Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Jayapura, 28 Oktober 2022

TUGAS UTS SEMESTER GASAL 2022-2023 KELAS (TUBEL)


NAMA MHS : NURUL IZZAH HANA P
NIM : 2022082024008
MATA KULIAH : ETNOGRAFI PAPUA
DOSEN PENGASUH : Dr. A. E. DUMATUBUN, M.SI

A. Ujian Mid
1.
PENGARUH TRADISI PADA PERILAKU PELAYANAN TENAGA
KESEHATAN
(STUDI KASUS ETNOGRAFIS PADA TENAGA KESEHATAN SUKU MUYU)

Distrik Mindiptana sebagai sebuah wilayah pedalaman sudah banyak tersentuh oleh tradisi
modern. Pemerintah kolonial Belanda membangun wilayah ini pada tahun 1933, berselang
tujuh tahun dari Onderafdeling (setara Kabupaten) Boven Digoel yang dibangun pada tahun
1926 (Schoorl, 1997). Sejak itu, Onderafdeling Muyu menjadi salah satu bagiannya.
Semuanya termasuk sebagai afdeling (residensi) Nugini Selatan. Kota terpenting
Onderafdeling Muyu adalah Mindiptana sebagai ibu kota. Melalui Dekrit Pemerintah
Belanda Nomor 19 tanggal 12 Januari 1955, akhirnya Onderafdeling Muyu dipisahkan dari
Onderafdeling Boven Digoel (Schoorl, 1997).
Pengaruh Barat dan para pendatang turut mengubah pola pikir atau cara pandang tenaga
kesehatan untuk dapat menerima pola rasionalistik yang ditawarkan. Tetapi dalam batasan-
batasan tertentu, tenaga kesehatan seakan terjebak pada tradisi lama Muyu yang cenderung
tidak rasional dan bersifat mistis. Selanjutnya peneliti membatasi pokok bahasan tentang
pengaruh tradisi pada tenaga kesehatan yang berasal atau asli dari Suku Muyu. Tenaga
kesehatan dipilih hanya yang tinggal di sekitar Distrik Mindiptana. Bahasan disajikan dalam
bentuk studi kasus secara naratif.

Kasus TK
TK adalah Kepala Puskesmas Mindiptana, seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat lulusan
Universitas Cendrawasih. Saat pertama kali ditanyakan tentang keyakinannya terhadap
dukun dan sihir Suku Muyu, TK menyatakan bahwa, “Saya tidak percaya hal-hal yang
begituan…”.
Obrolan dilanjutkan dan berlangsung dengan sangat cair. Tenaga kesehatan teladan nasional
pada tahun 2011 ini kemudian menyatakan, ”Saya dulu percaya pak… dulu…”. Meski
dengan pernyataan yang bernada sangkalan, tetapi TK bercerita dengan penuh keyakinan
bahwa memang ada hal-hal di luar manusia yang bisa berkomunikasi dengan kita. Lelaki
yang mempunyai keyakinan Katolik ini kemudian melanjutkan,
”Secara agama kan memang dinyatakan bahwa ada roh-roh atau setan yang membawa
manusia ke jurang kebinasaan… hal inilah yang mungkin ikut memperparah saat kita
sedang sakit…”.
Pernyataan yang diutarakan merupakan upaya rasionalisasi untuk menjembatani dua
keyakinan yang berbeda.
TK masih berusaha untuk meyakinkan peneliti bahwa dia lebih percaya pengetahuan medis
modern, tetapi selanjutnya lelaki 54 tahun ini bercerita tentang pengalamannya berobat ke
dukun Muyu;
“…memang lambung sakit waktu itu pak… badan panas pak… lemah tidak bisa
bergerak… makan itu hanya bisa tertentu pak… datang berobat ke dukun... tidak ada
ramuan, bicara-bicara saja… siram air… di macam kom kecil, macam mangkuk atau
gelas kecil… tidak langsung sembuh waktu itu… dua-tiga hari kemudian baru
sembuh…”.
TK pada akhirnya secara tegas menyatakan bahwa sebagai bagian dari masyarakat Suku
Muyu mau tidak mau dia harus percaya. TK menyatakan bahwa memang ada hal-hal lain
yang bisa menyebabkan sakit dan bisa berkomunikasi dengan kita. Pernyataan TK sesuai
dengan hasil penelitian lain. Rumlus (1980) menyatakan dalam catatan yang dibuat bahwa
masyarakat Suku Muyu mempercayai kehidupan mereka tergantung pada kekuatan gaib.
Kekuatan-kekuatan gaib itu diwujudkan dalam roh atau kekuatan-kekuatan yang keluar dari
roh-roh itu.

Kasus ThK
ThK, 47 tahun, atau lebih dikenal sebagai Zoester H (nama suaminya), adalah seorang
perawat lulusan salah satu Akademi Keperawatan di Merauke. Perempuan Muyu berstatus
janda dari seorang lelaki Bugis ini bertugas sebagai perawat di Puskesmas Mindiptana.
Perempuan Muyu yang sudah sepanjang umurnya menetap di Kampung Mindiptana ini
bercerita tentang amop (pantangan) bagi perempuan Suku Muyu saat menstruasi. Pantangan
tersebut bila dilanggar memiliki konsekuensi berupa kejadian yang tidak masuk akal menurut
pengetahuan medis modern. Tetapi Zoester H benar-benar meyakini ceritera ini:
“…begini pak, pada saat seorang ibu atau istri sedang haid, dia dilarang menggunakan
kaos atau celana pendek suaminya untuk dijadikan pembalut. Bila dia melakukannya,
maka semua persendian suami bisa mengalami bengkakbengkak pak… lututnya bisa
memar-memar... demikian juga bila anak perempuan memakai kaos atau celana kakak
atau adiknya yang lakilaki, maka kakak atau adiknya tersebut bisa mengalami
pembengkakan di setiap sendinya. Ini keyakinan menyangkut adat kami pak, jadi tidak
bisa disembuhkan dengan medis… saya percaya itu pak, adat kami yang kami harus
pegang teguh…”
Tidak ada keraguan sama sekali pada nada bicara Zoester H saat menceriterakan setiap detail
amop masa menstruasi ini. Dia mengakui bahwa meskipun dia adalah perawat dengan dasar
keilmuan modern barat, tetapi sebagai perempuan Muyu dia tetap berkeyakinan terhadap
kebenaran kepercayaan Muyu tersebut. Selanjutnya Zoester H yang seorang mualaf ini
melanjutkan ceritera tentang bagaimana tata cara dan ritual untuk menyembuhkan bengkak-
bengkak aneh tersebut.

2. Orang Kemtuk secara umum yang menempati wilayah Lembah Grime mempunyai
mata pencaharian utama yang ditekuni sejak dahulu hingga kini adalah berkebun, berburu,
meramu, menangkap ikan dan udang di sungai. Selain itu, terdapat orang Kemtuk yang
melakukan kegiatan untuk memenuhi aktifitas mata pencaharian lain seperti berdagang,
memelihara ternak, usaha kios, ojek dan usaha jasa tenaga kerja (di lahan kebun).
a. Berkebun
Kehidupan sehari orang Kemtuk yang tinggal di kampung-kampung di wilayah Grime
selalu tergantung dari aktifitas pertanian, Dalam lahan kebun mereka, terdapat berbagai jenis
tanaman jangka panjang dan tanaman jangka pendek. Tanaman jangka panjang terbagi dalam
dua bagian yaitu: jenis tanaman tradisonal jangka panjang dan jenis tanaman tradisional
jangka pendek. Jenis tanaman tradisonal jangka panjang seperti: kelapa, matoa, sukun, gomo,
pisang, pinang, mangga dan pohon salam. Jenis tanaman modern jangka panjang seperti:
nangka, jeruk, jambu, kopi, cacao, durian, salak dan rambutan. Jenis sayuran tradisonal
jangka pendek seperti: sayur lilin, gedi, bayam lokal dan lainlain. Jenis sayuran berbuah,
bumbu-bumbuan, kacang-kacangan seperti: sawi, kacang panjang, kangkung, bayam, kedelai,
kacang hijau, pepaya, ketimun, semangka labu, labu siam, pare, terung, cabe, daun bawang,
seledri, lengkuas, serei. Jahe, kecur, kunyit, gambas, tebu, tomat, kemangi dan lain-lain. Jenis
tanaman pangan lain seperti: ubi-ubian yaitu: bête, keladi, ubi, singkong, betatas, dan lain-
lain.
Beraneka macam jenis tanaman tersebut biasanya ditanam pada suatu areal kebun, baik
itu di kebun lama (kebun tua), kebun baru, maupun pada lahan pekarangan di samping rumah
tempat tinggal mereka. Selain itu jenis-jenis tanaman tersebut dapat dijumpai di pasar kota
distrik (Pasar Sawoi) dan di rumah-rumah penduduk sebagai bahan untuk konsumsi keluarga.
Orang Kemtuk memiliki kebiasaan yang sama dengan orang Gresi dan Nimboran yakni
setiap keret memiliki pengetahuan khusus tentang berkebun, berburu, dan meramu. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap keret mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang berbeda.
Warisan pengetahuan ini masih dipertahankan hingga sat a ini. Misalnya marga “Kai”
memiliki pengetahuan tentang berkebun, khususnya untuk jenis tanaman “sayur lilin”.
Sedangkan Keret Wali memiliki pengetahuan tentang “sejarah asal-usul meramu sagu”.
Berkebun bagi orang Kemtuk terbagi dalam dua bagian yaitu kebun tanaman jangka
panjang dan tanaman jangka pendek. Menurut jenisnya terdiri atasi kebun tanaman pangan
dan holtikultura yakni jenis ubiubian, sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan
bumbubumbuan.
b. Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Laki-laki mencari
ikan dengan cara memancing, menjala, memasang perangkap, menombak atau meracun air
dengan akar tumbuh-tumbuhan. Sementara perempuan mencari kepiting, udang, dan kerang
di muara sungai atau hutan bakau. Perahu di Pasifik memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
Perahu ini menggunakan cadik sebagai penyeimbang. Meskipun prinsip-prinsip dasar
pengetahuan membuat dan menggunakan perahu bercadik berasal dari luar, masyarakat
Pasifik tampaknya telah mengembangkan fitur desain khusus perahu mereka yang
disesuaikan dengan kondisi perairan setempat, cuaca, dan kegunaan. Masyarakat Pasifik
menggunakan perahu mereka untuk berbagai tujuan, termasuk memancing, pergi ke kebun,
mengunjungi tempat-tempat terdekat untuk berdagang, penaklukan atau berperang, melarikan
diri dari serangan musuh, dan sebagainya. Selain itu, banyak dari mereka melakukan
pelayaran ke wilayah yang belum diketahui untuk mencari tempat baru. Alasan lainnya dalam
beberapa kasus yaitu keinginan untuk bertualang. menentukan tempat-tempat penangkapan
ikan dan biota laut lainnya. Bentuk kebudayaan maritim di pantai utara Papua meliputi mata
pencaharian hidup, pengetahuan tradisional terkait dengan maritim, peralatan hidup, dan
kearifan lokal dalam pelestarian sumberdaya maritim.

B. Soal Tugas
1. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium
terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium
malariae dan plasmodium ovale. Penularan malaria melalui nyamuk anopheles yang telah
terinfeksi parasit malaria. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil,
anemia dan ikterus. Hingga saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan yang utama
di Indonesia. Penyakit malaria mempunyai pengaruh yang sangat besar pada angka
kesakitan dan kematian bayi, anak balita dan ibu hamil serta dapat menyebabkan
penurunan produktivitas kerja.

Buah jeruk, lemon, atau jeruk nipis merupakan makanan yang dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Vitamin C dalam buah jeruk dalam membantu mengendalikan demam,
menghentikan penyebaran infeksi, dan mempercepat penyembuhan dalam tubuh.

Buah jeruk baiknya dibuat jus dan diminum 2x dalam sehari yaitu pagi dan sore.

2. Sakit dada yang merupakan gejala penyakit jantung disebut sebagai angina. Angina
mungkin terjadi ketika seseorang mengalami masalah pada pembuluh darah atau arteri
koronernya.
Cuka Apel bisa menjadi salah satu obat sakit dada alami yang bisa anda konsumsi di
rumah.

Meskipun bisa menimbulkan rasa mulas ketika meminumnya ( harus dicampur air ) tapi
cuka apel baik untuk menangani masalah sakit dada akibat asam lambung yang naik.

Anda mungkin juga menyukai