Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL OF MARINE RESEARCH

Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU


GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN

Abdullah Afif*), Widianingsih, Retno Hartati

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698

Email: Journalmarineresearch@gmail.com

ABSTRAK

Plankton adalah penyusun dasar dalam ekosistem perairan. plankton dapat dibedakan menjadi
fitoplankton dan zooplankton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi,
kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi fitoplankton dan
zooplankton di perairan Pulau Gusung, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan
adalah diskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan pada 5 Oktober 2013 pada 5 stasiun yang
merupakan kawasan penangkapan ikan karang. Sampel fitoplankton diambil secara pasif dengan
menyaring air sebanyak 100 L. Sampel zooplankton diambil secara aktif dengan menyaring air secara
horisontal dan di tarik perahu 100 m.Penelitian menunjukan fitoplankton ditemukan 2 kelas yaitu
Bacillariophyceae (14 genus), dan Dinophycea (2 genus). Kelimpahan berkisar antara 42.000-92.000
sel/l (kelimpahan sedang) genus dengan kelimpahan tertinggi Rhizosolenia. Indeks keanekaragaman
1,539-1,761 (sedang), indeks keseragaman 0,773-0,889 (tinggi) dan indeks dominansi 0,111-0,227
(tidak ada dominansi). Zooplankton ditemukan 7 filum yaitu Arthopoda (15 genus dari 3 kelas),
Cnidaria (1 genus dari 1 kelas), Chaetognata (1 genus dari 1 kelas), Protozoa (1 genus dari 1 kelas),
Annelida (3 genus dari 1 kelas), Mollusca (4 genus dari 2 kelas), Chordata (1 kelas). Kelimpahan
berkisar antara 2.240 - 4.880 ind/l (kesuburan sedang) genus dengan kelimpahan tertinggi Limacina.
Indeks keanekaragaman 2,411-3,303 (sedang-tinggi), indeks keseragaman 0,740-0,908 (tinggi) dan
indeks dominansi 0,092-0,260 (tidak ada dominansi).

Kata Kunci : Fitoplankton, Zooplankton, Komposisi, Kelimpahan

ABSTRACT

Plankton is the basic component of the aquatic ecosystem. plankton can be divided into
phytoplankton and zooplankton. The purpose of this study was to determine the composition,
abundance, diversity index, uniformity index, dominance index of phytoplankton and zooplankton in
the waters Gusung Island, Selayar Islands, South Celebes. The method used is descriptive
exploratory. Sampling was conducted on October 5, 2013 at 5 stations which is an area of reef fishing.
Phytoplankton samples taken passively by filtering the water as much as 100 L. Samples taken active
zooplankton by filtering water horizontally and pull the boat 100 m.Penelitian indicate that
phytoplankton found 2 class Bacillariophyceae (14 genera), and Dinophycea (2 genera). Abundance
ranged between 42000-92000 cells / l (moderate abundance) genus with the highest abundance of
Rhizosolenia. Diversity index of 1.539 to 1.761 (medium), uniformity index of 0.773 to 0.889 (high)
and dominance index from 0.111 to 0.227 (no dominance). 7 phyla of zooplankton found that
Arthopoda (15 genera of 3 classes), Cnidaria (1 genus of one class), Chaetognata (1 genus of one
class), Protozoa (one genus of one class), annelids (3 genus of one class), Mollusca (4 genus of 2
classes), Chordata (1 class). Abundance ranged between 2240-4880 ind / l (medium fertility) genus
with the highest abundance Limacina. Diversity index of 2.411 to 3.303 (medium-high), uniformity
index from .740 to .908 (high) and dominance index from 0.092 to 0.260 (no dominance).

Keywords : Phytoplankton , Zooplankton , Composition , Abundance

*) Penulis penanggung jawab


324
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

PENDAHULUAN Mengingat pentingnya peran


Kepulauan Selayar merupakan salah plankton (fitoplankton dan zooplankton)
satu kabupaten yang berada di Provinsi sebagai komponen rantai makanan dan
Sulawesi Selatan. Sebagian besar wilayah sekaligus sebagi indikator terhadap
Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari kesuburan suatu ekosisitem perairan,
kumpulan banyak pulau dan memiliki luas maka penelitian mengenai komposisi dan
perairan laut 9.146,66 km2 (BPS kelimpahan plankton di perairan Pulau
Kabupaten Kepulauan Selayar, 2012). Gusung Kepulauan Selayar juga penting
Kepulauan Selayar merupakan kawasan untuk dilakukan.
segitiga karang dunia (coral triangle) Tujuan ddari dilaksanakan penelitian
sehingga memiliki ekosistem terumbu ini adalah untuk mengetahui komposisi,
karang yang masih tergolong bagus dan kelimpahan, indeks keanekaragaman,
indeks keseragaman, indeks dominansi
berpotensi sebagai kawasan penangkapan
fitoplankton dan zooplankton di perairan
ikan karang. Oleh sebab itu perlu Pulau Gusung, Kepulauan Selayar,
dilakukan pemantauan terhadap status Sulawesi Selatan.
lingkungan ekosistem terumbu karang
guna mendukung kegiatan penangkapan Materi dan Metode
ikan karang. Salah satunya denga Materi yang diteliti dalam penelitian
menggunakan indikator lingkungan dari ini adalah sampel palankton (fitoplankton
dan zooplankton) yang diambil dari
komposisi dan kelimpahan plankton.
perairan Pulau Gusung, Kepulauan
Plankton merupakan komponen Selayar, Sulawesi Selatan.
utama yang menyusun ekosisitem Metode yang digunakan adalah
perairan. Plankton dapat diartikan sebagai diskriptif eksploratif penelitian yang
organisme kecil yang pasif dan melayang berusaha membuat pencandraan secara
mengikuti arus, walaupun sebagian kecil sistemetis, faktual, dan akurat terhadap
memiliki kemampuan berenang tetapi kejadian populasi tertentu pada suatu
tidak terlalu kuat untuk melawan arus, wilayah tertentu (Suryabrata, 1992).
Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan Pengumpulan data dilakukan secara
zooplankton (Nichols dan Williams, 2009). survay method, yaitu metode
Berdasarkan fungsinya plankton dapat pengumpulan data dengan cara mencatat
dibedakan menjadi 2 yaitu fitoplankton sebagian kecil dari populasi dan
dan zooplankton (Nontji, 2008). diharapkan dapat mengambarkan dari
Fitoplankton merupakan plankton sifat keseluruhan populasi yang diselidiki
nabati yang mempunyai fungsi sebagai (Suwignyo, 1976).
produktifitas primer perairan dan sebagai Lokasi sampling ditentukan dengan
rantai makan paling bawah. Fitoplankton metode purposive sampling yaitu
juga mempunyai kemampuan dalam pemilihan sekelompok subjek berdasarkan
menyedian oksigen terlarut bagi biota lain atas ciri-ciri yang sudah diketahui
dari hasil proses fotosintesis dengan sebelumnya (Hadi, 1993). Tempat
bantuan sinar matahari. pengambilan sampel dibagi menjadi lima
Zooplakton memiliki fungsi sebagai stasiun yang semua stasiun tersebut
produktifitas sekunder merupakan berada di sekitar perairan Pulau Gusung
konsumen langsung fitoplankton dan dan merupakan daerah penagkapan ikan
penting dalam transfer energi melalui karang yang potensial. Dasar
rantai makanan. Zooplankton terdiri dari pertimbangan dalam penentuan stasiun
plankton sejati (Holoplankton) dan adalah berdasarkan letak, kedalaman, dan
plankton sementara (Meroplankton). jenis subtrat yang mendominasi.

325
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Stasiun I (Taka Bajang Sakulu-Kulu) subtrat dasar karang dan pecahan karang
berada diantara Pulau Selayar dan Pulau mati (rubble). Stasiun IV (Taka
Gusung memiliki kedalaman ± 10 meter Pangguringan) berada menghadap
dengan subtrat dasar didominasi oleh langsung laut lepas memiliki kedalaman ±
karang. Stasiun II (Taka Bajang Batu 5 meter dengan karang dan pasir. Stasiun
Kalong) berada diantara Pulau Selayar V (Taka Siamu) berada menghadap
dan Pulau Gusung memiliki kedalam ± 6 langsung laut lepas memiliki kedalaman ±
meter dengan subtrat karang. Stasiun III 6 meter dengan subtrat karang dan
(Taka Timbutu Batu Puteh) berada pecahan karang mati (rubble) (Gambar
diantara Pulau Selayar dan Pulau Gusung 1).
memiliki kedalam ± 10 meter dengan

Gambar 1. Stasiun Pengambilan Sampel Plankton di Perairan Pulau Gusung, Kepulauan


Selayar, Sulawesi Selatan.

Pengambilan sampel fitoplankton perahu berlawanan arah arus sejauh 100


dilakukan secara pasif dengan menyaring meter dengan menggunakan planktonnet
air sebanyak 100 L dengan menggunakan yang memiliki diameter 45 cm dan mesh
planktonnet yang memiliki diameter 20 size 150 µm. Hasil penyaringan sebanyak
cm dan mesh size 37 µm. Hasil 200 ml, pengawetan dilakukan dengan
penyaringan sebanyak 200 ml, penambahan formalin 4 % pada sampel
pengawetan sampel fitoplankton dengan zooplankton.
penambahan formalin 4 %. Sampel Pencacahan fitoplankton dilakukan
zooplankton diambil secara aktif deng dengan sedgewick rafter yang bervolume
menyaring air secara horisontal ditarik 1000 mm2. Pencacahan zooplankton

326
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

dilakukan dengan cawan pertri dengan Indeks Keseragaman


sebelumnya telah dilakukan pembagian Menurut Arinardi et al. (1996) dapat
air sampel zooplankton dengan plankton dihitung menggunakan rumus:
divider menjadi volume 12,5 ml. H′
e= ′
Identifikasi plankton (fitoplankton dan H maks
zooplankton) dilakukan dengan mikroskop Keterangan :
binokuler 10x dan menggunakan buku e =Indeks keseragaman
kunci identifikasi plankton Yamaji (1979) H’ =Indeks keanekaragaman
dan LIPI (2007). H’ maks=ln jumlah genus (s) untuk
fitoplankton
Kelimpahan Plankton log2 jumlah genus (s) untuk
Kelimpahan plankton dapat dihitung zooplankton
menggunakan rumus menurut Welch, Kriteria Menurut Krebs (1985):
(1952) : e < 0,4 : Kategori rendah
a x 1000 x c 0,4 < e < 0,6 : Kategori sedang
N=
V e > 0,6 : Kategori tinggi
Keterangan :
N = kelimpahan per liter Indeks Dominansi
A = rerata cacah plankton dari semua Indeks dominansi dapat diketahui
hitungan dalam SRCC (Sedgewick dengan rumus Odum (1993):
Rafter Caunting Cell) dengan C=1−e
kapasitas 1 ml Keterangan :
c = volume air tersaring (ml) C = Indeks dominansi
V = volume air disaring (L) e = Indeks Keseragaman
Kriteria menurut Odum (1993) :
Indeks Keanekaragaman 0 < C < 0,5 = Tidak ada dominansi
Menurut Odum (1971) indeks 0,5 < C < 1 = Ada Dominansi
keanekaragam dapat dihitung dengan
rumus : Indeks Kesamaan Komunitas
- Fitoplankton Munurut Odum (1971) kesamaan
dari komunitas dapat diketahui
H′ = − ln berdasarkan rumus :
2C
S= X100%
A+B
- Zoolankton Keterangan :
S = Indeks kesamaan antar dua stasiun
H′ = −
C = Jumlah spesies yang sama pada dua
Keterangan : stasiun
H’ = Indeks keanekaragaman jenis A = Jumlah spesies dalam stasiun 1
s = Jumlah spesies B = Jumlah spesies dalam stasiun 2
Pi = Kelimpahan relatif (ni/N) Kriteria menurut Krebs (1985):
ni = Jumlah individu spesies ke-i 1- 31% = kategori rendah
N = Jumlah total individu 31- 60% = ketegori sedang
Kreteria menurut Prawiradilaga et al. 60 - 91% = kategori besar
(2003): >91% = kategori sangat besar
H’ < 1 : Keanekaragam rendah
Hasil dan Pembahasan
H’ = 1–3 : Keanekaragaman sedang
Hasil penelitian diperoleh komposisi
H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi
fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 2

327
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331 331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

kelas yaitu kelas Bacillariopyceae (14 Komposisi Fitoplankton yang ditemukan di


genus) dan Dinophceae (2 genus). perairan
Protozoa (1 genus dari 1 kelas), Annelida
(3 genus dari 1 kelas), Mollusca (4 genus
Pulau Gusung, Kepulauan Selayar, dari 2 kelas), Chordata (1 kelas). Hasil
Sulawesi Selatan tidak idak jauh berbeda tersebut tidak jauh berbeda dengan yang
dengan komposisi fitoplankton yang ditemukan di Pulau Samalona, Kota
ditemukan di Perairan Tekolabua, Pangkep Makkasar yaitu 8 filum (Arthopoda,
yaitu 15 genus dari 2 kelas yaitu Cnidaria, Chaetognata, Protozoa,
(Bacillariopycea dan Dinophceae (Rashidy Annelida, Mollusca, Chordata, Ctenopora)
et al., 2013),, serta di Perairan Kalimantan (Rukminasari et al.,, 2013).
Selatan yaitu 32 genus dari 2 kelas yaitu Berdasarkan hasil kelimpahan
Bacillariopycea dan Dinophceae (Thoha fitoplankton didapatkan nilai kelimpahan
dan Amri, 2011).. Kemiripan jenis antara 42.000-92.000
92.000 sel/l. Menurut
komposisi yang di temukan di ketiga Smadya (1997) nilai kelimpahan tersebut
lokasi tersebut diduga karena perairan masuk dalam kategori kelimahan sedang
tersebut masih berada dan di pengaruhi karena kiteria kelimpahan tinggi apabila
oleh Laut Flores dan Selat Makkasar. kelimpahan fitoplankton mencapai 2x109
Komposisi zooplankton yang sel/l. Kelimpahan tertinggi terdapat
terdap pada
ditemukanan terdiri dari 7 filum yaitu Stasiun II (92.000 sel/l) dan kelipahan
Arthopoda (15 genus dari 3 kelas), paling rendah pada Stasiun IV (42.000
Cnidaria (1 genus dari 1 kelas), sel/l) (Gambar 2).
Chaetognata (1 genus dari 1 kelas),

100,000 92,000
90,000
Kelimpahan Fitoplankton

80,000
68,000
70,000

60,000 56,000
(sel/l)

48,000
50,000 42,000
40,000
Fitoplankton
30,000

20,000

10,000

0
I II III IV V
Stasiun

Gambar 2. Grafik Kelimpahan Fitoplankton (sel/l) di Perairan Pulau Gusung, Kepulauan


Selayar, Sulawesi Selatan.

Genus Rhizosolenia dari Kelas mendominasi di perairan Timur Pantai


Bacillariopyceae memiliki kelimpahan Belitung 1.104--25.969 sel/m3
paling tinggi (16.000-40.000
40.000 sel/l). (Widianingsih, 2007). Hal tesebut diduga
Kelimpahan Rhizosolenia juga karena kelimpahan Rhizosolenia akan

328
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

mengurangi jumlah kelimpahan penelitian Rashidy et al. Pada bulan


fitoplankton lainnya berhubungan dengan Agustus 2013).
kompetisi nutrisi atau dapat dikatakan Kelimpahan zooplankon di peroleh
bahwa Rhizosolenia berhasil dalam nilai 2.240-4.880 ind/l, berdasarkan nilai
kompetisi dengan fitoplankton lain. kelimpahan tersebut menurut Goldman
Rhizosolenia melimpah diduga pula karena dan Horne (1983) perairan Pulau Gusung
perairan Pulau Selayar memiliki parameter masuk dalam kategori perairan yang
lingkungan yang sesuai dengan habitatnya memiliki kesuburan sedang (mesotrofik).
mengacu pada Guiry (2014) yaitu Kelimpahan tertinggi berada pada Stasiun
salinitas (31 ppt), suhu (24-26,6 C0), I (4.880 ind/l) dan Stasiun III memiliki
oksigen terlarut (5,488-5,814 mg/l) (data kelimpahan paling kecil (2.240 ind/l)
parameter lingkungan di sekitar perairan (Gambar 3).
Kepulauan Selayar diperoleh berdasarkan

6,000

4,880
5,000
Kelimpahan Zooplankton

4,000
3,360
3,040
(ind/l)

3,000
2,240 2,320
Zooplankton
2,000

1,000

0
I II III IV V

Stasiun
Gambar 3. Grafik Kelimpahan Zooplankton (ind/l) di Perairan Pulau Gusung, Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan.

Genus Limacina dari kelas melimpah di perairan Pulau Gusung


Gastropoda mempunyai nilai kelimpahan karena ketersediaan pakan yang
yang tinggi di setiap stasiun yaitu berkisar tercukupi. Berlimpahnya copepoda pada
antara 400-1.440 ind/l. Liamacina setiap stasiun menjadi alasan Limacina
tergolong dalam Kelas Ptereopot juga ikut berlimpah.
kelompok Thecopsomata dan merupakan Indeks keanekaragaman fitoplankton
holoplankton atau sering disebut berkisar antara 1,539-1,766
planktonic mollusc. Biasanya Limacina (keanekaragaman sedang). Indeks
besifat omnivora, pakannya terdiri dari keanekaragaman zooplankton berkisar
larva gastropoda, crustacea, dinoflagellata antara 2,441-3,303 (kenanekaragaman
dan diatom (Nontji, 2008). Alasan sedang-tinggi). Menurut Odum (1993)
tersebut yang diduga membuat jumlahnya indeks keseragaman sedang-tinggi diduga
329
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

berkaitan dengan kemampuan sejumlah bertoleransi terhadap faktor fisika dan


spesies untuk memanfaatkan dan kimia perairan. Berdasarkan hasil indeks
keanekaragaman menunjukan bahwa kategori perairan yang stabil dalam
perairan Pulau Gusung masuk dalam dinamikan ekosistem.
Indeks keseragaman fitoplankton sedang (1,539-1,761). Indeks
berkisar antara 0,773- 0,889 keseragaman menunjukan nilai tinggi
(keseragaman tinggi). Indeks (0,773-0,889). Indeks dominansi
keseragaman zooplankton 0,740-0,908 menunjukan tidak ada jenis yang
(keseragaman tinggi). Keseragaman antar mendominasi dengan nilai (0,111-0,227).
spesies tinggi menunjukan bahwa Komposisi zooplankton ditemukan 25
kekayaan individu pada masing-masing genus dan 10 kelas dari 7 filum yaitu
spesies relatif sama, dengan kata lain Arthopoda (15 genus dari 3 kelas),
tidak terlalu berbeda atau tidak ada Cnidaria (1 genus dari 1 kelas),
dominansi jenis tertentu. Chaetognata (1 genus dari 1 kelas),
Indeks dominansi fitoplankton Protozoa (1 genus dari 1 kelas), Annelida
berksar antara 0,111-0,227 (tidak ada (3 genus dari 1 kelas), Mollusca (4 genus
dominansi). Indeks dominansi dari 2 kelas), Chordata (1 kelas).
zooplankton berkisar antara 0,092-0,260 Kelimpahan zooplankton berkisar antara
(tidak ada dominansi). Menurut Odum 2.240 - 4.880 ind/l dan tergolong dalam
(1993) menyatakan bahwa nilai indeks perairan dengan tingkat kesuburan
keseragaman akan berbanding terbalik sedang (mesotrofik). Indeks
dengan nilai indeks dominansi. keanekaragaman menunjukan nilai
Indeks kesamaan komunitas pada sedang-tinggi (2,411-3,303). Indeks
fitoplankton berkisar antara 30,77- 76,92 keseragaman menunjukan nilai tinggi
% masuk dalam kategori rendah, kategori (0,740-0,908). Indeks dominansi
sedang dan kategori tinggi. Stasiun yang menunjukan tidak ada jenis yang
memiliki kesamaan paling tinggi adalah mendominasi dengan nilai (0,092-0,260).
Stasiun III dengan Stasiun IV (76,92 %).
Stasiun II dengan Stasiun V memiliki Ucapan Terimakasih
indeks kesamaan paling rendah (30,77 WWF Indonesia yang telah
%). Indeks kesamaan komunitas mendanai dan memberikan dukungan
zooplankton memiliki nilai yang berkisar selama penelitian. Semua pihak yang
antar 33,33- 63,16 % yang masuk dalam telah membantu dalam pelaksanaan
kategori sedang dan kategori besar. penelitian.
Stasiun III dan Stasiun IV memiliki indeks
kesamaan paling tinggi (63,16 %). Daftar Pustaka
Stasiun II dengan Stasiun V memiliki Arinardi, O.H, S.H, Trimaningsih, dan E.
indeks kesamaan paling rendah (33,33 Asnaryanti. 1996. Kisaran
%). Kelimpahan dan komposisi Plankton
Predominan di Perairan Kawasan
Tengah Indonesia. Pusat Penelitian
Kesimpulan dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,
Komposisi fitoplankton ditemukan 16 Jakarta, 93 hlm.
genus dari 2 kelas yaitu Bacillariophyceae
BPS Kabupaten Kepulauan Selayar. 2012.
(14 genus), dan Dinophycea (2 genus).
Kepulauan Selayar Dalam Angka.
Kelimpahan diperoleh nilai berkisar antara Badan Pusat Statistik Kabupaten
42.000-92.000 sel/l dengan kategori Kepulauan Selayar, ISSN : 2088-
kelimpahan sedang. Indeks 978X: 464 hlm.
keanekaragaman menunjukan nilai

330
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 324-331
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Goldman, C.R dan A.J Horne. 1983. Rashidy, E.A., M. Litaay, M.A. Salam dan
Lymnology. Mc Graw Hill M.R. Umar. 2013. Komposisi dan
International Book Company. Kelimpahan Fitoplankton di Perairan
Auckland. Pantai Kelurahan Tekolabbua,
Kecamatan Pangkajene, kabupaten
Guiry, Michael D. (2014).AlgaeBase.
Pangkep, provinsi Sulawesi Selatan.
World-wide electronic
Jurnal Alam dan Lingkungan. 4 (7):
publication, National University
12-16.
of Ireland, Galway (taxonomic
information republished) Rukminasari, N., D. Thana dan M. Ilham,
http://www.marinespecies.org/a B. 2013. Kelimpahan Struktur
phia.php?p=taxdetails&id=1490 Komunitas Zooplankton di
69. (6 Juni 2014). Perairan Pulau Samalon, Kota
Makkasar Sulawesi Selatan.
LIPI. 2007. Training Course on Methods
Makalah Semnaskan. Universitas
of Zooplankton Ecology and
Hasanudin, 22 hlm.
Identification “Identification
Manual for Southeast Asian Smadya, T. 1997. Environment
Coastal Zooplankton”. Cibinong, Monitoring. Manual On Harmful
Indonesia. marine Microalgae, Hallegraeff,
G.M., Anderson, D.M., Cembella,
Nichols, R.C dan R.G. Williams. 2009.
A.D. (Eds) IOC Manual and
Encyclopedia of Marine Science.
Guides No. 33 UNESCO : 405-
Facts on File Publisher. New York.
431 p.
587 p.
Suwignyo, P. 1976. Metode dan Teknik
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Lembaga
Penelitian Dalam Bidang Biologi
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Perikanan, Bogor, 45 hlm.
Jakarta. 331 hlm.
Thoha, H. dan Amri, K. 2011. Komposisi
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of
dan Kelimpahan Fitoplankton di
Ecology. 3rd ed. W. B. Saunders
Perairan Kalimantan Selatan.
Company. Philadelphia.
Oseanologi dan Limnologi di
. 1993. Dasar dasar Ekologi . Edisi Indonesia, 37(2): 371-382.
ke III . Diterjemahkan oleh Tjahjono
Welch, P. S. 1952. Limnological Methods.
, S . Gajah Mada University Press.
Mc Grow-hill Book Company Inc.
Yogyakarta : 201 – 250 hlm.
USA.
Suryabrata, S. 1992 . Metoda Penelitian .
Widianingsih, R. Hartati, A. Djamali, dan
Rajawali Press, Jakarta : 13 hlm
Sugestiningsih. 2007.
Prawiradilaga, D. M., A Suyanto, W. A. Kelimpahan dan Sebaran
Noerdjito, A. Salim, Purwaningsih, I. Horizontal Fitoplankton di
Rachmatika., S. Susiarti, I. dan Perairan Pantai Timur Pulau
Shidiq, A. Marakarmah, M. H. Belitung. Ilmu Kelautan. 12 (1) :
Sinaga, E. Chalik, Ismael, M. 6 – 11.
Maharani, Y. Purwanto, E. B.
Yamaji, I. 1979. Illustration of Marine
Waluyo, 2003. Final Reporto n
Plankton of Japan. Hoikusha
Biodiversity of Tesso Nilo. Rersearch
Publishing Co. Ltd. Japan. 5-197
Center for Biologi – LIPI and WWF
pp.
Indonesia, Jakarta, 4 hlm.

331

Anda mungkin juga menyukai