Anda di halaman 1dari 7

Jakarta,

JRL Vol.6 No.2 Hal. 131 - 137 ISSN : 2085-3866


Juli 2010

PERAN TEKNOLOGI DALAM PENGENDALIAN


PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

Arie Herlambang

Pusat Teknologi Lingkungan - BPPT


Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Abstract

Basically, nature has the ability to perform the restoration of environmental damage
caused by increased human activity, but because of the limited carrying capacity, then
the environment has decreased the quality from year to year. In saving the environment,
technology plays a role in reducing the risk of pollution, increased efisiensi process, and
creating processes and environmentall friendly products, monitoring and prediction of
environment quality, environmental pollution control, restoration and environmental
improvement. Waste Technology (end of pipe technology) are widely used to cope
with environmental pollution, both for liquid waste, solid and air. Waste processing
technology developed for the waste can be in accordance with quality standards that
have been established, while monitoring technology has been developed either manually
or automatically. For recovery and improvement of technology has been developed
remedies and restoration that rely on bacteria in nature.

Keywords: end of pipe technology, reuse, recycle, reduce (3R), carrying capacity, and
environment pollution

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang produksi untuk meningkatkan efisiensi


proses, sehinga limbah yang dihasilkan
Lingkungan Hidup semakin hari semakin jumlahnya mininal. Disamping itu teknologi
menjadi pusat perhatian sejalan dengan juga berperan dalam penanganan limbah
pesatnya pertumbuhan penduduk bumi hasil aktifitas produksi, sehingga limbah
yang membawa konsekuensi meningkatya yang dibuang ke alam dapat memenuhi baku
konsumsi pangan, energi dan air. mutu lingkungan. Teknologi dapat membantu
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan mening-katkan daya dukung lingkungan
hidup tidak dapat dihindari munculnya suatu wilayah.
limbah sebagai bahan yang sudah tidak Nasional Science and Technology
terpakai dalam proses produksi. Semakin Council (NTSC) USA, dalam dokumennya
efisien proses produksi, maka limbah yang yang berjudul Technology for a Sustainable
dihasilkan akan semakin kecil. Future : A Framework for Action, mendefinisi-
Teknologi berperan dalam proses k a n Te k n o l o g i L i n g k u n g a n s e b a g a i

131Peran Teknologi Dalam Pengendalian...(Arie Herlambang)


teknologi yang menunjang pembangunan dan limbahnya, e). mengatasi semua sisa
berkelanjutan melalui 1). pengurangan proses atau limbah dengan metode yang
resiko, 2). Peningkatan efektifitas biaya, lebih ramah dibanding teknologi yang
3). Peningkatan efisiensi proses, dan 4). digantikannya.
Penciptaan proses-proses dan produk-
produk yang ramah lingkungan. 2. Teknologi Pengelolaan Limbah
Kategori teknologi lingkungan meliputi Ujung Pipa
hal-hal, sebagai berikut :
a. Avoidance (Peniadaan) : teknologi Teknologi Ujung Pipa (End of Pipe
avoidance meniadakan dihasilkan-nya Technology) adalah pemanfaatan teknologi
senyawa-senyawa yang berbahaya lingkungan yang lebih menjawab pada
bagi lingkungan atau merubah aktivitas penyelesaian dengan penanganan limbah
tertentu yang berakibat terwujudnya yang telah dihasilkan dan akan dibuang
proses minimisasi dampak ke ke lingkungan. Pengembangan teknologi
lingkungan. pengolahan limbah cair seperti lumpur
b. M o n i t o r i n g a n d A s s e s s m e n t aktif, trikling filter, atau limbah padat seperti
(Pemantauan dan Pendugaan): sanitary landfill dan limbah gas seperti
teknologi yang digunakan untuk cyclone, adsorber dan lainnya, merupakan
memantau kondisi atau keadaan pola pendekatan penanganan lingkungan
lingkungan yang terkait dengan generasi awal. Kebijakan negara maju
kualitasnya, termasuk pula persebaran teknologi ini mulai banyak dikurangi atau
polutan baik antropogenik maupun dihindari, tetapi di negara berkembang
non antropogenik dan pendugaan technology end of pipe masih banyak dipakai.
dampaknya bagi keselamatan Limbah sebagai bahan sisa proses
lingkungan. umumnya dibuang ke lingkungan dalam
c. Control (Pengendalian) : teknologi wujud padat, cair dan gas. Sedangkan
pengendalian digunakan untuk upaya sumber limbahnya bisa berasal dari
mencegah setidaknya menurunkan permukiman, perkantoran/komersial dan
beban pencemaran pada batas yang industri. Masuknya ketiga wujud limbah
diterima sebelum masuk ke lingkungan. tersebut ke lingkungan dalam kadar tertentu
d. R e m e d i a t i o n a n d R e s t o r a t i o n bisa membahayakan mahluk hidup dengan
(Pemulihan dan Perbaikan) : istilah polusi, dan istilah polusi juga termasuk
teknologi remediasi digunakan dalam polusi bising (noise) dan getaran (vibrasi).
menurunkan atau meminimalisasi Di Pusat Teknologi Lingkungan (PTL)
dampak senyawa-senyawa berbahaya BPPT telah dikembangkan beberapa
yang merugikan setelah masuk ke teknologi yang sementara ini digolongkan
lingkungan. Sedangkan teknologi berdasarkan bentuknya, yaitu padat, cair dan
restorasi meliputi metode yang gas. Sebagai contoh teknologi pengolahan
dirancang untuk meningkatkan kualitas limbah padat selama beberapa tahun terakhir
ekosistem yang telah menurun baik ini lebih banyak fokus pada pengolahan
akibat alami maupun aktivitas manusia. sampah, baik di perkotaan dalam skala kota
Secara umum aplikasi teknologi maupun kawasan maupun individu.
lingkungan harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu : a). melindungi lingkungan 2.1 Teknologi Pengolahan Sampah
dari pencemaran, b). mengurangi potensi
mencemari lingkungan, c). menggunakan Pengolahan Sampah di Tempat
sumberdaya alam secara berkelanjutan, Pembuangan Akhir (TPA) tergolong
d). mendaurulang lebih banyak produk pengolahan end of pipe, karena sampah

132 JRL. Vol. 6 No. 2, Juli 2010 : 131 - 137


diolah setelah sampai pada tempat Jepang penurunan jumlah emisi gas
pembuangan akhir. Pada awalnya sampah rumah kaca dimulai dari sumbernya,
kota dibuang ke lokasi TPA dengan dimana kadar limbah organiknya tidak
sistem open dumping. Pemilihan sistem boleh lebih dari 8%, sehingga kecende-
open dumping pada awalnya dipicu oleh rungan perkembangan teknologinya lebih
tersedianya lahan dan biaya pengelolaan memakai kepada Sistem Mechanical
yang murah. Biological Treatment (MBT).
Namun dalam beberapa tahun terakhir Di negara berkembang seperti
open dumping banyak menimbulkan masalah Indonesia masih sulit dilakukan karena
lain, seperti : masalah pencemaran bau dari karakterisasi sampahnya berbeda, dimana
sampah yang tidak terkendali, kemana kandungan bahan organiknya masih tinggi
angin bertiup kesana bau merambat. (60 – 65%), dengan demikian tidak bisa
Bau yang timbul pada TPA akibat dari dihindari munculnya gas rumah kaca
proses pembusukan bahan organik yang dalam jumlah besar sebagai akibat proses
menimbulkan gas seperti hidrogen sulfida pembusukan sampah. Dalam kondisi seperti
atau masalah pencemaran air tanah dangkal ini teknologi sanitary landfill masih relevan
akibat air lindi (leachate) yang tidak dikelola untuk digunakan dengan pengendalian emisi
dengan baik, dan akhir-akhir ini yang sangat yang lebih ketat.
menonjol adalah masalah longsornya Dengan adanya Clean Development
timbunan sampah yang menimbulkan korban Mechanism (CDM) akhir-akhir ini pengelolaan
dalam jumlah besar, baik dari kalangan gas rumah kaca pada sektor persampahan
pemulung maupun masyarakat yang tinggal mulai banyak menarik para investor. Gas
disekitarnya. yang dikelola adalah gas metana yang
Oleh karena itu Undang-Undang Nomor konsentrasinya bisa mencapai 35-65%.
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Gas tersebut dapat dibakar atau dijadikan
mensyaratkan pada masa mendatang untuk bahan bakar pembangkit listrik, dengan
membuat sistem pengolahan sampah yang terlebih dahulu dilakukan pemurnian untuk
saniter atau sanitary landfill. menghilangkan uap air dan gas-gas lainnya.
Teknologi pengolahan sampah sistem Pengelolaan TPA dengan sistem sanitary
saniter sudah lama dikenal dan bukan hal landfill dan sistem sel dapat dimanfaatkan
baru dalam dunia persampahan, namun gasnya dengan terlebih dahulu dilakukan
dalam penerapan teknologinya sering penyesuaian konstruksi sistem perpipaan
kaidah-kaidah dasar dalam pembuatannya gas.
tidak dipatuhi secara penuh dengan
dalih pendanaan yang tidak cukup atau 2.2 Teknologi Pengolahan Limbah Cair
kekurangan sumberdaya manusia. Dalam
kondisi seperti ini, diperlukan adanya Sistem pengolahan limbah cair yang
komitmen yang kuat dari semua pihak untuk umum diaplikasikan di Indonesia pada
menuntaskan permasalahan persampahan, umumnya lumpur aktif, oxidation ditch,
sehingga tidak cukup hanya masalah sistem biofilter anaerobik-aerobik, kolam
teknologi saja. aerasi, tricling Filter, Rotating Biological
Sejalan dengan perkembangan Contactor dan masih banyak lagi, tergantung
jaman, dimana pemanasan global jenis limbah dan standard baku mutu yang
menjadi isu internasional, maka teknologi menjadi rujukan.
pengolahan sampah juga dituntut untuk Teknologi pengolahan limbah cair
mengendalikan jumlah emisi gas rumah yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi
kacanya, seperti CO2 dan CH4. Di Negara Lingkungan, BPPT selama ini lebih difokuskan
maju, seperti negara eropa, Korea dan pada pengolahan limbah domestik, baik

133Peran Teknologi Dalam Pengendalian...(Arie Herlambang)


yang berasal dari pemukiman maupun gas atau pencemaran udara sudah dapat
yang dari industri dan perkantoran. Limbah dibuat oleh BPPT, bersamaan dengan
domestik memberi kontribusi yang sangat teknologi deteksi dini pencemaran air, namun
besar kepada lingkungan perairan. Dengan sensornya sampai saat ini masih tergantung
penggunaan teknologi pengolahan limbah pada produk impor.
sistem anaerobik potensi pencemaran
limbah domestik sudah dapat dikurangi 3. Teknologi Dengan Pendekatan 3R
70 – 80%, namun jika dikombinasi dengan (Reduce, Reuse, Recycle)
sistem anaerobik penurunan pencemaran
dapat mencapai 90 – 95%. Penanganan di hilir (End of Pipe)
Penggunaan biofilter dalam sistem membutuhkan biaya tinggi, sehingga
pengolahan limbah akan lebih meningkatkan menimbulkan pemikiran untuk melakukan
efisiensi dan stabilitas proses, karena bakteri upaya dengan mengurangi jumlah limbah
melekat pada media dan tidak memerlukan dari sumbernya (Reduce), melakukan daur
energi besar untuk proses pengadukan ulang (Reuse) dan guna ulang (Recycle).
sludge. Teknologi ini sangat efektif untuk Upaya untuk melakukan 3R dilakukan
mengolah limbah dari industri pengolah dengan melakukan produksi bersih (cleaner
makanan dan limbah rumah sakit. production), minimalisasi limbah, efisiensi
Aplikasi teknologi biofiltrasi dengan proses dan penghematan energi.
kombinasi proses kimia, juga efektif untuk Sejak dikenalkan teknologi ramah
menurunkan limbah dengan BOD dan lingkungan pada era tahun 1980 an,
COD yang tinggi, seperti pada kasus maka konsep teknologi yang dapat
pencemaran limbah industri perikanan, mencegah atau mengurangi terjadinya
industri kosmetika, industri tekstil, dan polusi semakin berkembang. Dalam
industri tapioka. Kombinasi proses kimia dan dunia industri proses produksi yang ramah
biologi selain dapat menghemat pemakaian lingkungan menjadi lebih populer dengan
lahan, dapat pula menjamin sistem biologinya produksi bersih (cleaner production)
dapat berjalan sempurna dan terhindar dari dengan langkah praktisnya antara lain;
material toksik yang berlebihan. mengurangi jumlah pemakaian energi
Sampai saat ini teknologi pengolahan dan bahan mentah produksi, mengurangi
limbah dengan kombinasi sistem kimia limbah, serta memperbesar potensi
dan biologi masih terdapat masalah pada pendaurulangan bahan mentah produksi
pengolahan limbah sludge, terutama jika dan produk samping.
terdapat dalam jumlah besar. Sementara ini Peran pemilihan teknologi dalam
sludge banyak diolah dengan menggunakan produksi bersih sangat besar dan
sludge drying bed, sludge dikeringkan lalu menentukan tinggi rendahnya pencemaran
dibakar, atau dipadatkan dengan filter press lingkungan akibat proses produksi, selain
untuk dibuat batako jika tidak berbahaya. terkait pula dengan penggunaan bahan baku
Jika berbahaya dan mengandung B3, diolah ramah lingkungan, efisiensi dan efektifitas
di PPLI Cibinong. proses produksi. Dengan berjalannya sistem
Pengkajian Teknologi Pengendalian produksi bersih pada suatu industri, maka
Pencemaran Limbah Gas/ Udara belum jumlah limbah yang dihasilkan dapat jauh
banyak dilakukan, selama ini pengendalian berkurang dan dapat mengurangi biaya
baru terbatas pada gas CO2, CH4, dan H2S, investasi pada sistem end of pipe, selain
namun karena sifat gas yang tidak berbau memenuhi standard manajemen lingkungan
dan tidak berasa, maka keberadaannya sulit seperti yang ditetapkan dalam ISO 14000
dikenali dan memerlukan alat pendeteksi dan meningkatnya citra perusahaan dimata
gas/ sensor. Teknologi sistem pendeteksian konsumen.

134 JRL. Vol. 6 No. 2, Juli 2010 : 131 - 137


3.1 Sitem 3R Pada Pengolahan Sampah perbaikan pada kebocoran sistem,
penghematan pemakaian air dan
Pada pengolahan sampah, 3R sudah penggantian bahan dengan bahan yang
lama dikenal dan diaplikasikan, terutama ramah lingkungan atau melakukan daur
pada pengelolaan sampah berbasis ulang dan guna ulang dari limbah cair yang
masyarakat. Konsumen diberi pencerahan, ada.
bahwa dalam pemilihan produk konsumsi Akhir-akhir ini dengan meningkatnya
sudah harus mempertimbangkan apakah harga air atau langkanya sumber air, maka
barang yang dibeli menimbulkan sampah daur ulang limbah cair menjadi perhatian,
atau tidak, dengan demikian konsumen juga terutama untuk penggunaan air di hotel-hotel
membantu menurunkan jumlah sampah. dan industri yang banyak menggunakan air.
Dalam prakteknya penerapan 3R di Air hasil olahan limbah cair domestik dapat
sumbernya berupa pemisahan jenis sampah digunakan kembali untuk keperluan flushing
menurut jenisnya, misalnya sampah organik, toilet atau siram tanaman dengan teknologi
plastik dan logam, harus diikuti oleh jadwal pengolahan yang sederhana, atau bahkan
pengambilan atau pengangkutan yang dapat digunakan kembali untuk air minum
disesuaikan dengan hari dan jenis yang akan walaupun masih terkendala oleh masalah
diangkut, dengan demikian sistemnya akan estetika.
terbentuk dan masyarakat tinggal mengikuti. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
Setelah dilakukan pengangkutan sampah untuk mengurangi jumlah limbah cair antara
dan dibawa ke TPA, sampah di TPA juga lain : perbaikan kebocoran pada sistem
diletakkan dalam tempat yang terpisah dan perpipaan air bersih, perbaikan keran air
tidak dicampur kembali. Sistem 3R ini belum yang rusak, pemilihan toilet yang hemat air,
berjalan dengan baik di Indonesia, masih dan perubahan dari sistem bathtub yang
memerlukan sentuhan untuk perubahan boros air dengan sistem shower.
kebiasaan disamping komitmen yang tinggi dari Dari pemakaian air bersih 100%,
pemerintah untuk menjalankan sistem 3R ini. diperkirakan 80% berpotensi menjadi
Jika sistem 3R ini berjalan baik pada limbah cair, oleh karena itu dengan sistem
setiap tahap (individu, kawasan, TPS dan pengolahan limbah yang baik, maka air
TPA), maka efisiensi proses pengolahan olahan limbah dapat dijadikan air baku bagi
akan lebih tinggi. Produk kompos akan lebih daur ulang air limbah menjadi air bersih.
stabil kualitasnya dan tidak tercemar logam Jika setiap hotel dan gedung
berat, pemilahan plastik akan lebih efektif, perkantoran melakukan daur ulang 30%,
gas yang akan dihasilkan lebih terukur, maka jumlah air yang dihemat cukup
teknologi proses akan lebih efektif karena besar dan mengurangi pemborosan dalam
bahan olahannya lebih homogen. pemakaian sumberdaya alam. Kebijakan
Aplikasi sistem 3R di Indonesia, daur ulang air limbah sebaiknya dilakukan
khususnya pada bidang persampahan di daerah yang pemakaian airnya besar,
masih memerlukan kerja keras dari semua seperti Jakarta dan Surabaya dan juga
pihak yang terkait, dan 3R mutlak harus pada wilayah-wilayah yang langka sumber
dilaksanakan agar proses pengelolaan air, seperti di NTB dan NTT serta Sulawesi,
menjadi lebih efisien dan efektif. terutama pada kota-kota besarnya.
Teknologi daur ulang air limbah
3.2 Sistem 3R Pada Pengolahan Limbah memanfaatkan air hasil olahan pengolahan
Cair limbah domestik untuk diolah dan digunakan
kembali. Teknologi daur ulang yang dipakai
Aplikasi sistem 3R pada pengolahan tergantung pada pemanfaatannya. Jika
limbah cair dilakukan dengan melakukan hanya digunakan untuk menyirami tanaman,

135Peran Teknologi Dalam Pengendalian...(Arie Herlambang)


cukup menggunakan bak pengendapan dan konsentrasinya, sehingga alam tidak mampu
filter pasir. lagi untuk mengurainya secara alami.
Proses koagulasi dan flokulasi kadang Rekayasa teknologi lingkungan dapat
juga dipakai jika padatan terlarutnya atau mempercepat proses penguraian limbah,
tersuspensi cukup tinggi. Namun jika dengan bantuan energi tambahan, atau
digunakan untuk air bersih perlu ditambahkan udara tambahan atau penambahan nutrien
disinfektan dengan dosis yang memadai. dan enzim pengurai atau bahan kimia untuk
Teknologi Ultrafiltrasi dapat juga digunakan proses destruksi atau penguraian dari
untuk produksi air bersih dari air limbah. bentuk yang komplek menjadi bentuk yang
Air daur ulang dapat pula digunakan lebih sederhana dan mudah dicerna secara
untuk keperluan air minum. Teknologi biologi.
yang umum dipakai adalah kombinasi Teknologi dapat mempercepat proses
teknologi ultrafiltrasi (UF) atau Membran penguraian limbah, sehingga waktu
Bio Reactor (MBR) dan membran Reverse dekomposisi menjadi lebih cepat, ukuran
Osmosis (RO), ditambah dengan ultraviolet reaktor menjadi lebih kecil, biaya menjadi
sterilizer dan ozon. Singapore menggunakan lebih murah, dan yang terpenting lagi daya
teknologi ini untuk mengolah limbah kotanya. dukung lingkungan menjadi lebih tinggi dan
daya tampung meningkat akibat teknologi
4 Teknologi, Daya Dukung dan Daya dapat mereduksi jumlah pencemar yang
Tampung Lingkungan masuk kedalam lingkungan.
Pemakaian teknologi membawa
Baku mutu lingkungan ditetapkan konsekuensi pada biaya pemeliharaan
dengan maksud agar kualitas lingkungan dan operasional, oleh karena pemilihan
tetap terjaga dalam arti khusus daya teknologi juga harus mempertimbangkan
dukung dan daya tampung lingkungannya tingkat kepentingan dan ekonomisnya agar
tetap mampu untuk mendukung kehidupan tidak terbengkalai dan mejadi beban yang
disekitarnya tanpa gangguan yang berarti. merugikan.
Daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup 5 Kesimpulan
untuk mendukung perikehidupan manusia,
makhluk hidup lain, dan keseimbangan 1) Teknologi secara nyata telah memberi
antar keduanya, sedangkan daya tampung kemudahan dan kenyamanan bagi
lingkungan hidup adalah kemampuan manusia untuk melakukan aktivitas
lingkungan hidup untuk menyerap zat, kehidupan sehari-hari.
energi, dan/atau komponen lain yang masuk 2) Proses produksi tidak ada yang
atau dimasukkan ke dalamnya. (UU RI No: sempurna dan selalu menghasilkan
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan limbah.
Pengelolaan Lingkungan Hidup), 3) Aplikasi sistem 3R perlu dan baik untuk
Peran teknologi dalam merekayasa diterapkan dalam rangka mengurangi
proses dialam sangat tinggi. Teknologi jumlah limbah yang masuk kedalam
membawa konsekuensi biaya investasi. lingkungan
Tanpa bantuan teknologi sebetulnya alam 4) Teknologi end of pipe masih diperlukan
mempunyai kemampuan untuk melakukan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi
pemulihan dirinya sendiri (self purification), lingkungan di negara berkembang.
tidak memerlukan biaya, berjalan secara 5) Teknologi dapat meningkatkan daya
natural, namun biasanya berjalan lambat tampung dan daya dukung lingkungan.
dan mempunyai keterbatasan, terutama 6) Bagi peningkatan pengembangan
jika zat pencemar sudah terlampau tinggi teknologi lingkungan di Indonesia,

136 JRL. Vol. 6 No. 2, Juli 2010 : 131 - 137


peran penegakan hukum sangat 6. Lestari.P, & KennethE. Noll, 1999,
menentukan, tindakan penegakan Fundamental Air Quality System, paper
hukum persuasif dan berlarut-larut serta seminar Jurusan Teknik Lingkungan
tanpa batas menyebabkan lingkungan lTB.
semakin rusak. 7. Metcalf & Eddy, 1991. Wastewater
7) Pelaksanaan sistem 3R di segala bidang Engineering, Treatment Disposal
yang berpotensi dalam pencemaran Reuse, 3rd Edition 1991. McGraw-Hlll
lingkungan lebih baik dilakukan sedini nternational.
mungkin dan penghargaan perlu 8. NTSC, 1994., Technology for a
diberikan kepada pelaksana 3R yang Sustainable Future: A Framework for
dapat dijadikan contoh atau panutan. Action, Government Printing Office,
8) Perlu ditumbuhkan semangat Washington, D.C.
kemandirian dalam teknologi 9. Paul.N.C, dan Angelo.C.M., 1976.
lingkungan. Energy From Solid Waste, Marcel
Dekker, Inc, New York.
Daftar Pustaka 10. Peter Campbell. A. and Hun Wang,
1992. Information Technologtes
1. Anonim, 1990. Studi Daur Ulang for Global Resurces Management
Sampah Domestik dari Sumbernya and Environmental, Environmental
(Studi Kasus Jakarta Timur. Laporan Assess-ment and Infolrmafion Sciences
Akhir. Kelompok Sanitasi Lingkungan Division, Argonne, Illinois, USA
BPPT dengan P4L DKI Jakarta. 11. Tchobanoglous. G, Thiesen.H, Eliseen.
2. Anonim, 1987, Study on Solid Wase R., 1977, Solid Wastes: Engineering
Management System Improvement Principles and Management Issues,
Project in The City of Jakarta in McGraw-Hill, Ltd, Kogaskusha.
Indonesia, JICA. 12. Undang-Undang Republik Indonesia
3. Anonim, 2005.,Solid Waste Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Management for Jakarta: Master Plan Pengelolaan Sampah
Review and Program Development, 13. Undang-Undang Republik Indonesia
Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta. Nomor : 32, Tahun 2009 Tentang
4. Anonim, 1996. Solid Waste Recycling Perlindungan dan Pengelolaan
Plant in Surabaya Indonesia Lingkungan Hidup.
5. KleemanM,..., Energy Use and Air
Pollution Indonesian, MARKAL Projec
Report, 995.

137Peran Teknologi Dalam Pengendalian...(Arie Herlambang)

Anda mungkin juga menyukai