Anda di halaman 1dari 5

MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN LIMBAH CAIR

DI KAWASAN PASAR SENGGOL

Disusun Oleh Kelompok13 :

(1862122001) Slamet Riyanto

(1862122015) I Gede Wirawan Saputra

(1862122051) Moh Nur Yasin

Dosen Pengampu Mata KuliahPermukiman :

Dr. Ir. I Wayan Parwata

Ir. Made Suryanatha Prabawa, S.T., M. Ars.

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pasar senggol sebagai wadah para pedagang kaki lima (PKL) berkumpul dan
berjualan pada suatu wilayah, dengan jam operasional mulai dari sore sampai larut
malam. Pasar senggol adalah pasar yang menyediakan aneka makanan kaki lima atau
street food kususnya wilayah Bali. Makanan yang dihadirkan seperti pisang rai, babi
guling, sate lilit dan masih banyak lagi.
Diberbagai sudut kota pastinya mudah ditemui keberadaan pasar senggol ini,
biasanya berupa kios portabel, keranjang dorong, atau gerobak yang menempati petak
tanah tertentu sehingg aterlihat banyak sekali berkumpulnya PKL yang menjual aneka
jenis jajanan khas daerah ini karna memang lahan tempat mereka berjualan merupakan
lahan multi fungsi yang penggunaannya fleksibel, biasanya berubah fungsi pada siang
hari berupa terminal ataupun pasar tradisional.
Namun sayangnya kegiatan pasar ini menimbulkan produksi limbah cair dan
padat yang tidak sedikit tiap harinya, fasilitas tempat yang tidak mendukung pengolahan
limbah ini mengakibatkan para pedagang membuang limbah buangan mereka langsung
ke roil kota tanpa melalui proses filtrasi untuk memilah jenis limbah yang dapat masuk ke
roil kota, limbah cair perlu proses pemisahan minyak atau cairan yang dapat mencemari
lingkungan sekitar sebelum ahirnya dapat masuk ke roil kota.
Studi ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan teknologi penyaringan atau filtrasi
pengolahan limbah cair produksi dari para pedagang kaki lima PKLpada kawasan pasar
senggol. Berdasarkan hal tersebut diatas maka judul dari penelitian ini
adalah‘mengurangi pencemaran lingkungan limbah cair di kawasan pasar senggol’dan
tujuannya adalah untuk mengurangi pencemaranl ingkungan dengan mengaplikasikan
teknologi penyaringan atau filtrasi pengolahan limbahcair.

1.2 Rumusan masalah


Permasalahan yang diangkat dalam penelitia ini adalah limbah buangan pada
kawasan pasar senggol hasil dari aktifvitas para pedagangkaki lima PKL yang membuang
limbah buangan mereka langsung ke roil kota tanpa melalui proses filtrasi untuk memilah
jenis limbah yang dapat masuk ke roil kota.

1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini diharapkan agar dapat mengurangi
pencemaran lingkungan dengan mengaplikasikan teknologi penyaringan atau filtrasi
pengolahan limbah cair.
1.4 Manfaat
Diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam upaya untuk usaha
pengembangan disiplin ilmu, khususnya Arsitektur permukiman menyangkut pencemaran
lingkungan di kawasan pasar senggol kaitannya dengan arsitektur ramah lingkungan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan maupun perbandingan bagi para
penelitilainnya yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian.
Diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan pikiran bagi pemerintah
Setempat untuk dijadikan landasan dalam pengambilan kebijakan dalam hal
Pengembangan masyarakat.

1.5 Keutamaan Penelitian


Penelitian ini difokuskan kepada pengelola dan pelaku di lingkup produksi
pedagang kaki lima di kawasan pasar senggol untuk peduli terhadap pencemaran
lingkungan.

1.6 Temuan Yang Ditargetkan


Temuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengaplikasikan teknologi filtrasi terhadap limbahcair pada kawasan pasar
senggol di lingkup produksi pedagang kaki lima.
2. Dapa tmenjadi referensi di kemudian hari untuk penelitian mengenai filtrasi terhadap
limbah cair pada kawasan tertentu yang bisa mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Limbah cair didefinisakan sebagai buangan cair yang berasal dari suatu
lingkungan masyarakat seperti contoh lingkungan pasar senggol yang terdapat beberapa
pedagang kaki lima/pkl dimana menjadi penyumbang limbah cair yang tidak sedikit
setiap harinya, komponen utama limbahnya adalah air yang telah digunakan dan
mengandung benda padat serta minyak yang terdiri dari zat-zat organic dan anorganik.
Diantara beberapa polutan , kandungan bahan organic dalam suatu limbah yang masuk ke
dalam air bebas perlu mendapat perhatian sebab dapat mengancam kehidupan biologis
pada badan air tersebut. Kandungan bagan organic seperti minyak dan bahan berbahaya
lainnya yang sangat tinggi memungkinkan terjadinya proses oksidasi bahan organic oleh
microorganisme dalam badan air. Proses itu akan menggunakan oksigen terlarut dalam
air, sehingga pada akhirnya ketersediaan oksigen bagi kehidupan tersebut berkurang. Hal
ini dapat membawa bahaya kematian makhluk hidup di dalamnnya.
Semakin banyak jumlah pedagang dan beragam jenis makanan yang dijual di
suatu kawasan pasar senggol, akan menghasilkan limbah yang mempunyai jumlah dan
jenis bahan organic semakin banyak. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan
organic digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD (Biological Oxygen
Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand). Uji BOD (Biological Oxygen Demand)
merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran
bahan organik, baik dari industri ataupun rumah tangga (Greyson, 1990; Welch, 1992)
Pengolahan limbah yang dapat diaplikasikan secara sederhana adalah
grease trap. Grease trap merupakan alat yang telah cukup dikenal sebagai pretreatment.
Alat ini merupakan alat penahan minyak dan lemak dan mencegahnya sampai ke tempat
roil irigasi kota. Penahan beroperasi dengan menggunakan sejumlah ruang penyekat
untuk memperlambat aliran limbah saat melintasi alat ini. Ruang-ruang tersebut
memaksimalkan waktu retensi air limbah sehingga memungkinkan padatan yang
mengendap pada bagian bawah perangkap, sedangkan minyak dan lemak terkoagulasi
dengan air dan mengambang ke permukaan sehingga mudah untuk dipisahkan
(Kosciuzko National Park 2012). Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air,
sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat
pipa tersumbat.

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Studi Literatur


Pada saat ini merupakan proses pencarian data dan referensi serupa yang mengacu
kepada hal yang sama dengan ide awal. Pada proses ini lebih kepada bagaimana mekanisme
filtrasi yang mudah untuk diterapkan namun tidak memberikan kesan yang jorok.

3.2. Survey
Kami mensurvey harga dari komponen-komponen yang akan diperlukan dalam proses
pembuatan alat filtrasi ini, survey juga harus menghasilkan tempat yang cocok untuk penerapan
dari alat ini, tempat ini akan menentukan bagaimana bentuk dan karakteristik dari alatnya.

3.3. Perancangan Alat Filtrasi


Dalam proses perancangan, dibuat berdasar dari studi literatur dan survey, tidak hanya
merancang alatnya, kami juga menentukan bagaimana alat ini bias diterapkan, jadi kami harus
merencanakan area yang akan dipasangi alat ini, mengacu kepada alat ini harus portable, atau
bias dilepas jika tidak sedang digunakan.

3.4. Pembuatan Alat


Langkah selanjutnya adalah pembuatan alat sesuai dengan rancangan. Hal yang pertama
adalah alat filtrasinya itu sendiri, yang kedua merupakan sampel dari area yang akan dipasangi
(bukan di tempat yang ditentukan survey) sebagai prototipe.

3.5. Pengaplikasian dan Pengujian alat


Mengaplikasikan alat filtrasi pada area prototype lalu menggunakannya selama 3-4 hari
dengan workload yang tinggi. Jika tidak ada Kendala akan langsung diterapkan di area yang
ditentukan pada saat survey.

3.6. Tahap Analisa


Menganalisa hasil dari kinerja alat selama kurun waktu tertentu secara rutin dan mencatat
data yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai