MUSYAWARAH WILAYAH
MUHAMMADIYAH
BENGKULU KE-10
TAHUN 2023
A. Keummatan ............................................................................................................................... 47
B. Kebangsaan ............................................................................................................................... 50
TENTANG:
TANFIDZ KEPUTUSAN
MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH BENGKULU KE-10
TAHUN 2023
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
MEMUTUSKAN
Ketua, Sekretaris,
Dr. Fazrul Hamidy, M.M., M.H. Dr. Amrullah Boerman, S.Ag M.Si.
NBM. 588 621 NBM. 850 229
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
B. KEBANGSAAN
1. Memperkuat Ketahanan Keluarga;
2. Suksesi Kepemimpinan 2024;
3. Evaluasi Deradikalisasi;
4. Memperkuat Keadilan Hukum;
5. Penataan Ruang Publik yang Inklusif dan Adil;
6. Memperkuat Regulasi Sistem Resiliensi Bencana;
8. Memperkuat Integrasi Nasional;
9. Ekonomi Berkadilan Sosial.
C. KEMANUSIAAN UNIVERSAL
1. Membangun Tata Dunia yang Damai dan Berkeadilan;
2. Regulasi Dampak Perubahan Iklim;
3. Menguatnya Xenophobia
Dr. Fazrul Hamidy, M.M., M.H. Dr. Amrullah Boerman, S.Ag M.Si.
NBM. 588 621 NBM. 850 229
B. CIRI PENGEMBANGAN
Sebagai PWM yang belum terlalu siap dalam melaksanakan program umum
persyarikatan maka dalam penyusunan program periode 2022-2027 masih perlu
menetapkan ciri pengembangan yang mengandung aspek-aspek tertentu yang penting,
strategis, dan memiliki pengaruh yang menentukan serta harus diwujudkan secara terukur
dalam gerakan Muhammadiyah.
Ciri pengembangan tersebut harus tercermin dalam setiap program, baik program
umum maupun perbidang, yang penjabarannya disusun dalam kerangka kebijakan
program dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dapat diukur keberhasilannya.
3. Jaringan
Hal yang berkaitan dengan hubungan internal dan eksternal Muhammadiyah.
a. Menguatnya peran dan jaringan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan
universal.
b. Menguat dan meluasnya jaringan amal usaha, kegiatan, dan perangkat
Persyarikatan.
c. Menguatnya hubungan dan kerjasama internasional.
4. Sumber daya
Hal yang berkaitan dengan aspek pendukung dan pelaku gerakan Muhammadiyah.
a. Terlaksananya pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan anggota
Muhammadiyah sebagai subjek gerakan secara konsisten dan berkelanjutan.
b. Program Pengembangan
1. Meningkatkan kapasitas organisasi dan kepemimpinan yang lebih efektif
sehingga organisasi dan kepemimpinan tidak bertumpu pada figur tetapi lebih
berbasis sistem.
2. Membangun kinerja organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel dengan
menitikberatkan perhatian pada upaya fungsionalisasi seluruh jajaran organisasi,
sehingga Muhammadiyah menjadi organisasi yang maju/modern dan
b. Program Pengembangan
1. Meningkatkan komunikasi, hubungan, dan kerjasama secara proaktif dengan
berbagai lembaga negara/ pemerintahan baik dengan eksekutif, legislatif,
yudikatif maupun institusi-institusi negara/pemerintahan lainnya dalam usaha
mengembangkan misi Muhammadiyah.
2. Meningkatkan perhatian, kepedulian, dan penyikapan terhadap persoalan-
persoalan aktual dan krusial yang menyangkut hajat hidup publik, termasuk
kepentingan umat Islam, sebagai bentuk keterlibatan aktif Muhammadiyah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Meningkatkan prakarsa dan forum lintas dengan komponen bangsa yang lain
dalam usaha memperkuat posisi kekuatan masyarakat madani (civil society)
untuk memperjuangkan aspirasi rakyat terhadap pemerintah atau lembaga-
lembaga negara lainnya sesuai dengan prinsip dakwah amar ma’ruf dan nahi
munkar yang dilaksanakan Muhammadiyah.
4. Meningkatkan prakarsa dan komunikasi khusus dengan organisasi-organisasi
Islam dalam usaha memperkuat ukhuwah dan kepemimpinan umat Islam,
3. Program tingkat daerah disusun dengan mengacu program nasional/pusat dan wilayah
yang mekanisme, arah, dan pengorganisasiannya sebagai berikut:
4. Dalam penjabaran dan pelaksanaan program oleh majelis dan lembaga harus
diterapkan prinsip operasional yang bersifat efektif-efisien, terfokus pada jenis
program yang sesuai dengan majelis/lembaga yang bersangkutan, menghindari
tumpang-tindih, realistis, dan berorientasi pada bidang masing-masing, serta dapat
2. Rumusan program amal usaha disusun secara fleksibel, sesuai dengan statuta, qaidah
atau pedoman amal usaha yang bersangkutan, dengan mengindahkan prinsip-prinsip
penyusunan program sebagaimana tercantum pada program Muhammadiyah dan tetap
terikat pada nilai-nilai dan peraturan persyarikatan.
19. Program Bidang Hubungan Kerjasama Regional, Nasional dan Luar Negeri
• Meningkatkan kualitas organisasi majelis/ lembaga pengelola program bidang
Hubungan Kerja Sama Regional, Nasioanl dan Luar Ngeri yang didukung oleh
SDM yang handal, profesional dan memiliki integritas tinggi sebagai kader
Muhammadiyah sesuai dengan bidang program yang ditanganinya
• Berkembangnya hubungan dan kerja sama Muhammadiyah dengan lembaga-
lembaga di luar negeri baik pemerintah maupun non-pemerintah untuk
mewujudkan dakwah yang membawa misi Islam berkemajuan di dunia
internasional.
A. KEUMMATAN
PENGANTAR SEKAPUR SIRIH
Sejak digulirkannya Reformasi 21 Mei 1998, maka sispol dan pemerintahan di Republik
Indonesiua berubah paradigmanya dari monolitik sentralistik ke “demokrasi” terutama
demokrasi lokal/desentralisasi/otonomi. Selama kurang lebih 53 tahun di dalam
kungkungan sentralistik otoritarian, kebebasan dirasakan kurang (masyarakat dan daerah),
merasa tantangan birokrasi pasti (Jakarta) juga masyarakat dan Daerah terbelenggu dan
tidak mempunyai inisiatif dan kreativitas sendiri.
Pasca Reformasi
• Demokrasi/kebebasan milik daerah dan masyarakat, “Euphoria” yang terlalu
berlebihan. Ekses terjadi keluar tatanan, kesepakatan, hukum, peraturan, pranata, dan
kebiasaan dalam masyarakat.
• Dalam gejolak dampak reformasi, maka yang dimaksud masyarakat, bukan lagi grass
root, masyarakat biasa tetapi lebih-lebih mereka yang disebut elit politik/ penguasa.
Euphoria
• Di alam kebebasan, kemandirian ini masyarakat pada umumnya (elit politik/
kekuasaan) sering lepas kendali. Hal ini disebabkan belum ditemukannya wujud dan
makna sesungguhnya reformasi-demokrasi.
• Kebebasan, kemerdekaan, kemandirian, yang diinginkan dan dirasakan belum
memaknai kehidupan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Maka tidaklah
mengherankan jika saat ini timbul centang-perentang di dalam kehidupan sosial politik,
ideologi, dan ekonomi.
• Sikap Muhammadiyah
a. Negara harus moderat/adil/obyektif tdk diskriminatif, beri ruang bagi seluruh
anak bangsa.
b. Mendorong ormas islam paradigma Wasathiyah yang tidak memaksa/ mendikte
Negara.
c. Negara harus sebagai fasilitator semua ormas islam, sebagai mitra Negara.
d. Negara harus netral, tidak dipolitisir ormas tertentu.
e. Negara tidak ciptakan segregasi politik terhadap ormas islam, jangan jadikan isu
keagamaan menjadi mainstream.
B. KEBANGSAAN
1. Memperkuat ketahanan keluarga
• Masih tingginya angka perceraian di Provinsi Bengkulu. Maka diperlukan kebijakan
startegis dari pemerintah daerah untuk menekan angka perceraian. Sebagian besar
peceraian ini terjadi karena perkawinan usia dini. Oleh sebab itu diperlukan peran
peemrintah untuk memperketat syarat pernikahan. Demikian juga diperlukan
pemahaman dan pengetahuan untuk orang tua akan pentingnya memperhatikan usia
pernikahan. Disinilah peran ormas melalui kegiatannya memberikan pendidikan
yang memadai kepada orang tua tentang usia pernikahan.
• Kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi fenomena yang masih
memprihatinkan, karena angka di Provinsi Bengkulu masih tinggi. Sehingga
diperlukan ketahanan keluarga yang kuat, dengan menjalin hubungan internal
keluarga, hubungan yang harmonis dan saling menyayangi, pemenuhan kebutuhan
meterial, spiritual, serta pendidikan yang memadai. Pemerintah dengan dibantu
ormas harus memberikan perhatian dalam upaya memberikan kontribusi
memperkuat ketahanan keluarga
C. KEMANUSIAAN UNIVERSAL
1. Membangun Tata Dunia yang Damai Berkeadilan
a. Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih aktif memainkan
peran-peran politik diplomasi internasional untuk membantu mengurangi eskalasi
dan dampak konflik.
b. Muhammadiyah dapat berkolaborasi dengan organisasi-organisasi keagama_an
internasional maupun regional untuk ikut terlibat aktif dalam usaha-usaha mencari
solusi terhadap penyelesaian konflik yang di sejumlah kawasan, baik melalui usaha-
usaha simbolik diskursif dengan menyediakan argumen-argumen keagamaan untuk
mendorong semua pihak yang terlibat dapat mencari solusi damai dalam
penyelesaian masalah, maupun usaha-usaha empirik advokasi sosial-politik,
termasuk usaha menolong korban sipil akibat konflik.
c. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam, ikut serta secara aktif membantu usaha
pemerintah untuk memainkan peran juru damai global melalui politik bebas-aktif,
dengan ikut menyediakan sumber daya dan jaringan yang dimiliki.
4. Menguatnya Xenofobia
• Perlu kerja sama lintas organisasi masyarakat sipil global (global civil society
network) untuk terlibat aktif dalam upaya menanggulangi dampak dan mencegah
meluasnya sikap-sikap xenofobia dalam arti luas, bukan hanya sikap anti dan
diskriminatif terhadap orang asing, melainkan juga sikap antipati dan diskriminatif
terhadap kelompok dan identitas yang dianggap berbeda dan asing
Rasanya, Muhammadiyah adalah satu di antara sekian banyak mujaddid yang diutus
Allah untuk mengawal Islam agar tetap menjadi pencerah bagi semesta. Fungsi pencerah
tersebut telah terkristalisasi menjadi Islam berkemajuan. Proses kristalisasi itu bukanlah
proses ujug-ujug, tapi telah berlangsung lama, sama lamanya dengan usia
Muhammadiyah.
Oleh karena Islam Berkemajuan adalah Islam itu sendiri, maka Muhammadiyah sebagai
mujaddid tidak salah kalau mengarusutamakan Islam Berkemajukan itu baik dalam
diskursus atau konsep, gerakan, maupun perkhidmatan. Hanya saja, karena Islam
Berkemajuan dibicarakan dalam Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Bengkulu, maka
mengaitkannya dengan unsur lokalitas tidak terhindarkan.
B. STRATEGI PEMBUMIAN
Pembumian Risalah Islam Berkemajuan mengambil bentuk gerakan semesta yang
melibatkan Muhammadiyah sebagai sebuah sistem. Setiap unsur bertanggungjawab
dalam pembumian sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Hanya saja diperlukan
sebuah badan untuk mengkoordinasi gerakan.
E. REAKTUALISASI
Reaktualisasi Doktrin Islam Berkemajuan adalah menghidupkan kembali Islam yang
sebenar-benarnya karena Islam Berkemajuan itu sama dan sebangun dengan Islam yang
sebenar-benarnya. Reaktualisasi diwujudkan dalam gerakan yaitu gerakan dakwah,
gerakan tajdid, gerakan ilmu, dan gerakan amal.
Gerakan Islam berkemajuan dilakukan secara kolaborasi dan integeral antara unsur-unsur
yang terdapat dalam Muhammadiyah dengan mempertegas tugas dan peran masing-
masing melalui;
1. Penilaian capaian Islam Berkemajuan di struktur Muhammadiyah di berbagai
tingkatan;
2. Penilaian capaian Islam berkemajua di AUM.