciptakan perdamaian dan
kohesi sosial yang baik, serta dapat menjadi solusi atas problematika kebodohan,
ketertindasan, dan pertikaian, sehingga konflik sosial-keagaamaan dapat dihindari.
Peran dan Fungsi
Peran dan fungsi keragaman budaya yang dimiliki Indonesia dalam pembangunan
nasional yaitu:
- Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
- Mengembangkan Kebudayaan Nasional
- Tertanamnya Sikap Toleransi
- Saling Melengkapi Hasil Budaya
- Mendorong Inovasi Kebudayaan
(Ni Luh Kadek Ardhia)
Pluralisme adalah suatu paham atau pandangan hidup yang mengakui dan
menerima adanya kemajemukan atau keanekaragaman dalam suatu kelompok
masyarakat. Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi agama, suku, ras,
adat- istiadat, dll. Segi — segi inilah yang biasanya menjadi dasar pembentukan
aneka macam kelompok lebih kecil, terbatas dan khas, serta yang mencirikhaskan
dan membedakan kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, dalam suatu
kelompok masyarakat yang majemuk dan yang lebih besar atau lebih luas.
Misalnya masyarakat Indonesia yang majemuk,yang terdiri dari berbagai
kelompok umat beragama, suku, dan ras, yang memiliki aneka macam budaya atau
adat — istiadat. Begitu pula masyarakat Maluku yang majemuk, ataupun
masyarakat Aru yang majemuk.
dasar dasar pluralisme
1. dasar filosofis kemanusiaan
2. dasar sosial kemasyarakatan dan budaya
3. dasar teologis
faktor faktor penyebab tumbuh kembangnya pluralisme
1. faktor internal, faktor internal disini adalah masalah teologis
2. faktor eksternal, dibagi menjadi 2:
- faktor sosio politik, faktor ini berhubungan dengan munculnya pemikiran
mengenai masalah liberalisme yang menyuarakan kebebasan, toleransi, kesamaan,
dan pluralisme. liberalisme inilah yg menjadi cikal bakal pluralisme
- faktor keilmuan, faktor keilmuan disini seperti maraknya studi studi ilmiah
modern terhadap agama agama di dunia atau yang sering dikenal dengan
perbandingan agama.
(Ifadhah Rachmah)
Dalam struktur masyarakat, terdapat berbagai macam kelompok yang muncul dan
membangun dirinya berdasarkan ras, budaya, tingkat ekonomi, maupun
masyarakat dalam kapasitasnya sebagai patron dan klien. Lahirnya kelompok
seperti itu, pada akhirnya memunculkan sekat kehidupan dalam berbagai bidang,
superioritas, alienasi, perselisihan, dan tidak jarang sampai bermuara pada tindak
diskriminasi sosial.
Maka dari itu, adanya kesetaraan kesetaraan merupakan program revolusioner
dalam memerdekakan setiap kaum tertindas dan melepaskan dirinya dari belenggu
diskriminasi dan strata sosial. Kesetaraan juga merupakan kesejajaran harkat dan
martabat, serta meratanya keadilan dan kesejahteraan manusia, tanpa melihat
perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, maupun perbedaan warna kulit.
kesetaraan benar benar sebuah konsep yang menolak diskriminasi dengan
mengusung kesejajaran, keadilan, dan posisi yang moderat. Kesetaraan tidaklah
menolak fitroh bahwa manusia diciptakan dengan berbagai perbedaanya.
Kesetaraan memiliki nilai ideal moral berupa konsep keadilan, keseimbangan, dan
sikap moderat yang kesemuanya berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Kesetaraan dan keadilan merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan.
Begitu juga dengan konsep keseimbangan. Konsep kesetaraan juga berhubungan
dengan konsep moderat. Jika kesetaraan diterapkan, maka semuanya akan berjalan
dengan baik, di berbagai bidang termasuk sosial, ekonomi, dan budaya.
(Prafajrin)
3. Komunikasi secara efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa
asing orang menyebutnya "the communication is in tune", yaitu kedua belah pihak
yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut
Stewart L. Tubbs dan Sylavia Moss, komunikasi yang efektif ditandai dengan
adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tindakan. Selain itu komunikasi efektif juga bisa didefinisikan sebagai pertukaran
informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin
sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Penilaian
efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si
pengirim pesan. Pesan yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan
sang komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap antara dua orang
atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat mengahsilkan perubahan
sikap pada orang yang terlibat komunikasi. Agar komunikasi bisa berlangsung
efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor
tersebut disebut dengan The Seven Communication, yaitu:
1. Credibility
2. Context
3. Content
4. Clarity
5. Continuity and consistency
6. Capability of Audience
7. Channels of Distribution
(Andrias Safa)
Berdasarkan jurnal Ujang Mahadi, STAI Ibnu Rusyd Kotabumi Lampung Utara,
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi apabila suatu pesan
yang dikirimkan komunikator kepada penerima pesan (komunikan) dapat
diterima dengan baik atau sama dengan pesan yang dimaksudkan oleh
pengirim pesan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Pada saat menyampaikan
pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan yang disampaikan telah diterima
dengan baik oleh penerima pesan. Sementara penerima pesan perlu
berkonsentrasi agarpesan dapat diterima dengan baik dan memberikan umpan
balik (feedback) kepada pengirim. Umpan balik menjadi penting sebagai
proses klarifikasi untuk memastikan tidak terjadi salah interpretasi terhadap pesan
yang disampaikan.
Komunikasi sebagai suatu proses mempunyai faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi sehingga proses komunikasi dapat berjalan lancar.
Burhanuddin (2014) mengatakan kelancaran dalam berkomunikasi dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain:1). Faktor Pengetahuan. Semakin luas pengetahuan
yang dimiliki seseorang, semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki
sehingga mempermudah berkomunikasi dengan lancar.2). Faktor Pengalaman.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang menyebabkan terbiasa
untuk menghadapi sesuatu. Orang yang sering atau terbiasa menghadapi
massa, sering berbicara di muka umum, tentu akan lancar berbicara dalam
berbagai keadaan.3). Faktor Intelegensi. Orang yang intelegensinya rendah
biasanya kurang lancar dalam berbicara karena kurang memiliki
perbendaharaan kata dan bahasa yang baik. Bahkan cara berbicaranya terputus-
putus, antara kata yang satu dengan yang lain tidak ada relevansinya.4). Faktor
Kepribadian. Orang yang memiliki sifat pemalu dan kurang bergaul, biasanya
kurang lancar berbicara dibandingkan orang yang pandai bergaul.5). Faktor
Biologis. Disebabkan oleh gangguan organ-organ berbicara sehingga
menimbulkan gangguan dalam komunikasi.
(Prafajrin)
Pada beberapa daerah tertentu suatu budaya berperan dalam penyelesaian konflik
sosial. Suatu ketika warga Maumere dan Aewora berkonflik. Pembunuhan
dilakukan oleh warga Aewora terhadap warga Maumere. Akhirnya,
kedua suku tersebut melakukan upacara tura jaji. Tura jaji merupakan
upacara adat, Tura : sumpah, jaji : janji. Jadi tura aji merupakan suatu upacara adat
yang berisi tentang sumpah/janji yang disepakati oleh masyarakat adat setempat.
Fakta di atas menunjukan bahwa pada waktu yang lalu, konflik sering
terjadi di masyarakat Ende Lio. Realitas ini menuntut adanya sebuah kesepakatan
adat. Dari kesepakatan inilah maka muncullah Tura J aji yaitu sumpah adat.
Tura jaji dibuat agar tidak terjadi konflik sosial dan terciptanya persatuan dalam
masyarakat dan masyarakat senantiasa bisa hidup dalam perdamaian.
(Ananda Meysy)
5. Cara mengatasi konflik SARA dalam hal agama dapat dilakukan dengan upaya
dialog yang dikenal dengan Musyawarah Antar-Agama agar masyarakat yang
tidak memahami ajaran agama secara keseluruhan akibat kesenjangan antara
idealitas agama sebagai ajaran dan pesan-pesan suci Tuhan dengan realitas
empirik di masyarakat menyadari pluralisme agama yang ada di Indonesia
sehingga tercipta persatuan dan kesatuan bangsa. (Dr. HM. Zainuddin, MA dari
jurnal "Solusi Mencegah Konflik Antarumat Beragama" UIN Malang 2013)
Selanjutnya dalam hal suku, ras dan antar golongan dilakukan pula dengan
musyawarah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik Sosial Pasal 8 ayat 2 yang berbunyi
"Penyelesaian secara damai sebagaimana dimaksud ayat (1) mengutamakan
musyawarah untuk mufakat." serta penegakkan hukum seadil-adilnya sesuai
dengan UU Nomor 7 Tahun 2012 Pasal 9E yang berbunyi "Pemerintah dan
Pemerintah Daerah berkewajiban meredam potensi Konflik dalam masyarakat
dengan menegakkan hukum tanpa diskriminasi."
(Hanif)
Penyebab adanya konflik SARA biasanya dipicu oleh sikap toleran/intoleran dari
seseorang. Apabila bangsa ini tidak berpendirian pada nilai toleransi maka
akan menimbulkan suatu dampak yaitu adanya Primordialisme.(Hutabarat dan
Panjaitan, 2016; Maryati dan Priatna, 2017). Primordialisme adalah sebuah
pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil,
baik mengenai tradisi, adatistiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu
yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Di satu sisi, sikap primordial
memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi
lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap
etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang menganggap budayanya lebih baik
dari budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain
tidak ada apa-apanya dibandingkan budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-
nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang
sangat melekat dalam diri dan sangatlah sulit untuk merubahnya dan
cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.
Terdapat dua jenis etnosentris yaitu:
a). Etnosentris fleksibel
yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang lain tidak
hanya berdasarkan sudut
pandang budaya sendiri tetapi juga sudut pandang budaya lain.
b). Etnosentris infleksibel
yakni suatu sikap yang cenderung bersifat subjektif dalam memandang budaya
atau tingkah laku orang lain.
Selain itu, era globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang sangat pesat, dalam perkembangannya ini dapat memberikan
dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif nya yaitu
beredarnya berita hoax yang dapat menimbulkan konflik isue SARA.
(Ananda Meysy)
Pendidikan multikultural merupakan suatu wacana yang lintas batas, karena terkait
dengan masalah-masalah keadilan sosial (social justice), demokarasi dan hak asasi
manusia, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di
tengah-tengah masyarakat plural. maka kurikulum pendidikan multkultural harus
mencakup subjek-subjek seperti: toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-
kultural, dan agama; bahaya diskriminasi; penyelesaian konflik dan mediasi;
HAM; demokrasi dan pluralitas; kemanusiaan universal dan subjek-subjek lain
yang relevan.
(Ifadhah Rachmah)
Daftar Pustaka