Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jum’at [1]

15 Shafar 1445 H / 01 September 2023


MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN
YANG TIDAK DILAKUKAN

Khutbah I
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ِّ َ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َّ َ ْ
ُ‫َع‬
ُ ‫ ُو‬،‫دل ُعدنان‬ ُ‫َع ُُممدُ ُس هي هُد ُو ه‬ ُ ُ ُ‫ ُوالصَلةُ ُوالسَلم‬،‫ان‬ َّ
‫ك ُادلي ه‬
َّ َ
ُ ‫لل ُالم هُل ه‬ ُ‫احل َ ْمدُ ُ ه‬
َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ ‫الز‬َّ ُ ‫َع ُ َم ُِّر‬ ََ ْ ََ ْ َ َ
ُ‫ل‬ُ ُ‫ك‬ ُ ‫َشي‬ ‫ه‬ ُ ُ
‫ّل‬ ُ ‫ه‬
ُ ‫د‬‫ح‬ ‫و‬ ُ ‫الل‬
ُ ُ ُ
‫ّل‬ ‫إ‬
‫ه ه‬ُ ُ
‫ل‬ ‫إ‬ ُ ُ
‫ّل‬ ُ ُ
‫ن‬ ‫أ‬ ُ ‫د‬
ُ ‫ه‬ ‫ش‬‫أ‬ ‫و‬ ُ ، ‫ان‬
‫ه‬ ‫م‬ ‫ه‬ ُ ُ ‫آل ُوصح هب هُه ُوتابه هعي هُه‬ ُ‫ه ه‬
ْ َ ً َّ َ َ َ ِّ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ْ ْ َّ َ‫الْمن‬
َ ُ ُ‫ـزه‬
ُُ‫ن ُس هيدنا ُُممدا ُعبده‬ ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ان ُوالمَك هن‬ ُ‫اْل ُه هُة ُوالزم ه‬ ‫ه‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ة‬
‫ه‬ ‫ي‬‫م‬‫ه‬ ‫س‬ ‫اْل‬
‫ه ه‬ ُ ُ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ْ َ َ ْ َّ ْ َ َ
ُ .‫آن‬ ُ ‫نُخلقُهُُالق ْر‬ ُ ‫يَُك‬ ُ ‫اَّل‬
‫ورسولُُ ه‬
َْ َّ َ َ َْ ْ َ َ ْ ْ ْ ِّ َ ‫َ َ َّ ْ م‬ ْ َ َّ َ
ُ‫ف‬ُ ‫لُ ه‬ ُ‫ ُالقائه ه‬،‫ان‬ ‫لل ُالمن ه‬ ُ‫س ُ هبتقوى ُا ه‬ ُ ‫إن ُأو هصيك ُم ُونف ه‬ ُ ‫ ُف ه‬،‫ح هن‬ ُ ‫اد ُالر‬ ُ ‫ ُ هعب‬،‫أما ُبعد‬
ْ
)119ُ:‫ْيَ(اتلوبة‬ َ ْ
‫َّّٰدق ا‬ ْ ٰ ُ َ‫ َٰيَهُّيا ااََّ َن ا ََّ امنُوَّّتيِذقو ّ ا‬:‫هكتَابه هُهُالقرآ هُن‬
َّ ‫َّّلل اَكو َوو َُوَّ ام ا‬ ٰ ُ ٰ ْ ‫يِذ‬ ‫ا‬ ٓ ْ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini,
khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya
melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Banyak kalangan yang bertanya, bolehkah seseorang mengajak
orang lain berbuat baik padahal dia sendiri tidak melakukannya?
Pantaskah seseorang mencegah orang lain dari perbuatan dosa padahal
dia sendiri melakukannya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada kesempatan khutbah
pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib akan menyampaikan
khutbah dengan tajuk “Mengajak kepada Kebaikan yang Tidak
Dilakukan”.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ada beberapa ayat, hadits dan perkataan para ulama yang seringkali
disalahpahami bahwa kita tidak boleh mengajak orang lain berbuat baik
[1]
Oleh al-faqir Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Mojokerto dan Pengasuh
Majelis Ilmu & Dzikir NURUL FALAH, Dawarblandong, Mojokerto. No. wa: 081515785373

1
selama diri kita belum mampu melakukan kebaikan itu. Padahal
maksudnya tidaklah demikian.
Di antaranya adalah firman Allah ta’ala:
َ )44َ:‫اّتاأْ ُم ُر َك انَّّنيِذ ااس َِْبَّ ْ ّْب اَكتان َ اس َو انَاَّوَ ُف اس ُ َُك اَك اّو ُ ََُتَتا َتلُ َو ان ََّّ ْكَٰت ابََۗ اّفا اَلَتا َع ْقلُ َو اَنَ(ّّبقرة‬
Maknanya: “Mengapa kalian menyuruh orang lain (mengerjakan)
kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian
membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kalian mengerti?” (QS al-Baqarah: 44)
Juga ayat:
‫َّلل َ اّ َن َتا ُق َوُّ َوَّ ام ا‬
َ‫اََل َتا َف اعلُ َو ان‬ َْ ّ ٰ ‫ َ او ُ اب َ ام َقتًاَ ْع َندا‬،‫اََل َتا َف اعلُ َو اَن‬ ْ ‫ٰٓاَيَهُّيا ا يِذ‬
‫اََّ َن ا ََّٰ امنُ َوَّ ّْ ام َتا ُق َوُّ َو ان َ ام ا‬
)3-2َ:‫(ّّٰف‬
Maknanya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kalian
mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci
oleh Allah jika kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan” (QS
ash-Shaff: 2-3)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara hadits yang sering disalahpahami dengan arti yang khatib

َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ
sebutkan tadi adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ْ َ َ َْ َ َ َ َ َْ َّ ‫ؤتُب‬ َ
ُُ‫ُفتند هلقُُأقتابُُبط هن هُهُف ُيد ُورُ ُبههاُكماُيدُ ُور‬،‫ار‬ ُ‫فُانل ه‬ ُ ‫قُ ه‬ُ ‫ام هُةُفيل‬ ‫لُي ُو ُمُال هقي‬ ُ‫الرج ه‬ ‫ي ه‬
ُ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َّ ْ َ َْ َ‫ج‬ْ َ َ َ َّ َ ‫احل‬
ُُ‫ ُما ُلك؟ ُألم ُتكُ ُتأمر‬،‫ُيا ُفَلن‬:‫ن‬ ُ ‫ ُفيق ُول ُو‬،‫ار‬
‫ه‬ ‫انل‬ ُ ‫ل‬
ُ ُ
‫ه‬ ‫أ‬ ُ ُ
‫ه‬
‫ه‬ ُ
‫ل‬ ‫إ‬
‫ه‬ ُ ‫ع‬
ُ ‫م‬
‫ه‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ف‬ُ ، ‫َح‬ ‫الر‬ ُ ُ
‫ف‬ ‫ه‬ ُ ‫ار‬
ُ ‫م‬ ‫ه‬
َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ََْ ْ َ
ُ ‫ ُ َوأ‬،‫ّل ُآ هت ُيْ هه‬
ُ‫نه‬ ُ ‫الم ُعر ُْو ه‬
ُ ‫ف ُ َو‬ ‫ ُكنتُ ُآمرُ ُ هب‬،‫ُبََل‬:ُ‫ه ُ َعن ُالمنك هُر؟ ُ ُف ُيَقُ ُْول‬ ُ ‫ف ُ َوتن‬ ُ ‫الم ُعر ُْو ه‬ ‫به‬
َ َ َ َّ َ ْ
)‫ع ُل ُيْ هُه‬ ُ ُُ‫نُالم ُنك هُرُ َُوآ هت ُيْ هُهُ(مُ ُت ُفق‬ ُ‫َع ه‬
Maknanya: “Pada hari kiamat nanti akan didatangkan seseorang, lalu ia
dilemparkan ke dalam neraka sehingga usus-usus dalam perutnya terburai.
Lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar pada
penggilingannya. Para penghuni neraka mengerumuninya seraya bertanya,
“Wahai fulan! Kenapa kamu? Bukankah engkau dulu memerintahkan
perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar?” Ia menjawab, “Benar,
dulu aku memerintahkan kebaikan tapi tidak melaksanakannya, dan aku
mencegah kemungkaran tapi justru melakukannya.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Begitu juga hadits yang menceritakan bahwa pada saat perjalanan
Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati

2
sekumpulan orang yang digunting bibir dan lisan mereka dengan gunting
dari api. Nabi pun bertanya kepada Jibril. Jibril menjawab, “Mereka
adalah para penceramah dari umatmu yang mengatakan sesuatu yang
tidak mereka lakukan.” (HR Ibnu Hibban)
Juga perkataan Abul Aswad ad-Du’ali rahimahullah:ْ
ْ َ َ ْ َ َ َ َ َْ َ َ َْ َ ََ َ ََْ َ
ُ ‫تُع هظ ُي ُم‬
ُ ‫كُهُإ ُذاُف ُع ُل‬
ُ ‫ع ُل ُي‬
ُ ُُ‫عر‬
ُ *ُُ‫تُ همثله‬ ُْ ‫ّلُتن ُهُع‬
ُ ‫نُخلُقُُ ُو ُت ُأ ه‬ ُ
“Janganlah engkau melarang perilaku, namun engkau melakukan
semisalnya. Aib besar bagimu jika kau melakukan yang demikian.”
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Banyak orang yang keliru dalam memahami ayat, hadits dan
maqalah di atas. Sehingga mereka tidak mau melakukan amar makruf
nahi mungkar dengan alasan masih belum mampu mengamalkan
kebaikan yang akan ia perintahkan atau masih belum mampu
meninggalkan kemungkaran yang akan ia larang. Mereka bahkan
mencela habis-habisan orang yang mengajak kepada kebaikan yang tidak
ia kerjakan atau orang yang mencegah dari dosa yang ia sendiri
melakukannya.
Padahal sebenarnya yang dicela dengan keras oleh ayat, hadits dan
para ulama adalah meninggalkan kewajiban atau melakukan
kemaksiatan, bukan amar makruf nahi mungkarnya. Meninggalkan
kewajiban atau melakukan kemaksiatan adalah satu hal. Dan beramar
makruf nahi mungkar adalah hal yang berbeda. Kita diperintahkan dua
hal (1) Melakukan kebaikan (2) Memerintahkan orang lain berbuat
kebaikan. Dan kita juga dilarang dari 2 hal: (1) Melakukan kemungkaran
(2) Meninggalkan nahi mungkar. Sesuatu yang tidak dapat dicapai
seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya. Analoginya, seseorang
yang tidak mampu khusyuk dalam shalat atau tidak mampu mengerjakan
shalat secara berjama’ah, maka ia tidak boleh meninggalkan shalat sama
sekali. Artinya, jika seseorang belum mampu melakukan kebaikan, maka
jangan tinggalkan amar makruf. Begitu juga jika seseorang belum mampu
meninggalkan dosa, maka jangan tinggalkan nahi mungkar.
Dengan demikian, seseorang yang mencegah orang lain berbuat
maksiat, sedangkan ia sendiri masih melakukannya, maka dosanya satu.
Yaitu dosa melakukan maksiat. Sedangkan nahi mungkar yang wajib ia
lakukan, telah ia tunaikan. Sedangkan seseorang yang tidak mencegah
orang lain berbuat maksiat padahal ia mampu melakukan nahi mungkar

3
dengan alasan ia sendiri masih mengerjakannya, maka dosanya dua. Yaitu
dosa melakukan maksiat dan dosa meninggalkan nahi mungkar.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala berfirman:
َّ‫ل َ ّْ اس ْان ََ َاّكَ ااَك ْعيَ اَس َّ َب ْ َ ام َر ا اَيَۗ َٰذ ْ اِل َ ْب اماَ اع اٰ َو‬ ‫ن َ ّْ َ ا‬
َ ٰ ‫ْسَّ ْءيَ ال َعا‬ ْ ‫َُّ ْع ا يِذ‬
ََٓ ْ ‫ََّ َن ا َ او اف ُر َكَّ ْم ََ َب ا‬
-78َ:‫اََكو َُوَّي ا َف اعلُ َو انَ(ّملائدة‬ ‫ َ اَكو َُو اََّل َياتانااه َاو انَ اع َ َ امنَ اك ٍرَفا اعلُ َو َُهَّۗا ْبئَ اسَ ام ا‬،‫يِذك اَكو َُوَّي ا َع اتدُ َك اَن‬
)79
Maknanya: “Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan
(ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka
durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah
perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk
apa yang mereka perbuat” (QS al-Ma’idah: 78-79)
Dalam ayat di atas, Allah ta’ala mencela orang-orang kafir dari Bani
Israil dikarenakan tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu
mereka perbuat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para ulama mengatakan: Seseorang yang melakukan nahi mungkar
tidak disyaratkan bersih dari maksiat. Bahkan para pelaku maksiat
sekalipun tetap diwajibkan satu dengan lainnya saling mencegah dari
َّ ْ َ ْ َ ْ َ
kemaksiatan.
َ َْ َ
ُ‫س‬
ُ ‫َل‬
ُ ‫اْل‬
ُ ُ‫ه‬
ُ ‫نُ ُي ُن‬
ُ ‫سُ ُأ‬ ُ ‫َعُمُ هُد ُيْ هُرُ ُال‬
ُ ‫َك ه‬ ُ َ ‫َُو‬
“Seorang penghidang khamar wajib baginya mencegah orang-orang dari
minum khamar.”
Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah dalam Latha’if al-Ma’arif

ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َّ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َ
mengatakan:
ُْ‫ُ َُوُل َ ُْوُُل َ ُم‬،‫ي‬
ُْ ‫اتل ُْذ ُك‬
َّ َ َ ْ ْ َّ َ َ
‫ه ه‬ ُ ُ
‫و‬ ُ ُ
‫ظ‬ ‫ه‬ ُ
‫ع‬ ُ
‫و‬ ُ
‫ال‬ُ
‫و‬ ُ ُ
‫ر‬
‫ه‬ ُ
‫ك‬ ُ
‫ن‬ ‫م‬
ُ ُ
‫ال‬ ُ ُ
‫ن‬ ُ
‫ع‬
‫ه ه‬ ُ ُ
‫ه‬ ُ
‫انل‬ُ
‫و‬ ُ ُ
‫ف‬ ‫ه‬ ُ
‫و‬ ‫ر‬
ُ ُ
‫ع‬ ُ
‫م‬ ُ
‫ال‬ ُ
‫ب‬
‫ه ه‬ُ ُ
‫ر‬ ُ
‫م‬ ُ
‫ال‬ ُ ُ
‫ن‬ ُ
‫م‬‫لُن ه ه‬
ُ ُ
‫ان‬ ُ
‫س‬ ُ ‫َلُبُ ُدُُل ه‬
ُ ‫ُف‬
ْ َ َ َّ َ ْ َّ ْ َ
ُ‫لل صَل ُالل ُعليه‬ ُ‫اس ُ َُب ُع َُد ُ َُرسُ ُْو هُل ُا ه‬ُ َ ‫انل‬ ُ ‫ل ُُل ُْم ُ ُيَ هُع ه‬
َُّ ُ ‫ظ‬ ُ‫الزُل ه‬
ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ّل ُ َُم ُعصُ ُْومُ ُ هُم‬ُ ‫ظ ُُإه‬ ُ ‫ُي هُع‬
َ َْ َ َ ََ ْ َ َّ َ َ َ
ُُ‫حدُُ ُب ُع ُده‬ ُ‫ل‬ُ ‫ص ُم ُةُ ه‬ ُ ‫ع‬ُ‫ّلُ ه‬ ُ ُُ‫ل ُنه‬
ُ ‫ُ ه‬،ُ‫حد‬ ُ ‫وسلم ُأ‬
“Seseorang harus melakukan amar makruf nahi mungkar, memberi nasihat
dan mengingatkan. Seandainya tidak dibolehkan memberi nasihat kecuali
orang yang ma’shum dari dosa, niscaya tidak akan ada seorang pun yang
memberikan nasihat kepada manusia sepeninggal Rasulullah shallallahu

4
‘alaihi wasallam, karena tidak ada orang yang ma’shum dari dosa setelah
beliau.”
Al-Khalil bin Ahmadُ al-Farahidi rahimahullah mengatakan:
َْ َ ْ ْ َ ََ ْ ْ َ ْ ََْ ْ َ َ ْ َّ َ‫نُق‬ْ ْ ْ َْ ْ
ُ‫كُتق هص ْ ه‬
ُ‫ي ْي‬ ُ ‫ّلُيْضر‬
ُ ‫مُ ُو‬
ُ ‫كُ هعل ه‬
ُ ‫لُُ*ُ ُي ُن ُفع‬
ُ ‫فُعم ه‬
ُ ‫َّصتُُ ه‬ ُ ‫مُ َُوهُإ‬
ُ ‫لُب هعل ه‬
ُ ‫عم‬
ُ ‫ها‬
“Amalkan ilmuku meski aku lalai dalam amalku, niscaya ilmukuُbermanfaat
bagimu dan kelalainku tidak membahayakanmu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Terakhir, penting untuk disampaikan bahwa yang paling sempurna,
paling utama dan paling mengena adalah jika seseorang melakukan apa
yang ia amar makrufkan dan meninggalkan apa yang ia nahi mungkarkan.
Jika sebaliknya, maka keadaanya seperti apa yang ditegaskan oleh
Imam Malik bin Dinar rahimahullah:
َ َّ َْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ
ُ ‫الصفا‬ ُ‫وبُك َماُيَ هُزلُُالق ْطرُُ َع ه‬
ُ‫ن‬ ُ ‫نُالقل ه‬
ُ‫تُمو هعظتهُُع ه‬
ُ ‫لُبه هعل هم هُهُزل‬
ُ ‫نُالعال ه ُمُهُإذاُل ُمُيعم‬
ُ ‫هإ‬
“Sesungguhnya seorang yang berilmu jika tidak mengamalkan ilmunya,
maka nasihatnya menggelincir dari hati sebagaimana tetesan air hujan
menggelincir dari batu yang licin.” (Kitab az-Zuhd, Imam Ahmad bin
Hanbal)
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan
ini. Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai orang berilmu yang
mengamalkan ilmunya, mampu berbuat baik dan mengajak orang lain
berbuat baik, serta mampu menjauhi maksiat dan mencegah orang lain

َْ ْ ََ َ ‫َ ْ َْ ْ م‬
dari kemaksiatan.
ْ َّ ْ َ ْ َ َّ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
.ُ‫ُ هإ ُنهُُه ُوُالغفورُُالر هحيم‬،‫ُفاستغ هفروه‬،‫لُولكم‬
ُ ‫اللُ ه‬
ُ ُُ‫لُ ُهذاُوأستغ هفر‬
ُ ‫أقولُُقو ه‬

ْ َ
Khutbah II
َ َ َ َ َ ْ ْ َّ َ َ ِّ َ َ َ ِّ َ َ ْ ِّ َ َ َ َ َ ْ َ
ُ‫آل‬
ُ‫َع ُ ه ه‬ ُ ‫ ُو‬،‫َع ُس هي هدنا ُُممدُ ُالمصطَف‬ ُ ُ ُ‫ل ُوأس هلم‬ ُ ‫ ُوأص ه‬،‫لل ُوكَف‬ ُ‫احلمدُ ُ ه‬
َ َ
َ َ ِّ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ
َ َ
ُ‫ن ُس هيدنا‬ ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ك ُل‬ ُ ‫َشي‬‫ّل ُ ه‬
ُ ُ ُ‫ّل ُاللُ ُوحده‬ُ ‫ل ُ هإ‬
ُ ‫ّل ُ هإ‬
ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ُأشهدُ ُأ‬.‫ل ُالوفا‬ ُ‫وأصحابه هُه ُأه ه‬
َ َ
ُ .ُ‫ُم َّم ًداُعبْدهُُ َو َرس ْول‬
ْ َ ْ َْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َّ َ
ُ‫ل ُالع هظي هُم‬ ُِّ‫لل ُالع ه ه‬
ُ‫س ُبهتقوى ُا ه‬ ُ ‫ ُأو هصيك ُم ُونف ه‬،‫ ُفيا ُأيها ُالمس هلمون‬،‫ُأما ُبعد‬ ُ
ْ َ ْ ِّ َ َ َ َ َّ َ َ َّ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ
ُ‫َع ُن هب هي هُه ُالك هري هُم‬ َ
ُ ُ ُ‫ ُأمرك ُم ُبهالصَل هُة ُوالسَلمه‬،‫الل ُأمرك ُم ُبهأمرُ ُع هظيم‬ ُ ُ‫ن‬ ُ ‫واعلموا ُأ‬

5
‫َ َ ْ َ َ ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َّ‬ ‫َ َ َ َّ َ َ َ َ‬
‫ينُآمنواُصلواُعلي هُهُوس هُلمواُ‬ ‫اَّل ُ‬ ‫ب‪ُ،‬ياُأيهاُ ه‬ ‫ِّ‬
‫َعُانل ه ه ُ‬ ‫ونُ ُ‬ ‫اللُومَلئهكتهُُيصل ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ُ:‬إه ُ‬
‫فق ُ‬
‫َ‬ ‫َ ِّ َ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ْ ً َ َّ َ ِّ َ‬
‫َع ُ َس هِّي هدناُ‬ ‫تُ َ ُ‬ ‫آل ُس هي هدنا ُُممدُ ُكما ُصل ُي ُ‬ ‫َع ُ هُ‬ ‫َع ُ َس هِّي هدنا ُُم َّمدُ ُ َو َ ُ‬ ‫لُ َ ُ‬ ‫تس هليما‪ُ ،‬اللُه ُم ُص هُ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ِّ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل ُ َس هيِّ هدنا ُُم َّمدُ ُك َماُ‬ ‫َع ُ هُ‬‫َع ُ َس هِّي هدنا ُُم َّمدُ ُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬‫ه‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ي‬‫ه‬‫ه‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬
‫ه ه ه‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ه‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫هإبرا ههي ُم ُو‬
‫َ ِّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬
‫َميْدُ‪ُ.‬‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ي‬ ‫ُ‬
‫ح‬
‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ه ه‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬
‫ه هه ه ه ه‬‫ي‬‫ه‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫َع ُس هي هدنا ُ هإبرا ههي ُم ُو‬ ‫تُ ُ‬ ‫بارك ُ‬
‫ْ ْ َ َْْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ ْ َْ ْ ْ‬ ‫َ َّ ْ ْ ْ ْ ْ َ ْ‬
‫ات‪ُ،‬‬ ‫َ‬
‫اتُالحيا هُءُ همنه ُمُوالمو ه‬
‫َ‬ ‫يُ َوالمؤ همنَ ه ُ‬ ‫اتُوالمؤ هم هن ُ‬ ‫يُ َوالم ْس هل َم ه ُ‬ ‫اللُه ُمُاغ هف ُرُلهلمس هل هم ُ‬
‫َ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ‬
‫فُ‬ ‫غ ُ َوالسي ْو ُ‬ ‫اْل َُ‬ ‫اء ُوالمنك ُر ُو‬ ‫اء ُوالفحش ُ‬ ‫امهلل ُادف ُع ُعنا ُاْلَل ُء ُوالغَل ُء ُوالوب ُ‬
‫ْ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫نُ‬ ‫اص ُة ُ َو هم ُْ‬ ‫َلنا ُهذا ُخ‬ ‫ن ُب ه‬ ‫المخت هلف ُة ُوالشدائه ُد ُوال همحن‪ُ ،‬ما ُظه ُر ُ همنها ُوما ُبطن‪ ُ ،‬هم ُ‬
‫ْ‬ ‫ْ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ِّ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫كَُشءُُق هديرُ ُ‬ ‫َعُ هُ‬ ‫كُ ُ‬ ‫يُعمة‪ُ،‬إهن ُ‬ ‫انُالمس هل هم ُ‬ ‫بَل هُ‬
‫ْ َْ ََْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫نُ‬ ‫ه ُ َع هُ‬ ‫وين ُ‬ ‫بُ‬ ‫ان ُ َو هإي ُتَا هُء ُ هذي ُالقر ُ‬ ‫الل ُيَأمرُ ُبهال َعد هُل ُ َواْلح َس هُ‬ ‫إن ُ َُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ه‬ ‫هعبَ ُ‬
‫الل ُالْ َعظيْ ُمَُ‬ ‫ن‪ُ .‬فاذكروا ُ َُ‬
‫ْ َ َ َّ ْ َ َ َّ ْ َ َ‬
‫غ‪ُ ،‬يَ هعظك ُم ُلعلك ُم ُتذكرو ُ‬
‫َ ْ ْ َ َ َْ‬
‫اْل‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ر‬ ‫ك‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ه‬ ‫ا‬
‫َ ْ َ‬
‫ش‬ ‫الفح‬
‫ه‬ ‫َ ْ ه َ ْ ه‬
‫ب‪.‬‬‫للُأك َ ُ‬ ‫َّلكرُُا هُ‬ ‫َ‬
‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬‫يَ ْذك ْرك ْ‬
‫ه‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur‬‬
‫‪dan Ketua Bidang Hukum dan Peribadatan, Pengurus Daerah DMI (Dewan‬‬
‫‪Masjid Indonesia) Kab. Mojokerto, Tinggal di Dawarblandong, Mojokerto‬‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai