Conoth Karil
Conoth Karil
Oleh
JURUSAN
PENDAHULUAN
Mata pelajaran IPA sebagai salah satu matapelajaran di sekolah dinilai sangat
memegang peranan penting karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam
berpikir secara logis dan rasional. Oleh kara itu dipandang penting agar
matapelajaran IPA dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa, namun
matapelajaran IPA dianggap sebagai matapelajaran yang kurang menarik, sukar
dan membosankan sehingga hasil belajar siwa tergolong rendah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together (NHT) dalam meningkatan hasil belajar IPA pada materi
energi bunyi pada kelas IV SD Negeri 06 Kendari Barat?
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Sudjana dalam Rustam( 2010:8) mengatakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang relatif dan permanen dari suatu kecenderungan. Hamalik
(2003:27) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.Selanjutnya Dimyanti dan Mudjiono dalam Sagala
(2005: 62) mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa secara aktif yang
menekankan pada bahan ajar. Dengan demikian pembelajaran sebagai proses
belajar harus ditekankan pada usaha untu mengembang kereatifitas berfikir yang
dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningktkan
kemampuan menginstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran menurut Sanjana (2006:89) belajar bukanlah sekedar
mengumpulkan pengatahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya intereaksi induvidu dengan lingkunganya yang
disadari. Lebih lanjut (Hamalik, 2003:27) mengemukakan bahwa belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian
ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses
belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Sutratinah
Tirtonegoro (1984 :4), mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak didik dalam periode tertentu.
Siti Partini (1980:49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh
seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983:4)
menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan
siswa”.
C. Pembelajaran IPA
Pengertian Energi Bunyi
Energi bunyi adalah segala kemampuan yang terjadi akibat adanya pengaruh
bunyi. Bunyi adalah geteran di udara. Benda yang bergetar akan menghasilkan
bunyi. Saat berbicara kita mengeluarkan bunyi. Suara musik atau lagu-lagu dari
radio, tape, dan tv juga merupakan bunyi. Semua bunyi itu dihasilkan oleh suatu
sumber bunyi.
Energi adalah tenaga. Sumber nergi yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari- hari adalah panas, listrik. Gerak bunyi dan cahaya.
a. Pembentukan kelompok.
b. Diskusi masalah.
c. Tukar jawaban antar kelompok.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran NHT
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29)
menjadi enam langkah sebagai berikut :
1. Persiapan.
2. Pembentukan kelompok.
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan.
4. Diskusi masalah.
5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
3. Manfaat Dan Kelebihan Model Pembelajaran NHT
a. Manfaat model pembelajaran NHT
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren
dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
Mengingat data yang ada maka siswa dijadikan objek peneliti yaitu siswa
sebanyak 25 orang.
a. Siklus 1
b. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015. Dalam hal ini peneliti
masih bertindak sebgai guru. Adapun proses belajar mengajar mengaju pada
rencana perbaikan pembelajaran dengan memperhatikan refleksi dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1, sehingga kesalahan siklus 1 tidak terulang
lagi dalam pelaksanaan siklus 2. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi
lembar kerja induvidu 2. Dan hasil dari perbaikan pembelajaran pada siklus 2
mengalami peningkatan ketuntasan belajar dalam mencapai KKM.
3. Tahap Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
a. Siklus 1
b. Siklus 2
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubungkan
kinerja mengajar dalam pembelajaran. Melalui refleksi guru dapat melihat
kekuatan/ kelebihan dan kelemahan/kekurangan yang dimiliki dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasakan hasil refleksi ini guru dapat
mengatahui apakah tujuan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah
tercapai atau belum. Dengan demikian hasil refleksi digunakan sebagai dasar
untuk merencanakan perubahan atau perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya.
C. Teknik Analisis Data
8. Muh. Sukruf T
65 T 70 T 95
Hadid
9. Muh. T
50 BT 55 BT 75
Randy.p
10. Amar Faiz T
60 BT 75 T 85
Raihan
11. Surya Salim T
80 T 85 T 100
Pratama
12. Fahrudin 50 BT 55 BT 65 T
13. Dhean T
50 BT 60 BT 80
Irigian
14. Farhan 60 BT 60 BT 85 T
15. Nurwati 65 T 70 T 95 T
16. Febriany T
50 BT 60 BT 85
Resky . A.A
17. Tanfiziah T
55 BT 60 BT 75
Aidin
18. Julianti T
55 BT 60 BT 80
Marzuki
19. Farah T
65 T 70 T 95
Amelia. M. J
20. Windi T
50 BT 60 BT 75
Lestari
21. Fadillah T
70 T 80 T 100
Aprilia. M
22. Faziyyah T
50 BT 60 BT 85
Zahra. B
23. Resky
Aprilia 50 BT 60 BT 70 T
Mudfi
24. Fani
Faddilah. R. 50 BT 60 BT 70 T
A. M.
25. Kayla 45 BT 50 BT 75 T
Keterangan: T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
Dari deskripsi hasil penelitian perbaikan kelas IV SD Negeri 06 kendari
barat pada mata pelajaran IPA materi energi bunyi berhasil dengan baik. Proses
perbaikan dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus 2 hasil belajar IPA siswa
meningkat baik secara induvidu maupun kelompok, serta jumlah siswa mencapai
standar ketuntasan belajar minimal (≥100) juga meningkat.
Begitu pula yang terjadi dengan nilai minimum yang diperoleh siswa dari
prasiklus sebesar 45, kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 50 dan
meningkat lagi pada siklus 2 yaitu 65. Sedangkan nilai maksimal yang diperoleh
siswa dari prasiklus sebesar 80, siklus 1 berubah menjadi 85, dan siklus 2
meningkat menjadi 100. Berkenan dengan nilai rata-rata pada prasiklus yang
diperoleh siswa adalah 58,20 terdiri dari 1 siswa (4%) katagori baik, 7 siswa
(28%) dengan nilai sedang dan 17 siswa (68%) katagori rendah. Pada siklus 1
nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 67,40. Selanjutnya pada
siklus 2 nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara sinigfikan meningkat menjadi
84.20 dalam mencapai ketuntasan belajar.
2. Aktivitas guru dan sisa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru selama proses
pembelajaran berhasil secara maksimal dengan menggunakan metode kooperatif
tipe NHT dalam bentuk diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari munculnya
aktivitas guru dalam membimbing dan mengamati siswa dalam kerja kelompok
serta pemberian kegiatan lembar kerja siswa dalam memberi umpan
balik/evaluasi, dan tanya jawab yang baik dalam mencapai ketuntasan belajar.
Begitupula dengan aktivitas siswa dalam proses belajar. Siswa antusias dan aktif
dalam menerima materi pelajaran dengan penerapan metode kooperatif tipe NHT.
3. Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Kooperatif
Dalam menerima pembelajaran siswa merespon dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan jawaban siswa yang menyatakan senang dan tertarik dengan
proses pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif tipe NHT. Karena
siswa merasa mudah dalam menerima materi pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Kendari Barat pada
matapelajaran IPA pada materi Energi Bunyi. Hal ini terlihat dari
persentase ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus 1
nilai rata-rata yang dicapai siswa 67,40 dan selanjutnya pada siklus 2 nilai
rata-rata meningkat secara signifikan menjadi 84,20 dalam mencapai
ketuntasan belajar.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
aktivitas mengajar guru dan dapat meningkatkan aktifitas siswa.
Fathurrohman P. dan Suktino S., 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Refika Aditama
Hamalik, O., 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. 2007.Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung.
Alfabeta.
Ismail. 2002. Model-Model pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.
Ibrahim, Muslim, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya. Universitas
Negeri
Munawar,Indra.(10 Juni 2009). Hasil belajar (pengerian dan defenisi). Diambil
27 juni 2009 daridari http://indramunawa.blogspot.com//2009/06/hasil-
belajar-pengertian-dan-defenisi.html.Surabaya. University Press.
Nurhadi, 2009. Pembelajaran Kooperatif. University Pers. UNESA. Surabaya
Rosdiana dan Lambertus. 2007. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT di SMP Negeri 15 Kendari. Gema
Pendidikan. Hal 49, Volume 14 Nomor 2, Edisi Juli 2007
Suyitno, A dan Rachmadi Achirul Salam. 2010. Ilmu Pengetahua Alam.
Yudistira. Jakarta Timur:
Sudjana, Nana. 1989.Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja
Rosdakarya. Bandung