Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR SEJARAH REVISI

Rev. Date Section Description

A 02 Oct 19 - Issued for Internal Review


B 14 Oct 19 - Issued for Review
C 25 Oct 19 - Issued for Approval
0 04 Nov 19 IV Mengubah tanggung jawab sesuai dengan organization chart proyek
Menambahkan kata-kata “(masing-masing terdapat atau terpasang hook)” pada
0 04 Nov 19 V.1
poin 2
0 04 Nov 19 V.1 Menambahkan kata-kata “atau sama dengan” pada poin 2
0 04 Nov 19 V.1 Menambahkan poin tentang rencana tanggap darurat
0 04 Nov 19 V.2 Menambahkan poin “dan lain-lain”
0 04 Nov 19 VI.1.1 Menghapus huruf “e” pada kata “selip”

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 2 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
DAFTAR ISI
Deskripsi Halaman
1. PENDAHULUAN ........................................................................................................................5
1.1. Tujuan .........................................................................................................................................5
1.2. Ruang Lingkup ...........................................................................................................................5
2. DEFINISI DAN SINGKATAN ....................................................................................................5
2.1. Definisi ........................................................................................................................................5
2.2. Singkatan ...................................................................................................................................8
3. REFERENSI ...............................................................................................................................8
4. TANGGUNG JAWAB ................................................................................................................8
5. PENDEKATAN SISTEMATIK UNTUK MENCEGAH JATUH ....................................................8
5.1. Instruksi ......................................................................................................................................8
5.2. Rencana Tertulis Fall-Prevention ............................................................................................9
5.3. Pelatihan (training) Pekerja ......................................................................................................9
5.4. Menghilangkan dan Memperkecil Potensi untuk Bahaya Jatuh dan Terjatuh ....................9
5.5. Pengontrolan Jatuh .................................................................................................................10
5.5.1. .. Sistem Full-Body Harness ............................................................................. 10
5.5.2. .. Pemasangan Lifeline Manual/Buatan & Retractable lifeline ........................... 11
5.5.3. .. Titik-titik Anchor ............................................................................................. 11
5.6. Sistem Jaring Keselamatan ....................................................................................................11
5.7. Pemeriksaan Sistem Fall-Arrest ............................................................................................11
5.8. Pembersihan dan Penyimpanan ............................................................................................12
6. TANGGA ...................................................................................................................................12
6.1. Tangga Portabel (dapat berpindah-pindah) ..........................................................................12
6.1.1. .. Tangga Individu ............................................................................................. 12
6.1.2. .. Tangga Kuda-Kuda ....................................................................................... 13
6.1.3. .. Tangga Bersambung ..................................................................................... 13
6.1.4. .. Cara Aman Menggunaan Tangga Portabel.................................................... 14
7. SCAFFOLDING .........................................................................................................................14
8. PERLINDUNGAN DARI POTENSI BENDA JATUH ................................................................14
9. LAMPIRAN ................................................................................................................................15

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 3 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
Bagian Deskripsi Perubahan Respon Konsorsium Rev.

All Issued for Internal Review - A

All Issued for Review - B

All Issued for Approval - C


Mengubah tanggung jawab sesuai dengan organization chart
IV Comply 0
proyek
Menambahkan kata-kata “(masing-masing terdapat atau
V.1 terpasang hook)” pada poin 2
Comply 0

V.1 Menambahkan kata-kata “atau sama dengan” pada poin 2 Comply 0

V.1 Menambahkan poin tentang rencana tanggap darurat Comply 0

V.2 Menambahkan poin “dan lain-lain” Comply 0

VI.1.1 Menghapus huruf “e” pada kata “selip” Comply 0

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 4 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
1. PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan panduan tentang bagaimana
melakukan kegiatan kerja yang aman pada ketinggian lebih dari 1.8 (satu koma delapan)
meter di proyek Jambaran Tiung Biru.

1.2. Ruang Lingkup

Dokumen ini harus diikuti oleh semua karyawan, KONTRAKTOR, SUB-KONTRAKTOR,


VENDOR dan juga termasuk Karyawan PERUSAHAAN yang bekerja pada ketinggian
minimal 1.8 meter. Prosedur ini melingkupi perlindungan kepada manusia, alat dan
material saat bekerja diketinggian, dan tata cara penyimpanan material serta alat di atas
ketinggian.

2. DEFINISI DAN SINGKATAN

2.1. Definisi

PERUSAHAAN PT Pertamina EP Cepu (PEPC).

KONTRAKTOR Konsorsium PT Rekayasa Industri, JGC, dan JGC Indonesia (JIND).

SUBKONTRAKTOR Ditunjuk oleh KONTRAKTOR untuk memberikan pelayanan kepada


KONTRAKTOR.

VENDOR Pihak manufaktur material atau agen manufaktur.

PROYEK Proyek Pengembangan Gas untuk Lapangan Jambaran Tiung Biru.

FALL-PREVENTION Proses untuk menghilangkan bahaya jatuh pada semua fase saat
bekerja diketinggian, termasuk akses dan jalan keluar. Contoh fall
prevention adalah penggunaan perancah/scaffolding lengkap, aerial
lift dan tangga yang aman.

SISTEM FALL- Sistem yang dirancang khusus untuk mengamankan,


ARREST menggantungkan, atau membantu mengambil pekerja di atau dari
area kerja yang berbahaya. Komponen dasar dari sistem fall-arrest
termasuk anchorage, konektor anchorage, lanyard, shock absorber,
full-body harness, dan self-lockingsnap hook.

FULL-BODY Perangkat dengan tali pengikat (strap) yang bisa menempel pada
HARNESS sistem fall-arrest. Tali pengikat diikatkan ke tubuh seseorang untuk
menahan badan dan mendistribusikan kekuatan penahan jatuh
setidaknya di bagian atas paha, panggul, dada dan bahu. Safety
Belt dimana dalam penggunaannya hanya diikatkan pada bagian
pinggang pekerja saja dan lanyard dikaitkan pada anchor tidak
boleh dipergunakan untuk pelindung jatuh di proyek Jambaran
Tiung Biru. Hal ini dikarenakan apabila pekerja terjatuh, maka
pekerja tersebut masih dapat mungkin mengalami cidera pada
pinggang atau tulang belakang walaupun pekerja tidak menyentuh
permukaan tanah (pekerja tergantung). Cidera ini disebabkan
karena tekanan yang ditimbulkan dari safety belt yang dilingkarkan

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 5 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
pada pinggang pekerja.

SISTEM FULL-BODY Sistem pengikat tubuh penuh yang terdiri dari body-harness,
HARNESS lanyard, energy shock breker, dan self-locking snap hook

SISTEM GUARDRAIL Pagar penahan dipasang untuk mencegah personil jatuh ke tingkat
yang lebih rendah. Guardrail terdiri dari top rail ~ 1000 ± 50mm (BS
1139.90) atau 900 - 1100mm (AS 1576.3) di atas permukaan lantai
kerja, mid rail ~ 470 mm dari handrail top rail atau sisi atas toe
board (BS 1139.90) dan toe board minimal setinggi 150 mm dari
permukaan lantai kerja (BS 1139.90). Sistem pagar pembatas harus
mampu bertahan, tanpa gagal, memiliki kekuatan paling sedikit 90
kilogram ke segala arah pada titik manapun di sepanjang tepi atas
(top rail) (OSHA 1926.502(b)(3)).

FREE-FALL Jarak perpindahan vertikal dari bagian D-ring full body harness dari
DISTANCE pekerja antara saat permulaan akan jatuh dan tepat sebelum sistem
mulai menerapkan kekuatan untuk menahan jatuh.

Jarak ini tidak termasuk jarak perlambatan (deceleration distance),


pemanjangan dari lifeline maupun lanyard, namun mencakup self
retracting lifeline/ lanyard extension sebelum perangkat tersebut
digunakan dan gaya penahan jatuh terjadi. (OSHA 1910.140(b))

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 6 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
ANCHORAGE Titik aman untuk mengikatkan/mengaitkan lifeline, retractable
POINTS lifeline, atau lanyard dapat dikaitkan/ditempelkan. Anchorage harus
mampu mendukung bobot mati minimum 5.000 pounds atau setara
dengan 2267 Kg atau setara dengan 2.2 ton untuk setiap orang
yang menempel padanya (OSHA 1926.502(d)(13)). Pemilihan
anchorage points juga harus dipastikan tidak berayun ataupun efek
pendulum. Contoh anchorage points adalah; Pipa, balok beam,
girder, dan kolom

LIFELINE Tali vertikal atau horizontal yang fleksibel, diamankan ke anchorage


atau di antara dua anchorage, yang mana merupakan tempat
mengkaitkan hook lanyard atau harness.

LANYARD Tali fleksibel yang menahan/mengamankan orang yang


menggunakan harness ke anchorage points, konektor anchorage,
life-line. Sebuah lanyard harus memiliki kekuatan putus sebesar
5000 pounds (OSHA 1926.502(d)(9)).

RETRACTABLE Peralatan fall-arrest yang memungkinkan melakukan pergerakan


LIFELINE / INERTIA /perjalanan secara bebas tanpa terjadi kendur tapi langsung
REEL/FALL BLOCK terkunci saat jatuh atau terdapat hentakan. Perangkat ini harus
ARRESTOR membatasi jarak free fall menjadi 0,61 m atau kurang dan mampu
mempertahankan beban tarik minimum sebesar 3.000 pound yang
diterapkan pada perangkat dengan lifeline atau lanyard pada posisi
yang sepenuhnya terbentang (OSHA 1926.502(d)(13)).

ROPE GRAB (fall Peralatan lifeline yang bekerja secara inersia untuk
arrester) menggenggam/mengunci lifeline jika personil terjatuh.

SHOCK ABSORBING Lanyard yang dilengkapi dengan peredam kejut yang berfungsi
LANYARD untuk menyerap atau membatasi kekuatan beban kejut ke tubuh
pada saat jatuh.

SUSPENSION Kondisi berpotensi mengancam nyawa yang dapat terjadi akibat


TRAUMA posisi tergantung secara vertikal dengan menggunakan full body
harness dan tidak bergerak dimana posisi kaki di bawah jantung.

AERIAL-LIFTS Semua peralatan permesinan yang digunakan untuk mengangkat


personil, seperti bucket truck, extendable boom platform, dan
articulating boom platform. Kontrol dari aerial lift berada di lantai kerja
dan dioperasikan oleh orang yang sedang diangkat.

SCAFFOLDING Perancah atau perancahan berarti setiap menara, lantai kerja


sementara serta struktur pendukungnya yang digunakan untuk
menyokong para pekerja, atau bahan, atau keduanya yang
memungkinkan dilaksanakannya beragam pekerjaan pada suatu
ketinggian.

Selain itu perancah menurut Permenakertrans nomor 1 tahun 1980


ialah bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara
dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan bahan serta
alat alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk
pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 7 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
2.2. Singkatan

JTB Jambaran Tiung Biru


RJJ Rekayasa Industri – JGC – JIND
JSA Job Safety Analysis
TBM Tool Box Meeting

3. REFERENSI

Rencana kerja ini mengacu ke dokumen-dokumen sebagai berikut:

 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 Permenakertrans No Per 01/Men/1980 tentang K3 Pada Konstruksi Bangunan
 Exhibit H - Health Safety Security And Environment Requirements Contract Number
4650000076
 Dokument instruksi kerja 8020-WI-02-05-17 dari PT. Rekayasa Industri untuk Working
at Height
 Dokument instruksi kerja 8020-WI-02-05-01 dari PT. Rekayasa Industri untuk
Personal Protective Equipment
 OSHA 1926.1053 – Tangga
 Dokumen JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00002 HSSE Management Plan
 Permenaker Nomor 09 Tahun 2016 Tentang K3 Pekerjaan Pada Ketinggian

4. TANGGUNG JAWAB

 Manajer Konstruksi bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan prosedur ini


di proyek Jambaran Tiung Biru.
 Manajer HSSE dan Komite HSSE (Panitia P2K3) bertanggung jawab untuk
memantau kepatuhan dan penerapan dari prosedur ini.
 Superintendent Konstruksi dan Koordinator HSSE bertanggung jawab untuk
sosialisasi, pelatihan, pemeriksaan dan pelaksanaan terkait prosedur ini di proyek
Jambaran Tiung Biru.
 Semua karyawan/pekerja dan SUBKONTRAKTOR bertanggung jawab untuk
mematuhi prosedur ini.

5. PENDEKATAN SISTEMATIK UNTUK MENCEGAH JATUH

5.1. Instruksi

 KONTRAKTOR/ SUBKONTRAKTOR harus menerapkan program fall-prevention


(mencegah jatuh) dengan cara menghilangkan bahaya jatuh, meminimalkan paparan
jatuh, dan pengendalian jatuh.
 100% penggunaan full body harness double lanyard (masing-masing terdapat atau
terpasang hook) dan dikaitkan untuk setiap individu yang melakukan aktifitas atau
berada di ketinggian minimal atau sama dengan 1.8 meter (Permenaker Nomor 09
Tahun 2016 Pasal 27 ayat 5).
 Setiap pekerjaan diatas ketinggian harus terdapat pengawasan dari orang yang
berwenang, baik itu untuk pekerjaan rutin maupun tidak rutin.
 Sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian, pengawas pekerjaan harus melakukan
penilaian resiko dengan membuat dokumen Job Safety Analysis (JSA) untuk
mengenali bahaya yang mungkin dapat menyebabkan jatuhnya objek atau personil
sehingga dapat diketahui bagaimana cara kontrol terhadap resikonya.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 8 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
 Memastikan sudah terdapat rencana tanggap darurat untuk bekerja di ketinggian.
 Setiap pekerjaan di ketinggian tidak boleh dilakukan sebelum ada Ijin Kerja (SIKA)
yang sudah di sahkan oleh pihak berwenang.
 KONTRAKTOR/ SUBKONTRAKTOR harus memastikan peralatan kerja sudah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelum digunakan.

5.2. Rencana Tertulis Fall-Prevention

Rencana yang tertulis untuk fall-prevention harus selalu disiapkan untuk setiap
pekerjaan diketinggian jika terdapat potensi bahaya jatuh yang sangat besar.
SUBKONTRAKTOR harus mengirimkan rencana tertulis tersebut kepada
KONTRAKTOR untuk dilakukan review dan persetujuan maksimal 1 minggu sebelum
pekerjaan dilakukan. Contoh pekerjaan yang memerlukan rencana fall-prevention secara
tertulis termasuk, tapi tidak terbatas pada:
 Pengangkatan dan pemasangan rangka baja (steel structure)
 Pemasangan lantai, deck dan grating
 Pemasangan atap bangunan
 Ereksi tangki
 Pemasangan siding
 Pemasangan / laying blok atau batu bata
 Perakitan peralatan mekanikal
 Dan lain-lain (pekerjaan dimana terdapat pekerja di ketinggian lebih atau sama
dengan 1,8 meter).

5.3. Pelatihan (training) Pekerja

Untuk karyawan yang melakukan pekerjaan di atas ketinggian wajib sudah mengikuti
Pelatihan Bekerja di Atas Ketinggian dan Penggunaan Peralatan Pelindung Jatuh
Bekerja di Atas Ketinggian. Semua Karyawan wajib mengikuti semua pelatihan yang di
syaratkan di dalam Matrix Pelatihan disesuaikan dengan posisi atau jabatan dan
keperluan jenis training yang tertera di dalam Matrix Pelatihan.

5.4. Menghilangkan dan Memperkecil Potensi untuk Bahaya Jatuh dan Terjatuh

Hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh KONTRAKTOR/SUBKONTRAKTOR


ketika merencanakan bekerja di ketinggian:
 Melibatkan Safety Superintendent di awal rencana konstruksi untuk memastikan
perhitungan atau pengukuran fall-prevention dan penggunaan peralatan yang
sesuai.
 Siapkan rencana tertulis untuk fall-prevention dan rencana penyelamatan, terutama
untuk pekerjaan pemasangan atap, konstruksi cooling tower, pengangkatan dan
pemasangan rangka baja, dan lain-lain.
 Usahakan pemasangan tangga permanen dan handrail secara simultan dengan
rangka baja, dengan demikian akses naik dan turun akan lebih aman.
 Pastikan bahwa sistem fall-arrest sementara sudah efektif dan aktif, seperti:
o Jika menggunakan tali kawat baja untuk guardrail dan lifeline, lakukan
pemasangan/pengelasan anchored, support dan sebagainya pada saat
sebelum struktur baja dilakukan pengangkatan atau pada saat struktur baja
masih berada dibawah.
o Hindari pemasangan/ pengelasan anchor, support untuk tali kawat baja pada
saat struktur baja sudah dilakukan pengangkatan dan pemasangan.
o Hal diatas juga berlaku untuk pipa material perancah yang digunakan untuk
guardrail pada struktur baja.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 9 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
 Sediakan lantai kerja untuk pekerjaan pemasangan rak kabel dan penarikan kabel.
 Gunakan perancah atau aerial lifts untuk mendapatkan area kerja yang aman, atau
juga bisa menggunakan inertia reel.
 Buat dan pasang penutup lubang dengan segera setelah membuat lubang. Atau
berilah pagar mengelilingi lubang dari bahan yang kuat jika penutup lubang tidak
memungkinkan untuk dipasang.

5.5. Pengontrolan Jatuh

Sistem fall-arrest yang telah terkena impact dari beban harus segera diganti dan tidak
boleh digunakan kembali kecuali dilakukan pemeriksaan dan ditentukan/diputuskan oleh
orang yang kompeten bahwa fall-arrest tersebut tidak rusak dan aman untuk digunakan
kembali.

5.5.1. Sistem Full-Body Harness

Sistem full-body harness merupakan sistem pengikat tubuh penuh yang terdiri
dari body-harness, lanyard, energy shock breker, dan self-locking snap hook.
Full-Body Harness yang digunakan adalah 100% full body harness double
lanyard dan dikaitkan ke anchorage point untuk setiap individu yang melakukan
aktifitas atau berada di ketinggian minimal 1.8 meter.

Pemakaian full body harness berguna untuk kurangi resiko cedera fatal karena
terjatuh dari ketinggian. Full body harness di desain membuat perlindungan
semua sisi badan pekerja seperti bahu, paha sisi atas, dada, dan panggul, hingga
lebih aman saat bekerja pada ketinggian. Pemakaian full body harness
diperlengkapi D-Ring yang terdapat di belakang dan bisa dipasangkan ke
lanyard, lifeline, dan komponen beda yang cocok dengan body harness.

Sebelum memberikan tugas kepada pekerja untuk pekerjaan yang wajib


menggunakan sistem full-body harness, maka beberapa pertanyaan harus
diberikan kepada pengawas dan pekerja tersebut:

o Apakah pekerja tersebut telah diberi pelatihan untuk mengenali bahaya-bahaya


terkait dan bagaimana cara menggunakan sistem fall-arrest secara baik dan
benar?
o Apakah seluruh bagian-bagian dari sistem fall-arrest sudah sesuai atau cocok
dengan instruksi manufaktur?
o Apakah ada titik anchorage dan perlengkapan yang menempel sudah
diperiksa?
Catatan: Pengawas konstruksi harus mengenali dan memeriksa titik
anchorage sebelum pekerjaan dilakukan, memasukkan dalam JSA
dan mengkomunikasikan kepada para pekerja.
o Apakah lanyard dapat dikaitkan sependek mungkin?
o Apakah lanyard dapat di kaitkan di titik anchorage diatas kepala, dan tidak
dibawah pinggang pekerja?
o Apakah jarak free-fall sudah dihitung dan pertimbangkan, sehingga pekerja
tidak menghantam permukaan bawah atau benda sebelum jatuhnya
tertahan?
o Apakah bahaya jatuh berupa ayunan pendulum dan berputar sudah
dihilangkan?
o Apakah rencana pertolongan untuk mengambil korban jika kondisinya
tergantung akibat jatuh sudah tersedia?
o Apakah full-body harness dan semua komponennya sudah diperiksa:
Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022
Revision :0 Page 10 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022

Setiap kali sebelum digunakan.

Secala regular setiap 1 bulan sekali, untuk menentukan penampilan
secara umum untuk kondisi sambungan dan jahitan, rivets, buckles, D-
rings, hooks, latches, lanyard, dan strap dari kerusakan seperti
terpotong, jahitan putus, lapuk, terbakar dan lain sebagainya.
o Apakah ada peralatan termasuk lanyard, penghubung dan lifeline yang
bermasalah seperti kerusakan pengelasan, korosi akibat kimia atau terkikis?
o Apakah harness dan lanyard ada kemungkinan terpapar benda panas atau
benda tajam?

5.5.2. Pemasangan Lifeline Manual/Buatan & Retractable lifeline


o Lifeline manual/buatan secara horisontal maupun vertikal harus dirancang
dan dipasang oleh orang yang telah memiliki kemampuan dalam
pemasangan lifeline dengan baik.
o Lifeline manual/buatan yang terpasang secara horisontal harus terbuat dari
tali kawat baja dengan diameter 1/2inci atau yang setara dan harus mampu
menahan beban paling tidak 5000 pounds untuk tiap orang yang
terkait/menempel padanya (OSHA 1926.502(d)(9)).
o Lanyard yang akan di kaitkan ke lifeline vertikal harus menggunakan rope
grap.
o Vertikal lifeline manual/buatan harus memiliki kekuatan putus minimal 5000
pounds (OSHA 1926.502(d)(9)).
o Untuk retractable lifeline pemakaiannya hanya boleh digunakan untuk satu
orang dalam satu waktu.
o Sebelum menggunakan retractable lifeline, harus dipastikan bahwa:
 Pengguna telah diberi pelatihan bagaimana cara menggunakan
retractable lifeline dengan benar.
 Retractable lifeline yang akan digunakan harus sesuai/cocok bila di
gabungkan dengan sistem fall-arrest yang tersedia.
 Pastikan retractable lifeline tidak dalam kondisi rusak atau tidak dalam
kondisi sedang perbaikan.

5.5.3. Titik-titik Anchor


o Yang termasuk titik-titik anchor yang cocok tapi tidak terbatas pada:
 Struktur baja model I atau H dengan rentang kurang dari 6 meter
 Pipa 4” tanpa isolasi dengan rentang kurang dari 6 meter
 Struktur baja W5 dengan rentang kurang dari 6 meter
o Pekerja dilarang menggunakan conduit elektrikal, rak kabel, jalur udara
instrument, pipa diameter kecil (small bore),atau apapun yang sifatnya tidak
kokoh untuk digunakan sebagai titik anchorage sistem fall protection.

5.6. Sistem Jaring Keselamatan

Sistem jaring keselamatan (Safety Net) merupakan sistem fall-arrest merupakan


alternative terakhir setelah SUBKONTRAKTOR mengirimkan rencana tertulis:
 Rencana pemasangan, pengetesan, perawatan dan menjelaskan secara spesifik
untuk apa menggunakan sistem jaring keselamatan tersebut.
 Dikirimkan kepada Manajer Lapangan, Manajer Konstruksi dan Koordinator HSSE
untuk review dan persetujuan.

5.7. Pemeriksaan Sistem Fall-Arrest

Sebuah program untuk pemeriksaan secara visual sistem fall-arrest akan dijalankan
secara berkala. Hasil dari pemeriksaan harus didokumentasi dan penyimpanan
Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022
Revision :0 Page 11 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
dokumentasi harus mudah untuk di akses. Semua full-body harness harus dilakukan
pemeriksaan secara formal sekurang-kurangnya 1 bulan sekali (monthly inspection) dan
diberi penandaan dengan menggunakan pita pemeriksaan yang juga berfungsi sebagai
kode warna atau metode lain yang serupa.

5.8. Pembersihan dan Penyimpanan

Ikuti instruksi yang terdapat di buku manual bagaimana cara membersihkan dan
menyimpan peralatan fall-prevention. Secara umum, simpanlah peralatan fall-prevention
di tempat yang kering, tidak terpapar secara langsung terhadap cuaca dan panas
matahari serta tidak terpapar minyak pelumas dan bahan kimia lainnya.

5.9. Bekerja di Malam Hari

 Jika pekerjaan harus dilakukan malam hari, maka pencahayaan haruslah mencukupi
area kerja, akses menuju area kerja termasuk tangga untuk naik dan turun (minimal
215 lux).
 Dilarang menggunakan pelindung mata berwarna hitam/gelap untuk pekerjaan
malam.
 Menggunakan APD yang dikhususkan untuk kerja malam

5.10. Bekerja Kondisi Cuaca Buruk

 Ketika sedang bekerja di ketinggian kemudian cuaca memburuk misalnya angin


kencang atau hujan maka pekerjaan harus dihentikan dan pekerja harus turun
sesuai dengan akses yang aman
 Untuk kondisi alam yang buruk seperti cuaca, bencana alam dan lain-lain maka
yang perlu diperhatikan adalah ketika setelah hujan lebat atau banjir akan
menyebabkan pengikisan tanah yang mempengaruhi kekuatan pondasi dari platform
kerja (scaffolding atau tangga)
 Platform kerja (scaffolding atau tangga) setelah cuaca buruk dilakukan pemeriksaan
yang cermat kembali pada pondasi/dudukan. Petugas pemeriksa (Inspector) akan
mencatumkan hari dan tandatangannya dibaliknya Tanda Hijau, setelah
pemeriksaan selesai dilakukan.

6. TANGGA

6.1. Tangga Portabel (dapat berpindah-pindah)

6.1.1. Tangga Individu

 Tangga individu yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam, plastik
dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di dalam
lokasi proyek Jambaran Tiung Biru
 Panjang tangga individu tidak boleh lebih dari 6 meter
 Tangga individu tidak boleh diikat dengan tangga lain untuk mendapatkan panjang
yang diinginkan, hanya tangga bersambung buatan pabrik yang boleh digunakan
dan dapat dipastikan aman digunakan
 Tangga harus dilengkapi dengan material anti slip yang terdapat di bagian bawah
tangga
 Anak tangga harus sejajar, memiliki jarak yang seragam, dan permukaannya
memiliki kontur (tidak polos) atau dilapisi material anti slip untuk mencegah kaki
terpeleset saat menginjaknya

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 12 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
 Jarak antar anak tangga tidak kurang dari 25 centimeter dan tidak melebihi dari 36
centimeter terukur dari garis tengah anak tangga.
 Panjang minimal untuk anak tangga atau jarak bersih antar rail kanan-kiri adalah 29
centimeter
 Tangga portabel yang secara struktural cacat, tapi tidak terbatas pada
patah/retak/hilang anak tangga, patah/retak rail, bagian yang berkarat, atau bagian-
bagian lain yang cacat atau rusak, harus segera diberi tanda yang mengartikan
bahwa tangga tersebut rusak dan harus segera ditarik dari area kerja dan tidak
boleh digunakan kembali
 Selalu ikuti instruksi penggunaan tangga dari pihak manufaktur/pembuat.
 Tangga dari bahan logam tidak boleh digunakan jika terdapat bahaya listrik disekitar
area kerja
 Tangga individu tidak boleh dipergunakan sebagai platform kerja

6.1.2. Tangga Kuda-Kuda

 Tangga kuda-kuda yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam,
plastik dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di
dalam lokasi proyek Jambaran Tiung Biru
 Tinggi tangga kuda-kuda tidak boleh lebih dari 6 meter
 Tangga kuda-kuda harus dilengkapi dengan pengaman antara kaki depan dan kaki
belakang pada saat tangga dikembangkan
 Tangga kuda-kuda harus dalam posisi terbuka penuh dan terpasang
kuncian/pengamannya serta semua ke-empat kakinya menapak di landasan
 Tangga harus dilengkapi dengan material anti selip yang terdapat di bagian bawah
tangga
 Tangga portabel yang secara struktural cacat, tapi tidak terbatas pada
patah/retak/hilang anak tangga, patah/retak rail, bagian yang berkarat, atau bagian-
bagian lain yang cacat atau rusak, harus segera diberi tanda yang mengartikan
bahwa tangga tersebut rusak dan harus segera ditarik dari area kerja dan tidak
boleh digunakan kembali.
 Selalu ikuti instruksi penggunaan tangga dari pihak manufaktur/pembuat.
 Tangga kuda-kuda tidak boleh dipergunakan sebagai platform kerja

6.1.3. Tangga Bersambung

 Tangga bersambung yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam,
plastik dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di
dalam lokasi proyek Jambaran Tiung Biru.
 Total panjang tangga bersambung tidak boleh lebih dari 15 meter.
 Tangga harus dilengkapi dengan material anti selip yang terdapat di bagian bawah
tangga.
 Jarak antar anak tangga tidak kurang dari 20 centimeter dan tidak lebih dari 24
centimeter dari garis tengah anak tangga, sedangkan untuk tangga sambungan
jarak antar anak tangga tidak kurang dari 15 centimeter dan tidak lebih dari 31
centimeter terukur dari garis tengah anak tangga.
 Tangga bersambung harus dilengkapi dengan pengaman dan memiliki jarak overlap
minimal 1 meter antara kedua seksi tangga.
 Tangga portabel yang secara struktural cacat, tapi tidak terbatas pada
patah/retak/hilang anak tangga, patah/retak rail, bagian yang berkarat, atau bagian-
bagian lain yang cacat atau rusak, harus segera diberi tanda yang mengartikan
bahwa tangga tersebut rusak dan harus segera ditarik dari area kerja dan tidak
boleh digunakan kembali.
Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022
Revision :0 Page 13 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
 Selalu ikuti instruksi penggunaan tangga dari pihak manufaktur/pembuat.

6.1.4. Cara Aman Menggunaan Tangga Portabel

 Setiap penggunaan tangga individu dan tangga bersambung harus ada orang lain
yang bertugas memegang bagian bawah tangga.
 Bila tidak ada orang yang bertugas untuk memegang bagian bawah tangga, maka
tangga harus diamankan dengan cara diikat atau cara lain untuk mencegah tangga
merosot.
 Tangga individu dan tangga bersambung harus memiliki kelebihan kurang lebih 1
meter keatas dari permukaan tempat kerja diketinggian, dimana kelebihan itu
digunakan untuk pegangan untuk mendekati/mencapai tempat kerja diketinggian
tersebut (lihat Lampiran 1).
 Tangga tidak boleh ditempatkan di depan pintu, kecuali pintu telah dikunci dan
dijaga.
 Terapkan metode empat-satu untuk sudut penempatan tangga (lihat Lampiran 2).
 Hanya 1 orang diperbolehkan menggunakan tangga untuk naik ataupun turun dan
dilanjutkan orang berikutnya apabila orang pertama sudah selesai menggunakan
tangga tersebut.
 Pada saat naik atau turun tangga, wajah personil harus menghadap ke tangga.
 Tangan pekerja harus bebas dari membawa barang, material, alat kerja dan
sebagainya. Gunakan tali dan kantong alat atau sabuk yang di desain khusus untuk
membawa peralatan.
 Terapkan metode kontak tiga titik (three-point contact) pada saat menggunakan
tangga untuk naik ataupun turun, yaitu tiga bagian tubuh (dua tangan satu kaki atau
dua kaki satu tangan) yang berada pada tangga dan satu anggota tubuh (satu
tangan atau satu kaki) yang bebas.
 Semua kaki tangga harus menapak sempurna diatas permukaan yang keras.

7. SCAFFOLDING

 Perancah atau perancahan berarti setiap menara, lantai kerja sementara serta
struktur pendukungnya yang digunakan untuk menyokong para pekerja, atau bahan,
atau keduanya yang memungkinkan dilaksanakannya beragam pekerjaan pada
suatu ketinggian.
 Untuk detail pekerjaan menggunaan scaffolding lebih lanjut dapat menggunakan
referensi dokumen JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00063 Scaffolding

8. PERLINDUNGAN DARI POTENSI BENDA JATUH

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalkan potensi pekerja
terpapar benda jatuh (material, alat, perkakas, runtuhan, dan lain-lain):
 Pasang barikade dan rambu-rambu peringatan di bawah lokasi pekerjaan dan kalau
memungkinkan pasang juga di atas lokasi pekerjaan sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak memasuki area tersebut.
 Perkakas, peralatan, material dan lain sebagainya harus selalu diatur dan disimpan
dengan rapi dan harus di lakukan/praktekkan sepanjang hari kerja.
 Jika terdapat pekerjaan secara simultan pada level yang berbeda dan berpotensi
pekerja yang dibawahnya terpapar benda jatuh, maka:
o Pastikan para pekerja yang bekerja secara simultan tersebut ikut dalam proses
mengenali bahaya dan cara pengendaliannya.
o Pastikan bahaya dan cara pengendaliannya itu tertuang dalam JSA dan di
sampaikan setiap hari pada TBM.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 14 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
o Barikade dan rambu-rambu peringatan harus terpasang di bawah dan atau di
atas area kerja untuk memperingatkan orang yang akan melintas.
o Jika memungkinkan, pastikan alat dan perkakas kerja diberi tali pengaman agar
tidak jatuh kebawah
 Lakukan pengendalian/pembatasan terhadap jumlah material yang akan dibawa ke
area kerja di ketinggian, hanya peralatan/perkakas/material yang akan digunakan
yang dibawah ke tempat kerja di ketinggian.
 Jangan menumpuk material setinggi lebih dari 50 centimeter di ketinggian
 Ikat atau amankan setiap material yang ditumpuk
 Gunakan alat bantu untuk membawa peralatan/perkakas/material ke elevasi yang
berbeda (ke atas atau ke bawah). Jangan menenteng material sambil
menaiki/menuruni tangga individu, tangga bersambung, tangga kuda-kuda. Dilarang
melemparkan peralatan/perkakas/material ke elevasi yang berbeda.
 Alat bantu untuk membawa beban ke elevasi yang berbeda harus
mempertimbangkan bentuk dan kekuatannya. Untuk pengangkatan beban tertentu,
alat bantu yang berupa aerial lift harus memiliki legalitas berupa sertifikat dari
MIGAS.
 Material yang mudah bergoyang bila tertiup angin, harus diikat bersama menjadi
satu dan diberi pengaman seperlunya serta di lakukan pengontrolan menggunakan
tali.
 Untuk scaffolding dan lantai kerja di ketinggian harus dilengkapi dengan toe board di
sekeliling tepiannya untuk mencegah material jatuh dari lantai kerja.
 Pekerjaan pengelasan dan pemotongan menggunakan api di ketinggian harus
menggunakan fire blanket untuk menahan percikan api jatuh bebas ke bawah, dan
di bawah area kerja tersebut harus dipasang barikade, rambu-rambu peringatan
serta seorang fire watcher beserta alat pemadam api ringan.
 Dilarang meletakkan peralatan/perkakas/material diatas beam, pipa, valve dan lain
sejenisnya kecuali telah diberi pengaman dari jatuh.

9. LAMPIRAN

1) Ilustrasi penggunaan tangga kuda-kuda & tangga individu/bersambung


2) Ilustrasi standard metode penempatan tangga

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 15 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
LAMPIRAN 1 - Ilustrasi penggunaan tangga kuda-kuda & tangga individu/bersambung

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 16 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
LAMPIRAN 2 - Ilustrasi standard metode penempatan tangga

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022


Revision :0 Page 17 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022

Anda mungkin juga menyukai