Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KUNJUNGAN

“Proses, Teknologi dan Kapasitas Pada UMKM De Cends Aloevera”

DISUSUN OLEH:

ALDI HAMID AWALANO

(141180202)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kunjungan Industri

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas hasil kunjungan,

yang telah disetujui oleh dosen pengampu, dan dibuat oleh:

Nama : Aldi Hamid Awalano

NIM : 141180202

Hari : kamis

Tanggal : 11 November

Tempat : UMKM De Cends Aloevera

Mengetahui,

Dosen Pengampu 1 Dosen Pengampu 2


Manajemen Operasi Manajemen Operasi

Sabihaini, DR.S.E, M.SI. Dwi Hari laksana, S.E, MM.

Mengetahui,

Pemilik UMKM De Cends Aloevera

Bambang Suryanto S.P

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan
semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya, terkhusus kepada Ibu Sabihaini, DR. S.E., M.Si dan Bapak Dwi Hari Laksana,
SE.MM., yang telah memberikan kami arahan untuk menyelesaikan tugas ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.

Yogyakarta, 11 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan…………………………………………………………………………………...……………i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………..……………..iii
Daftar Gambar……………………………………………………………………………...………………………iv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………….1


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………...1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………….1
D. Manfaat……………………………………………………………………………………………...2
BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………………………………………………3

A. Proses………………………………………………………………………………………………..3
B. Keputusan-Keputusan Teknologi…………………………………………………………………...5
C. Keputusan-Keputusan Kapasitas……………………………………………………………………7
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………………………………………………………9

A. Jenis penelitian………………………………………………………………………………………9
B. Subjek penelitian dan responden narasumber…………………………………………………….…9
C. Jenis Data yang Digunakan…………………………………………………………………………9
D. Metoda Pengumpulan Data………………………………………………………………………...10
E. Teknik Analisis Data………………………………………………………………………………10
BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Umum………………………………………...……………………………………………....11
B. Data Khusus……………………………………………………….…………………….…………11
C. Pembahasan……………………………………………………………………………………..…11
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan………………………………………………………………………………..…….……15
B. Saran……………………………………………………………………………………………….15
DAFRTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………16

iii
DAFTAR GAMBAR

2. Proses Lidah buaya menuju


1. Lahan LIdah buaya proses pengupasan

3. Stik Lidah Buaya

4. kemasan berbagai Olahan De


Cends Aloevera

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran, edukasi, maupun studi tidak hanya dilakukan dalam lingkup


universitas saja namun bisa lebih beragam seperti kuliah lapangan maupun kunjungan
industri. Di era yang semakin maju dan berkembang seperti ini pembelajaran secara
teori saja tidaklah cukup untuk menunjang skill mahasiswa sehingga dibutuhkan
praktek ataupun pengamatan langsung tentang segala sesuatu. Salah satu mata kuliah
wajib Manajemen Operasi mengharuskan para mahasiswa untuk melakukan
kunjungan industri sebagai wujud dari pembelajaran dari luar kampus.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan pengalaman di dunia kerja, kami


mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melakukan
kunjungan industri ke UMKM De Cends Aloevera yang menghasilkan berbagai
olahan Lidah Buaya. Hal ini berguna untuk menambah pengalaman para mahasiswa,
selain itu untuk mengetahui bagaimana proses produksi, bauran teknologi dan
penentuan kapasitas dalam pembuatan berbagai olahan Lidah Buaya. Hal ini juga bisa
meningkatkan motivasi diri dengan melihat sepak terjang De Cends Aloevera hingga
mamp memiliki pasar yang luas. Dengan adanya kunjungan industri diharapkan
mahasiswa bisa menaikkan kualitas diri dari segi intelektual maupun sikap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan di bahas adalah


bagaiman De Cends dalam melaksanakan proses produksinya dengan berbagai bauran
teknologi sehingga dapat memenuhi permintaan.

C. Tujuan Kunjungan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kunjungan perusahaan ini adalah untuk
membuat, mengetahui dan merancang langkah-langkah dalam proses produksi
sehingga perusahaan dapat efisien waktu produksi dan memaksimalkan laba.

1
D. Manfaat Kunjungan
Manfaat yang dapat diambil dari hasil kunjungan perusahaan ini adalah dapat menjadi referensi dan
salah satu bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan, khususnya yang berkaitan
dengan penjadwalan proyek, pembangunan perumahan dan mampu mengimplementasikan teori
manjemen proyek secara nyata dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Proses

Salah satu persoalan penting dalam desain system produksi adalah memutuskan proses apa
yang digunakan dalam membuat produk atau penyediaan jasa. Yang dimaksud dengan proses
adalah sekumpulan tugas-tugas yang saling terhubung, memerlukan input tertentu untuk
menghasilkan output tertentu. Proses terjadi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.,
pemegang saham dan masyarakat. Keputusan proses bersifat strategis dan dapat mempengaruhi
kemapuan organisasi untuk bersaing dalam waktu yang lama.

Keputusan proses mempengaruhi apa yang akan dicapai perusahaan dengan prioritas
bersaing yang meliputi kualitas, fleksibilitas, waktu, dan biaya. Manajemen proses adalah
aktivitas terus-menerus (berkesinambungan), dengan prinsip yang sama yang diterapkan pada
pilihan desain ulang ata waktu pertama (redesing and first-time)

Strategi proses adalah pendekatan organisasi secara menyeluruh untuk produksi secara fisik
barang dan jasa. Keputusan proses harus mereflleksikan bagaimana prusahaan memeilih untuk
bersaing di pasa mana, membuat keputusan produk dan mendukung perncapaian tujuan
korporat.

Strategi proses sesuatu perusahaan berisi keputusan-keputusan tentang:

• Intensitas modal. Untuk membuat proses baru atau untuk mendesain ulang proses
yang telah ada, seorang manajer operasi harus menentukan intensitas modal yang
dibutuhkan. Intensitas modal merupakan bauran dari peralatan keterampilan
manusia dalam proses. Semakin besar biaya peralatan, semakin besar intensitas
modal.
• Fleksibilitas proses. Pilihan untuk melakukan prioritas bersaing yang berhubungan
dengan penentuan fleksibilitas yang dibutuhkan dari sumber perusahaan: karyawan,
fasilitas, dan peralatan.
• Integrasi vertical. Manajemen memutuskan tingkat intergrasi vertical dengan
melihat aktivitas-aktivitasyang dilaksanakan akuisisi dari bahan mentah atau jasa

3
luar, dan penyampaian (delivery) produk atau jasa.semakain banyak proses dalam
mata rantai yang dilaksanakan, maka semakin terintegrasi secara vertical. Intergrasi
vertical yang luasnya umumnya atraktif apabila volume input tinggi, input tinggi
memungkinkan spesialisasi tugas dan efisiensi yang lebih besar.
• Keterlibatan pelanggan. Ketetiban pelanggan meliputi self-service sampai
customization produk sampai memutuskan waktu dan tempat pelayanan.

Keputusan proses harus dilakukan apabila:

• Suatu produk atau jasa modifikasi baru ditawarkan


• Kualitas harus diperbarui
• Prioritas bersaing telah berubah
• Permintaan akan suatu produk atau jasa berubah
• Kinerja saat ini tidak mencukupi/tisak layak
• Para pesaing mendapatkan hasil dengan menggunakan proses atau teknologi baru
• Biaya atau ketersediaan input berubah

Perencanaan Proses

Perencaan proses meliputi 3 hal yaitu keputusan untuk membuat sendiri atau membeli
(make-or-buy decision), pemilihan proses dan rencana proses sebagai produk dari perencanaan
proses.

1. Keputusan untuk membuat sendiri atau membeli

Dalam memutuskan apakah prusahaan akan membuat sendiri atau membeli, perlu
mempertimbangkan beberapa factor berikut: cost, kapasitas, kualitas, reabilitas dan keahlian.
Perusahaan harus memilih alternatif terbaik bagi setiap factor tersebut.

2. Pemilihan proses

Pemilihan proses dalah titik awal untuk mendesain proses yang berfungsi dengan baik.
Pilihan terbaik tergantung pada volume dan derajat cutmization produk dan jasa yang
dihasilkan.

4
3. Rencana proses

Merupakan sekumpulan dokumen yang menjelaskan secara rinci tentang spesifikasi


manufaktur dan penyampaian jasa. Dokumen ini berupa gambar desain produk beserta
assembly chart dan bill of material, operations sheet dan quanty-control sheet.

Analisa Proses

Analisis proses adalah penguji sistematis terhadap semua aspek dalam proses uuntuk
memperbaiki operasi dengan membuatnya lebih cepat, lebih efisien, lebih murah dan lebih
responsive terhadap pelanggan. Salah satu peralatan basic yang digunakan dalam analisis
proses adalah flowchart. Proses flowcharts adalah representasi simbols proses, melihat proses
produksi barang dan jasa dalam prespektif yang luas.

Inovas Proses

Perbaikan proses (process Improvement). Perbaikan proses adalah pengkajian


sistematis tentang aktivitas dan arus setiap proses untuk memperbaikinya. Adanya
dorongan/tantangan untuk selalu memberikan kualitas yang lebih baik dangan harga yang
rendah, berarti bahwa perusahaan harus terus-menerus meninjau semua aspek bisnisnya.

Proses direncanakan untuk merespon fasilitas baru, produk baru, teknologi baru, pasar
baru atau harapan baru pelangga. Proses perlu dianalisis unutk perbaikan terus menerus. Jika
perbaikan kontinu telah mengalami kejenuhan dan harapan kinerja tidak tercapai dengan proses
yang berlangsung. Maka harus dilakukan redesign secara menyeluruh atau menginovasi proses.
Inovasi proses ditunjukan perubahan yang cepat, perbaikan yang dramatis dalam kinerja
proses. Setelah proses inovasi terjadi akan dilanjutkan dengan perbaikan kontinu lagi.

2. Keputusan-Keputusan Teknologi

Keputusan-keputusan teknologi melibatkan uang dalam jumlah yang besar dan


memiliki dambak yang besar pula pada cost, kecepatan, kualitas, dan fleksibilitas dalam
operasi. Seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk memahami dan menilai usulan
tentang perubahan dalam hal teknologi supaya dapat membuat keputusan yang bijaksana.

5
Pertimbangan- pertimbangan keuangan dalam keputusan teknoligi meliputi:

1. Biaya Pembelian. Investasi awal dalam peralatan terdiri dari lebih dari pembelian
dasarnya Harga. Biaya alat dan perlengkapan khusus, instalasi, pelatihan,
pemeliharaan, dan teknik atau penyesuaian pemrograman dapat mewakili investasi
tambahan yang signifikan.
2. Biaya Operasi. Untuk menilai lebih akurat persyaratan teknologi baru, berguna untuk
pertimbangkan, selangkah demi selangkah, bagaimana peralatan akan dioperasikan,
dimulai, dihentikan, dimuat, dibongkar, berubah, ditingkatkan, terjaring, dirawat,
diperbaiki, dibersihkan, dikebut, dan diperlambat.
3. Tabungan Tahunan. Sebagian besar teknologi baru dibenarkan berdasarkan
penghematan tenaga kerja langsung. Namun, penghematan sebenarnya bisa lebih
penting. Misalnya, proses yang lebih efisien mungkin dapat lebih sedikit bahan dan
membutuhkan lebih sedikit waktu alat berat atau lebih sedikit perbaikan, sehingga
waktu henti berkurang. Sebuah proses yang menghasilkan produk berkualitas lebih
baik dapat mengakibatkan lebih sedikit inspeksi dan lebih sedikit catatan dan
pengerjaan ulang. proses (terutama yang otomatis) dapat secara signifikan
mengurangi biaya keselamatan, dalam hal kepatuhan terhadap peraturan yang
diperlukan, serta denda atau kompensasi atas pelanggaran keselamatan.
4. Peningkatan Pendapatan. Meningkat dalam pendapatan karena peningkatan teknologi
atau peralatan baru pembelian sering diabaikan dalam analisis keuangan karena sulit
diprediksi. Peningkatan kualitas produk, penurunan harga karena penurunan biaya,
dan pengiriman dapat meningkatkan pangsa pasar dan, dengan demikian, pendapatan.
Fleksibilitas peralatan juga bisa menjadi penting dalam beradaptasi dengan perubahan
kebutuhan pelanggan.
5. Analisis Penggantian. Seiring bertambahnya usia peralatan yang ada, dapat menjadi
lebih lambat, kurang dapat diandalkan, dan usang. Keputusan untuk mengganti
peralatan lama dengan peralatan canggih tergantung pada mengukur lingkungan yang
kompetitif. Jika pesaing utama meningkatkan ke teknologi yang lebih baru yang
meningkatkan kualitas, biaya, atau fleksibilitas dan Anda tidak, kemampuan Anda
untuk bersaing akan rusak parah. Di beberapa industri, teknologi berubah begitu cepat
sehingga keputusan penggantian juga melibatkan menentukan apakah generasi
peralatan ini harus dibeli atau apakah akan lebih baik untuk menunggu generasi
berikutnya. Analisis penggantian memetakan jadwal yang berbeda untuk pembelian

6
peralatan selama periode dua hingga lima tahun dan memilih siklus penggantian yang
akan meminimalkan biaya.
6. Risiko dan Ketidakpastian. Investasi pada teknologi baru bisa berisiko. Perkiraan
kemampuan peralatan, lamanya masa hidup, dan biaya pengoperasian mungkin tidak
pasti. Karena risiko yang terlibat, keuangan analis cenderung menetapkan tingkat
rintangan yang lebih tinggi (yaitu, tingkat pengembalian yang diperlukan) untuk
investasi teknologi, sehingga sulit untuk mendapatkan persetujuan bagi mereka.

3. Keputusan-Keputusan Kapasitas

Kapasitas adalah kemampuan maksimal unutk berproduksi. Kapasitas dipengaruhi oleh


kombinasi produk jasa, pilihan teknologi, ukuran fasilitas dan sumberdaya yang
dialokasikan. Kapasitas dapat ditunjukan oleh:

• Rated capacity. Output yang dapat dihasilkan jika proses beroperasi pada
kecepatan penuh tanpa interupsi, pengecualian maupun penurunan waktu
• Effective capacity. Memperhitungkan efisiensi dan utilisasi

Perencanaan kapasitas merupakan keputusan strategis jangka Panjang yang melibatkan


seluruh level sumber perusahaan. Perencanaan kapasitas meliputi kapan dan berapa banyak
harus menginkatkan kapasitas.

• Strategi memimpin kapasitas. Kapasitas diperluas untuk mengantisipasi


pertumbuhan permintaan. Strategi agresif ini digunakan untuk memikat
pelanggan dari pesaing yang terkendala kapasitas atau untuk mendapatkan
pijakan di pasar yang berkembang pesat. Ini juga memungkinkan perusahaan
untuk menanggapi lonjakan permintaan yang tidak terduga dan untuk
memberikan tingkat layanan yang unggul selama periode permintaan puncak.
• Strategi kapasitas rata-rata. Kapasitas diperluas bertepatan dengan permintaan
yang diharapkan rata-rata. Ini adalah strategi moderat di mana manajer yakin
mereka akan dapat menjual setidaknya beberapa porsi output yang diperluas,
dan bertahan beberapa periode permintaan yang tidak terpenuhi. Sekitar
setengah dari kapasitas waktu permintaan, dan setengah dari kapasitas waktu
tertinggal permintaan.

7
• Strategi lag kapasitas. Kapasitas meningkat setelah peningkatan permintaan
telah didokumentasikan. Strategi konservatif ini menghasilkan laba atas
investasi yang lebih tinggi tetapi dapat kehilangan pelanggan dalam prosesnya.
Ini digunakan dalam industri dengan produk standar dan persaingan berbasis
biaya atau lemah. Strategi ini mengasumsikan bahwa pelanggan yang hilang
akan kembali dari pesaing setelah kapasitas telah diperluas.

8
BAB III

METODE

A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dipakai atau digunakan pada laporan iniyaitu menggunakan jenis
penelitian kulitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada londisi objek alamiah, dimana penelitian merupakan instrument kunci
(Sugiyono2005).
B. Subjek dan Responden/Narasumber
Subjek : De Cends Aloevera
Narasumber : Bambang Suryanto S.P (Pendiri De Cends Aloevera)

C. Sumber Data Penelitian


1. Sumber data premier
Data primer didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan,
yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan yaitu melakukan kunjungan langsung ke
perusahaan. Untuk mendapatkan hasil data tersebut kami melakukan:
a) Wawancara
Melakukan tanya jawab lebih mendalam dengan pihak perusahaan dan pada
bagian yang bersangkutan diperusahaan tersebut.
b) Observasi
Dalam observasi ini peneliti meninjau atau mengamati langsung terhadap
proses yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan dibantu oleh pihak
perusahaan.

2. Sumber data Sekunder

Data yang secara langsung tidak didapatkan dari sumbernya. Dan pada umumnya, jenis
data tersebut sudah langsung dimanfaatkan.

9
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlakukan untuk memeperoleh informasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan kunjungan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah:
1. Penelitian Lapangan adalah penelitian yang digunakan dengan cara
mengadakan penelitian langsung pada objek yang akan diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang merupakan dasar atau landasan
untuk digunakan dala penelitian lapangan dan untuk mendapatkan data
pendukung.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang diggunakan dalam penelitian ini adalah Fenomenologi,
yaitu dengan:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis Proses yang dilakukan De Cends aloevera.
b. Membuat bagan proses produksi suatu Produk.
c. Menjelaskan bauran teknologi dalam proses produksi.
d. Menanalisis strategi kapasitas.

10
BAB IV

DATA & PEMBAHASAN


A. Data Umum
1) Sejarah Perusahaan
De Cends Aloevera adalah sebuah UKM yang berdiri pada Agstus 2018, Nama
De Cends Aloevera sendiri dipilih karena semua pengolahannya menggunakan bahan
dasar Lidah buaya atau Aloevera dalam Bahasa latinnya. Usaha ini didirikan oleh pak
Bambang Suryanto S.P bersama istrinya ibu Setianingsih.
2) Visi dan Misi
Visi dari De Cends Aloevera yaitu memberikan masyarakay makanan sehat serta
bernutrisi dari Lidah Buaya, Sedangkan untuk misi De Cends adalah memaksimalkan
potensi lidah buaya khususnya pada wilayah Kulonprogo dan mengoptomalkan SDM
sekitar.
3) Lokasi dan Letak
De Cends Aloevera berlokasi di Jln dukuh, Sidomulyo, Kab kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta. De Cends juga memiliki beberapa gerai seperti di kec.
Pengasih dan kec. Kasihan Bantul.
B. Data Khusus
UMKM De Cends Aloevera berlokasi di Kulon Progo yang memiliki tanah
yang luas dan subur guna bududaya vegetasi seperti lidah buaya. Sehingga dari
potensi tersebut De Cends ingin memaksimalkan potensi Lidah Buaya dengan
mengolahnya menjadi berbagai macam olahan seperti Cendol lidah buaya, Stik Lidah
Buaya, Minuman Sebuk Lidah buaya, Sirup Lidah Buaya dan Lumpia Lidah Buaya.
De Cends juga menawarkan olahan Lidah Buaya dengan capura kelapa yang menjadi
VCO (Virgin Coconut Oil).
Pangsa pasar De Cends Aloevera adalah para turis loka hingga turis manca negara. De Cends
sendiri tidak hanya memnyajikan makanan dan minuman berbahan dasr lidah buaya begitu
saja, namun tetap ingin memberikan manfaat atau khasiat yang terdapat pada lidah buaya
sendiri seperti dapat mebantu mengontrol kadar glukosa bagi penderita diabetes,
memperlancar pencernaan, dan kadungan vitamin A, C dan E merupakan Antioksidan yang
dapat menetralisir radikal bebas.
C. Pembahasan
1. Perencanaan Proses yang Dilakukan De Cends Aloevera

proses produksi yang dilaksanakan oleh De Cends Aloe Vera senantiasa diperhatikan
sehingga kualitas nutrisi dan kuantitas produksi terpenuhi.

11
1) Keputusan untuk membuat sendiri.
De Cends dalam memproduksi Allo-e bela Snack memiliki lahan sekitar
500 meter/segi guna menanam pohon Lidah Buaya sehingga De cends dapat
mengontrol kulitas input bahan baku dan menjamin kuantitas produk yang
beredar.
2) Pemiihan proses.
UMKM De Cends sendiri merupakan UMKM yang memiliki Volume
produksi yang kapasitas sedang. Tidak ada aliran produk tetapi memilik
rangkaian/urutan operasi. Dalam urutan operasi proses produksi sudah tertata
rapi sehingga output produk dapat memenuhi kuantitas yang diinginkan pasar.
De Cends memiliki berbagai macam lini produk makanan dan minuman seperti
Allo-e Bella Snack. Allo-e bela snack sendiri memiliki volume pasar yang
terbilang sedang karena sudah dipasarkan melalui took oleh-oleh, minimarket
dan dijual melalui social media hingga luar pulau jawa. Dalam proses
pembuatan Allo-e bela sudah memiliki rangkaian/urutan operasi. Dalam
rangkaian tersebut saling memberikan kontribisi pada penyelesaian
produk.mulai dengan pengupasan kulit Lidah Buaya, kemudian dialkukan
perendaman selama 1 malam kemudian dilakukan pemotongan dan pengeringan
dengan oven, setelah itu pencampuran adonan, pembentukan dan proses
memasak stik Lidah Buaya hingga pengepasan rapi kedalam kemasan pouch
besar siap edar. Namun dalam beberapa produk seperti lumpia Lidah Buaya dan
virgin oil lidah buaya harus melalui pemesanan terlebih dahulu.

• Berikut Tahapan proses pengolahan Lidah Buaya menjadi Stik LIdah buaya (Allo-e
Bela Snack)
Step

Operasi Transport inspeksi delay Storage deskripsi proses waktu

1 mengupas Lidah Buaya 15 menit

2 pemindahan ke bagian pengeringan 5 menit


1.440
3 pengeringan getah Lidah Buaya menit(24 jam)
4 pemerisaan dan sortir 15 menit
5 pemindahan ke bagian pemotongan 5 menit
6 pemotongan dan pencampuran adonan 30 menit
7 pemindahan ke bagian memasak 5 menit
8 memasak Lidah buaya 10 menit
9 mixing dengan bumbu aneka rasa 5 menit
10 pemidahan ke bagian pengemasan 5 menit
11 pengemasan stik lidah buaya 5 menit
12 pemindahan ke gudang 10 menit
13 pengumpulan dan penyimpanan dalam gudang 20 menit

12
2. Inovasi Proses
Perbaikan proses adalah pengkajian sistematis tentang aktivitas dan arus setiap proses
untuk memperbaikinya. De Cends melakukan beberapa perbaikan dalam komposisi produk
maupun peningkatan jumlah output produksinya. Dalam prakteknya De Cends Aloevera
meberikan beberapa perbaikan selama 2 tahun terkahir melalui cara perbaikan komposisi dan
kemasan. Pada awal pemasaran Allo-e bela Snack memiliki masa kadaluarsa yang sangat
cepat dan memiliki rasa tengik. Pak Bambang beserta istrinya mencoba berbagai komosisi
dan campuran zat alami, menguragin dan menambah apa saja yang dikira kurang pas pada
komposisi sebelumnya.
Pada akhirnya Alloe bela memiki komposisi baru berupa percampuran antara lidah
buaya dengan daun kelor. Setelah menemukan campuran lidah buaya dan kelor kemudian
dicampurkan dengan bebbagai macam bahan seperti tepung terigu dan tapioka. Margarin,
telur dan bumbu kaldu jamur Totole. Dengan inovasi ini produk Alloe bela Snack ini mampu
memperluar pangsa pasarnya, yang tadinya hanya dipasarkan sekitaran kulonprogo saja kini
sudah mampu menembus pusat oleh-oleh jogja hingga paling jauh sudah dipasarkan ke
Kalimantan, bali dan Sulawesi.

3. Keputusan-Keputusan Teknologi
Keputusan-keputusan teknologi melibatkan uang dalam jumlah yang besar dan
memiliki dampak yang besar pula pada cost, kecepatan, kualitas, dan fleksibilitas dalam
operasi. Dalam proses produksi, De Cends hanya menggunakan teknologi sederhana
seperti blander, Mixer dan kompor gas pada umumnya. Hal ini dikarenakan volume
produksi De Cends Aloevera tidak menyangkal tidak akan menggunakan teknologi
canggih dalam prosesnya. Meskipun adanya kemungkinan untuk kedepannya akan
menggunakan alat produksi yang lebih canggih namun untuk saat ini belum diperlukan
karena biaya pembelian alat yang mahal dan membuat biaya operasionalnya cukup
membebani produk itu sendiri.
Dalam pencatatan penjualan pun belum megunakan pencatatan secara digital, masih
menggunakan pencatatan penjualan dalam buku. Dalam hal ini juga dikarenakan tenaga
kerja yang kurang banyak (4 tenaga kerja) dalam pengerjaan proses dan pencatatan
penjualan.oleh karena itu bauran teknologi dalam UMKM ini belum tercapai dikarenakan
kurangnya tenaga kerja dan biaya operasionalnya akan membebani produk itu sendiri.

4. Keputusan-Keputusan Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan maksimal unutk berproduksi. Kapasitas dipengaruhi
oleh kombinasi produk jasa, pilihan teknologi, ukuran fasilitas dan sumberdaya yang
dialokasikan. De Cends Sendiri memiliki berbagai strategi untuk beberapa produknya
seperti:

13
1) Strategi Kapasitas rata-rata.
Kapasitas rata-rata diterapkan pada produk seperti Alloe bela Snack,
minyak VCO, dan minuman serbuk dan cendol lidah buaya. De Cends
meyakini bahwa dapat menjual setidaknya setengah dari output yang
dipasarkan dan bertahan beberapa periode permintaan berikutnya. Sekitar
setengah dari kapasitas waktu permintaan dan stengah dari kapasitas waktu
tertinggal.
2) Lag kapasitas.
Untuk beberapa produk khusus seperti Sirup Lidah buaya dan Lumpia
lidah buaya akan dipenuhi kapasitas permintaannya jika sudah terdokumentasi
(Sistem Pre-order). Hal ini dilakukan guna mengefisienkan bahan baku dan
memaksimalkan pendapatan. Selain itu alasan penggunaan Lag kapasitas ini
dikarnakan masa basi dari kedua produk tersebut dikategorikan sangat
cepat/cepat basi, jika dilakukan produksi berkapasitas besar namun ada sisa dari
produksi tersebut maka sisa produk tersebut tidak bisa dipasarkan Kembali.

14
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Dalam melakukan proses pengolahan Lidah Buaya De Cends Aloevera dapat
menghasilkan berbagai macam olahan seperti Stik Aloevera (Allo-e bela
Snack), minuman serbuk, syirup, minya VCo, cendol dan lumpia Lidah
Buaya.
b. Allo-e bela Snack menjadi produk unggulan sehingga pemasarannya sudah
menjangkau luar kota dan luar pulau jawa. Dalam proses pengolahan Lidah
Buaya menjadi Allo-e bela Snack ini memiki 13 tahapan proses dari
pengupasan lidah buaya hingga pengemasan memakan waktu kurang lebih 1
hari saja. Waktu terlama dalam proses ialah pengeringan/penjemuran Lidah
buaya yaitu ±24 jam.
c. Bauran teknologi yang ada dalam pengolahan Lidah Buaya De Cends masih
tergolong sederhana. Teknologi yang digunakan adalah mixer, Blander, dan
kompor.
d. Untuk memenuhi permintaan pasar De cends Aloevera menggolongkan
menjadi 2 strategi yaitu Kapasitas rata-rata dan Lag kapasitas guna efisiensi
biaya.
B. Saran
Dengan melihiat hasil observasi dan wawancara diatas, maka penulis bisa
mengemukakan saran-saran yang mingkin dapat berguna bagi UMKM De Cends
adalah:
a. UMKM De Cends dapat mengurangi waktu dalam proeses
pengeringan/penjemuran dengan mesin Freeze Drying atau pun vakum Dryer.
Sehingga waktu pengolahan akan semakin cepat. Halini juga harus dibarengi
dengan perhitungan dan kenaikan kapasitas penrintaan, sehingga Laba yang
dihasilkan dapat menututp modal yang dikelurakan.
b. Alangkah baiknya De Cends Aloevera dapat menyediakan Syirup dalam
Kapasitas rata-rata. Mengingat syirup dalam kemasan dapat bertahan lama dan
mudah didistribusikan hingga luar kota. Sehingga De Cends memiliki produk
unggulan selain Allo-e Bela Snack.

15
DAFTAR PUSTAKA
Russel, Roberta S. And Bernard W. Taylor III, (2006). Operations Management: Quality and
Competitiveness in a Global Environment. Hoboken, N.J.:John Wiley & Sons, Inc

Barry Render dan Jay Heizer(2004), Operations Management, Seventh Edition, Upper Saddle
River, NJ: Prentice-Hall, Inc

16

Anda mungkin juga menyukai