Modul Pancasila
Modul Pancasila
Mataram,September 2022
Tim penyusun
Jurusan kebidanan
Yunita Marliana,SST,M.Tr.Keb
NIP.19790606206042004
Mengetahui
NIP.198012282001122001 NIP.198002242002122002
Mengesahkan
NIP.197505142006041003
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Modul Pancasila Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram ini dapat diselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Modul ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan pedoman belajar
anatomi fisiologi yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah
Pancasila. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada
setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan teori singkat untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Pancasila ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................................8
BAB II....................................................................................................................................22
BAB III...................................................................................................................................27
BAB IV...................................................................................................................................30
Pancasila Dalam konteks letatanegaraan R.I (UUD 1945 Setelah Amandemen dan peraturan
BAB V....................................................................................................................................38
PENUTUP..............................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................41
3
PENDAHULUAN
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) yang
harus Anda ikuti di Perguruan Tinggi. Kebijakan Pendidikan Pancasila mengalami
pasang surut pemberlakuannya di Perguruan Tinggi. Pasca reformasi tahun 1998,
stigma muncul karena pada masa Orde Baru, Pancasila ditafsirkan penuh muatan
politik untuk melanggengkan kekuasaan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak ada tentang kurikulum Pancasila. Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan
kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa. Materi Pancasila kemudian dimasukan dalam substansi
kajian pendidikan kewarganegaraan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 43/Dikti/ Kep/2006
Tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian Di Perguruan Tinggi. Kemudian melalui surat edaran Dirjen Dikti No.
914/E/T/2011 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi, dijelaskan bahwa bagi Perguruan Tinggi yang belum
menyelenggarakan mata kuliah Pendidikan Pancasila agar dapat melaksanakan kuliah
dengan bobot minimal 2 SKS, atau dilaksanakan bersama dengan mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan nama Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 SKS.
4
memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa negara mewajibkan
agar pendidikan Pancasila dilaksanakan dan dimuat dalam kurikulum perguruan tinggi
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Melalui mata kuliah pendidikan Pancasila
ini, diharapkan dapat lebih fokus dalam membina pemahaman dan penghayatan
mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai
ideologi diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa untuk
mengembangkan jiwa profesionalitas mereka sesuai dengan latar belakang keilmuan
di program studi masing-masing.
Panduan Belajar
Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu Anda lakukan adalah sebagai
berikut:
5
yang utuh.
3. Kuasai pengertian demi pengertian dari bahasan modul ini melalui proses
berpikir Anda sendiri atau bertukar pikiran melalui diskusi dengan teman
belajar Anda atau dengan dosen atau tutor Anda.
4. Mantapkan pembelajaran untuk memperoleh gambaran mendalam melalui
diskusi kelompok kecil atau kelas pada kegiatan tutorial.
5. Apabila ada istilah yang tidak dimengerti, Anda dapat melihat daftar istilah
yang berada di bagian akhir setiap Unit.
6. Kerjakan setiap latihan soal di setiap Unit, untuk mengukur capaian
pembelajaran Anda. Apabila ada yang tidak diketahui, Anda dapat
mempelajari kembali materi di Unit terkait. Apabila masih terdapat kesulitan,
silahkan ditanyakan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah atau baca referensi
lain yang disarankan oleh Dosen Pengampu.
7. Pelajari sumber bacaan lain terutama yang terlampir dalam referensi di setiap
Unit. Dengan membaca referensi lain, anda juga akan mendapatkan
pengetahuan tambahan.
Tujuan Akhir
6
Visi Pendidikan Pancasila
7
BAB I
8
diantaranya pendekatan historis, sosiologis, dan yuridis/politik (Nurwardani, dkk,
2016). Secara historis, nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri
sebagai causa materialisnya, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan bangsa
Indonesia. Pancasila melewati perjalanan sejarah yang panjang dari mulai zaman
Kerajaan-kerajaan sampai dengan disahkan di Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
sebagai Dasar Negara. Sumber sosiologis meliputi nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil
konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri,
yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000 dikutip
Nurwardani, dkk, 2016). Sumber yuridis pendidikan Pancasila berdasarkan argumen
bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara hukum (rechtsstaat) dengan pemerintahan
yang berdasarkan hukum (rule of law).
9
untuk menggalang persatuan Indonesia.
Pancasila sebagai Dasar Filsafat negara diupayakan melekat erat dalam diri setiap
warga negara Indonesia. Upaya sengaja keberadaan Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi diharapkan sejalan dengan pembudayaan
10
nilai-nilai Pancasila agar berakar kuat menjadi kepribadian tiap warga negara. Bung
Hatta menyatakan bahwa apa yang diajarkan dalam proses Pendidikan adalah
kebudayaan, sedangkan Pendidikan itu sendiri adalah pembudayaan (latif, 2018).
Pancasila merupakan titik temu yang menyatukan keragaman bangsa (Latif, 2018).
Titik temu ini yang akan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Terkikisnya nilai-
nilai Pancasila, akan mengikis, pertemuan dan persatuan bangsa yang beraneka ragam
budaya, agama, adat-istiadat, suku bangsa, dll. Oleh karena itu memperkokoh
kesatuan bangsa perlu terus dipelihara dan diupayakan melalui Pendidikan dan
pembudayaan nilai-nilai Pancasila untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
11
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
a. Manipulatif
e. Suka menghina
12
Hak dan kewajiban warga Negara
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang
layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
13
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :
14
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3)
UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
a. Landasan historis
15
Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup
panjang sejak Zaman kutai. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia berjuang
menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta
filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang panjang dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya ,yang di
dalamnya tersimpul ciri khas , sifat, dan karakter bangsa yang berbeda
dengan bangsa lain. Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini
terutama dalam masa reformasi, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
harus memiliki visi harus serta pandangan hidup yang kuat agar tidak
terombang-ambing ditengah-tengah masyarakat Internasional.
Menurut kami landasan historis adalah cerita perjalanan masyarakat
Indonesia dari sebelum merdeka sampai merdeka saat ini, jadi nenek
moyang kita seluruh nusantara memang telah memiliki nilai-nilai pancasila
sebelumnya. Dari zaman kerajaan-kerajaan yang saling melakukan
kerjasama perdagangan, yang pada proses itu terjadi pertukaran budaya,
sifat, dan karakter.
b. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara senantiasamemiliki suatu pandangan hidup. Filsafat hidup serta
pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam pergaulan masyarakat
internasional. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang
berbeda dengan bangsa lain . Negara komunisme dan liberalisme meletakan
dasar filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi tertentu.
Berbeda dengan bangsa lain, bangsa
Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam masyarrakat, berbangsa
dan bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki dan melekat pada
bangsa itu sendiri. Satu-satunya
16
karya besar bangsaIndonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain
di dunia ini adalah hasil pemikiran tentang bangsa dan Negara yang
mendasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai yang terutang dalam
sila-sila pancasila
Menurut kami landasan kultural adalah asas kultural yang telah ada dan
melekat pada diri rakyat Indonesia. Seperti halnya pancasila bukanlah
ciptaan dari pemikiran sekelompok orang, tapi merupakan ciri dari bangsa
Indonesia sendiri yang didalamnya terkandung
nilai-nilai kultural bangsa Indonesia.
Oleh karena itu para generasi penerus bangsa terutama dalam kalangan
intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis
dalam diri pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah jati diri dan kepribadian
bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki
sifat keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman di samping memiliki dinamika internal
secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukannya. Dengan demikian
generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai
dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya
terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.
c. Landasan yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di pendidikan tinggi
tertuang dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional. Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi
17
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat pendidkan
Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
Menurut kami landasan yuridis adalah landasan yang dibuat oleh
kelompok, organisasi, dan masyarakat melalui proses musyawarah dengan
tujuan mencapai aturan yang cocok. Landasan yuridis pancasila terdapat
dalam alinea IV Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya terdapat
rumusan sila-sila Pancasila sebagai
dasar negara yang sah sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional
karena dasar negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan
lebih lanjut dan rinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di
dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Adapun penjabaran yang terdapat
pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :
- Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.Ayat (2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
- Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan
kedudukannya di dalam Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung
Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
18
- Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara.
- Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
- Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas azas kekeluargaan. Ayat (2): Cabang-cabang produksi yang penting
bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat
hudup orang banyak dikuasai oleh Negara.
- Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
d. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan Filosofis
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
terkandung dalam konsep dasar mengenai kehidupan yang dicitta-citakan,
terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Oleh karena Pancasila
seabagi pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia maka pandangan
hidup tersebut dijunjung tinggi karena pandangan hidup Pancasila berakar
pada budaya dan pandangan hidup masyarakt. Dengan demikian pandangan
hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang bhineka tunggal
ika tersebut harus merupakanasas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh
mematikan kenekaragaman (Kaelan,2013:43).
19
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau
pandangan hidup. Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk
sistem perundang-perundangan. Pada zaman dahulu saat bangsa Indonesia
belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya berketuhanan
dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan hindu pun adalah bangsa yang
sudah menganut kepercayaan terhadap Tuhan YME. Nilai-nilai yang
tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa
Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum
berdirinya negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan moral
untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu
kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang
dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara
adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk
20
Tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan
yang terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga
secara filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya
rakyat adalah merupakan dasar ontologism demokrasi, karena rakyat
merupakan asal mula kekuasaan Negara Atas dasar pengertian filosofis
tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila merupakan dasar
filsafat negara.
21
BAB II
a. Pengertian Filsafat
Perkataan dan istilah filasafat di dalam bahasa Arab ialah falfasah. Secara
etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang terdiri
atas dua suku kata, yakni philen artinya: “mencari” atau “mencintai” dan sophia,
artinya “kebenaran” atau “kebijaksanaan”.
Dalam literatur yang lain menyebutkan bahwa filsafat filsafat terbentuk dari kata
“philos ́dan “sophia” atau “philos” dan “shopos”. Namun secara semantis
kesemuanya mengandung makna yang sama.
Lebih lanjut, Menurut Muhammad Yamin, sebagaimana yang dikutip C.S.T. Kansil
perkataan yunani philosophos itu mula-mula dibentuk karena hendak menandingi
kata sophos, yang berarti “Si tahu” atau “Si pandai” karena merasa telah
memegang kebenarannya dalam gengamannya. Sedangkan philosophos dalam
segala kerendahan hati hanya mencintai dan masih bergerak di tengah jalan
menuju kebenaran.
22
secara arti katanya adalah mencintai kebijaksanaan. Penelusuran etimologis
terhadap arti kata filsafat di atas belum membawa kita kepada pemahaman
bagaimana atau bahkan sekedar pada apa filsafat itu, untuk itu selanjutnya akan
disajikan usaha para pakar dalam mendefinisikan filsafat. Gazalba sebagaimana
dikutip oleh Kaelan menjelaskan lebih lanjut apa sebenarnya yang dimaksud
dengan mencintai kebijaksanaan (filsafat). Menurut Gazalba philosophia menurut
arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana oleh karena itu
mengusahakanya.
1. Berobjek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat umum/universal
c. Pancasila sebagai hasil berpikir secara ilmiah-filsafat
23
Pancasila sebagai cara berfikir secara ilmiah-filsafat memmiliki beragam maksud
dan pendapat antara para ahli. Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Pancasila menurut ilmiah merupakan seraingaikan kegiatan manusia
dengan pemikirian dan menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan
sekumpulan pengetaahuan yang teratur mengenai genjala-genjala pada Pancasila.
Filsafat Pancasila ditujukan untuk semua
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh Perumus Pancasila itu
ialah, Bapak Mohammad Yamin, Prof. Bapak Soepomo, dan Ir. Sukarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari
guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama adalah karena secara
intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang
Pancasila berarti dia melawan toleransi.
24
e. Hakikat sila-sila Pancasila sebagai kesatuan sistem
ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama
dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, di
mana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila
kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat
dan kelima, sila ketiga didasari dan
25
dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat
dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga,
serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dengan demikian susunan Pancasila
memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
26
BAB III
27
dihadapi Indonesia, dapat diatasi dengan pola investasi tenaga kerja yang solid,
karena dapat menciptakan semakin banyak unit usaha serta lapangan kerja,
sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran.
28
yang prismatik dapat terwujud yaitu keadilan sebagai tujuan. Kata Kunci:
Dekonstruksi, Pancasila, Sistem Hukum Indonesia.
29
BAB IV
30
Ada empat macam Undang-Undang Dasar yang pernah berlaku, dalam sejarah
perkembangan ketatanegaraan Indonesia yaitu:
31
Perwakilan Rakyat dan Senat Republik Indonesia Serikat pada
tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru
itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
4. Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945, periode
1959 hingga sekarang. Setelah penetapan UUD Sementara pada
1950, kemudian pada 5 Juli 1959 berlakulah kembali UUD 1945
dengan dekrit Presiden. Selain menetapkan berlakunya kembali
UUD 1945 sebagai konstitusi, Presiden juga mengubah Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-
1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Baru. Perubahan tersebut dilakukan karena Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap tidak
mencerminkan pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
c. Amandemen UUD 1945 pada Era Reformasi
Pada Era Reformasi setelah Presiden Soeharto jatuh, MPR telah
melakukan 4 kali amandemen UUD 1945. Pertama tahun 1999,
kemudian 2000, 2001 dan terakhir tahun 2002. Salah satu poin terpenting
amandemen UUD 1945 adalah membatasi masa jabatan presiden dan
wakil presiden.
Amandemen UUD 1945 terhadap Pasal 7 menyebutkan bahwa Presiden
dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan. Amandemen ini membatasi masa kekuasaan
presiden menjadi hanya 10 tahun.
32
d. IsiUndang-UndangDasar 1945 setelah Amandemen
Pasal 5
Perubahan Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan
Perubahan Pasal 15
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang.
Perubahan Pasal 26
Perubahan Pasal 30
• Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
• Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Repbulik Indonesia,
33
sebagai kekuatan utama dan rakyat, segabai kekuatan pendukung.
• Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
• Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
34
Negara Indonesia sebagai Dasar Negara Oleh karena itu dijelaskan dalam
Pembukaan UUD 1945, bahwa UUD 1945 tidak dapat diubah, sebab secara
materi memuat pancasila dasar filsafat negara Republik Indonesia dan karena itu
melekat pada bertahan hidup negara proklamasi 17 Agustus 1945 yang hanya satu
kali terjadi dan merupakan fakta sejarah yang tidak mungkin terulang lagi.
35
dimuat semua rencana undang-undang yang akan dibuat selama lima tahun yang
dapat dipenggal-penggal lagi berdasarkan prioritas tahunan. Tipe penelitian yang
digunakan adalah yuridis normatif. Hasil tulisan menunjukkan terwujudnya
politik hukum yang baik hukum di Indonesia harus dibangun dengan cara
demokratis berdasarkan pancasila dan diterapkan ke dalam peraturan perundang-
undangan yang terdapat dalam Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1) Undang-
UndangNomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan yang dilakukan melalui Program Legislasi Nasional dan Program
Legislasi Daerah. Yang mana Program Legislasi Nasional dan Program Legislasi
Daerah tersebut dimuat semua rencana undang-undang yang akan dibuat selama
lima tahun yang dapat dipenggal-penggal lagi berdasarkan prioritas tahunan. Tipe
penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Hasil tulisan menunjukkan
terwujudnya politik hukum yang baik hukum di Indonesia harus dibangun dengan
cara demokratis berdasarkan pancasila dan diterapkan ke dalam peraturan
perundang-undangan yang terdapat dalam Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1)
Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan yang dilakukan melalui Program Legislasi Nasional dan
Program Legislasi Daerah. Yang mana Program Legislasi Nasional dan Program
Legislasi Daerah tersebut dimuat semua rencana undang-undang yang akan dibuat
selama lima tahun yang dapat dipenggal-penggal lagi berdasarkan prioritas
tahunan. Hasil tulisan menunjukkan terwujudnya politik hukum yang baik hukum
di Indonesia harus dibangun dengan cara demokratis berdasarkan pancasila dan
diterapkan ke dalam peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam Pasal 7
ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1) Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang dilakukan melalui Program
Legislasi Nasional dan Program Legislasi Daerah. Yang mana Program
Legislasi Nasional dan Program Legislasi
36
Daerah tersebut dimuat semua rencana undang-undang yang akan dibuat selama
lima tahun yang dapat dipenggal-penggal lagi berdasarkan prioritas tahunan. Hasil
tulisan menunjukkan terwujudnya politik hukum yang baik hukum di Indonesia
harus dibangun dengan cara demokratis berdasarkan pancasila dan diterapkan ke
dalam peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam Pasal 7 ayat (1) dan
Pasal 8 ayat (1) Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan yang dilakukan melalui Program Legislasi
Nasional dan Program Legislasi Daerah. Yang mana Program Legislasi Nasional
dan Program Legislasi Daerah tersebut dimuat semua rencana undang-undang
yang akan dibuat selama lima tahun yang dapat dipenggal-penggal lagi
berdasarkan prioritas tahunan.
37
BAB V
38
Hasilnya menunjukkan negasi atau kritik, begitu pula penegasan terhadap
eksistensi etika sebagai fenomena yang ditenggelamkan oleh kapitalisme
modernis yang bergerilya mengatur ideologi massa melalui oligarki kekuasaan
dengan jargon pembangunan. Simbol-simbol anomali tersebut terwujud dalam
berbagai aspek, terutama di bidang ekonomi, pendidikan, hukum, kesehatan, dan
politik; sedangkan paradoks pembangunan terlihat dalam proyek biaya peluang
dan kompetisi pembangunan.
39
PENUTUP
40
DAFTAR PUSTAKA
[18:47, 10/09/2023] Rinda Yustari: Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan. (2013). Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
http://bit.do/fLwjU
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph…
Bambang Sumadio, dkk. (1977). Sejarah Nasional Indonesia III dan IV.
Departemen P dan K: Jakarta.
41
Bandung : Historia Utama Press.
https://historia.id/kuno/articles/hari-ini-voc-berdiri- DWVe3
Jones Russell. (1973). Earl, Logan and “Indonesia”. In: Archipel, volume 6,
(1973). pp. 93-118. DOI :
http://bit.do/fLwAr https://www.persee.fr/doc/
[18:51, 10/09/2023] Rinda Yustari: Pidato Lengkap Bung Karno 1 Juni 1945
tentang Pancasila http://bit.do/fLwMD
https://www.krjogja.com/angkringan/historia/
pidato-lengkap-bung-karno-1-juni-1945-tentang- pancasila-i/
https://www.youtube.com/watch?v=dZjIEPREm7w
http://bit.do/fLwMP https://www.youtube.com/watch?v=3pM3jLBV44g
3. KULIAH UMUM Yudi Latif, Ph.D Seri#1 “Melacak Akar Sejarah Pancasila”
http://bit.do/fLwM2 https://www.youtube.com/watch?v=lkKU3qNf-y4
https://www.youtube.com/watch?v=QzWREJrf80w
http://bit.do/fLwNg https://www.youtube.com/watch?v=WomLUMJahC0
42
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
http://bit.do/fLwNk https://www.youtube.com/watch?v=olTE0OiJHEY
http://bit.do/fLwNs https://www.youtube.com/watch?v=h1Hdo-qq6Y0
http://bit.do/fLwNL https://www.youtube.com/watch?v=JYhQlKhKN9I
http://bit.do/fLwN6 https://www.youtube.com/watch?v=4kEE1jjP0K4
10. Untuk lebih memahami dinamika dan tantangan Pancasila pada era
globalisasi, mahasiswa diminta untuk menganalisis penggalan-penggalan
pidato kebangsaan yang disampaikan oleh mantan Presiden dan Presiden
Republik Indonesia sebagai berikut:
http://bit.do/fLwPd
https://soeharto.co/1968-06-01-pidato-presiden-
soeharto-pada-upacara-peringatan-lahirnya- pancasila
https://www.republika.co.id/berita/nasional/
umum/11/06/01/lm43df-ini-dia-%20pidato-
lengkap-presiden-ketiga-ri-bj-habibie
http://bit.do/fLwSv
https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/11/20/45-
butir-pedoman-penghayatan-dan-pengamalan- pancasila.html
(diakses 18 Oktober 2020)
http://bit.do/fLwSF
https://tutorialpelajaran.com/1667/makna-setiap-
bagian-lambang-garuda-pancasila/ (diakses 20
Oktober 2020)
113
Tim Panitia Kongres Pancasila Ix. 2019. Pancasila Dasar Negara: Kursus
Pancasila oleh Presiden Soekarno Tentang Pancasila. (OnLine)
http://bit.do/fLwSN
https://ugmpress.ugm.ac.id/id/product/sosial-
politik/pancasila-dasar-negara-kursus-pancasila-
oleh-presiden-soekarno-tentang-pancasila (diakses 17 Oktober 2020)
44