Anda di halaman 1dari 11

Presentasi

Kelompok 5
Tugas Sejarah
Anggota Tim
1. Adji Surya (01)
2. Alya Putri (04)
3. Bella Nafiza (08)
4. Darin Husna (11)
5. Feliza Herma (14)
6. moulydia Syakila (19)
7. Zahra Danya (38)
APRA
Tokoh Apra
Moh hatta (Penumpas APRA)

Sultan Hamid II (Perdan Menteri Pasundan ke 3)

Mayor Jenderal Inggris (Penumpas Belanda)

Eri Sudewo (Tokoh Diplomasi)

Raymond Westerling (pemimpin APRA)


Kronologi
1. Tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirimkan ultimatum ke pemerintah RIS untuk
mengakui negara bagian Pasundan sekaligus APRA sebagai tentara Pasundan.
2. Tanggal 10 Januari 1950, Perdana Menteri RIS yaitu Mohammad Hatta, membuat
perintah untuk penangkapan Westerling.
3. Jenderal Vreeden dan Menteri Pertahanan Belanda akhirnya menyusun rencana
untuk evakuasi pasukan. Namun sayang, Westerling sudah lebih dulu mengetahui
bahwa dirinya dalam incaran penangkapan.
4. Agar misinya berhasil, Westerling menyegerakan kudetanya bersama pasukan
pengikut untuk menembaki anggota TNI secara membabi buta. Peristiwa APRA pun
berlangsung.
5. Westerling juga mengirimkan pasukan lain ke Jakarta untuk menangkap Soekarno
dan merebut gedung pemerintahan RI. Westerling sempat marah dan akan kembali
memberontak karena di Jakarta aksinya gagal karena pasukan yang diperintahnya
tidak membantunya.
Latar Belakang
1. Mempertahankan RIS dan menggagalkan rencana perubahan negara kesatuan
NKRI.

2. Raymond Westerling yang tidak mau melepaskan kekuasaan dan kekayaan


kolonial Belanda di Indonesia

3. APRA yang akan menyatu dengan APRIS/TNI

4. Adanya ramalan Jaya Baya akan datang Angkatan Perang Ratu Adil

5. Westerling mengirim surat ultimatum kepada pemerintah RIS agar menghargai


Negara Pasundan serta harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.
Pemicu Utama
pemicu terjadinya pemberontakan apra karena dibubarkannya negara bagian
bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali
ke Republik Indonesia. Namun, APRA tidak menyetujui adanya rencana tersebut.
Westerling menyerang Bandung dan melakukan pembantaian di sana, hingga
memakan 100 korban jiwa.
Sistem Operasi
pemerintah RIS menempuh 2 cara untuk menumpas gerakan APRA:

1. dengan diplomasi, Moh. Hatta antara Kepala Eri Sudewo dengan Jenderal
Engels mengadakan perundingan dan hasil perundingan tersebut mendesak
gerakan APRA namun tidak berhasil.

2. dengan GOM oleh pasukan APRIS akhirnya sultan Hamid II ditangkap tetapi
Westerling melarikan diri.
Akhir
Pada tanggal 24 Januari 1950, pemerintah pusat segera mengerahkan seluruh
kekuatan militer untuk menahan gejolak yang diciptakan APRA sambil
berdiskusi dengan pihak Belanda untuk menekan Westerling.

Baru pada tanggal 5 April 1950 pasukan khusus Indonesia berhasil menangkap
Sultan Hamid II, kemudian ia dijebloskan ke penjara.

Lalu, Westerling berhasil kabur dan bersembunyi di Singapura. Dan setelah itu,
Westerling melarikan diri ke Belanda dan menetap disana. Secara otomatis,
hilangnya sosok Westerling menjadi akhir dari APRA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai