Anda di halaman 1dari 10

TECH-CRACKERWASTE FILTRATION DALAM

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERUPUK

Oleh :

Adelia Indah Wahyuni


211810201037

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan industri dalam tahun ke tahun semakin meningkat, seiring
dengan bertambahnya populasi di bumi serta kebutuhan akan pangan yang
semakin meningkat maka jumlah industri menjadi meningkat setiap tahunnya.
Tidak terkecuali kepada industri kerupuk, di Indonesia sendiri kerupuk menjadi
salah satu makanan ringan yang sering ditemui diberbagi tempat makan, rumah,
warung kecil dan tempat-tempat lainnya. Tingginya peminat kerupuk di
Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa di Indonesia seringkali ditemukan
industri kerupuk, namun dengan banyaknya industri kerupuk di Indonesia
tentunya akan banyak juga limbah yang dihasilkan dari setiap industri.
Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kerupuk ternyata cukup
buruk bagi lingkungan sekitar, bau tidak sedap yang dihasilkan serta air yang
berwarna hitam tentunya sangat menggangu bagi warga sekitar. Air yang kotor
tentunya akan mencemari air yang nantinya akan digunakan warga, diperlukan
upaya dalam menangani kasus limbah kerupuk. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan penampungan dan melakukan proses
filtrasi.
Tech-Crackerwaste Filtration merupakan salah satu alat yang diupayakan
dapat mengolah limbah kerupuk menjadi lebih baik, setidaknya untuk
memperbaiki warna dan juga untuk menghilangkan bau sehingga warga masih
dapat menggunakan air setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Cara kerja alat
ini yaitu dengan dilakukan penampungan serta akan dilakukan filtrasi
berulangkali sehingga air dapat digunakan warga sesuai kebutuhannya dan tidak
mencemari lingkungan.
1.2 Tujuan
Dengan terciptanya alat ini diharapkan :
1. Dapat mengolah air limbah pabrik dengan baik
2. Dapat membuat air limbah pabrik aman untuk lingkungan sekitar dan
aman untuk warga setempat
1.3 Manfaat
Terciptanya alat ini adalah untuk mengolah air limbah pabrik sehingga air
limbah yang dihasilkan aman untuk digunakan oleh warga dan tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Industri kerupuk di Indonesia cukup banyak, hal ini bukan tanpa alasan
karena masyarakat Indonesia menganggap kerupuk sebagai makanan pelengkap
dalam setiap acara makan. Kerupuk adalah salah satu makanan khas Indonesia yang
diminati banyak orang. Baik dari golongan menengah kebawah hingga dari
golongan menengah ke atas. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Tidak
heran, sampai saat ini bisnis kerupuk masih banyak diproduksi dengan peminatnya
yang semakin banyak (Sari dkk, 2018).

Dengan banyaknya produksi kerupuk dan meningkatnya industri kerupuk di


Indonesia tentunya limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Dalam proses
pembuatannya kerupuk membutuhkan cukup banyak air, sehingga limbah yang
dihasilkanpun mengandung banyak air. Limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan kerupuk berwarna putih kecoklatan dan berminyak yang kemudian akan
berubah menjadi coklat kehitaman apabila sudah lebih dari satu hari dan baunya
akan sangat menyengat (Hastutiningrum dkk, 2021).

Proses penyaringan air minum dan air limbah memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia, dalam pengolahan air limbah pabrik digunakan
beberapa perlakuan yaitu filtrasi abu terbang batubara, filtrasi abu unggun batubara,
dan filtrasi pasir (Chalabi dkk, 2020). Tech-Crackerwaste Filtration merupakan alat
filtrasi yang didesain untuk membersihkan limbah pabrik kerupuk, sesuai dengan
namanya alat ini akan digunakan untuk membersihkan air limbah yang berasal dari
pabrik kerupuk.

Tech-Crackerwaste Filtration bekerja dengan sistem filtrasi, filtrasi


merupakan pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya
pada medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu tertahan. Pada
industri, filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga
pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas,
aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya
(Parahita, 2018).

Air limbah masuk ke dalam tangki sedimentasi, ini merupakan proses


setelah air limbah dilakukan penyaringan berkali-kali dalam pengolahan air limbah
menjadi air bersih yang nantinya aman untuk dialirkan ke lingkungan. Tangki
sedimentasi bertanggung jawab untuk perawatan partikel kasar yang terbawa oleh
air. Unit filtrasi bertugas menahan partikel berdimensi lebih rendah (diameter <20
m) (Falco dkk, 2020).

Selain dilakukan penyaringan dan pengendapan, dilakukan juga pemberian


Klorin. untuk menurunkan kadar amoniak pada air limbah adalah dengan khlorinasi
selain digunakan untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air, juga dapat
mengoksidasi senyawa-senyawa tertentu yang ada didalam air antara lain senyawa
nitrogen. Khlorinasi dapat dilakukan dengan cara penambahan klorin atau dengan
gas klor (Maria dan Ahmad, 2017).

“Sand filter dan Carbon filter” bekerja apabila air yang akan diolah
dialirkan/didorong oleh pompa supaya bisa masuk dalam tangki/tabung filtrasi.
Didalam tangki/tabung filtrasi akan terjadi proses filtering yang kemudian setelah
proses tersebut akan dihasilkan air bersih yang siap dialirkan ke tempat
penampungan air bersih dan siap distribusikan untuk kebutuhan air bersih (Azis
dkk, 2018).
Untuk menghilangkan zat warna berbahaya dalam limbah pabrik digunakan
beberapa metode yaitu adsorpsi, filtrasi, dan elektrolisis dengan waktu kontak
terbaik yaitu sekitar 30, 480, dan 120 menit. Media penyerap terbaik pada metode
adsorpsi, filtasi, dan elektrolisi yaitu biosorben, membrane nanofiltrasi dan
elektroda 𝑃𝑏𝑂2 , 𝐴𝑙, 𝐶 (Sausan dkk, 2021).
Desinfeksi secara fisik adalah perlakuan fisik terhadap mikroorganisme
yaitu panas dan cahaya yang mengakibatkan matinya mikroorganisme akibat
perlakuan fisik tersebut. Air panas hingga titik didihnya akan merusak sebagian
besar bakteri. Sinar matahari mempunyai sinar ultra violet yang cukup berperan
dalam mematikan mikroorganisme. Desinfeksi secara fisika dapat dilakukan
dengan pemanasan atau perebusan air sampai mendidih (mencapai suhu titik didih)
sedangkan dengan sinar ultraviolet sementara ini masih belum banyak digunakan
(Winarti, 2020).
BAB III
METODE

1.1 Gambaran Umum Sistem Rancangan


Tech-Crackerwaste Filtration merupakan alat penyaring yang memiliki
fungsi menyaring, mengendapkan, selain itu dalam prosesnya akan
ditambahkan klorin sebagai zat untuk menghilangkan bau. Pertama limbah akan
ditampung ke dalam sebuah tangki, agar limbah tidak mengalir kemana-mana.
Setelah itu akan disaring menggunakan saringan kerikil, guna memisahkan dari
batuan atau benda yang cukup besar. Kemudian akan masuk ke dalam pasir
guna disaring Kembali, setelah disaring menggunakan pasir akan masuk ke
dalam tangki sedimentasi untuk diendapkan dan akan semakin terlihat mana zat
padat dan zat cair. Lalu zat cair akan diberikan klorin, karena klorin masih
dirasa cukup berbahaya akan disaring menggunakan karbon aktif dan terakhir
akan dimasukkan kedalam tabung kaca agar terkena sinar matahari agar bakteri
mati terbunuh oleh sinar ultraviolet.
1.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam merancangTech-Crackerwaste Filtration :
1. Tangki
2. Pipa
3. Saringan kerikil
4. Tangki sedimentasi
5. Tabung
6. Tabung kaca
7. Pompa
8. Tabung fiberglass
Bahan yang digunakan dalam merancang Tech-Crackerwaste Filtration :
1. Pasir silika
2. Karbon aktif
3. Klorin
4. Sinar matahari
1.3 Tahapan Perancangan
Tahapan yang digunakan dalam merancang Tech-Crackerwaste Filtration :
1. Melakukan survey lapangan yang akan dipasang Tech-Crackerwaste
Filtration
2. Menentukan bahan/material dalam perancangan Tech-Crackerwaste
Filtration
3. Menentukan dimensi tangki, tabung, tabung kaca, tabung fiberglass, tangki
sedimentasi, dan pipa
4. Merakit Tech-Crackerwaste Filtration
5. Memasang tangki, pipa, tabung, tabung kaca, tabung fiberglass, dan tangki
sedimentasi
6. Menyusun pasir dan karbon pada tempat seharusnya
7. Menyiapkan takaran klorin yang akan digunakan dalam setiap pengolahan
air limbah
DAFTAR PUSTAKA

Azis, I., M. 2018. Implementasi Sand Filter dan Carbon Filter Dalam
Mengoptimalkan Kualitas Air Bersih di Asrama Tower. Jurnal Ilmiah Aviasi
Langit Biru Vol 11: 3

Chalabi, A., S. 2020. Review : Effect of Using Different Materials on Filtartion


Process of Wastewater. International Journal of Advances in Scientific
Research and Engineering Vol 6 : 11

Falco, S dkk. 2020. Solids Removal Efficiency of a Sedimentation Tank in a Peri-


Urban Catchment. Journal Sustainability 12 : 7196

Hastutiningrum, S dkk. 2021. Sistem Jaringan Perpipaan Air Limbah Industri


Kerupuk Kulit Secara Komunal (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kerupuk
Kulit Dusun Cegokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten
Bantul). Jurnal Teknologi Technoscientia Vol. 14 : 1 Agutus 2021

Maria dan Ahmad, A. 2017. Pengaruh Konsentrasi Klorin Terhadap Penurunan


Kadar Amoniak (𝑁𝐻3 ) Pada Air Limbah Domestik. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat

Parahita, C., K. 2018. Pengaruh Waktu Pengadukan dan Pengambilan Sampel


Larutan 𝐶𝑎𝐶𝑂3 4% Terhadap Jumlah Endapan Pada Alat Filter Press. Jurnal
Inovasi Proses Vol 3:1

Sari, M dkk. 2018. Studi Produksi Industri Kerupuk Kulit di Jorong Kapalo Koto
Nagari Tanjung Barulak Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Jurnal
Buana Vol. 2 : 1

Sausan, F., W dkk. 2021. Studi Literatur Pengolahan Warna Pada Limbah Cair
Industri Tekstil Menggunakan Metode Proses Adsorpsi, Filtrasi, dan
Elektrolisis. Technoscienza Vol 5: 2
Winarti, C. 2020. Penurunan Bakteri Total Coliform Pada Air Limbah Rumah Sakit
Terhadap Pengaruh lama Waktu Penyinaran Dengan Sinar Ultra Violet.
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 20: 1

Anda mungkin juga menyukai