Anda di halaman 1dari 2

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN
Press Release
Ayam Lokal Pedaging Unggul (SenSi-1 Agrinak)
Ciawi, 21 Februari 2017

1. Industri ayam lokal sebagai sumber daging ayam berkembang terus sebagai akibat
dari semakin dikenalnya daging ayam lokal yang mempunyai cita rasa dan kehasan
dari kuliner. Perkembangan ini memacu pemanfaatan berbagai sumber daya genetik
(SDG) ayam lokal nasional untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani.
2. Kendala pengembangan ayam lokal secara intensif adalah sulitnya memperoleh bibit
unggul. Oleh karenanya, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
(Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah melakukan berbagai
kegiatan penelitian teknologi seleksi dan sistem pemeliharaan intensif.
3. Teknologi ini dihasilkan guna merespon atas kebutuhan dan permintaan bibit ayam
lokal unggul. Tersedianya salah satu galur unggul ayam lokal di dalam negeri untuk
menghasilkan ayam pedaging yang dapat meningkatkan penyediaan bibit DOC,
sekaligus meningkatkan efisiensi budidayanya.
4. Balitbangtan, Kementerian Pertanian melalui Balitnak pada tahun 1997-1998
berinisiasi melakukan penelitian breeding ayam lokal dengan mendatangkan
indukan ayam lokal dari beberapa daerah di Jawa Barat yakni dari Kecamatan
Cipanas, Kabupaten Cianjur; Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka;
Kecamatan Pondok Rangon, Kota Depok; Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor; dan
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Tahun 2009, Balitnak mendatangkan indukan
rumpun ayam Sentul dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
5. Rumpun ayam Sentul ini mempunyai postur tubuh yang khas dan didominasi warna
bulu abu polos yang khas, meskipun di tempat habitatnya ayam Sentul ini masih
mempunyai keragaman warna bulu dan bentuk jengger, sebagai akibat perkawinan
dengan rumpun asli ayam Kampung. Rumpun ayam Sentul telah ditetapkan dengan
SK Mentan Nomor 698/Kpts/PD.140/2/2013, tanggal 13 Februari 2013 sebagai
ayam nasional lokal asli dari wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
6. Ayam SenSi-1 (Sentul terselekSi) Agrinak merupakan karya pertama peneliti.
Galur baru ini merupakan salah satu galur murni (pure line) ayam lokal pedaging
unggul, yang dapat dimanfaatkan sebagai ayam niaga (final stock) dan/atau sebagai
ayam tetua (parent stock). Pada tahun 2017 telah ditetapkan sebagai galur ayam
lokal pedaging asli Indonesia dengan SK Mentan Nomor 39/Kpts/PK.020/1/2017,
tanggal 20 Januari 2017, tentang Pelepasan Galur Ayam SenSi-1 Agrinak.
7. Proses seleksi individu jantan pada umur 10 minggu untuk bobot tubuh permintaan
pasar (berkisar 0,8 – 1 kg/ekor), berbulu abu atau pucak (putih bercak hitam),
sebagai warna dominan dan berjengger kacang (pea) telah dilakukan di Balitnak
selama 5 tahun. Kriteria seleksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan keseragaman
tampilan dan perbaikan bobot hidup. Kriteria seleksi yang tidak dilakukan pada
ayam betina, kecuali warna bulu bertujuan agar sifat-sifat ketahanan tubuh ayam
SenSi-1 Agrinak tidak banyak berubah dari ketahanan tubuh rumpunnya.
8. Selain kriteria seleksi yang diberlakukan pada rumpun ini, lingkungan optimum,
terutama kualitas pakan ditetapkan pada kualitas 17% protein kasar dengan 2800
kkal ME/kg selama masa pertumbuhan sampai dengan umur 20 minggu.
Pertimbangan ini diambil untuk mengantisipasi kondisi pemeliharaan di peternak.
Pemberian pakan dengan kualitas lebih baik diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan nilai ekonomis lebih baik.
9. Keunggulan Ayam SenSi-1 Agrinak yaitu:
a) Bobot hidup rata-rata pada umur 10 minggu untuk jantan 1066 ± 62,5 g/ekor
dan untuk betina 745 ± 114 g/ekor; dan
b) Konsumsi pakan umur 0-10 minggu sebanyak 2,7-3,2 kg/ekor.
c) Umur pertama bertelur 174 ± 17,69 hari;

d) Bobot umur pertama bertelur 1909 ± 219 g/ekor;


e) Produksi telur puncak 61,98 ± 8,66 % henday;
f) Puncak produksi telur pada umur ayam 34,5 ± 4,05 minggu;
g) Bobot telur pertama seberat 32,83 ± 4,76 g, akan bertambah terus sampai 44,82
± 3,63 g/butir pada saat puncak produksi;
h) Rata-rata produksi telur selama 40 minggu masa bertelur sebesar 39,58 ± 5,30%
henday production;
i) Fertilitas sebesar 85,47 ± 6,58 %;
10) Kerjasama Pra Lisensi untuk produksi bibit Ayam SenSi dalam rangka penyebaran
bibit telah dilaksanakan di tahun 2016 dengan 6 perusahaan seperti : 1) PT Sumber
Unggas di Cogreg Bogor Jawa Barat; 2) Warso Unggul Farm, Tangkil Bogor Jawa
Barat; 3) Dedi Farm, Gunung Endut, Sukabumi Jawa Barat; 4) Badan Usaha Milik
Tiyuh (desa) di Kabupaten. Tulang Bawang Barat, Lampung, 5) DNR Farm, Ciampea
Bogor Jawa Barat, dan 6) PT. ISFIN, Sleman Yogyakarta.
11) Sejak ditandatanganinya MoU dengan para mitra perbanyakan bibit, diperkirakan
populasi yang semula 6000 DOC jantan-betina (unsexed) ditambah dengan para
peternak non-MoU sebanyak 2000 DOC unsexed, diperkirakan telah bertambah
dengan keturunannya kurang lebih 80.000 ekor sebagai tetua pengganti sampai
awal 2017.

Informasi lebih lanjut :


Kepala Balai Penelitian Ternak (Balitnak)
Dr. Suharsono
HP 0811-4502871

Anda mungkin juga menyukai