JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022-R0 Bekerja Di Ketinggian Dan Pencegahan Jatuh
JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022-R0 Bekerja Di Ketinggian Dan Pencegahan Jatuh
1.1. Tujuan
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan panduan tentang bagaimana
melakukan kegiatan kerja yang aman pada ketinggian lebih dari 1.8 (satu koma delapan)
meter di proyek Jambaran Tiung Biru.
2.1. Definisi
FALL-PREVENTION Proses untuk menghilangkan bahaya jatuh pada semua fase saat
bekerja diketinggian, termasuk akses dan jalan keluar. Contoh fall
prevention adalah penggunaan perancah/scaffolding lengkap, aerial
lift dan tangga yang aman.
FULL-BODY Perangkat dengan tali pengikat (strap) yang bisa menempel pada
HARNESS sistem fall-arrest. Tali pengikat diikatkan ke tubuh seseorang untuk
menahan badan dan mendistribusikan kekuatan penahan jatuh
setidaknya di bagian atas paha, panggul, dada dan bahu. Safety
Belt dimana dalam penggunaannya hanya diikatkan pada bagian
pinggang pekerja saja dan lanyard dikaitkan pada anchor tidak
boleh dipergunakan untuk pelindung jatuh di proyek Jambaran
Tiung Biru. Hal ini dikarenakan apabila pekerja terjatuh, maka
pekerja tersebut masih dapat mungkin mengalami cidera pada
pinggang atau tulang belakang walaupun pekerja tidak menyentuh
permukaan tanah (pekerja tergantung). Cidera ini disebabkan
karena tekanan yang ditimbulkan dari safety belt yang dilingkarkan
SISTEM FULL-BODY Sistem pengikat tubuh penuh yang terdiri dari body-harness,
HARNESS lanyard, energy shock breker, dan self-locking snap hook
SISTEM GUARDRAIL Pagar penahan dipasang untuk mencegah personil jatuh ke tingkat
yang lebih rendah. Guardrail terdiri dari top rail ~ 1000 ± 50mm (BS
1139.90) atau 900 - 1100mm (AS 1576.3) di atas permukaan lantai
kerja, mid rail ~ 470 mm dari handrail top rail atau sisi atas toe
board (BS 1139.90) dan toe board minimal setinggi 150 mm dari
permukaan lantai kerja (BS 1139.90). Sistem pagar pembatas harus
mampu bertahan, tanpa gagal, memiliki kekuatan paling sedikit 90
kilogram ke segala arah pada titik manapun di sepanjang tepi atas
(top rail) (OSHA 1926.502(b)(3)).
FREE-FALL Jarak perpindahan vertikal dari bagian D-ring full body harness dari
DISTANCE pekerja antara saat permulaan akan jatuh dan tepat sebelum sistem
mulai menerapkan kekuatan untuk menahan jatuh.
ROPE GRAB (fall Peralatan lifeline yang bekerja secara inersia untuk
arrester) menggenggam/mengunci lifeline jika personil terjatuh.
SHOCK ABSORBING Lanyard yang dilengkapi dengan peredam kejut yang berfungsi
LANYARD untuk menyerap atau membatasi kekuatan beban kejut ke tubuh
pada saat jatuh.
3. REFERENSI
4. TANGGUNG JAWAB
5.1. Instruksi
Rencana yang tertulis untuk fall-prevention harus selalu disiapkan untuk setiap
pekerjaan diketinggian jika terdapat potensi bahaya jatuh yang sangat besar.
SUBKONTRAKTOR harus mengirimkan rencana tertulis tersebut kepada
KONTRAKTOR untuk dilakukan review dan persetujuan maksimal 1 minggu sebelum
pekerjaan dilakukan. Contoh pekerjaan yang memerlukan rencana fall-prevention secara
tertulis termasuk, tapi tidak terbatas pada:
Pengangkatan dan pemasangan rangka baja (steel structure)
Pemasangan lantai, deck dan grating
Pemasangan atap bangunan
Ereksi tangki
Pemasangan siding
Pemasangan / laying blok atau batu bata
Perakitan peralatan mekanikal
Dan lain-lain (pekerjaan dimana terdapat pekerja di ketinggian lebih atau sama
dengan 1,8 meter).
Untuk karyawan yang melakukan pekerjaan di atas ketinggian wajib sudah mengikuti
Pelatihan Bekerja di Atas Ketinggian dan Penggunaan Peralatan Pelindung Jatuh
Bekerja di Atas Ketinggian. Semua Karyawan wajib mengikuti semua pelatihan yang di
syaratkan di dalam Matrix Pelatihan disesuaikan dengan posisi atau jabatan dan
keperluan jenis training yang tertera di dalam Matrix Pelatihan.
5.4. Menghilangkan dan Memperkecil Potensi untuk Bahaya Jatuh dan Terjatuh
Sistem fall-arrest yang telah terkena impact dari beban harus segera diganti dan tidak
boleh digunakan kembali kecuali dilakukan pemeriksaan dan ditentukan/diputuskan oleh
orang yang kompeten bahwa fall-arrest tersebut tidak rusak dan aman untuk digunakan
kembali.
Sistem full-body harness merupakan sistem pengikat tubuh penuh yang terdiri
dari body-harness, lanyard, energy shock breker, dan self-locking snap hook.
Full-Body Harness yang digunakan adalah 100% full body harness double
lanyard dan dikaitkan ke anchorage point untuk setiap individu yang melakukan
aktifitas atau berada di ketinggian minimal 1.8 meter.
Pemakaian full body harness berguna untuk kurangi resiko cedera fatal karena
terjatuh dari ketinggian. Full body harness di desain membuat perlindungan
semua sisi badan pekerja seperti bahu, paha sisi atas, dada, dan panggul, hingga
lebih aman saat bekerja pada ketinggian. Pemakaian full body harness
diperlengkapi D-Ring yang terdapat di belakang dan bisa dipasangkan ke
lanyard, lifeline, dan komponen beda yang cocok dengan body harness.
Sebuah program untuk pemeriksaan secara visual sistem fall-arrest akan dijalankan
secara berkala. Hasil dari pemeriksaan harus didokumentasi dan penyimpanan
Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022
Revision :0 Page 11 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
dokumentasi harus mudah untuk di akses. Semua full-body harness harus dilakukan
pemeriksaan secara formal sekurang-kurangnya 1 bulan sekali (monthly inspection) dan
diberi penandaan dengan menggunakan pita pemeriksaan yang juga berfungsi sebagai
kode warna atau metode lain yang serupa.
Ikuti instruksi yang terdapat di buku manual bagaimana cara membersihkan dan
menyimpan peralatan fall-prevention. Secara umum, simpanlah peralatan fall-prevention
di tempat yang kering, tidak terpapar secara langsung terhadap cuaca dan panas
matahari serta tidak terpapar minyak pelumas dan bahan kimia lainnya.
Jika pekerjaan harus dilakukan malam hari, maka pencahayaan haruslah mencukupi
area kerja, akses menuju area kerja termasuk tangga untuk naik dan turun (minimal
215 lux).
Dilarang menggunakan pelindung mata berwarna hitam/gelap untuk pekerjaan
malam.
Menggunakan APD yang dikhususkan untuk kerja malam
6. TANGGA
Tangga individu yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam, plastik
dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di dalam
lokasi proyek Jambaran Tiung Biru
Panjang tangga individu tidak boleh lebih dari 6 meter
Tangga individu tidak boleh diikat dengan tangga lain untuk mendapatkan panjang
yang diinginkan, hanya tangga bersambung buatan pabrik yang boleh digunakan
dan dapat dipastikan aman digunakan
Tangga harus dilengkapi dengan material anti slip yang terdapat di bagian bawah
tangga
Anak tangga harus sejajar, memiliki jarak yang seragam, dan permukaannya
memiliki kontur (tidak polos) atau dilapisi material anti slip untuk mencegah kaki
terpeleset saat menginjaknya
Tangga kuda-kuda yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam,
plastik dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di
dalam lokasi proyek Jambaran Tiung Biru
Tinggi tangga kuda-kuda tidak boleh lebih dari 6 meter
Tangga kuda-kuda harus dilengkapi dengan pengaman antara kaki depan dan kaki
belakang pada saat tangga dikembangkan
Tangga kuda-kuda harus dalam posisi terbuka penuh dan terpasang
kuncian/pengamannya serta semua ke-empat kakinya menapak di landasan
Tangga harus dilengkapi dengan material anti selip yang terdapat di bagian bawah
tangga
Tangga portabel yang secara struktural cacat, tapi tidak terbatas pada
patah/retak/hilang anak tangga, patah/retak rail, bagian yang berkarat, atau bagian-
bagian lain yang cacat atau rusak, harus segera diberi tanda yang mengartikan
bahwa tangga tersebut rusak dan harus segera ditarik dari area kerja dan tidak
boleh digunakan kembali.
Selalu ikuti instruksi penggunaan tangga dari pihak manufaktur/pembuat.
Tangga kuda-kuda tidak boleh dipergunakan sebagai platform kerja
Tangga bersambung yang diperbolehkan adalah yang terbuat dari bahan logam,
plastik dan fiber. Tangga dari bahan kayu dan bambu dilarang untuk di gunakan di
dalam lokasi proyek Jambaran Tiung Biru.
Total panjang tangga bersambung tidak boleh lebih dari 15 meter.
Tangga harus dilengkapi dengan material anti selip yang terdapat di bagian bawah
tangga.
Jarak antar anak tangga tidak kurang dari 20 centimeter dan tidak lebih dari 24
centimeter dari garis tengah anak tangga, sedangkan untuk tangga sambungan
jarak antar anak tangga tidak kurang dari 15 centimeter dan tidak lebih dari 31
centimeter terukur dari garis tengah anak tangga.
Tangga bersambung harus dilengkapi dengan pengaman dan memiliki jarak overlap
minimal 1 meter antara kedua seksi tangga.
Tangga portabel yang secara struktural cacat, tapi tidak terbatas pada
patah/retak/hilang anak tangga, patah/retak rail, bagian yang berkarat, atau bagian-
bagian lain yang cacat atau rusak, harus segera diberi tanda yang mengartikan
bahwa tangga tersebut rusak dan harus segera ditarik dari area kerja dan tidak
boleh digunakan kembali.
Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00022
Revision :0 Page 13 of 17
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0022
Selalu ikuti instruksi penggunaan tangga dari pihak manufaktur/pembuat.
Setiap penggunaan tangga individu dan tangga bersambung harus ada orang lain
yang bertugas memegang bagian bawah tangga.
Bila tidak ada orang yang bertugas untuk memegang bagian bawah tangga, maka
tangga harus diamankan dengan cara diikat atau cara lain untuk mencegah tangga
merosot.
Tangga individu dan tangga bersambung harus memiliki kelebihan kurang lebih 1
meter keatas dari permukaan tempat kerja diketinggian, dimana kelebihan itu
digunakan untuk pegangan untuk mendekati/mencapai tempat kerja diketinggian
tersebut (lihat Lampiran 1).
Tangga tidak boleh ditempatkan di depan pintu, kecuali pintu telah dikunci dan
dijaga.
Terapkan metode empat-satu untuk sudut penempatan tangga (lihat Lampiran 2).
Hanya 1 orang diperbolehkan menggunakan tangga untuk naik ataupun turun dan
dilanjutkan orang berikutnya apabila orang pertama sudah selesai menggunakan
tangga tersebut.
Pada saat naik atau turun tangga, wajah personil harus menghadap ke tangga.
Tangan pekerja harus bebas dari membawa barang, material, alat kerja dan
sebagainya. Gunakan tali dan kantong alat atau sabuk yang di desain khusus untuk
membawa peralatan.
Terapkan metode kontak tiga titik (three-point contact) pada saat menggunakan
tangga untuk naik ataupun turun, yaitu tiga bagian tubuh (dua tangan satu kaki atau
dua kaki satu tangan) yang berada pada tangga dan satu anggota tubuh (satu
tangan atau satu kaki) yang bebas.
Semua kaki tangga harus menapak sempurna diatas permukaan yang keras.
7. SCAFFOLDING
Perancah atau perancahan berarti setiap menara, lantai kerja sementara serta
struktur pendukungnya yang digunakan untuk menyokong para pekerja, atau bahan,
atau keduanya yang memungkinkan dilaksanakannya beragam pekerjaan pada
suatu ketinggian.
Untuk detail pekerjaan menggunaan scaffolding lebih lanjut dapat menggunakan
referensi dokumen JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00063 Scaffolding
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalkan potensi pekerja
terpapar benda jatuh (material, alat, perkakas, runtuhan, dan lain-lain):
Pasang barikade dan rambu-rambu peringatan di bawah lokasi pekerjaan dan kalau
memungkinkan pasang juga di atas lokasi pekerjaan sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak memasuki area tersebut.
Perkakas, peralatan, material dan lain sebagainya harus selalu diatur dan disimpan
dengan rapi dan harus di lakukan/praktekkan sepanjang hari kerja.
Jika terdapat pekerjaan secara simultan pada level yang berbeda dan berpotensi
pekerja yang dibawahnya terpapar benda jatuh, maka:
o Pastikan para pekerja yang bekerja secara simultan tersebut ikut dalam proses
mengenali bahaya dan cara pengendaliannya.
o Pastikan bahaya dan cara pengendaliannya itu tertuang dalam JSA dan di
sampaikan setiap hari pada TBM.
9. LAMPIRAN