Tefa Tradisional
Tefa Tradisional
Oleh :
1. Anisah Salma 6. Ma’ruf Syaifuddin
2. Devinta Rosna Anggraini 7. M. Albi Zainuddin
3. Diniarsy Kharimah 8. Mario Alviansyah
4. Fazza Faizatul U. 9. Niermala Paramudhita
5. M. Imam Fauzi 10. Nurul Bayti S.A
Dosen Pengampu :
Tri Rahayu Andayani,S.St.Pi., M.Si.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yanng Maha Esa. yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta inayah-Nya kepada seluruh umat
manusia sehingga kami tetap taqwa kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat izinnya proses penyusunan ini dapat terselesaikan, dengan
makalah berjudul yang di gunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknik
Desain dan Tata Letak Industri Pengolahan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karenakesempurnaan hanya di miliki Yang Maha Kuasa. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca demi
perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
tata letak pabrik merupakan suatu susunan fasilitas fisik yang terdiri atas
aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara
efektif, efisien, ekonomis dan aman. sedangkan Tata Letak (Lay out) adalah
yang teratur dari semua sarana produksi hasil perikanan, sarana produksi
dan karyawan (Handoko, 2013). Terdapat dua pola penataletakan unit usaha
yakni penetaletakan atas dasar proses (disebut process lay out) dan
Salah satu hal yang terpenting dari tata letak pabrik adalah jarak, waktu
dan biaya, jarak perpindahan material yang jauh akan menyebabkan rentang
kata lain melakukan perencanaan tata letak yang baru, jarak dapat
2013).
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis produk ?
2. Bagaimana macam dan urutan dalam analisis proses ?
3. Mengapa diperlukan analisis peralatan dan luas area?
4. Apa yang dimaksud dengan perencanaan dan departemen pabrik pada
tefa tradisional ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui analisis produk
2. Mengetahui macam dan urutan analisis proses
3. Mengetahui analisis peralatan dan luas area
4. Mengetahui perencanaan dan departemen pabrik pada tefa tradisional
2
BAB II
HASIL PEMBAHASAN
2.1 Analisis produk
3
Usaha pengolahan ikan asap Salai cukup menguntungkan bagi nelayan
pengolah, namun begitu usaha ini tetap mengalami masalah dan kendala dalam
pengembangan (memperbesar skala usaha)nya. Kendala itu yang sangat menjadi
masalah bagi pengolah ikan asap Salai adalah masalah ketersedian bahan baku
ikan Salai segar.
2.1.2 Kerupuk udang
Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan- bahan
yang mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa kerupuk
merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume
membentuk produk yang poros dan mempunyai densitas rendah selama proses
penggorengan. Salah satu produk kerupuk yang banyak di minati masyarakat
adalah kerupuk udang yang kaya akan aroma dan rasa yang khas udang. Kerupuk
udang adalah kerupuk yang dibuat dengan bahan baku utama tepung tapioka dan
udang. Udang yang digunakan adalah udang segar dan harus memiliki ciri- ciri
transparan, tidak berbau, dan tidak berlendir. Bahan baku lain yang digunakan
antara lain tepung terigu, gula, garam, telur, kecap, dan air. Hal ini dapat dilihat
dari waktu ke waktu usaha kerupuk udang ini mengalami perkembangan dengan
pesat dan menjadi pilihan usaha yang sangat menguntungkan, sehingga banyak
masyarakat yang menekuni usaha kerupuk udang tersebut, ini dilihat dari hasil
olahan kerupuk udang setiap harinya selalu meningkat dan semakin banyak
disukai oleh konsumen sehingga pengolah ikan harus menampung ikan-ikan hasil
tangkapan dari nelayan penangkap lain untuk dijadikan kerupuk udang
.Pembuatan kerupuk udang sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karena dalam
proses penjemuran kerupuk membutuhkan panas matahari yang cukup dan
teratur. Jika dalam proses penjemuran (pengeringan) kerupuk tidak kering atau
masih basah maka hal tersebut akan menghambat kegiatan produksi
4
2.2 Analisis proses
Analisis proses suatu unit pengolahan diperlukan alur dan runtutan kegiatan dalam
memulai dan membuat suatu produk yang akan dijual ke konsumen dengan harga
yang sudah ditentukan. Analisis berfungsi untuk menguraikan sesuatu menjadi
komponen-komponen kecil yang diketahui hubungan-hubungannya. Kemudian
uraian komponen tersebut dapat lebih mudah dipahami, baik setiap bagiannya
maupun secara keseluruhan. Analisis bertujuan untuk memperoleh pemahaman
lebih mendetail mengenai suatu hal. Berikut alur proses dalam pembuatan ikan
adan dan kerupuk udang pada tefa tradisional :
Penimbangan
Pencampuran bahan
Perendaman
Penirisan
Penjahitan
Pengasapan
Hasil pengasapan
5
2.2.2 Alur proses kerupuk
Persiapan bahan
Pencampuran bahan
Pembuatan adonan
Pembentukan adonan
Pengukusan
Pendinginan
Pengirisan
Pengeringan
Penggorengan
6
Digunakan sebagai alat untuk menimbang kebutuhan bahan
6. Mesin pengasap
Digunakan sebagai alat untuk mengolah ikan asap
7. Telenan
Digunakan sebagai media alas untuk memotong bahan baku
b. Kerupuk udang
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk udang antara lain:
1. Baskom
Sebagai wadah untuk tempat bahan
2. Pisau
3. Digunakan sebagai alat untuk memotong bahan
4. Sendok
Digunakan sebagai alat untuk mengukur seberapa banyak bahan
dibtuhkan
5. Blender
Digunakan sebagai alat untuk menghaluskan bahan
6. Timbangan
Sebagai alat untuk mengukur berat bahan
7. Panci Pengukus
Digunakan sebagai alat untuk mematangkan produk
8. Mesin pengering
Digunakan sebagai alat untuk mengeringkan kerupuk dengan cepat
9. Nampan
Digunakan sebagai wadah untuk adonan kerupuk yang telah dikukus
dan setelah di potong
10. Telenan
Digunakan sebagai media untuk alas memotong adonan kerupuk udang
11. Loyang
Digunakan sebagai wadah untuk mengeringkan kerupuk kedalam mesin
pengering
7
2.3.2 luas area tefa tradisional
8
1. Aliran proses dan bahan atau produk dirancang tidak simpang siur, atau
saling bersilangan dan tidak berhenti lama tanpa tertangani.
2. Pergerakan bahan masuk dan produk akhir ke luar hendaknya terpisah
sehingga tidak saling mengontaminasi.
3. Ruang yang berisiko mengkontaminasi bahan atau produk perlu
dipisahkan dengan sempurna.
4. Ruang yang tidak perlu dipisah dapat dibuat terbuka, sehingga lebih efisien
dan memudahkan pembersihan.
5. Cukup ruangan untuk bekerja, pembersihan, dan pemeliharaan.
(Lagalgarin. 2022)
Begitu pula dengan perancangan tata letak upi dan tata letak mesin pada proses
pembuatan kerupuk udang. Selain itu, rantai dingin pada proses pembuatan kerupuk
udang juga harus diterapkan dan selalu diperhatikan.
Dari pengamatan yang kami lakukan pada teaching factory tradisional politeknik
kelautan dan perikanan sidoarjo, kami menyimpulkan bahwa tefa tradisional tidak
layak digunakan untuk memproduksi ikan asap maupunn kerupuk ikan. Adapun
beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut yaitu :
1. Kurangnya pemeliharaan yang terdapat padda terfa traddisional
2. Banyaknya kontaminan dari penggunaan tata letak yang ada
3. Banyak udara yang mudah mengontaminasi produk melalui fentilasi udara
4. Dinding yang sudah mulai berjamur & mudah mengontaminasi produk
5. Kurangnya fasilitas yang memadai
6. Kekurangan air pada saat – saat tertentu, contohnya pada saat pertama
produksi
2.5 Departemen pabrik
9
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11