Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

KONSEP KOMUNIKASI DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA

ASIA TENGGARA

Dosen Pengampu : Ns.Alfunnafi’Fahrul Rizzal.,M.Kep.,Sp.Kep.J

Anggota Kelompok 10/1C:

1. Leyra Firnawati (2211149)


2. Della Mauludin Akifa (2211151)
3. Edi Widodo (2211200)

PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS, & KESEHATAN
RS.dr.SOEPRAOEN KESDAM V BRAWIJAYA MALANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat.Komunikasi sebagai sebuah
proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku.
Jumlah simbolsimbol yang dipertukarkan tentu tak bisa dihitung dan dikelompokkan secara spesifik kecuali
bentuk simbol yang dikirim, verbal dan non verbal. Memahami komunikasi pun seolah tidak ada habisnya,
mengingat komunikasi sebagai suatu proses yang tiada henti melingkupi kehidupan manusia, salah satunya
mengenai komunikasi antar budaya.Manusia hidup dalam sebuah komunitas yang mempunyai kebijakan
tentang sesuatu yang mereka miliki bersama, dan komunikasi merupakan satu-satunya jalan untuk
membentuk kebersamaan itu.

Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal Balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan
komunikasi mempengaruhi budaya. Penelitian ini fokus pada budaya komunikasi pada masyarakat Jepang.
Etika dalam berkomunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha menyampaikan
pesan atau tuturan kepada peserta tutur lain.

Di Jepang, pasien memiliki akses universal ke fasilitas apa pun, meskipun rumah sakit cenderung
mengenakan biaya lebih tinggi untuk mereka yang tidak memiliki rujukan. Namun, ruang perawatan bisa
menjadi masalah di beberapa daerah. Pada tahun 2007, lebih dari 14.000 pasien darurat ditolak setidaknya
tiga kali oleh rumah sakit Jepang sebelum mendapatkan perawatan. Dalam kasus terburuk, seorang wanita
berusia 70-an dengan masalah pernapasan ditolak 49 kali di Tokyo.

Asuransi kesehatan masyarakat menjamin sebagian besar warga negara/penduduk dan membayar
70% atau lebih biaya untuk setiap perawatan dan setiap obat yang diresepkan. Pasien bertanggung jawab
untuk sisanya (batas atas berlaku). Premi asuransi bulanan adalah 0–50,000 yen per rumah tangga
(disesuaikan dengan pendapatan tahunan). Asuransi kesehatan swasta tambahan tersedia hanya dapat
menutupi pembayaran bersama atau biaya yang tidak ditanggung. Asuransi ini biasanya melakukan
pembayaran tetap per hari di rumah sakit atau per tindakan operasi yang dilakukan, bukan untuk setiap
pengeluaran aktual. Pada tahun 2005, Jepang menghabiskan 8,2% dari PDB untuk penanganan kesehatan
atau US$2.908 per kapita. Dari jumlah itu, sekitar 83% merupakan belanja pemerintah.

1
Jepang memiliki mitos bahwa Manfaat semut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit diabetes.
Sebagian orang yang mengonsumsi serangga ini karena mendengar informasi tentang manfaatnya yang
dianggap mampu menurunkan gula darah. Serangga ini mulanya dikenal dalam budaya oriental memiliki
manfaat untuk kesehatan. Terkait manfaat semut jepang, serangga ini dimakan langsung sebagai salah satu
alternatif terapi tidak hanya untuk penyakit diabetes, tetapi juga untuk asma, parkinson, arthritis, serta
kanker. Dijepang juga mempunyai mitos tradisi kehamilan di Jepang sendiri, wanita hamil dianjurkan
untuk selalu berpikir positif, membentuk pribadi yang baik dan rajin mendengarkan musik.kemudian ada
mitos yang mengatakan bahwa tahu dijepang lebih kaya nutrisi namun kenyataannya semua jenis tahu
sehat dan bernutrisi, tergantung dari bahan yang digunakan dan pengolahannya.dan mitos yang terakhir
Orang yang kegemukan dan obesitas di Jepang bisa dipidana dan terkena denda,program dari pemerintah
jepang ini memang bener adanya, tujuannya untuk mengurangi populasi tingkat obesitas dan kenyataannya
program ini memberikan hasil yang berdampak baik kepada masyarakat dijepang.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Budaya

Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal Balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan
komunikasi mempengaruhi budaya. Penelitian ini fokus pada budaya komunikasi pada masyarakat Jepang.
Etika dalam berkomunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha menyampaikan
pesan atau tuturan kepada peserta tutur lain. Etika dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan
masyarakat Jepang meliputi Aizuchi (Memberikan Respon), Aisatsu (Memberi Salam), dan Zoutoubunka
(Budaya Pemberian Hadiah). Kemudian, pola komunikasi dalam interaksi sosial masyarakat Jepang
meliputi Uchi-Soto (Dalam-Luar), Honne-Tatemae (Sikap Sesungguhnya-Sikap yang Tampak dari Luar),
Horenso atau Houkoku (Laporan), Renraku (Komunikasi), Soudan (Konsultasi) dan Keigo (Bahasa Sopan).
Dalam berkomunikasi, mereka lebih banyak menggunakan komunikasi non-verbal. Komunikasi non-verbal
yang digunakan dalam interaksi masyarakat Jepang adalah Miburi (gerak tubuh), kontak mata, dan ekspresi
wajah.

2.2 Mitos Dan Fakta Budaya

➢ Semut Jepang Digunakan Sebagai Obat Diabetes

Terkait manfaat semut jepang, serangga ini dimakan langsung sebagai salah satu alternatif
terapi tidak hanya untuk penyakit diabetes, tetapi juga untuk asma, parkinson, arthritis, serta
kanker. kepopuleran serangga ini untuk menurunkan gula darah manusia ternyata belum disertai
oleh bukti ilmiah. Beberapa laporan penelitian dari analisis laboratorium memang menyebutkan
bahwa ulomoides dermestoides mempunyai kandungan zat aktif dalam tubuhnya.

Pada tahun 2009 melalui jurnal “Inflammation” , peneliti asal Brazil memang menemukan
ekstrak semut jepang yang dianggap memiliki efek anti-inflamasi. Namun, penelitian ini baru
mencapai fase awal dan tidak diuji pada manusia, melainkan tikus. Sehingga, belum ada riset
mengenai keterkaitan serangga ini dengan kesehatan manusia yang mampu menunjukkan manfaat
semut jepang tersebut.

Dengan demikian, walaupun semut jepang telah banyak dikonsumsi sebelumnya secara
tradisional di Jepang, Korea, dan Tiongkok sebagai obat, serangga ini belum terbukti secara klinis
dapat memberikan dampak positif bagi pasien diabetes serta aman untuk dikonsumsi oleh

3
manusia. Oleh karena tidak adanya bukti klinis tersebut itulah, semut jepang tidak disarankan
untuk dikonsumsi oleh manusia secara berkelanjutan, bahkan untuk mengobati penyakit.

➢ Tradisi Kehamilan Dijepang

1. Perempuan hamil harus makan banyak kedelai, ikan (terutama sarden), mochi
(untuk meningkatkan laktasi), beras, ume, dan banyak sayur.

2. Perempuan hamil tidak diizinkan untuk makan makanan laut yang bercakar seperti
kepiting atau lobster. Hal ini diyakini akan menyebabkan anak mencadi pencuri.

3. Perempuan hamil juga tidak boleh makan cumi-cumi atau kesemek, hal ini
diyakini dapat membuat rahim menjadi dingin, yang dapat menyebabkan keguguran.

4. Wanita hamil dilarang untuk duduk dengan kaki disilangkan, orang Jepang percaya
itu dapat menyebabkan bayi sesak nafas.

5. Selama tiga bulan pertama wanita hamil disuruh tinggal diam, tidak boleh banyak
beraktifitas. Pada bulan berikutnya, mereka harus tetap aktif untuk memastikan kelahiran
lebih mudah.

6. Wanita hami dianjurkab untuk tidak mengambil langkah besar ketika berjalan
karena ini merupakan tanda kemalasan.

7. Diyakini jika wanita hamil yang melihat api, anaknya akan lahir dengan tanda
lahir.

8. Wanita hamil disarankan untuk tidak menghadiri pernikahan karena diyakini roh
orang meninggal akan mengambil jiwa bayi. Bila terpaksa harus menghadiri pemakaman,
disarankan untuk memakai pakaian serba hitam.

9. Wanita hamil harus membersihkan toilet mereka setiap hari agar bayi tambak sehat
dan baik.

4
10. Wanita hamil dilarang untuk menaikkan berat badan terlalu banyak atau terlalu
sedikit.

➢ Tahu Jepang Lebih Kaya Nutrisi

Pada dasarnya semua jenis tahu sehat dan bernutrisi, tergantung dari bahan yang
digunakan dan pengolahannya. tahu adalah bagian dari budaya makanan tradisional Jepang
yang sudah lama ada. Di Jepang tahu digunakan dalam berbagai hidangan, mulai dari sup
miso hingga tahu dingin dan hidangan yang direbus. Pada umumnya, tahu terbuat dari tiga
bahan dasar utama yaitu kedelai, air, dan koagulan. Koagulan adalah zat yang digunakan
untuk membuat tahu menggumpal. Jenis koagulan yang biasa digunakan adalah CaCl2,
CaSO4, asam asetat, dan whey. Pada umumnya dalam 126 gram tahu Jepang
mengandung nutrisi sebagai berikut:

• 181 kalori.
• 11 gram lemak.
• 17,6 mg sodium.
• 3,5 gram karbohidrat.
• 2,9 gram serat.
• 21, 8 gram protein.
• 861 mg kalsium.
• 1,5 mg mangan.
• 21,9 mcg selenium.
• 3,4 gram zat besi .

➢ Orang Kegemukan dan Obesitas di Jepang Bisa Dipidana

Dijepang memiliki peraturan yang disebut sebagai Metabo Law. Hukum ini
membuat penduduk Jepang diperiksa lingkar pinggangnya setahun sekali. Mereka
yang mengalami kegemukan dan obesitas akan dikenai denda atau dipenjara.
Pemerintah Jepang memberlakukan hukum wajib pengukuran lingkar perut bagi warga
negara Jepang usia 40 s/d 75 tahun. Tahun2 awal penerapan, hukum Metabo memiliki
syarat batas lingkar perut maksimal:

5
• Pria = 33,5 inches (85 cm).
• Wanita = 35 inches (90 cm).

Kemudian hukum direvisi dengan syarat lingkar perut menjadi:

• Pria = 35,4 inches (90 cm)


• Wanita = 31,5 inches (80 cm)

Apa yang terjadi bilang melanggar? Bagi yang melanggar hukum Metabo, mereka akan
masuk penjara.

Warga yg melanggar akan dikenakan denda, dan perusahaan atau instansi tempat
dia bekerja juga terkena denda pelanggaran.

Denda maksimalnya sebesar 19 juta US dollar. Otomatis semua perusahaan dan instansi
pemerintah mencari cara supaya semua karyawan bisa tetap langsing dengan:

• Program wajib olahraga 30 menit sebelum mulai kerja,


• Wajib naik turun tangga saat kerja di kantor.
• Pola diet makanan sehat di kantin.
• Larangan cemilan kemasan dan makanan olahan, dsb.

Sejak penerapan hukum Metabo mulai tahun 2008, obesitas turun secara drastis dan
tersisa 3% dari total populasi.

2.3 Faktor hambatan dari masyarakat

• Tingginya Hambatan Bagi Orang Asing Dalam Hal Melahirkan di Jepang.

Bagi Orang asing yang hamil, melahirkan , merawat anak , mengalami masalah karena
adanya perbedaan bahasa dan budaya. Sejak diberlakukannya undang-undang revisi terkait dengan
pengawasan imigrasi dan pengungsian, penerimaan orang asing terus maju, tetapi tidak diikuti oleh
persiapan lingkungan yang dapat mendukung supaya mudah dalam melahirkan dan merawat anak.
Mendalami aktivitas tentang orang asing yang merawat anak dan aktivitas pendukung medical.

Jumlah orang asing yang melahirkan di rumah sakit Daiwa di Daiwa City Kanagakawa-
Ken bertambah. Dikarenakan adanya pabrik tempat orang asing yang bekerja di sana, sehingga
jumlah orang asing mulai bertambah sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini jumlah wanita yang hamil
dan melahirkan adalah mencapai 10 %.

6
Menurut C seorang dokter bagian kebidanan dan kandungan “, Masalah yang masih perlu
diatasi yaitu kendala bahasa “. Penyedian jasa penerjemah ketika pemeriksaan kesehatan atau
mempersiapkan portable interpreter tool tidak cocok untuk semua situasi. Pada kondisi darurat
seperti operasi sesar “ kondisi bayi sedang dalam kondisi berbahaya , harus sesar, “ sehingga
diperlukan persetujuan dalam bahasa Jepang sehingga diminta untuk tanda tangan.Dan bagi orang
Muslim yang tidak memperlihatkan kulit kepada selain suaminya. Banyak yang menolak untuk
ditangani (pemeriksaan kesehatan ) oleh dokter lelaki. Dalam hal tidak ada dokter perempuan ,
maka harus menyampaikan aturan rumah sakit dan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.

Menurut Asisenten Dokter Kandungan Mrs D ( 53 tahun ) “ Ada wanita yang tidak
menyadari dia sedang hamil, Ketika perutnya membesar datang konsultasi “. Dan dia juga melihat
kondisi wanita yang kesulitan , yang harus berhenti kerja sambilan karena hamil”. Tahun 2018, Dia
memulai aktivitas membuka kelas untuk wanita hamil orang Vietnam dan memperkuat
aktivitasnya.

Shiga-Ken International Association telah membuat website tentang kehamilan dan


melahirkan di dalam 6 bahasa asing . Pemerintah local mulai melakukan aktivitas dukungan seperti
menyampaikan perhatian dokter terhadap pasien wanita hamil orang asing melalui telpon . “
Menurut Mr. Fuji “ saat ini sudah masa bagi masyarakat keseluruhan agar siapapun bisa
membesarkan anak secara nyaman “.

• Kendala Berkomunikasi

Kerja sama dalam bidang kesehatan dengan Jepang merupakan salah satu kunci
penting untuk meningkatkan laju pertumbuhan kesehatan di Indonesia dapat meningkatkan
tenaga kesehatan di Indonesia serta memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja di
Indonesia.Salah satu unsur penunjangnya yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM yang
memiliki kompetensi komunikasi bahasa Jepang yang mumpuni agar dapat menjadi jembatan
komunikasi antara Indonesia dan Jepang Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan sering
kali mengalami jalan buntu pada proses negoisasi karena kendala bahasa. Terlebih lagi saat
harus bernegosiasi dengan klien rumah sakit Jepang yang tidak menguasai bahasa Indonesia
maupun bahasa Inggris. Untuk mengembangkan kurikulum pendidikan vokasional bahasa
Jepang yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menurunkan resiko terjadinya permasalahan
berkomunikasi di dunia kerja, perlu dilakukan identifikasi terhadap kendala berkomunikasi
yang dihadapi oleh para penutur bahasa Jepang di dunia kerja. Sejauh penelusuran penulis,
identifikasi mendalam tentang jenis kendala, situasi serta faktor penyebab terjadinya kendala

7
berkomunikasi belum banyak dilakukan, sehingga sulit menentukan materi pembelajaran
bahasa Jepang untuk komunikasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.

• Hambatan untuk Perawatan Kesehatan di kalangan Lansia di Jepang

Jepang sedang menjalani serangkaian reformasi perawatan kesehatan yang bertujuan


memangkas biaya perawatan kesehatan yang meningkat dan meningkatkan efisiensi pemberian
perawatan kesehatan. Studi empiris ini menggunakan survei komunitas skala besar pada 15.302
orang lanjut usia 65 tahun ke atas (56,0% wanita) yang dilakukan di tujuh kotamadya pada tahun
2006, untuk mengungkap bukti yang jelas tentang hambatan terhadap perawatan yang
diperlukan. Alasan untuk tidak mendapatkan perawatan kesehatan dikaitkan dengan biaya
perawatan kesehatan untuk lansia dengan pendapatan lebih rendah, sementara rekan pendapatan
lebih tinggi melaporkan sibuk atau memiliki kondisi yang tidak cukup serius untuk mencari
perawatan.

8
BAB III

SKENARIO

“Teks Roleplay ”

Pasien : selamat pagi sus

Perawat : selamat pagi pak ada yang bisa saya bantu

Pasien : Begini sus perut saya akhir2 ini terasa tidak enak saya sering mual dan muntah

Perawat : sudah berapa lama pak ?

Pasien : sudah 1 mingguan sus

Perawat : sebelumnya bapak punya riwayat sakit?

Pasen : Saya menderita penyakit diabetes sus.

Perawat : sebelumnya bapak mengkonsumsi obat apa?

Pasien : Saya mengonsumsi semut jepang.

Perawat : apakah ada perubahan atau keluhan lain setelah mengkonsumsi obat tersebut pak

Pasien : Tidak ada perubahan sus, malahan perut saya sakit terus mual-mual

Perawat : Jadi begini ya pak, semut jepang memang dianggap memiliki efek anti-inflamasi. Namun,
penelitian ini baru mencapai fase awal dan tidak diuji pada manusia, melainkan tikus. Sehingga, belum ada
riset mengenai keterkaitan serangga ini dengan kesehatan manusia yang mampu menunjukkan manfaat
semut jepang tersebut. Semut jepang juga dapat mengakibatkan radang usus besar, dan peradangan
pembuluh darah.Maka dari itu semut jepang sebagai obat diabetes itu sangat salah karena bisa berdampak
buruk bagi tubuh terutama pada pencernaan.

Pasien : Ohhh Jadi begitu sus, apakah kira-kira saya mengalami radang usus?

Perawat : kemungkinan bisa jadi pak, maka dari itu harus segera dilakukan pemeriksaan pak.

Pasien : Baik sus terimakasih

Perawat : Terimakasih Kembali

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat Disimpulkan bahwasanya jepang adalah negara yang terkenal dengan kemajuan IPTEK(ilmu
pengetahuan dan teknologi) akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap
budaya-budaya jaman dahulu bahkan terkadang kebudayaan tersebut sudah diketahui mitos,seperti mitos
jika diabetes memakan semut jepang perlu diketahui bahwa mitos tersebut sangatlah tidak bena,memakan
semut jepang akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh

4.2 Saran

Dengan berkembangnya zaman apalagi jepang adalah negara dengan kemajuan iptek setidaknya
mitos-mitos itu harusnya jangan terlalu dipercaya,apalagi mitos tentang pengobatan yang tidak masuk akal
seperti mengonsumsi semut jepang saat mengidap penyakit diabetes. Lebih baiknya jika berobat langsung
ke rumah sakit apalagi kesehatan di jepang kualitasnya sangatlah bagus dengan alat-alat kesehatan yang
canggih.

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai