Anda di halaman 1dari 8

Nama : Amalia Febria Rizky K

NPM : 20144600199

Uji Kompetensi 1

1. Bagaimana kedudukan POAC dan 6 M dalam konsep Manajemen?


Jawab :
POAC (Plan, Organize, Act, Control) atau Rencana, Organisasi, Bertindak, dan
Pengendalian adalah suatu pendekatan manajemen yang digunakan untuk
merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Setiap elemen dalam POAC memiliki peran penting
dalam manajemen:
 Rencana (Plan): Tahap perencanaan adalah ketika tujuan dan strategi organisasi
ditetapkan, rencana taktis dan operasional dibuat, dan sumber daya
dialokasikan. Rencana ini menjadi landasan untuk langkah-langkah selanjutnya.
 Mengorganisir (Organize): Tahap mengorganisir melibatkan struktur organisasi,
penugasan tugas dan tanggung jawab, serta koordinasi sumber daya manusia,
fisik, dan finansial. Tujuannya adalah untuk menciptakan kerangka kerja yang
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
 Bertindak (Act): Tahap bertindak adalah saat rencana dilaksanakan dan kegiatan
sehari-hari dilakukan. Ini melibatkan pelaksanaan tugas dan pengelolaan tim,
serta pengumpulan data dan informasi yang relevan.
 Mengendalikan (Control): Tahap pengendalian melibatkan pemantauan kinerja,
perbandingan hasil dengan tujuan yang ditetapkan, dan pengambilan tindakan
korektif jika diperlukan. Ini membantu memastikan bahwa kegiatan berjalan
sesuai dengan rencana dan tujuan.
6M adalah sebuah metode analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi atau operasional.
6M ini terdiri dari:
 Manusia (Man): Melibatkan faktor-faktor terkait tenaga kerja, seperti
keterampilan, pelatihan, motivasi, dan pengalaman.
 Metode (Method): Melibatkan proses atau metode yang digunakan dalam
produksi atau operasi. Hal ini mencakup langkah-langkah yang diambil dan
teknik yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Mesin (Machine): Melibatkan peralatan, mesin, dan teknologi yang digunakan
dalam proses produksi atau operasional. Ini mencakup aspek fisik dan teknologi
yang mendukung pelaksanaan tugas.
 Material (Material): Melibatkan bahan baku, bahan setengah jadi, atau
komponen yang digunakan dalam produksi atau operasional. Ini termasuk sifat
fisik, kualitas, dan ketersediaan bahan.
 Milieu (Milieu): Merujuk pada lingkungan atau kondisi di sekitar proses
produksi atau operasional. Hal ini melibatkan faktor-faktor seperti suhu,
kelembaban, tekanan, atau aspek lingkungan lainnya yang dapat
mempengaruhikualitas atau efisiensi proses.
 Metrik (Metric): Merujuk pada parameter atau indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja atau hasil dari proses produksi atau operasional. Metrik ini
dapat berupa angka, persentase, atau parameter lain yang relevan untuk
mengukur keberhasilan atau kesesuaian hasil.
Dalam konteks kedudukan, POAC dan 6M dapat saling melengkapi dalam manajemen.
POAC adalah pendekatan yang menyediakan kerangka kerja umum untuk
merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan.
Sedangkan 6M adalah metode analisis yang membantu mengidentifikasi faktor-faktor
kunci yang mempengaruhi proses produksi atau operasional.
Dalam praktiknya, POAC dapat digunakan dalam tahap perencanaan dan pengendalian
dalam mengelola faktor-faktor 6M. Misalnya, saat merencanakan kegiatan, manajer
dapat menggunakan pendekatan POAC untuk mengorganisir sumber daya manusia,
material, mesin, metode, dan mempertimbangkan faktor lingkungan (milieu). Tahap
pengendalian, POAC dapat digunakan untuk memantau kinerja dan mengendalikan
setiap faktor 6M yang berdampak pada hasil produksi atau operasional. Dengan
menggabungkan kedua konsep ini, manajer dapat memiliki pendekatan yang holistik
untuk mengelola operasi dan proses bisnis. POAC memberikan kerangka kerja umum,
sementara 6M memberikan pemahaman yang lebih
rinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan hasil proses. Dengan
demikian, kedudukan POAC dan 6M dalam konsep manajemen adalah saling
melengkapi dan dapat digunakan bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan sebagai Proses dan
Manajemen Pendidikan sebagai Struktur/Tugas
Jawab :
Manajemen Pendidikan sebagai Proses:
Manajemen pendidikan sebagai proses mengacu pada serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengelola dan memimpin sistem pendidikan atau institusi pendidikan.
Ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan
evaluasi kegiatan yang terkait dengan pendidikan. Berikut adalah penjelasan singkat
tentang masing-masing elemen dalam manajemen pendidikan sebagai proses:
 Perencanaan: Tahap perencanaan melibatkan penentuan visi, misi, tujuan, dan
sasaran pendidikan. Selain itu, rencana strategis, rencana pengembangan
kurikulum, alokasi sumber daya, dan kebijakan pendidikan juga diperhatikan.
 Pengorganisasian: Tahap pengorganisasian melibatkan penentuan struktur
organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, dan pengaturan sumber daya
manusia dan materiil. Ini mencakup pembentukan tim manajemen, penugasan
guru dan staf, serta pengaturan fasilitas dan peralatan pendidikan.
 Pelaksanaan: Tahap pelaksanaan melibatkan penerapan rencana pendidikan
yang telah ditetapkan. Ini mencakup kegiatan sehari-hari dalam institusi
pendidikan, seperti proses pengajaran dan pembelajaran, pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler, dan berbagai layanan pendukung.
 Pengendalian: Tahap pengendalian melibatkan pemantauan dan evaluasi kinerja
institusi pendidikan. Ini melibatkan pengumpulan data, analisis kinerja,
pengukuran pencapaian tujuan, dan pengambilan tindakan korektif jika
diperlukan.
 Evaluasi: Tahap evaluasi melibatkan penilaian terhadap keberhasilan institusi
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Evaluasi ini dapat dilakukan
melalui berbagai metode, seperti pengumpulan data, penilaian kualitas, survei
kepuasan siswa dan orang tua, dan pemantauan kinerja.
Manajemen Pendidikan sebagai Struktur/Tugas:
Manajemen pendidikan sebagai struktur/tugas mengacu pada peran dan tanggung
jawab individu atau tim manajemen dalam sebuah institusi pendidikan. Ini melibatkan
pembentukan struktur hierarki dan penugasan tugas yang jelas untuk memastikan
pengelolaan yang efektif dan efisien. Beberapa peran dan tanggung jawab dalam
manajemen pendidikan sebagai struktur/tugas
 Kepala Sekolah/Kepala Unit: Bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan
institusi pendidikan, termasuk perencanaan strategis, pengorganisasian,
pelaksanaan program pendidikan, pengendalian, dan evaluasi.
 Tim Manajemen: Terdiri dari individu-individu dengan peran khusus dalam
pengelolaan pendidikan, seperti koordinator kurikulum, kepala program studi,
kepala bidang kegiatan ekstrakurikuler, atau kepala bagian administrasi.
Mereka bertanggung jawab atas area tertentu dalam institusi pendidikan.
 Guru dan Staf Administrasi: Memiliki peran penting dalam melaksanakan
tugas-tugas pendidikan sehari-hari, seperti menyusun rencana pembelajaran,
mengajar, memberikan bimbingan dan konseling, atau menjalankan tugas
administratif seperti pendaftaran siswa dan administrasi keuangan.
 Dewan Pengawas atau Dewan Pendidikan

3. Jelaskan 3 pandangan filosofis tentang Manajemen Pendidikan.


Ada beberapa pandangan filosofis yang dapat diterapkan dalam konteks manajemen
pendidikan. Berikut adalah tiga pandangan filosofis yang sering dibahas dalam
kaitannya dengan manajemen pendidikan:
 Perennialisme: Pandangan perennialisme menekankan pada pendidikan yang
berpusat pada nilai-nilai abadi dan pengetahuan yang universal. Dalam konteks
manajemen pendidikan, pandangan ini menekankan pentingnya
mempertahankan esensi dan nilai-nilai yang telah teruji dari pendidikan masa
lalu. Pendekatan manajemen pendidikan dalam pandangan perennialisme
menekankan struktur yang kokoh, disiplin, dan kontrol, dengan fokus pada
penanaman nilai-nilai universal kepada siswa.
 Progresivisme: Pandangan progresivisme menekankan pada pengalaman
langsung, penemuan, dan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Dalam
konteks manajemen pendidikan, pandangan ini mendorong manajer pendidikan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif, inklusif, dan responsif
terhadap kebutuhan dan minat siswa. Manajemen pendidikan dalam pandangan
progresivisme akan fokus pada pengembangan kreativitas, kemandirian, dan
pemecahan masalah siswa.
 Essentialisme: Pandangan essentialisme menekankan pada inti pengetahuan dan
keterampilan yang dianggap esensial bagi semua siswa. Dalam konteks
manajemen pendidikan, pandangan ini mendorong manajer pendidikan untuk
menetapkan kurikulum yang berpusat pada dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan yang dianggap penting. Pendekatan manajemen pendidikan dalam
pandangan essentialisme akan menekankan struktur yang terorganisir dengan
jelas, standar yang ketat, dan evaluasi yang ketat untuk memastikan pencapaian
tujuan pendidikan.
Pandangan-pandangan filosofis ini memberikan kerangka pemikiran yang berbeda
dalam mengelola pendidikan. Dalam praktiknya, manajer pendidikan sering
menggabungkan elemen dari berbagai pandangan ini, sesuai dengan konteks dan nilai-
nilai yang berlaku di institusi pendidikan tertentu. Tujuannya adalah mencapai
keseimbangan yang tepat antara pembelajaran yang berpusat pada siswa,
pengembangan keterampilan, dan pemahaman nilai-nilai yang penting.

4. Sebutkan 6 faktor Pendukung keberhasilan MBS!


Jawaban :
enam faktor penting yang perlu diperhatikan:
 Kepemimpinan yang kuat: Adanya kepemimpinan yang kuat dan visioner
sangat penting dalam mendukung keberhasilan MBS. Kepala sekolah atau
pemimpin lainnya perlu memiliki visi yang jelas, memotivasi dan memberikan
arahan kepada staf, serta mampu menggerakkan perubahan yang diperlukan.
 Partisipasi dan kolaborasi: Partisipasi aktif dan kolaborasi antara semua
stakeholder, termasuk staf sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat, sangat
penting dalam mengimplementasikan MBS. Membangun budaya partisipatif
dan kolaboratif akan memperkuat keterlibatan semua pihak dalam pengambilan
keputusan dan meningkatkan dukungan terhadap program-program sekolah.
 Penyusunan tujuan dan rencana strategis: Penyusunan tujuan yang jelas dan
rencana strategis merupakan langkah awal yang penting dalam MBS. Sekolah
perlu mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik
dan mengembangkan rencana strategis yang mengarahkan upaya sekolah dalam
mencapai tujuan tersebut.
 Pengelolaan sumber daya: MBS membutuhkan pengelolaan sumber daya yang
efektif dan efisien, termasuk sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, dan
materi pembelajaran. Pengelolaan yang baik akan memastikan bahwa sumber
daya tersedia dan digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Pemantauan dan evaluasi: MBS melibatkan pemantauan dan evaluasi yang
terus-menerus terhadap kegiatan dan pencapaian sekolah. Pemantauan dan
evaluasi yang efektif membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan,
serta memungkinkan adanya perbaikan yang diperlukan. Data dan informasi
yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
 Pemberdayaan dan pengembangan profesional: Memberdayakan staf sekolah
dan mengembangkan profesionalisme mereka sangat penting dalam MBS.
Dukungan dalam bentuk pelatihan, pengembangan, dan sumber daya lainnya
akan membantu meningkatkan kapasitas staf dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka.

5. Apa saja tugas pemimpin?


Jawab :
tugas umum yang sering terkait dengan peran seorang pemimpin:
 Menetapkan Visi dan Misi: Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
menetapkan visi jangka panjang dan misi organisasi. Ini melibatkan
merumuskan arah strategis dan tujuan yang ingin dicapai.
 Membangun Budaya dan Nilai Organisasi: Pemimpin memainkan peran penting
dalam membangun budaya organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai inti. Ini
melibatkan menetapkan norma, etika, dan prinsip-prinsip yang akan
membimbing tindakan dan perilaku seluruh tim.
 Mengembangkan Strategi dan Rencana: Pemimpin bertugas untuk
mengembangkan strategi dan rencana taktis yang akan mengarahkan kegiatan
organisasi menuju pencapaian tujuan. Ini melibatkan analisis situasi,
identifikasi peluang dan tantangan, serta merancang langkah-langkah konkret
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Mengambil Keputusan: Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan yang tepat dan efektif berdasarkan informasi yang
tersedia. Mereka harus mampu mengevaluasi situasi, mempertimbangkan
berbagai faktor, dan memilih tindakan terbaik yang sesuai dengan tujuan dan
nilai-nilai organisasi.
 Menginspirasi dan Memotivasi: Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
untuk menginspirasi dan memotivasi anggota tim atau organisasi. Ini
melibatkan komunikasi yang efektif, memberikan dorongan, mengakui prestasi,
dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan membangun semangat
kerja.
 Membangun Tim dan Mengelola Kinerja: Pemimpin bertanggung jawab untuk
membangun tim yang kuat dan efektif. Ini melibatkan perekrutan anggota tim
yang berkualitas, mengelola dinamika kelompok, memberikan arahan, dan
mengevaluasi kinerja individu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Mengelola Konflik: Pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengelola
konflik yang timbul di antara anggota tim atau dalam situasi organisasional.
Mereka harus mampu mengidentifikasi sumber konflik, mencari solusi yang
memuaskan, dan memfasilitasi komunikasi yang konstruktif antara pihak yang
terlibat.
 Membangun dan Mengelola Hubungan: Seorang pemimpin harus mampu
membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan stakeholder internal
dan eksternal. Ini melibatkan membangun jaringan, menjalin kerjasama, dan
menjaga komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait.

6. Menurut Deporter, Reardon, dan Singer-Nourie (2004), terdapat lima faktor yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap
faktor tersebut:
Jawab :
Menurut Deporter, Reardon, dan Singer-Nourie (2004), terdapat lima faktor yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kelas. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap
faktor tersebut:

 Penciptaan iklim kelas yang positif: Faktor ini berkaitan dengan menciptakan
iklim kelas yang positif dan inklusif. Penting untuk menciptakan suasana yang
aman, saling menghormati, dan mendukung di dalam kelas. Hal ini melibatkan
pembangunan hubungan yang baik antara guru dan siswa, membangun
kepercayaan, dan menghargai keragaman dalam kelas.
 Pembangunan komunitas belajar yang efektif: Faktor ini mencakup
pembangunan komunitas belajar yang erat di dalam kelas. Guru perlu
mengembangkan interaksi yang positif dan kolaboratif antara siswa,
memfasilitasi diskusi dan kerja sama, serta mempromosikan rasa tanggung
jawab bersama dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
 Pengaturan ruang kelas: Faktor ini berkaitan dengan pengaturan fisik dan tata
letak ruang kelas. Guru perlu mempertimbangkan pengaturan meja dan kursi,
penggunaan papan tulis atau media visual lainnya, dan pengorganisasian ruang
untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan kolaboratif.
 Penerapan rutinitas dan prosedur yang jelas: Faktor ini melibatkan penerapan
rutinitas dan prosedur yang jelas di dalam kelas. Guru perlu mengajarkan dan
memperkuat aturan kelas yang jelas, rutinitas harian, prosedur transisi, dan
harapan perilaku yang konsisten. Hal ini membantu menciptakan struktur yang
dapat membantu mengelola perilaku siswa.
 Manajemen perilaku yang efektif: Faktor ini berkaitan dengan manajemen
perilaku yang efektif di dalam kelas. Guru perlu memiliki strategi yang efektif
dalam mengelola perilaku siswa, seperti pemberian umpan balik positif,
penggunaan penguatan positif, pengelolaan konflik, dan penyelesaian masalah
perilaku. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan meminimalkan gangguan yang dapat menghambat proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai