Anda di halaman 1dari 11

MAMPU MEMAHAMI TABU MAKANAN

DAN ASPEK GIZI

DISUSUN OLEH
Madonni Hartaty P01031223026
Dea Alphionika P01031223012
Salma Najmi Yasmin Tanjung P01031223043

DOSEN PENGAMPU:
Erlina Nasution,S.Pd,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDY SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETIA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Banyak kesulitan yang kami hadapi, Namun berkat kerjasama dan
izin Tuhan, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Seperti yang kita ketahui
beberapa tantangan yang dihadapi oleh tenaga medis guna meningkatkan kinerja, salah satunya
ialah peran medis yang mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak percaya dengan
larangan/pantangan dari suatu makanan karena adanya tabu makanan. Maka kami menyelesaikan
tugas ini dengan judul yaitu “Tabu Makanan” untuk memenuhi tugas Sosiologi Antropologi Gizi.
Kami menyadari, sebagai mahasiswa yang pengetahuannya masih kurang dan masih perlu
banyak belajar, makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi
lebih baik dan berguna di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca kedepannya.
Lubuk Pakam, Agustus
2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang

BAB II Pembahasan
1. A.Tabu Pada Makanan
2. B.Timbulnya Tabu Makanan
3. C.Asal dan Menyebarnya Tabu Makanan
4. D.Aneka Penelitian Tentang Tabu Makanan
5. E.Klasifikasi Tabu Makanan
6. F.Tabu Makanan Ditinjau Dari Gizi

BAB III Penutup

A.Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa kanak-
kanak akan berlanjut menjadi makanan kesukaan pada saat dewasa. Sebagian besar masyarakat
bersifat ”menyukai apa yang mereka makan” daripada “makan apa yang mereka suka”.Mereka
mempunyai kesetiaan dan kepekaan terhadap susunan hidangan makanan tradisionalnya dan
peka apabila ada kritik tentang makanan mereka. Hal yang berlaku umum dalam setiap
kelompok sosial adalah adanya pembatasan-pembatasan tertentu terhadap bahan pangan yang
tersedia dalam lingkungan alamnya. Artinya, ada bahan pangan yang potensial namun tidak
dikonsumsi karenadianggap sebagai “bukan makanan“. Sebaliknya apa yang dianggap
“makanan“ merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat, dan diwariskan ke
generasi berikutnya lewat proses sosialisasi (Khumaidi,1994).

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud tabu makanan ?


2. Apa dampak dari tabu makanan ?
3. Bagaimana timbulnya tabu makanan ?
4. Apa macam-macam tabu ?
5. Bagaimana asal menyebarnya tabu ?
6. Apa klasifikasi tabu makanan ?
7. Bagaimana tabu makanan jika dilihat dari segi gizi ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu tabu makanan.


2. Mengetahui dampak dampak tabu makanan.
3. Mengetahui beberapa penelitian tentang tabu makana
4. Mengetahui klasifikasi tabu makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tabu Makanan

Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengonsumsi makanan tertentu karena ada
beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengonsumsinya. Dalam ancaman ini, ada
kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini atau
tabu (Susanto, 1997).
Makanan tabu adalah makanan yang membuat orang menjauhkan diri dari
mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut. Hal ini terjadi karena adanya larangan agama
atau budaya yang ada agar tidak mengkonsumsi makanan tersebut. Banyak makanan tabu
melarang daging hewan tertentu, termasuk mamalia, tikus, reptil, amfibi, ikan bertulang,
moluska dan krustasea. Beberapa hal yang tabu khusus untuk bagian tertentu atau ekskresi
hewan, sementara makanan tabu lain merupakan konsumsi jenis tanaman, jamur, atau serangga.
Dapat dikatakan bahwa persoalan pantangan atau tabu dalam mengkonsumsi makanan tertentu
terdapat secara universal di seluruh dunia. Makanan pantangan berkaitan dengan jenis makanan
tertentu yang harus kita hindari. Secara khusus, hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan isu-isu
magis religius.
Pantangan makanan adalah bagian dari kepercayaan dan praktik budaya. Sementara itu,
masyarakat mewariskan pantangan makanan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses ini
berbarengan dengan pewarisan unsur budaya lainnya. Proses pewarisan kepercayaan terkait
pantangan makanan antar generasi ini menjelaskan konsistensi pantangan makanan yang berlaku
pada beberapa suku.Selain di tingkat individu, pantangan makanan juga berlaku di tingkat
komunal, terutama di masyarakat yang masih kental dengan tradisi. Individu juga dapat
berpantang makanan dalam suatu kelompok kekerabatan, hal ini untuk memanifestasikan diri
mereka sebagai tetua adat. Di suku-suku tertentu, mereka percaya makanan tabu memiliki
konsekuensi berbahaya bagi mereka yang melanggar batasan ini. Makanan pantangan bagi ibu
hamil, misalnya, diyakini dapat mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan.
Tabu makanan adalah menghindari atau mempercayai larangan mengonsumsi makanan
tertentu karena dipercaya dapat memberikan ancaman atau bahaya bagi yang melanggar. Tabu
makanan dapat memunculkan konsep “dapat” dan “tidak” makanan dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu. Informasi terkait tabu makanan biasanya terus disampaikan secara turun-temurun dan
ngga jarang akhirnya menjadi aturan yang berlaku di masyarakat.
2. Dampak Tabu Makanan
Banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari tabu makanan. Misalnya saja, terjadinya
anemia pada masa kehamilan, kekurangan energi sehingga menyebabkan kekurangan zat gizi
tertentu, gizi buruk, gangguan tumbuh kembang janin selama kehamilan, dan masih banyak lagi
gangguan kesehatan yang dialami karena pembatasan asupan makanan akibat mitos-mitos yang
ada di masyarakat.
Mempertahan dan melestarikan kebudayaan tentu merupakan hal yang baik, namun
mempertahankan tabu makanan yang masih salah juga tidak dapat dibenarkan. Memulai untuk
memahami sesuatu berdasaran fakta dapat menjadi pertimbangan untuk investasi kesehatan
kamu ke depannya. Mulailah mengenali diri sendiri dan memilih makanan yang sesuai
kebutuhan dan pastikan memenuhi syarat gizi seimbang. Banyak dampak buruk yang
ditimbulkan dari tabu makanan yang tanpa disadari bisa merugikan bagi kesehatan.
Apa aja tabu makanan yang umum didengar?

● Coklat dan kacang


Masyarakat masih banyak yang mempercayai mengonsumsi coklat dan kacang dapat
menyebabkan jerawat dan gemuk, padahal kedua bahan ini memiliki manfaat yang baik untuk
kesehatan. Coklat kaya akan antioksidan dan kacang sebagai sumber protein nabati pada
dasarnya dibutuhkan tubuh untuk menunjang kesehatan.
● Telur
Beberapa masyarakat masih mempercayai bahwa mengonsumsi telur pada saat hamil
dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin. Faktanya, telur sangat baik dikonsumsi
saat hamil dikarenakan kandungan protein, asam oleat zat besi, dan fosfor. Terlebih, telur
merupakan sumber protein hewani dengan harga yang terjangkau.
● Ikan laut
Masih banyak yang masyarakat yang percaya kalau mengonsumi ikan laut dapat
menghambat penyembuhan luka. Faktanya, ikan laut memiliki kandungan protein hewani yang
mengandung berbagai jenis asam amino esensial lengkap yang dapat memenuhi unsur-unsur
biologis. Protein akan membantu mempercepat proses penyembuhan luka dan meregenerasi sel-
sel yang rusak.

● Daun kelor
Ibu hamil dilarang mengonsumsi daun kelor dengan alasan tabu, padahal daun kelor
sangat baik untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
● Jantung pisang
Mengonsumsi jantung pisang dipercaya dapat menyebabkan pertumbuhan bayi menjadi
terganggu, misalnya kepala bayi berbentuk lonjong dan memiliki penyakit jantung. Namun,
penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin dan mineral pada jantung pisang dapat
memperlancar ASI dan meningkatkan produksinya

3.Timbulnya Tabu Makanan


Segala jenis tabu yang ada dalam masyarakat ini berdasarkan pada agama dan
kepercayaan. Pantangan sendiri dapat diartikan sebagai larangan atau sesuatu yang tidak benar
umtuk dilakukan.
Suatu pandangan yang berdasarkan agama islam disebut haram hukumnya ,dan individu yang
melanggar pantangan tersebut berdosa.Dikarenakan makanan atau minuman jasmani dan Rohani
si pemakannya

4. Macam macam Tabu Makanan


Tabu berasal dari Bahasa Polynesia yang berarti ,larangan yang ditunjukkan terhadap
mahluk tertentu atau benda yang tertentu yang tidak boleh disentuh atau dimakan

5. Asal Menyebarnya Tabu Makanan


Tabu terhadap makanan karna makanan tersebut dianggap asing bagi masyarakat tersebut.
Contoh masyarakat primitif menganggap binatang yang tidak dikenal sebagai media ,dan
melalui media ini roh jahat dapat pindah ketubuh manusia yang memakannya.

6. Klasisfikasi Tabu Makanan


Menurut waktu : permanen tabu yang bersifat sementara
7. Aneka Penelitian Tentang Tabu Makanan
Banyak penelitian telah dilakukan untuk meneliti tabu makanan yang terjadi
dimasyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik dan Yushila (2006), mendapatkan adanya
tabu makan telur pada anak-anak di daerah Pekalongan, karena dikhawatirkan nantinya akan
tumbuh bisul. Di daerah Magelang, adanya tabu makan ikan bagi anak-anak, karena
dikhawatirkan nantinya akan terkena penyakit cacing pada anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Dyah dan Ichsan (2006), mendapatkan adanya tabu
makan brutu yaitu daging ayam bagian ekor untuk gadis remaja di daerah Lampung, supaya
tidak genit sehingga sulit jodoh. Hal tersebut mungkin diasosiasikan dengan tindak-tanduk ayam
yang senang menggoyang-goyangkan buntutnya sehingga terkesan genit, dan dikhawatirkan
seorang gadis yang memakannya akan berperilaku demikian. Tabu makanan yang lain yaitu tidak
boleh makan sayap ayam bagian terlampir, yaitu daging yang kecil di ujung sayap, pada remaja
laki-laki di daerah Semarang karena dikhawatirkan nanti kalau sudah saatnya melamar gadis
akan ditolak. Konsep ini mungkin karena adanya kemiripan pelafalan istilah dalam bahasa Jawa
antara telampik yang berarti ekor ayam dengan ditampik yang berarti ditolak. Selanjutnya untuk
gadis remaja di daerah Solo ada tabu tidak boleh makan jantung pisang, supaya tidak mandul.
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (1993), mendapatkan adanya tabu makan telur
dan daging pada ibu hamil di Jawa Tengah karena dikhawatirkan akan menyebabkan perdarahan
yang banyak pada saat melahirkan. Selanjutnya di daerah Betawi ada tabu makan ikan asin,
ikanlaut, udang dan kepiting bagi ibu menyusui, karena dikhawatirkan nantinya air susu
akanmenjadi asin.
Tabu makan ikan hiu pada ibu menyusui di daerah Sulawesi Selatan, merupakan
temuanmenarik pada penelitian yang dilakukan oleh Aswita dan Dewi (2006). Dalam uraiannya
dikatakan bahwa hal itu berkaitan dengan legenda yang terjadi di daerah Sulawesi Selatan,
khususnya pada suku Bugis. Dahulu saat sedang mencari ikan di laut terjadi badai yang dahsyat,
dan merekaselamat karena ditolong oleh ikan hiu sehingga terjadi perjanjian tidak boleh lagi
makan ikan hiuuntuk anak cucunya. Pada ibu menyusui, makan ikan hiu dipercaya akan
menyebabkan anak menderita penyakit kulit. Selain itu untuk ibu menyusui di pulau Lombok,
khususnya suku Sasak, terdapat tabu makan ikan belut karena akan menyebabkan penyakit gatal
pada anak yang disusuinya. Pada masyarakat Papua, khususnya suku Jae, ikan kakap dan ikan
Sembilan tabu dimakan karena bentuknya aneh, sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan
kelainan pada tubuh, bahkan berakibat kematian (Apomfirez, 2002).
Tabu makan daging sapi oleh masyarakat Bali karena sapi adalah "ibu kita". Jika
memakan daging sapi maka bagi orang yang memakannya di anggap kotor dan dilarang masuk
ke tempat suci Pura. Mereka harus melukat (pembersihan diri) sebelum masuk ke tempat suci.
Ada juga masyarakat setelah makan olahan dari sapi bisa sakit. Namun sekarang ini banyak yang
sudah memakan olahan sapi karena terkenanya arus globalisasi.
Tabu makanan banyak yang berhubungan dengan sumber hewani, seperti daging dan
ikan. Menurut Reddy (1990) tabu makanan berkaitan dengan konsep "panas-dingin" yang dapat
memengaruhi keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh manusia, tanah, udara, api dan air. Apabila
unsur- unsur di dalam tubuh terlalu panas atau terlalu dingin, maka akan menimbulkan
penyakit.Daging dan ikan tabu dimakan karena mengandung unsur panas, sehingga apabila
dimakan dipercaya dapat menimbulkan penyakit.
Tabu makanan tersebut akan dipatuhi atau tidak, tergantung dari kekuatan budaya
setempat, keyakinan yang dianut serta budaya luar yang mempengaruhinya.

8. Tabu Makanan Dilihat Dari Segi Gizi


 Pola piker masyarakat yang lebih mementingkan membeli materi atau benda elektronik
dari pada membeli makanan,hal ini membuktikan tidak selamanya peningkatakan
ekonomi akan meningkatkan konsumsi pangan
 Distribusi pangan yang tidak proposional dalam keluarga dapat merugikan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sosiologi dan antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya
pada suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaannya
sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungan sosialnya. Antropologi
lebih cenderung ideografik, srtinya cenderung deskriptif, grounded, induktif. Teori dalam
antropologi lebih cenderung tebatas pada satu komunitas. Fokus studi antropologi lebih banyak
pada nilai-nilai dan perilaku khas sebuah komunitas.
Oleh karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para founding
father ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa diakui sebagai sains.
Karenanya mereka menyusun semacam "general principles" di mana pada dasarnya ada teori
universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori unversal tentang alam. Muncullah istilah
sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebagai sebuah sains.

SARAN
Makalah ini masih jauh dari sempurna akan tetapi dengan makalah ini diharapkan dapat
membantu memberikan edukasi dan menumbuhkan minat masyarakat untuk lebih
memperhatikan gizi di lingkungan sekitar. Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
pedoman bagi yang melakukan perancangan serupa agar dapat menjadi perancangan yang lebih
baik. Dalam Perancangan makalah diharapkan memperhatikan gaya bahasa karena target tidak
hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.. Penggunaan bahasa yang sederhana diharapkan
dapat mempermudah penyampaian pesan. Penggunaan elemen visual juga harus diperhatikan
agar penyampaian informasi menjadi lebih menarik bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, 2006. Tabu makanan pada ibu hamil. Pekalongan. Skripsi. Universitas Diponogoro
Semarang. .http://www.magi.undip.ac.id/ pengaruh-tabu-makanan-tingkatkat-kecukupan-gizi-
konsumsi-tablet-besi-dan-teh-tahun2006&catid=31:versi-indonesia=43 .

Alee.2012. Manfaat Jantung Pisang bagi Ibu Hamil. Availableathttp://id/blog.syambianei


V2noue. Diakses pada tangal 5 Agustus 2023

Almatsier, 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan, Jakarta Gramedia Pustaka Utama,

Alwi Qomariah, 2011. Aktivitas Sehari-Hari, Pola Makan Dan Perilaku Pencarian Pengobatan
Ibu Hamil Dan Nifas Suku Kamoro, Papua.

Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1, No 2, April 2011 : 73 – 83

Arisman, 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC

Astawan. Andreas, 2008. Khasiat Makanan Mentah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Aswatini, 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat Dalam Konteks.

Anda mungkin juga menyukai