AI 22F6.003 00
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan....................................................................................................................................4
1.6 Referensi................................................................................................................................5
1.7 Definisi...................................................................................................................................6
3.4 Peralatan..............................................................................................................................22
BAB 6 – LAMPIRAN.............................................................................................................................31
6.1 Lampiran 1: BOQ..................................................................................................................31
4. KONTRAKTOR wajib menjamin bahwa pekerjaan ini harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Lingkup Pekerjaan/SoW/RKS ini, baik dari spesifikasi material
maupun dimensi sehingga sarana dan fasilitas yang dibangun ini dapat langsung
digunakan tanpa adanya re-work yang diakibatkan oleh kesalahan KONTRAKTOR pada
saat perbaikan.
1.2 Tujuan
Tujuan Penggantian dan Pemasangan 2 (DUA) Unit Pompa Penyaluran LPG di Integrated
Terminal Balikpapan, yaitu:
- Tercapainya Kelancaran Operasional dengan tersedianya sarfas pompa penyaluran yang
handal
- Menurunkan jam operasioanal penyaluran dengan meningkatnya flowrate produk high
demand
- Menurunkan jam operasional dan menghindari overtime untuk petugas
M co M co
M co
Kapal Tanker membawa stock BBM, kemudian dilakukan pemompaan dari Kapal
Tanker menuju Tanki timbun.
2. Penyaluran BBM
Stock BBM yang ada di Tangki timbun akan di salurkan menggunakan pompa
menuju ke mobil tangki, pengisian mobil tangki yang kemudian di salurkan ke
SPBU.
1.6 Referensi
Referensi dan standar yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
No Standar
1. SNI (Standar • SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk
Nasional Indonesia) Bangunan Gedung
• SNI 1729:2015 Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
• SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
• SNI 1727:2013 Beban Minimum Untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain
• SNI 0225:2011 Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2. Peraturan Beton • Bagian 2: Bahan-bahan
Indonesia – 1971 • Bagian 3: Pelaksanaan
• Bagian 4: Detail-detail konstruksi
• Bagian 5: Dasar-dasar perhitungan konstruksi
• Bagian 6: Perhitungan umum kekuatan
3. DIN (Deutsches • DIN 15018-1:1984 – Cranes - Principles For Steel Structures,
Institut für Stress Analysis
Normung)
4. AISC (American • ANSI/AISC 360:16 – Specification for Structural Steel
Institute of Steel Buildings
Construction)
5. AWS (American • D1.1 (2006): Structural Welding Code – Steel
Welding Society) • D1.4 (2005): Structural Welding Code – Reinforcing Steel
6. ASTM (American • ASTM A53/A53M: Standard Specification for Pipe, Steel,
Society for Testing Black and Hot-Dipped, Zinc-Coated, Welded and Seamless
and Materials) • ASTM A216 : Standard Specification For Steel Castings,
Carbon, Suitable For Fusion Welding, For High-Temperature
Service
• ASTM A105/A105M : Standard Specification for Carbon Steel
Forgings for Piping Applications
7. ASME (American • ASME B31.3 : Process Piping
Society of • ASME B16.5 : Pipe Flanges and Flanged Fittings NPS ½
Mechanical Through NPS 24 Metric/Inch Standard
Engineers)
8. API (American • API SPEC 5L : Line Pipe
Petroleum Institute) • API STD 600 : Steel Gate Valves—Flanged and Butt-welding
Ends, Bolted Bonnets
• API STD 6D : Steel Gate, Plug, Ball, And Check Valves For
Pipeline Service
• API 650 : Welded Tanks for Oil Storage
1.7 Definisi
Tangki Timbun merupakan peralatan yang berjenis non rotating yang berfungsi sebagai
wadah atau tempat penyimpanan suatu fluida atau produk baik sebelum diolah ataupun
produk siap pakai. Disamping fungsi utama tangki timbun, terdapat juga fungsi lain yaitu
sebagai sarana blending atau proses pencampuran suatu produk dengan fluida lainnya
apabila diperlukan
PROJECT OWNER /
PEJABAT BERWENANG
EGM REGIONAL KALIMANTAN
DIREKSI PEKERJAAN
PENGAWAS PENGAWAS
LAPANGAN QC
JR. / ENGINEER
JR / INSPECTOR
CONSTRUCTION
1) Susunan Direksi Pekerjaan sesuai dengan Bagan Organisasi Pengawasan yang akan
ditentukan kemudian
2) Direksi Pekerjaan / Pimpinan Proyek berhak menegur / memberikan saran mengenai
pekerjaan secara langsung, lisan, maupun tertulis kepada pihak KONTRAKTOR apabila
b. Menyusun struktur organisasi dan manpower planning yang akan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas.
c. Pengurusan perijinan yang diperlukan dari pihak yang berwenang untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh KONTRAKTOR. Perijinan harus sudah diselesaikan
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
e. Setiap potensi keterlambatan dan atau perubahan biaya yang diakibatkan adanya
perubahan terhadap rencana kerja yang telah ditetapkan tanpa disertai adanya lampiran
Berita Acara/justifikasi yang ditandatangani oleh KONTRAKTOR dan DIREKSI PEKERJAAN,
maka segala biaya yang timbul tersebut adalah menjadi beban dan tanggung jawab
KONTRAKTOR.
g. Kelalaian KONTRAKTOR akan hal-hal tersebut diatas yang dapat menyebabkan potensi
keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab KONTRAKTOR.
h. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilaksanakan Kick off Meeting
(KoM) yang membahas antara lain:
Lingkup
No. Uraian
Pertamina Kontraktor
1 HSE plan beserta JSA R X
2 Quality plan R X
3 Schedule R X
4 Jam kerja di lingkungan PERTAMINA R X
5 Organisasi Project R X
6 Mobilisasi/demobilisasi R X
7 Prosedur & metode pekerjaan R X
8 Pengadaan dan inspeksi material W X
9 Deliverable terhadap hasil pekerjaan
termasuk penyampaian MDR/As R X
Built Document
10 Mitigasi potensi keterlambatan
terhadap penyelesaian pekerjaan X X
dan ketentuan sanksi yang berlaku
11 Masa pemeliharaan R X
Keterangan :
X : bertanggung jawab, menyampaikan & melaksanakan
R : review
W : witness
c. Menyelidiki dengan cermat hal-hal yang berkaitan dengan lokasi pekerjaan, masalah
yang mungkin timbul dalam pengadaan barang/ material, pelaksanaan konstruksi,
pengaruh cuaca/ musim, keadaan tanah, peraturan-peraturan/ undang-undang/ hukum
yang berlaku di Indonesia.
Lingkup
Keterangan : Uraian
Pertamina Kontraktor
X
: Lembar perhitungan (Engineering
R X
bertanggung calculation)
jawab, Gambar konstruksi (Shop drawing) &
R X
Gambar jadi (As-built drawing)
Spesifikasi material utama dan
R X
peralatan (Data Sheet)
menyampaikan & melaksanakan
R : review
b. Commisioning Test (Uji Coba Operasi), tahapan pengujian kinerja keseluruhan sistem,
peralatan, material dan saran penunjang yang telah dibangun oleh KONTRAKTOR dapat
berfungsi/bekerja sesuai lingkup, persyaratan dan standar teknis yang telah ditetapkan.
Tahapan ini dinyatakan telah selesai dilaksanakan dengan baik oleh KONTRAKTOR
apabila telah diterima dan disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN dan dituangkan dalam
Berita Acara Commisioning
a. Laporan Harian; memuat rencana kegiatan dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
dibuat setiap hari oleh Pelaksana pekerjaan dan disampaikan secara berkala kepada
Pengawas fungsi Pengguna (User) setempat.
b. Laporan Mingguan; merupakan rekapitulasi Laporan Harian dibuat setiap minggu oleh
Pelaksana pekerjaan dan dikirim secara berkala kepada Pengawas pekerjaan.
c. Laporan Bulanan; merupakan rekapitulasi Laporan Mingguan dibuat setiap bulan oleh
Pelaksana pekerjaan dan dikirim secara berkala kepada Pengawas pekerjaan.
e. Laporan Pekerjaan Selesai 100%; berupa Berita Acara dibuat setelah pekerjaan selesai
100% oleh Pelaksana pekerjaan dan dikirim kepada Pengawas pekerjaan berikut photo
dokumentasi.
f. Laporan Pekerjaan Selesai Masa Pemeliharaan; berupa Berita Acara dibuat setelah
masa pemeliharaan telah berakhir oleh Pelaksana pekerjaan dan dikirim kepada
Pengawas pekerjaan
Deviasi Terhadap
No Acceptance Criteria Kewajiban Kontraktor
Acceptance Criteria
1 Bangunan dan Melaksanakan pekerjaan PERTAMINA berhak
peralatan dapat pembangunan sesuai untuk tidak membayar
difungsikan sesuai dengan desain yang hasil pekerjaan tersebut
untuk peruntukannya. ditetapkan. dikarenakan
ketidaksempurnaan hasil
pekerjaan dari
KONTRAKTOR.
2 Penyampaian: Sebelum dimulainya Secara sepihak Pertamina
a. HSE plan dan JSA pekerjaan, KONTRAKTOR berhak untuk menolak
b. Quality Plan wajib menyampaikan memulai pelaksanaan
c. Schedule/jadwal berupa: pekerjaan apabila
pelaksanaan a. HSSE plan dan JSA KONTRAKTOR tidak
pekerjaan b. Quality Plan menyampaikan dokumen
menggunakan S- c. Schedule/jadwal terkait.
Curve pelaksanaan pekerjaan
d. Struktur organisasi menggunakan S-Curve
project beserta d. Struktur organisasi
man power project beserta man
planning power planning
e. Prosedur & metode e. Prosedur & metode
pekerjaan pekerjaan
f. Prosedur & metode test
dan commissioning
Deviasi Terhadap
No Acceptance Criteria Kewajiban Kontraktor
Acceptance Criteria
terakhir sebesar 100% dari total nilai harga
dari total nilai harga kontrak selama
kontrak KONTRAKTOR belum
menyampaikan as-built
document/MDR kepada
DIREKSI PEKERJAAN. Dan
PERTAMINA terbebas
dari pengenaan denda
keterlambatan dan atau
cost of money.
4 Penggantian terhadap Bilamana terjadi Keterlambatan yang
ketidaksesuaian ketidaksesuaian terhadap dikarenakan penggantian
material/peralatan material/peralatan baik terhadap ketidaksesuaian
seperti yang disyaratkan jumlah maupun spesifikasi material/peralatan
dalam BQ maka KONTRAKTOR wajib merupakan tanggung
menggantinya dengan jawab KONTRAKTOR.
material/peralatan yang
disyaratkan dan setiap hari
keterlambatan pekerjaan
yang diakibatkan oleh hal
dimaksud maka menjadi
tanggung jawab
KONTRAKTOR.
5 Peralatan kerja yang KONTRAKTOR wajib KONTRAKTOR wajib
digunakan harus dalam menyediakan peralatanmengganti peralatan
kondisi prima & handal. kerja dengan kondisi kerja yang rusak sesuai
prima & handal. dengan spesifikasinya
(sebanding) apabila
perbaikan tidak dapat
diselesaikan dalam durasi
waktu 1 x 24 jam, maka
KONTRAKTOR wajib
menggantinya sesuai
dengan spesifikasi yang
rusak dan biaya yang
timbul menjadi tanggung
jawab KONTRAKTOR.
6 Pembuatan Berita Acara KONTRAKTOR dan Direksi Secara sepihak
untuk antara lain: Pekerjaan wajib membuat PERTAMINA berhak untuk
a. Pada saat akan Berita Acara, antara lain: menunda pembayaran
memulai pelaksanaan a. Pada saat akan memulai termijn pembayaran
pekerjaan pelaksanaan pekerjaan sebesar 100% dari
b. Pada saat pekerjaan b. Pada saat pekerjaan kemajuan pekerjaan
berakhir berakhir nyata selama
c. Setiap terjadi c. Setiap terjadi KONTRAKTOR belum
penyimpangan pada penyimpangan pada menyampaikan Berita
Lingkup Lingkup Acara seperti yang
Pekerjaan/RKS/SoW Pekerjaan/RKS/SoW diminta pada butir No. 7
Deviasi Terhadap
No Acceptance Criteria Kewajiban Kontraktor
Acceptance Criteria
yang tidak dapat yang tidak dapat pada kolom kewajiban
dihindari dihindari KONTRAKTOR.
7 Kecelakaan kerja dan KONTRAKTOR wajib Penyimpangan terhadap
atau kerusakan mencegah potensi kecelakaan kerja dan atau
equipment (property terjadinya kecelakaan property damage yang
damage) yang kerja dan atau property dilakukan oleh
diakibatkan oleh damage selama pekerjaan KONTRAKTOR dan
KONTRAKTOR yang berlangsung. merugikan PERTAMINA
sesuai pada kolom yang sesuai pada kolom
uraian jenis uraian jenis
pelanggaran/kejadian pelanggaran/kejadian,
pada Memorandum No. maka KONTRAKTOR akan
281/C00000/2019-S0 dikenakan sanksi sesuai
Tgl. 31 Juli 2019 dari dengan ketentuan pada
Direktur Utama perihal Memorandum No.
Pedoman Pengadaan 281/C00000/2019-S0 Tgl.
Barang/Jasa No.A5- 31 Juli 2019 dari Direktur
001/I00100/2019-S9 Utama perihal Pedoman
revisi ke-0 TKO Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan Penilaian No.A5-001/I00100/2019-
Kinerja dan Koreksi S9 revisi ke-0 TKO
Sanksi kepada Penyedia Pelaksanaan Penilaian
Barang/Jasa Kinerja dan Koreksi Sanksi
kepada Penyedia
Barang/Jasa
Kualifikasi tenaga kerja dipaparkan di bawah ini untuk berbagai posisi yang akan terlibat dalam
pekerjaan proyek. Semua pekerja yang disediakan oleh KONTRAKTOR harus mempunyai bukti
tertulis mengenai pengalaman pekerjaan sejenis.
Pekerja Manajemen Proyek harus mempunyai keterampilan hubungan antar manusia yang
baik, komunikasi tertulis dan lisan yang baik, memiliki kemampuan perencanaan dan
organisasi yang unggul serta bertanggung jawab.
Pekerja Rancangan dan Engineering inti harus memiliki sertifikat professional sebagai engineer
yang sah untuk disiplin khusus mereka.
Pekerja Rancangan dan CAD Drafting inti harus disediakan dalam jumlah cukup.
Pekerja Konstruksi dan Instalasi harus memiliki sertifikat kompetensi yang sah untuk keahlian
khusus mereka.
Keterangan:
M : Teknik Mesin F : Teknik Fisika/Instrumen
E : Teknik Elektro
Kompetensi keahlian dari pesonel inti yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:
Project Manager:
Site Manager:
Field Engineer:
Admin Project:
Safetyman:
CAD Drafter:
Curiculum Vitae (CV) yang ditanda tangani oleh personil yang bersangkutan.
Copy ijazah
KONTRAKTOR harus mengganti tenaga kerja tersebut paling lambat dalam waktu 3 x 24 jam,
yang mana tenaga kerja pengganti harus sesuai dengan persyaratan dan kualifikasi yang
ditentukan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh PERTAMINA.
b. Apabila denda maksimal 5% (lima persen) telah tercapai maka PERTAMINA dapat
melakukan pemutusan kontrak secara sepihak dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan.
100% (seratus persen). Penagihan progress PEKERJAAN 100% (seratus persen) harus
dilampiri dengan BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN (BASTP).
e. Pembayaran dilakukan oleh PERTAMINA kepada KONTRAKTOR setelah diperhitungkan
dengan pembebanan sanksi/denda yang ditanggung (jika ada)
f. Pembayaran tagihan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh KONTRAKTOR sesuai
kontrak ini melalui transfer ke rekening KONTRAKTOR.
g. Apabila terjadi perubahan nama dan nomor rekening Bank, KONTRAKTOR akan
memberitahukan kepada PERTAMINA secara tertulis dilengkapi dokumen
pendukungnya, tanpa dibuat addendum terhadap kontrak ini dan menjadi lampiran
kontrak yang mengikat PARA PIHAK.
h. KONTRAKTOR bertanggung jawab penuh terhadap segala akibat hukum yang timbul
berkaitan dengan perbahan nama dan nomor rekening bank KONTRAKTOR tersebut
i. Apabila KONTRAKTOR telah memenuhi kewajibannya dalam menyelesaikan masa
pemeliharaan pasca pekerjaan ini, maka KONTRAKTOR dapat diterbitkan Berita Acara
Selesai Masa Pekerjaan (BASMP) atau RPD 14
j. KONTRAKTOR dapat menarik kembali terhadap Surat Jaminan Pelaksanaan dengan
menunjukan bukti berupa Berita Acara Selesai Masa Pekerjaan (BASMP) atau RPD 14
q. Bila setelah diperiksa terdapat material (sesuai rincian dalam bestek) yang tidak
diperlukan atau tidak dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan kurang
r. Untuk mencatat aktivitas kegiatan pekerjaan dilapangan baik pengujian hasil pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan buku catatan harian dilokasi dan setiap hari harus
membuat laporan harian dan dilaporkan kepada Pengawas PERTAMINA yang ditunjuk
s. Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembersihan dan membuang kotoran–
kotoran (sampah) atau sisa pekerjaan ke luar lokasi pada tempat yang telah ditentukan
oleh PERTAMINA
t. Kerusakan material PERTAMINA akibat kelalaian dan kecerobohan dalam
melaksanakan pekerjaan keseluruhannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana
u. Jika dalam masa pemeliharaan terjadi kerusakan, maka Kontraktor Pelaksana harus
mengusahakan dan melaksanakan perbaikan sampai berhasil dengan baik, biaya yang
timbul untuk mendatangkan tenaga kerja atau mendatangkan Teknisi seluruhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
v. Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi sebelum, sedang dan sesudah
selesai pekerjaan untuk sebagai lampiran pendukung pekerjaan yang dibutuhkan.
w. Kontraktor harus menyiapkan dokumen detail desain kalkulasi, gambar kerja (shop
drawing), maupun data sheet material yang sudah diapprove oleh pihak PERTAMINA
sebelum pelaksanaan konstruksi.
x. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila seluruh hasil pekerjaan berfungsi dengan baik dan
telah diperiksa / disetujui PERTAMINA dengan dibuatkan Berita Acara yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.
BAB 6 – LAMPIRAN
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
LAMPIRAN 1
BILL OF QUANTITY
2022
DOKUMEN PENGADAAN
BAB 6 – LAMPIRAN 29
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
BAB 6 – LAMPIRAN 30
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
LAMPIRAN 3
DRAWING
BAB 6 – LAMPIRAN 31
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
LAMPIRAN 4
APPROVED BRAND LIST (ABL)
2022
BAB 6 – LAMPIRAN 32
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
BAB 6 – LAMPIRAN 33
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
ADMIRAL INDONESIA
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
LAMPIRAN 5
FORM EVALUASI TEKNIS
2022
BAB 6 – LAMPIRAN 34
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
LAMPIRAN 6
PERSYARATAN HSSE
2022
BAB 6 – LAMPIRAN 35
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
1. Risk Level
Pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan resiko Tinggi/High sebagaimana matriks terlampir
Dalam mengurangi bahaya kecelakaan kerja dan bahaya lain (kebakaran, peledakan,
pencemaran lingkungan, dll), pihak Kontraktor harus memenuhi persyaratan/peraturan-
perundangan yang berlaku, antara lain:
a. Identifikasi Bahaya
KONTRAKTOR diminta untuk mengetahui tingkat pemahamannya terhadap bahaya-bahaya
yang terdapat dalam Lingkup Kerja ini. Semua Hazard (bahaya) yang terdapat dalam
pekerjaan ini akan dibuat list dan dianalisa bahayanya oleh KONTRAKTOR. Hazard yang
termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Terkena benda tajam
BAB 6 – LAMPIRAN 36
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
b. Evaluasi Bahaya
Semua Bahaya yang telah diidentifikasi pada bagian sebelumnya, KONTRAKTOR diminta
untuk mengevaluasi semua risiko bahaya yang ada. Untuk mengevaluasi risiko bahayanya,
tabel berikut dapat digunakan sebagai acuan:
peralatan yang digunakan, bisa juga prosedur dalam pengawasan selama bekerja. Apabila
terdapat perubahan metode pelaksanaan pekerjaan maupun personel yang mengakibatkan
perubahan pada pengelolaan resiko kerja, maka kontraktor wajib melakukan revisi dan
update dokumen sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan dan/atau personel aktual di
lapangan setelah mendapat persetujuan fungsi terkait PERTAMINA.
f. KPI HSSE
KONTRAKTOR harus menentukan KPI HSE yang menjadi target selama pelaksanaan
pekerjaan. KPI HSE harus disepakati bersama dengan perwakilan Pertamina. Materi KPI HSE
pekerjaan ini terangkum dalam tabel berikut:
BAB 6 – LAMPIRAN 38
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
Jumlah pelaksanaan HSSE Induction yang dibuktikan dengan absensi beserta materi HSSE Proses 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
7 Pelaksanaan HSSE Induction 0 #DIV/0! SUMBER DAYA, DAN DOKUMEN
Induction versus HSSE Induction yang direncanakan.
Jumlah pelaksanaan Training HSSE yang dibuktikan dengan absensi pelatihan beserta materi Proses 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
8 Pelaksanaan HSSE Training 0 #DIV/0! SUMBER DAYA, DAN DOKUMEN
trainingnya versus Training HSSE yang direncanakan.
Ketersediaan Personil HSSE Pelaksana Jumlah Personil HSSE yang disediakan (dibuktikan dengan dokumen penugasan personil) versus Proses 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
9 0 #DIV/0! SUMBER DAYA, DAN DOKUMEN
Kontrak jumlah personil HSSE yang direncanakan.
Jumlah Pekerja Pelaksana Kontrak yang telah dilakukan MCU dan DCU dengan dibuktikan oleh
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan (MCU Proses 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
10 0 #DIV/0! Rekap hasil MCU dan Record hasil DCU (Daily Check Up)) (dalam persentase) versus jumlah
dan DCU (untuk kegiatan yang berisiko tinggi)) SUMBER DAYA, DAN DOKUMEN
pekerja yang disyaratkan harus MCU dan DCU (dalam 100%).
Jumlah mitigasi Risk Register/ HIRADC (untuk proyek besar) dan/ atau JHSEA (untuk proyek
Pelaksanaan mitigasi dalam dokumen Risk
kecil) yang diimplementasikan (dalam persentase) versus jumlah mitigasi yang seharusnya
11 Register/ HIRADC/ JHSEA selama 0 #DIV/0! PROSES 4. MANAJEMEN RISIKO
diterapkan sesuai Risk Register/ HIRADC dan/ atau JHSSEA yang berlaku (dalam 100%
pelaksanaan pekerjaan persentase).
Jumlah ketersediaan prosedur yang ditemukan di lokasi kerja (dalam persentase) versus jumlah
12 Ketersediaan prosedur di lokasi kerja 0 #DIV/0! PROSES 5. PERENCANAAN DAN PROSEDUR
prosedur yang harus berlaku di lokasi/ pada kegiatan yang diperiksa (dalam 100%).
Pengisian Kartu Pengamatan Keselamatan PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
13 0 #DIV/0! Jumlah isian kartu PEKA versus jumlah target isian PEKA yang ditetapkan terhadap pekerja.
PENGENDALIAN OPERASIONAL
Kerja (PEKA)/ sejenisnya
Jumlah MOC yang diberlakukan (dalam persentase) versus jumlah MOC yang seharusnya
Pelaksanaan Pengelolaan Perubahan
diterapkan sesuai Prosedur yang berlaku (dalam 100%). Note : apabila terjadi perubahan PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
14 (Management Of Change/ MOC) sesuai 0 #DIV/0! PENGENDALIAN OPERASIONAL
organisasi/ modifikasi peralatan/ Perubahan HSSE Plan/ Perubahan peralatan kerja/ dll yang
prosedur yang berlaku menyebabkan perubahan risiko kerja.
Pelaksanaan Sistem Ijin Kerja Aman (SIKA) Jumlah SIKA yang diberlakukan (dalam persentase) versus jumlah SIKA yang seharusnya PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
15 0 #DIV/0! PENGENDALIAN OPERASIONAL
sesuai prosedur yang berlaku diterapkan sesuai Prosedur yang berlaku (dalam 100%).
Jumlah pelaksanaan simulasi keadaan darurat yang dilaksanakan (dibuktikan dengan laporan PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
16 Simulasi Keadaan Darurat 0 #DIV/0! PENGENDALIAN OPERASIONAL
pelaksanaa.n simulasi keadaan darurat) versus jumlah rencana simulasi yang ditetapkan
Jumlah penilaian/ evaluasi terhadap kinerja HSSE Sub Kontraktor (yang dibuktikan dengan
Penilaian terhadap kinerja Sub Kontraktor PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
17 0 #DIV/0! dokumen evaluasi kinerja HSSE Sub Kontraktor) versus rencana penilaian/ evaluasi yang
PENGENDALIAN OPERASIONAL
yang digunakan ditetapkan.
Jumlah kasus Insiden yang dilaporkan secara formal versus jumlah kasus insiden yang telah PROSES 7. JAMINAN : PEMANTAUAN,
18 Pelaporan Insiden HSSE yang terjadi 0 #DIV/0! PENGUKURAN DAN AUDIT
terjadi (Pelaporan ini termasuk juga terkait insiden Nearmiss dan First Aid Cases).
Jumlah investigasi yang dilaksanakan (dibuktikan dengan laporan investigasi) versus jumlah PROSES 7. JAMINAN : PEMANTAUAN,
19 Investigasi terhadap Insiden HSSE 0 #DIV/0! PENGUKURAN DAN AUDIT
insiden tercatat yang harus di investigasi.
Pelaksanaan Audit penerapan sistem
Jumlah pelaksanaan audit HSSE oleh Pelaksana Kontrak yang dibuktikan dengan laporan Audit PROSES 7. JAMINAN : PEMANTAUAN,
20 manajemen HSSE (untuk major project/ long 0 #DIV/0! PENGUKURAN DAN AUDIT
versus rencana Audit yang disepakati.
term project yang complicated)
Pelaksanaan Inspeksi Peralatan & Material Jumlah pelaksanaan Inspeksi yang dibuktikan dengan laporan Inspeksi/ isian checklist inspeksi PROSES 7. JAMINAN : PEMANTAUAN,
21 0 #DIV/0! PENGUKURAN DAN AUDIT
yang digunakan versus rencana inspeksi yang disepakati.
Tindaklanjut terhadap rekomendasi/ temuan Jumlah temuan yang telah ditindaklanjuti oleh Pelaksana Kontrak (yang dibuktikan dengan
PROSES 7. JAMINAN : PEMANTAUAN,
22 Inspeksi dan Audit terkait pekerjaan kontrak 0 #DIV/0! laporan tindaklanjut rekom.endasi) versus jumlah rekomendasi yang disampaikan berdasarkan
PENGUKURAN DAN AUDIT
yang dilaksanakan. hasil Audit dan/ atau Inspeksi dan/ atau MWT
Review implementasi HSSE Plan oleh Jumlah pelaksanaan review terhadap implementasi HSSE Plan (yang dibuktikan dengan notulen
23 0 #DIV/0! PROSES 8. TINJAUAN
Manajemen Pelaksana Kontrak review yang dilaksanakan) versus rencana review yang telah ditetapkan.
BAB 6 – LAMPIRAN 39
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
a. Rencana HSSE
KONTRAKTOR harus mempersiapkan dan mematuhi untuk melaksanakan HSSE Plan Kontrak
dengan baik.
Rencana HSSE dalam kontrak adalah:
i. Mengidentifikasi semua kegiatan utama (key activities) yang termasuk dalam Lingkup
Kerja serta membuat tindakan mitigasinya
ii. Memastikan bahwa penerapan kontrol/ tindakan mitigasi berjalan dengan baik untuk
mengurangi risiko HSSE seminimal mungkin
iii. Mengidentifikasi dan menjadwalkan semua aktifitas untuk memastikan bahwa aspek
HSSE telah ditujukan dengan tepat mulai dari tahap planning sampai dengan eksekusi
proyek
iv. Mengidentifikasi kemampuan/kompetensi personil HSSE dan kebutuhan pelatihannya
v. Menjelaskan detail Mobilisasi dan demobilisasi
vi. Memberikan informasi lainnya mengenai HSSE yang berkaitan dengan kontrak ini
KONTRAKTOR dapat mengembangkan HSSE Plan yang berisi informasi risiko HSSE lainnya
dengan mengacu kepada draft HSSE plan diatas.
BAB 6 – LAMPIRAN 40
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
b. Pembebasan Peralatan
Pembebasan peralatan adalah dokumen milik PERTAMINA yang menjelaskan dan
memastikan bahwa unit Fasilitas/Equipment yang akan di serahkan dari User kepada
DIREKSI PEKERJAAN untuk keperluan perbaikan sudah dalam keadaan/kondisi aman dan
siap untuk di eksekusi.
Pembebasan Peralatan adalah salah satu prosedur kerja yang berlaku di PERTAMINA yang
bertujuan untuk:
i. Melindungi pekerja dengan bekerja secara aman
ii. Melindungi aset perusahaan dan lingkungan kerja.
iii. Mencegah terjadinya ledakan, kebakaran, kecelakaan kerja dan pencemaran
lingkungan.
iv. Memberikan penjelasan dan memastikan bahwa penyerahan unit Fasilitas/ Equipment
dari Asset Holder ke Eksekutor sudah dalam kondisi aman dan siap untuk di eksekusi.
c. Pembuangan Limbah
Limbah pekerjaan yang dihasilkan dari pekerjaan perbaikan yang sudah tidak terpakai
(bekas) dibuang ke tempat/yard yang telah ditentukan oleh DIREKSI PEKERJAAN & HSSE
sesuai dengan ketentuan PERTAMINA.
e. Tanggap Darurat
Prosedur ini digunakan untuk acuan dalam menyelamatkan semua aset perusahaan dan
pekerja jika keadaan darurat terjadi dengan usaha paling maksimal. Maka semua tindakan
penyelamatan harus dilakukan dengan secepat mungkin, terintegrasi, sistematis, terorganisir
dengan baik, dan memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan.
BAB 6 – LAMPIRAN 41
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
Ruang lingkup
i. Kondisi Darurat
Adalah suatu insiden (ledakan, kebakaran, kegagalan tenaga, tumpahan minyak, dll) yang
terjadi dalam unit Operasi PERTAMINA, dimana semua pekerja dan manajemen masih
mampu untuk mengatasinya dengan berdasarkan kepada prosedur keadaan darurat yang
berlaku
ii. Kebakaran
Adalah suatu kejadian yang disebabkan karena api yang tidak diinginkan dan
membahayakan serta dapat mengganggu Operasional PERTAMINA
iii. Kebocoran Gas
Adalah suatu kejadian terlepasnya gas dari atmosfer suatu sistem tertutup dalam instalasi
proses yang ada di operasional PERTAMINA ke lingkungan dan berpotensi menyebabkan
kebakaran, keracunan, dan polusi
iv. Minyak dan Tumpahan Kimia
Adalah buangan Minyak atau bahan kimia dari sistem operasi di PERTAMINA yang sedang
berjalan ke lingkungan dan dapat menyebabkan kebakaran atau kerusakan lingkungan
v. Kegagalan Tenaga
Adalah suatu keadaan yang disebabkan adanya gangguan pada pusat tenaga yang dapat
mempengaruhi asupan listrik, steam, dan udara untuk kebutuhan operasi di PERTAMINA
dan memicu bahaya lainnya yang dapat terjadi karena tidak adanya tenaga/power untuk
beroperasi
vi. Operasi Penyelamatan Ruang Terbatas
Adalah suatu tindakan penyelamatan oleh kontraktor yang ahli di ruang terbatas untuk
menyelamatkan personil yang terjebak dalamnya
vii. Catashtropic
Adalah suatu kejadian dimana keadaan darurat dalam satu unit operasi dapat mengancam
dan membahayakan suplai BBM/Non BBM dalam waktu singkat maupun jangka panjang,
berpotensi menelan korban jiwa dan kerusakan lingkungan yang besar serta
penanganannya tidak bisa diatasi oleh seluruh pekerja dan Manajemen
Analisanya dari perspektiv keselamatan (safety), mutu (quality), dan efisiensi (efficiency)
yang dilakukan sekaligus atau terintegrasi.
h. Pembicaraan Keselamatan
Toolbox meeting dilakukan sebelum memulai bekerja di setiap shift dan dengan topik utama
adalah bahaya yang potensial terjadi di dalam pekerjaan. Tidak hanya membahas bahaya
pekerjaan tetapi juga progress pekerjaan dan kualitas yang dibahas saat toolbox meeting.
Toolbox meeting juga dapat digunakan apabila ada hambatan dalam pekerjaan dan mencari
jalan keluarnya. Toolbox meeting yang dilakukan dalam kelompok orang-orang yang kurang
dari 10 oleh lead foreman atau pengawas.
BAB 6 – LAMPIRAN 43
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
DOKUMEN PENGADAAN
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA
PENYALURAN LPG DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
BAB 6 – LAMPIRAN 44
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
1. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan, apabila nilai TKDN barang yang disampaikan lebih besar
dari 25%, Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan bukti Sertifikat TKDN yang masih berlaku
untuk setiap jenis barang yang ditawarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan, untuk TKDN jasa pada komponen tenaga kerja mengacu
kepada kewarganegaraan masing-masing tenaga ahli, dimana tenaga ahli
berkewarganegaraan Indonesia memiliki Komponen Dalam Negeri (KDN) 100% dan tenaga
ahli berkewarganegaraan asing memiliki KDN 0%.
3. Ketentuan evaluasi TKDN adalah sebagai berikut :
a. Nilai minimum TKDN yang perlu dipenuhi oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai dengan nilai
yang disyaratkan pada RKS
b. Pada saat mengajukan dokumen pengadaan, Pelaksana Pekerjaan menyampaikan
dokumen terkait TKDN yang mengacu pada Form sebagai berikut :
i. Form A5 Pernyataan Komitmen TKDN dalam Penawaran Gabungan Barang dan Jasa.
ii. Form A6 Peta Jalur (Roadmap) Komitmen TKDN oleh Penyedia Barang/Jasa.
4. Kegiatan monitoring dan Verifikasi capaian TKDN
a. Pelaksana Pekerjaan wajib melaksanakan monitoring capaian TKDN sesuai dengan
periode waktu yang ditetapkan.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib bekerja sama dengan verifikator yang ditunjuk oleh
Perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan verifikasi TKDN pasca kontrak (termasuk
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan pada kegiatan verifikasi).
c. Pelaksana Pekerjaan wajib menyampaikan laporan hasil capaian TKDN sesuai dengan
periode waktu yang telah ditetapkan, melaporkan perbandingan antara hasil capaian
TKDN dengan roadmap Komitmen TKDN oleh Penyedia Barang/Jasa dan disampaikan
kepada Direksi Pekerjaan yang ditembuskan kepada Fungsi Pelaksana P3DN (Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri) PT Pertamina (Persero).
d. Pelaksanaan verifikasi TKDN pasca kontrak dilaksanakan setelah Kontrak berakhir sampai
dengan maksimum 3 (tiga) bulan setelah Kontrak berakhir.
BAB 6 – LAMPIRAN 45
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
e. Apabila dibutuhkan berdasarkan aturan dan perundangan yang berlaku, maka hasil
verifikasi pasca Kontrak juga perlu mendapatkan penandasahan oleh kementerian terkait.
5. Sanksi dan denda terkait TKDN
a. Denda terkait TKDN diberikan kepada Pelaksana Pekerjaan yang hasil verifikasi TKDN
pasca pelaksanaan Kontrak tidak memenuhi komitmen TKDN sebagaimana tercantum
dalam Kontrak.
b. Perhitungan sanksi finansial terkait TKDN dilakukan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN hasil verifikasi pasca Kontrak dikalikan dengan Harga
Penawaran.
c. Formula yang digunakan dalam perhitungan sanksi finansial terkait TKDN adalah sebagai
berikut:
d. Besaran prosentase sanksi finansial terkait tidak tercapainya komitmen TKDN sebesar
maksimal 15%.
e. Selain denda, Pelaksana Pekerjaan juga dapat dikenakan sanksi administratif apabila
ditemukan pelanggaran terkait penerapan TKDN selama pelaksanaan kontrak mengacu
pada ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
6. Preferensi Harga
a. Preferensi harga merupakan insentif yang diberikan bagi produsen produk dalam negeri
dalam kegiatan pengadaan barang/jasa berupa kelebihan harga yang dapat diterima.
b. Penerapan preferensi harga diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa yang telah
memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan HSSE serta diperhitungkan pada evaluasi
komersial.
c. Preferensi harga dalam evaluasi komersial dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai
berikut:
i. Penyedia Barang/Jasa yang menawarkan barang/jasa diberikan preferensi harga
sesuai dengan capaian TKDN masing-masing barang/jasa tanpa memperhitungkan
BMP.
ii. Preferensi harga hanya diberikan kepada perusahaan yang memproduksi barang/jasa
dalam negeri dengan capaian TKDN barang lebih besar atau sama dengan 25% (dua
puluh lima perseratus) atau komitmen capaian TKDN jasa lebih besar atau sama
dengan 30% (tiga puluh perseratus).
BAB 6 – LAMPIRAN 46
RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PENGGANTIAN DAN PEMASANGAN 2 (DUA) UNIT POMPA PENYALURAN LPG REV.0
DI INTEGRATED TERMINAL BALIKPAPAN
iii. Preferensi harga diberikan paling tinggi 25% (dua puluh lima perseratus) terhadap
unsur barang produksi dalam negeri dalam pengadaan barang atau pengadaan
gabungan barang dan jasa sesuai dengan capaian TKDN barang yang ditawarkan.
iv. Preferensi harga diberikan paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima perseratus) untuk jasa
konstruksi yang dikerjakan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam pengadaan jasa
konstruksi sesuai dengan capaian TKDN jasa yang ditawarkan.
BAB 6 – LAMPIRAN 47