Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MODIFIKASI STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT SOFT STORY PADA


BANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
SURABAYA

Disusun Oleh:
Aditama Satria Bhirawa
20110004

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan proposal
tugas akhir yang berjudul “Modifikasi Struktur Dinding Geser Akibat Soft Story Pada
Bangunan Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya”. Proposal tugas akhir
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata-1
(S1) di Program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Johan Paing Heru Waskito, S. T., M. T., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Ibu Dr. Ir. Utari Khatulistiani, M. T., selaku Koordinator program studi Teknik Sipil
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Bapak Dr. Ir. H. Soerjandani Priantoro Machmoed, M. T., selaku Dosen Pembimbing
Proposal Tugas Akhir.
4. Bapak Johan Paing Heru Waskito, S. T., M. T., selaku Dosen Wali selama
perkuliahan.
5. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang telah banyak memberi do’a dan juga
dukungan.
6. Teman-teman seperjuangan di Teknik Sipil Angkatan 2020, yang telah memberikan
banyak bantuan selama perkuliahan dan semangat dalam mengerjakan proposal tugas
akhir ini, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Dengan besar hati penyusun sangat menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Surabaya, 08 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 2

1.5. Batasan Masalah ...................................................................................................... 3

1.6. Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 4
2.1. Tinjauan Umum ....................................................................................................... 4

2.2. Filosofi Keamanan Struktur Akibat Gempa ............................................................ 4

2.3. Ketidakberaturan Vertikal Struktur Gedung ........................................................... 5

2.4. Soft Story ................................................................................................................. 6

2.5. Shear Wall (Dinding Geser) .................................................................................... 6

2.6. Jenis-Jenis Shear Wall ............................................................................................. 6

2.7. Daktilitas ................................................................................................................. 7

2.8. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) ............................................... 7

2.9. Analisis Pushover .................................................................................................... 7

2.10. Capacity Spectrum Method (ATC-40) .................................................................... 8

BAB III .................................................................................................................................. 9


METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................ 9
3.1. Data Struktur Gedung .............................................................................................. 9

3.2. Metode Penelitian .................................................................................................. 10

3.3.1. Studi Literatur ................................................................................................ 12

ii
3.3.2. Pengumpulan Data Struktur Gedung ............................................................. 12

3.3.3 Preliminary Design ....................................................................................... 12

3.3.4. Pemodelan Struktur ....................................................................................... 13

3.3.5. Analisis pembebanan ..................................................................................... 13

3.3.5.1 Beban mati ..................................................................................................... 13

3.3.6. Analisis Struktur ............................................................................................ 14

3.3.7. Penulangan Struktur ...................................................................................... 15

3.3.8. Analisis Pushover .................................................................................................. 16

3.3.9 Evaluasi Kinerja dan Kontrol Desain ............................................................ 16

3.3.10. Interpretasi Data ............................................................................................ 17

3.3.11 Kesimpulan .................................................................................................... 17

3.3.12 Detail Engineering Design ............................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berdasarkan data statistik Korlantas Polri, dalam empat tahun terakhir jumlah laka
lantas yang terjadi di Indonesia terus mengalami kenaikan. Angka kecelakaan tertinggi di
indonesia berada di provinsi Jawa Timur. Kasus kecelakaan yang sering terjadi banyak
disebabkan karena minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
keselamatan. Penanganan penderita pada kasus kecelakaan harus dilakukan dengan cepat
dan tepat namun tetap memperhatikan prinsip-prinsip keamanan, baik dari sisi penderita,
lingkungan, maupun dari sisi penolong itu sendiri.
Rumah sakit dijadikan sebagai tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan pada masyarakat indonesia sudah cukup
baik, terutama untuk kesehatan tulang. Namun, tingginya angka kecelakaan yang terjadi di
Indonesia menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus penyakit tulang yang diderita oleh
masyarakat. Rumah sakit khusus penanganan kecelakaan sangat minim, korban kecelakaan
seringkali langsung dibawa ke rumah sakit umum. Pembangunan rumah sakit khusus
penanganan kecelakaan diharapkan bisa menjadi wadah bagi masyarakat sebagai tempat
untuk pertolongan pertama dan dapat ditinjak lanjuti sesuai dengan tindakan pengobatan
medis yang dilakukan oleh dokter dan tenaga medis lainnya.
Traumatologi dan Orthopedi merupakan spesialisasi ilmu kedokteran yang
berkonsentrasi pada penanganan akibat kecelakaan. Kota Surabaya sudah memiliki rumah
sakit khusus untuk penanganan kecelakaan, tepatnya Rumah Sakit Orthopedi dan
Traumatologi. Tingginya angka kecelakaan menyebabkan kurangnya ruangan untuk
korban kecelakaan, sehingga dilakukan penambahan gedung dengan kelayakan struktur
bangunan sesuai standart sebagai alternatif untuk mengatasi hal tersebut.
Kekuatan struktur pada gedung Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi
Surabaya perlu diperhatikan terutama dalam mengatasi pengaruh gempa. Penambahan
struktur dinding geser merupakan salah satu untuk mengatasi pengaruh gempa. Sistem
struktur dinding geser ini terus berkembang menjadi beberapa sistem struktur yang populer
digunakan dalam perancangan bangunan tinggi seperti struktur inti yang merupakan
modifikasi dari dinding geser (shear wall) (Saryudi dan Herbudiman, 2016).

1
Penggunaan dinding geser dapat mengurangi simpangan antar tingkat gedung
yang terjadi akibat beban lateral dan juga dapat menambah kekakuan struktur bangunan
bertingkat. Dinding geser merupakan struktur dinding pendukung yang cukup sesuai
dengan bangunan tinggi dimana berfungsi untuk memenuhi kekakuan lateral yang
diperlukan oleh struktur bangunan (Gunawan, dkk, 2019).
Pada penulisan proposal tugas akhir ini akan dilakukan mofidikasi pada gedung
Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya dengan menggunakan dinding geser
untuk mengatasi beban gempa akibat soft story. Perencanaan material struktur
menggunakan struktur beton dan dilakukan analisis menggunakan Performance Based
Design dengan Capacity Spectrum Method serta analisis Pushover guna meninjau pola
keruntuhan dan perilaku bangunan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah studi kasus
gedung Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja struktur bangunan menggunakan shear wall akibat soft story?
2. Bagaimana daktilitas struktur bangunan menggunakan shear wall akibat soft
story?
3. Bagaimana detailing struktur bangunan menggunakan shear wall akibat soft
story?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui kinerja struktur bangunan menggunakan shear wall akibat soft
story.
2. Dapat mengetahui daktilitas struktur bangunan menggunakan shear wall akibat
soft story.
3. Dapat mengetahui detailing struktur bangunan menggunakan shear wall akibat
soft story.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini sebagai berikut.
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk semua pihak yang ingin melakukan
perencanaan gedung dengan memperhitungkan beban gempa menggunakan
analisis nonlinier pushover.

2
2. Dapat dijadikan referensi untuk semua pihak yang ingin merencanakan gedung
dengan bentuk yang tidak beraturan.
3. Dapat dijadikan informasi tambahan atau referensi untuk penelitian selanjutnya
dalam bidang yang sama.
1.5. Batasan Masalah
1. Data perencanaan yang ditinjau meliputi struktur kolom, balok, dan dinding geser.
2. Perhitungan hanya meliputi struktur atas bangunan.
3. Elemen struktur menggunakan struktur beton di semua tingkat.
4. Soft Story berada di lantai dasar bangunan.
5. Analisis metode beban gempa yang digunakan adalah Capacity Spectrum Method
dan analisis Pushover.
1.6. Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Ortopedi dan Traumatologi Surabaya

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian


Sumber : Google Earth

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah yang terjadi
pada lokasi tertentu dan sifatnya tidak berkelanjutan. Pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi) secara tiba-tiba dapat menyebabkan gempa bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi
karena adanya sumber gaya sebagai penyebabnya hal ini terjadi karena faktor alam
maupun dari bantuan manusia. Indonesia termasuk negara yang sering tertimpa bencana
gempa bumi, mulai dari magnitudo kecil hingga besar pernah terjadi di Indonesia. Letak
geografis yang berada di pertemuan 3 lempeng tektonik yakni lempeng Australia, lempeng
Pacific dan lempeng Euroasia mengakibatkan menjadi daerah yang rawan gempa
(Suharjanto, 2013).
Pembangunan gedung bertingkat harus direncanakan dengan baik dan
meminimalisir resiko terhadap beban gempa. Bangunan bertingkat memerlukan elemen
struktur yang bisa jadi pengaku bangunan, salah satu elemen struktur yang bisa jadi
pengaku adalah shear wall. Keunggulan dari shear wall adalah memiliki fungsi terhadap
bangunan untuk menahan beban lateral seperti beban gempa. Perencanaan shear wall
memiliki fleksibilitas dalam menentukan posisi, sehingga perlu mempertimbangkan
pengaturan posisi untuk memberikan hasil struktur yang efektif terutama terhadap beban
gempa (Kustanrika, 2016).
2.2. Filosofi Keamanan Struktur Akibat Gempa
Indonesia merupakan daerah rawan gempa dan juga memiliki gunung aktif yang
tersebar dibeberapa pulau. Struktur gedung tahan gempa yang direncanakan menurut SNI
1726 mempunyai konsep dasar :
1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya gedung akibat gempa
yang kuat.
2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga masih
dapat diperbaiki.
3. Membatasi ketidaknyamanan bagi penghuni gedung ketika terjadi gempa ringan
sampai sedang.
4. Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung.

4
2.3. Ketidakberaturan Vertikal Struktur Gedung
Struktur bangunan gedung diklasifikasikan sebagai bentuk beraturan atau tidak
beraturan. Menurut Tabel 14 SNI 1726:2019, Struktur yang mempunyai satu atau lebih tipe
ketidakberaturan harus dinyatakan mempunyai ketidakberaturan vertikal. Struktur yang
didesain untuk kategori desain seismik sebagaimana yang terdapat dalam Tabel 14 SNI
1726:2019 harus memenuhi persyaratan dalam pasal-pasal yang dirujuk pada tabel
tersebut. Beberapa kategori ketidakberaturan gedung antara lain ketidakberaturan
kekakuan tingkat lunak, ketidakberaturan massa, ketidakberaturan geometri vertikal,
ketidakberaturan akibat diskontinuitas bidang pada elemen vertikal pemikul gaya lateral,
dan ketidakberaturan tingkat lemah.

Gambar 2.1 Ketidakberaturan Vertikal Struktur Gedung


Sumber : (Purwono, 2005)

5
2.4. Soft Story
Salah satu definisi bangunan gedung tidak beraturan adalah adanya suatu tingkat
yang lunak, dimana kekakuannya jauh lebih kecil dari pada tingkat-tingkat yang lain (soft
story). Didalam SNI 03-2002, atau RSNI 03-1726 (2010) dijelaskan tentang bangunan
gedung reguler itu adalah gedung yang sistem strukturnya memiliki kekakuan lateral yang
beraturan tanpa adanya tingkat lunak (soft story). Struktur tingkat lunak adalah suatu
tingkat yang mana kekakuan lateralnya kurang dari 70 persen kekakuan lateral tingkat
diatasnya atau kurang dari 80 persen kekakuan lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya (Efrida,
2018).
2.5. Shear Wall (Dinding Geser)
Dinding geser merupakan dinding yang dirancang untuk menahan gaya geser dan
lateral yang disebabkan oleh gempa bumi. Dinding geser biasanya diaplikasikan di tepi
atau didalam bangunan untuk menyerap gaya gempa yang disalurkan melalui struktur
portal maupun struktur lantai (Nugroho, 2017). Kekuatan yang cukup besar dalam
menahan beban lateral akibat gempa bumi membuat dinding geser sangat kaku
dibandingkan dengan kolom, sehingga menambah kekakuan terhadap struktur gedung dan
meminimalisir lendutan yang terjadi (Saryudi & Herbudiman, 2016).
2.6. Jenis-Jenis Shear Wall
Menurut (Nugroho, 2017) dinding geser memiliki tiga jenis yang diklasifikasikan
berdasarkan letak dan fungsinya, yaitu:
1. Bearing wall
Dinding geser yang berfungsi juga sebagai pendukung beban gravitasi. Posisi dari
dinding geser ini berada di dalam bangunan yang juga berfungsi sebagai dinding partisi
yang saling berdekatan.
2. Frame wall
Dinding geser ini berfungsi sebagai menahan beban lateral dan beban gravitasi
yang berasal dari frame beton bertulang. Posisi dari dinding geser ini terletak di luar atau
tepi bangunan dan berada diantara kolom.
3. Core wall
Dinding geser yang biasanya terletak pada inti dari bangunan yang biasanya
berfungsi sebagai ruang lift atau tangga. Posisi dinding yang berada pada inti bangunan
dianggap memiliki fungsi ganda dan menjadi pilihan paling ekonomis.

6
2.7. Daktilitas
Daktilitas merupakan kemampuan struktur bangunan yang dapat bertahan saat
mengalami lendutan secara berulang-ulang sebelum mengalami keruntuhan. Daktilitas
perpindahan adalah struktur bangunan yang mengalami perpindahan saat terjadi gempa
bumi dihitung dari hasil perbandingan antara perpindahan maksimum pada bangunan
dengan perpindahan saat kondisi leleh awal (Patricia, dkk, 2017).
Menurut (Paulay & Priestley, 1992) daktilitas memiliki tiga jenis metode perhitungan
berdasarkan yang akan ditinjau, antara lain:
1. Daktilitas Regangan
Daktilitas regangan merupakan material yang mengalami daktilitas saat
digunakan. Daktilitas ini dihitung dari perbandingan antara total regangan dari material
tersebut dengan regangan saat terjadi leleh awal.
2. Daktilitas Kurvatur
Daktilitas kurvatur merupakan daktilitas yang terjadi pada penulangan struktur.
Daktilitas kurvatur didapatkan dari perbandingan antara lengkungan maksimum yang
terjadi dengan lengkungan pada saat leleh awal.
3. Daktilitas Lendutan
Daktilitas lendutan merupakan daktilitas yang terjadi pada struktur bangunan yang
diakibatkan oleh beban gempa. Daktilitas ini didapatkan dari perbandingan antara total
lendutan yang terjadi dengan lendutan pada saat leleh awal dimana lendutan total adalah
penjumlahan dari lendutan pada titik awal leleh dengan lendutan pada titik plastik yang
biasanya diambil pada bagian atas atau atap dari bangunan.
2.8. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Sistem rangka ruang dimana komponen-komponen struktur dan join-jointnya
menahan gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial. Sistem ini pada
dasarnnya memiliki daktilitas penuh dan wajib digunakan di zona resiko gempa tinggi
yaitu di Wilayah Gempa 5 hingga Wilayah Gempa 6. Struktur harus direncanakan
menggunakan sistem penahan beban lateral yang memenuhi persyaratan detailing yang
khusus dan mempunyai daktilitas penuh dimana memiliki Faktor Reduksi Gempa, (R)
antara 8 – 8,5 (Suharjanto, 2013).
2.9. Analisis Pushover
Analisis pushover adalah analisis statik non-linear untuk menganalisa perilaku
keruntuhan struktur terhadap beban gempa. Analisis pushover bertujuan untuk

7
memperkirakan deformasi maksimum yang terjadi pada struktur bangunan dan
mengidentifikasi bagian struktur yang kritis. Analisis ini memberikan beban lateral
terhadap bangunan secara bertahap sampai mencapai target perubahan (Rizeky, dkk,
2014).
Metode analisis pushover mampu menghasilkan hasil respon inelastis bangunan
ketika mengalami gempa bumi. Analisis ini juga bisa memperhitungkan karakteristik
respon non-linear yang digunakan performance suatu bangunan terhadap gempa kuat.
(Alvin, dkk, 2018).
2.10. Capacity Spectrum Method (ATC-40)
Metode Spektrum Kapasitas atau Capacity Spectrum Method (CSM) merupakan
salah satu cara untuk mengetahui kinerja suatu struktur. Dalam analisis statik pushover
nonlinier ini didapatkan kurva kapasitas kemudian diolah lebih lanjut dengan metode
Spektrum Kapasitas (ATC-40). Hasil analisis statis pushover nonlinier adalah kurva
pushover yang menunjukan hubungan antara gaya geser dasar (base shear) dan simpangan
atap (roof displacement). Hubungan tersebut dinamakan kurva kapasitas struktur. Metode
ini sederhana namun informasi yang dihasilkan sangat berguna karena mampu
menggambarkan respon inelastic bangunan (Mamesan, dkk, 2014).

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data Struktur Gedung


Data struktur dari penelitian ini menggunakan gedung Rumah Sakit Orthopedi dan
Traumatologi di Kota Surabaya. Bangunan ini memiliki 8 lantai dengan struktur gedung
beton bertulang dan berfungsi sebagai rumah sakit.

Gambar 3.1 Potongan Memanjang Bangunan


Sumber : (Shop Drawing)

9
Gambar 3.2 Potongan Melintang Bangunan
Sumber : (Shop Drawing)

3.2. Metode Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan analisis statik
non-linear (pushover). Analisis pushover merupakan program yang digunakan untuk
mengetahui perilaku struktur bangunan dan memperkirakan keruntuhan struktur terhadap

10
beban gempa. Hasil dari analisis ini akan menghasilkan kinerja struktur dari gedung
Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Kota Surabaya.
3.3. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data Struktur


Gedung
Preliminary Design

Pemodelan Struktur

Input Pembebanan

No
Analisis Struktur

Analisis Pushover

Evaluasi Kinerja dan Kontrol Desain


(ATC-40)

Yes
Interpretasi Data dan
Kesimpulan

Detail Engineering Design

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian


Sumber : (Penulis)

11
3.3.1. Studi Literatur
Studi literatur yang digunakan berupa jurnal tentang bangunan gedung beton
bertulang dengan menggunakan shear wall dan juga jurnal mengenai analisis statik non-
linear (pushover). Beberapa referensi peraturan SNI yang terbaru sebagai pedoman
perencanaan bangunan antara lain:
1. SNI 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung.
2. SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lainnya.
3. SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.
4. SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
3.3.2. Pengumpulan Data Struktur Gedung
Pengumpulan data struktur gedung yang digunakan berupa data pendukung. Data
data pendukung ini berupa shop drawing, data elemen struktur, dan data mutu material dari
gedung Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Kota Surabaya. Shop drawing berfungsi
sebagai pedoman dalam merencanakan permodelan struktur agar sesuai dengan kondisi
eksisting. Permodelan struktur yang telah dibuat akan dianalisis menggunakan program
bantu.
Berikut adalah spesifikasi dan data mutu material gedung kuliah bersama:
Nama Gedung : Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya
Lokasi Gedung : Jl. Lontar, Lidah Kulon, Kec. Lakarsantri, Surabaya
Fungsi Bangunan : Rumah Sakit
Panjang Bangunan : 36,00 m
Lebar Bangunan : 16,00 m
Tinggi Total : 28,70 m
Jenis Konstruksi : Struktur Beton Bertulang
Mutu Beton : K-300 (f’c 24,9 MPa)
Mutu Baja Tulangan : Tulangan Polos = BjTP 240 MPa
Tulangan Ulir = BjTD 420 MPa
3.3.3 Preliminary Design
Proses ini biasa digunakan untuk merencanakan sebuah gedung dari awal, elemen
struktur direncanakan menggunakan struktur beton bertulang di semua lantai. Ketentuan

12
mengenai elemen kolom dan balok menggunakan standart peraturan yang ada. Metode
yang digunakan menggunakan perhitungan analisis sesuai standart yang terbaru.
3.3.4. Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur gedung Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi
menggunakan shear wall dari lantai bawah sampai atas yang sebelumnya hanya
menggunakan kolom dan dinding bata. Data spesifikasi struktur bangunan sesuai dengan
data eksisting.
3.3.5. Analisis pembebanan
3.3.5.1 Beban mati
Beban mati merupakan berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya. Beban mati yang digunakan
mengacu pada (SNI 1727:2019).
3.3.5.2 Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
Beban hidup yang digunakan mengacu pada (SNI 1727:2019).
3.3.5.3. Beban gempa
a. Kategori Resiko Bangunan Gedung
Gedung yang diperuntukan sebagai gedung rumah sakit ini termasuk dalam
kategori resiko IV.
b. Faktor keutamaan gempa
Berdasarkan pasal 4.1.2 tabel 3 SNI 1726:2019 untuk gedung rumah sakit yang
tergolong pada kategori resiko IV memiliki nilai faktor keutamaan gempa (Ie)
sebesar 1,50.
c. Parameter percepatan terpetakan SS dan S1
Berdasarkan data yang didapat dari website puskim.pu.go.id gedung rumah sakit
yang dibangun di kota Surabaya memiliki kelas situs SE.
d. Koefisien situs desain seismic Fa dan Fv
Faktor amplifikasi untuk kelas situs SE didapatkan nilai faktor amplifikasi pada
getaran periode pendek (faktor amplifikasi pada getaran periode 1 detik).
e. Parameter percepatan respon spektrum SMS dan SM1

13
Parameter percepatan respon spektrum pada periode pendek SMS dan percepatan
respon spektrum pada periode 1 detik SM1 dapat dihitung berdasarkan pasal 6.2
SNI 1726:2019 yaitu:
SMS = Fa × SS………………………………………………………………...(3.1)
SM1 = Fv × S1……………………………………………………………….. (3.2)
f. Parameter percepatan spektral desain SDS dan SD1
Parameter percepatan spektral desain pada periode pendek SDS dan percepatan
spektral desain pada periode 1 detik SD1 dapat dicari berdasarkan pasal 6.3 SNI
1726:2019, didapat hasil KDS untuk wilayah surabaya adalah KDS E.
SDS =2/3 SMS....................................................................................................(3.3)
SD1 =2/3 SM1....................................................................................................(3.4)
g. Desain respon spektrum
Berdasarkan pasal 6.4 SNI 1726:2019 desain respon spektrum dihitung dengan
mengikuti ketentuan di bawah ini:
T0 = 0,2 SD1/SDS..............................................................................................(3.5)
TS = SD1/SDS....................................................................................................(3.6)
Untuk periode yang lebih kecil dari (T0), spektrum respons percepatan desain (Sa)
menggunakan persamaan:
Sa = SDS (0,4 + 0,6T/T0)..................................................................................(3.7)
Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan (T0), dan lebih kecil dari atau
sama dengan (TS), spektrum respons percepatan desain (Sa) sama dengan (SDS)
Sa = SDS...........................................................................................................(3.8)
Untuk periode yang lebih besar dari (TS), spektrum respons percepatan desain
(Sa) menggunakan persamaan:
Sa = SD1/T.......................................................................................................(3.9)
Untuk periode yang lebih besar dari (TL), spektrum respons percepatan desain
(Sa) menggunakan persamaan:
Sa = (𝑆𝐷1×𝑇𝐿)/𝑇2...........................................................................................(3.10)
3.3.6. Analisis Struktur
Berdasarkan SNI 1726:2019, struktur gedung harus dianalisa untuk mengontrol
kelayakan desain strukturnya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi Massa

14
SNI 1726:2019 pasal 7.9.1.1 mengatakan bahwa analisis diizinkan untuk
memasukkan jumlah ragam yang minimum untuk mencapai ragam terkombinasi paling
sedikit 90% dari massa aktual dalam masing-masing arah horizontal ortogonal dari respons
yang ditinjau oleh model
2. Faktor Skala Gaya Respons Spektrum
Menurut SNI 1726:2019 pasal 7.9.1.4.1 bahwa gaya geser dasar dinamis atau
gaya geser hasil analisis ragam (Vt) harus lebih besar dari 100% gaya geser dasar statis
(V), apabila Vt kurang dari 100% dari V, maka gaya tersebut harus dikalikan dengan V/Vt.
3. Simpangan Antar Lantai
Berdasarkan Pasal 7.8.6 SNI 1726:2019 simpangan pusat massa di tingkat-x
ditentukan dengan persamaan berikut:
4. Pemeriksaaan Sistem Ganda
Berdasarkan pasal 7.2.5.1 SNI 1726:2019 bahwa untuk struktur sistem ganda,
rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25% dari gaya seismik
desain.
3.3.7. Penulangan Struktur
Perencanaan penulangan dan kontrol kapasitas desain elemen-elemen struktur
menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) berdasarkan peraturan
SNI 2847:2019 untuk mengasilkan bangunan yang aman.
1. Balok
Balok sistem rangka pemikul momen khusus yang merupakan bagian pemikul
gaya gempa dan utamanya di desain untuk menahan lentur dan geser berdasarkan SNI
2847:2019 sebagai berikut:
a. Batasan dimensi
b. Perhitungan tulangan lentur
c. Perhitungan tulangan geser
d. Perhitungan Lendutan
2. Kolom
Detail perhitungan elemen struktur kolom direncanakan dengan meninjau kolom
berdasarkan masing-masing tinggi kolom dan kolom dengan kondisi kritis. Kolom dengan
sistem rangka pemikul momen khusus yang merupakan bagian sistem pemikul gaya gempa
dan utamanya di desain untuk menahan gaya lentur, geser dan aksial berdasarkan SNI
2847:2019 sebagai berikut:

15
a. Batasan dimensi
b. Penulangan Longitudinal
c. Penulangan Transversal
d. Kontrol kapasitas beban aksial
e. Kontrol kekuatan lentur kolom harus memenuhi persyaratan “Strong column weak
beam”
f. Spasi tulangan transversal tidak boleh melebihi nilai terkecil dari yang disebutkan
pada SNI 2847:2019 pasal 18.7.5.3
g. Pengekangan kolom
h. Kekuatan geser
3. Hubungan Balok kolom (HBK)
Join balok-kolom untuk sistem rangka pemikul momen khusus yang merupakan
bagian dari sistm pemikul gaya gempa diatur pada SNI 2847:2019 sebagai berikut:
a. Pada Tabel 18.8.4.1 SNI 2847:2019 suatu muka joint dianggap terkekang oleh
balok apabila lebar balok tersebut paling tidak ¾ dari lebar efektif joint.
b. Kekuatan Geser Nominal Kekuatan geser nominal joint (Vn) pada hubungan
balok-kolom sistem rangka pemikul momen khusus harus sesuai Tabel 18.8.4.1
SNI 2847:2019.
c. Kontrol tulangan transversal
4. Dinding Geser (Shear Wall)
Perencanaan tulangan dinding geser menggunakan sistem pemikul gaya seismik
berdasarkan SNI 2847:2019.
3.3.8. Analisis Pushover
Analisis pushover merupakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Hasil dari analisis pushover berupa gaya geser dasar (base shear) dan perpindahan titik
acuan (displacement) dengan bentuk grafik kurva kapasitas. Kurva kapasitas akan
dibandingkan dengan kurva spektrum yang akan menghasilkan grafik performance point.
3.3.9 Evaluasi Kinerja dan Kontrol Desain
Evaluasi kinerja pada tugas akhir ini menggunakan metode spektrum kapasitas
berdasarkan ATC-40. Performance point akan didapatkan setelah proses analisis pushover
selesai. Rata-rata dari nilai drift tiap lantai dibagi dengan tinggi total bangunan maka akan
didapatan kategori struktur. Performa struktur harus dicek ke dua arah agar didapatkan
hasil yang maksimal.

16
3.3.10. Interpretasi Data
Dari hasil analisa maka dapat diuraikan data-data yang penting terhadap kinerja
struktur gedung yang ditinjau. Data-data yang ditinjau antara lain adalah daktilitas struktur,
simpangan maksimum dan gaya geser dasar.
3.3.11 Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan terkait perilaku gedung tersebut
apakah cukup baik atau belum, lalu dapat menentukan dimensi akhir dari elemen-elemen
struktur.
3.3.12 Detail Engineering Design
Setelah mendapatkan hasil yang sudah memenuhi persyaratan, maka dilakukan
penggambaran secara detail dari elemen-elemen struktur seperti, balok, kolom, dan dinding
geser.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai