Anda di halaman 1dari 5

Bahasa & Aksara

Suku Simalungun menggunakan


Bahasa Simalungun (bahasa
simalungun: hata/sahap Simalungun)
sebagai bahasa Ibu. Derasnya pengaruh
dari suku-suku di sekitarnya
mengakibatkan beberapa bagian Suku
Simalungun menggunakan bahasa
Melayu, Karo, Batak, dan sebagainya.
Penggunaan Bahasa Batak sebagian
besar disebabkan penggunaan bahasa
ini sebagai bahasa pengantar oleh
penginjil RMG yang menyebarkan
agama Kristen pada Suku Ini.
Pakaian Adat
Aksara yang digunakan suku
Simalungun disebut aksara Surat
Sisapuluhsiah

Suku
Suku Simalungun adalah salah satu suku
yang berada di provinsi Sumatra Utara,
Indonesia, yang menetap di Kabupaten Kain Adat Simalungun disebut Hiou.
Simalungun dan sekitarnya. Beberapa Penutup kepala lelaki disebut Gotong,
sumber menyatakan bahwa leluhur suku penutup kepala wanita disebut Bulang,
ini berasal dari daerah India Selatan tetapi sedangkan yang kain yang disandang
ini hal yang sedang diperdebatkan. ataupun kain samping disebut Suri-suri.
Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke
dalam beberapa kerajaan. Marga asli Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya,
penduduk Simalungun adalah Damanik, pakaian adat suku Simalungun tidak
dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, terlepas dari penggunaan kain Ulos
Sinaga, dan Purba. Kemudian marga (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada
marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 suku Simalungun adalah pada kain khas
marga besar di Simalungun. serupa Ulos yang disebut Hiou dengan
berbagai ornamennya.
Orang Batak menyebut suku ini sebagai
suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang Ulos pada mulanya identik dengan ajimat,
menimbulkan wabah penyakit di daerah dipercaya mengandung "kekuatan" yang
tersebut, sedangkan orang Karo bersifat religius magis dan dianggap
menyebutnya Timur karena bertempat di keramat serta memiliki daya istimewa
sebelah timur mereka. untuk memberikan perlindungan. Menurut
beberapa penelitian penggunaan ulos oleh
suku bangsa Batak, memperlihatkan
kemiripan dengan bangsa Karen di
perbatasan Myanmar, Muangthai dan
Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan
ulosnya
Pulau Asal dan
Daerah,serta kebiasaan

Sistem mata pencaharian orang


Simalungun yaitu bercocok tanam dengan
padi dan jagung, karena padi adalah
makanan pokok sehari-hari dan jagung
adalah makanan tambahan jika hasil padi
tidak mencukupi. Jual-beli diadakan
dengan barter, bahasa yang dipakai adalah
bahasa dialek. "Marga" memegang
peranan penting dalam soal adat
Simalungun. Jika dibandingkan dengan
keadaan Simalungun dengan suku Batak
yang lainnya sudah jauh berbeda.Pada
masa sebelum Belanda masuk ke
Simalungun, suku ini terbagi ke dalam 7
daerah yang terdiri dari 4 Kerajaan dan 3
Partuanan.

Kerajaan tersebut adalah:

1. Siantar (menandatangani surat tunduk


pada belanda tanggal 23 Oktober 1889,
SK No.25) Pulau Asal dan
2. Panei (Januari 1904, SK No.6)
3. Dolok Silou
Daerah,serta kebiasaan
4. Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21)
Suku bangsa Ambon menempati Pulau
Sedangkan Partuanan (dipimpin oleh Ambon, Hitu dan Saparua, Provinsi
seseorang yang bergelar "tuan") tersebut Maluku. Sebenarnya mereka berasal dari
terdiri atas: Pulau Seram laksana halnya dengan suku-
suku bangsa beda yang lebih dulu
1. Raya (Januari 1904, SK No.6) menempati pulau-pulau di Maluku
2. Purba Tengah. Bahasa Suku Ambon.Bahasa
3. Silimakuta Ambon sendiri adalah perkembangan dari
bahasa pribumi yang diprovokasi oleh
Kerajaan-kerajaan tersebut memerintah bahasa Melayu. Ada pun yang
secara swaparaja. Setelah Belanda datang menyinggung bahasa Ambon sebagai
maka ketiga Partuanan tersebut dijadikan bahasa Melayu Ambon atau Nusalaut.
sebagai Kerajaan yang berdiri sendiri
secara sah dan dipersatukan dalam
Onderafdeeling Simalungun. Bahasa
Pemakai bahasa ini kini berjumlah selama sejumlah istilah penunjuk kumpulan
100.000 jiwa, belum tergolong yang pendatang, laksana Tuni, Moni, Mahu, dan
sedang di Negeri Belanda. Melihat wilayah Wahan. Tuni ialah istilah guna menyebut
pemakaiannya bahasa Ambon dipecah ke suku-suku bangsa yang berasal dari pulau
dalam dialek-dialek : Nusalaut, Saparua, angker (nunusaku). Pulau angker sering
Haruku, Hila, Asilulu, Hatu, Wakasihu, pula dinamakan Nusa Ina, sebab sebagian
dan lain-lain. Sekarang bahasa Ambon besar suku bangsa yang tersebar di
menjadi bahasa pengantar untuk kepulauan Maluku Tengah dirasakan
masyarakat yang berbeda-beda suku berasal dari pulai ini. Moni ialah istilah
bangsa di wilayah Provinsi Maluku. guna menyebut suku-suku bangsa dari
wilayah sekitar Lautan Pasifik (Papuan
dan Melanesian). Mahu digunakan untuk
menyinggung suku-suku bangsa yang
berasal dari Indonesia unsur barat, laksana
orang bugis, Makassar, Buton,
Minangkabau, dan Jawa. Sementara
tersebut Wahan ialah sebutan guna
menyebut suku-suku bangsa yang berasal
dari pulau-pulau selama Ambon, laksana
orang ternate, Banda, Buru.

Pakaian Adat
Pulau Asal dan
Daerah,serta kebiasaan
Minangkabau (Minang) adalah kelompok
etnis Nusantara yang berbahasa dan
menjunjung adat Minangkabau. Wilayah
kebudayaannya Minang meliputi daerah
Sumatera Barat, separuh daratan Riau,
bagian utara Bengkulu, bagian barat
Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat
daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di
Malaysia.
Prianya memakai pakaian adat berupa setelan Sebutan orang Minang seringkali
jas berwarna merah dan hitam, baju dalam disamakan sebagai orang Padang, hal ini
yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan merujuk pada nama ibu kota provinsi
wanitanya memakai baju cele, semacam
Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun,
kebaya pendek dan berkanji yang disuji.
Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan masyarakat ini biasanya akan menyebut
cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon. kelompoknya dengan sebutan urang awak,
yang bermaksud sama dengan orang
Minang itu sendiri.
Suku  Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan
yang juga dibuat oleh penghulu-
Pada zaman Belanda kota Ambon ramai penghulu disuatu nagari melalui
dikunjungi oleh sekian banyak bangsa dan musyawarah mufakat sehubungan
suku bangsa, sampai-sampai muncullah dengan sehubungan dengan
KESUKAAN anak nagari seperti Yang pertama adalah Pakaian
kesenian, olah raga, pencak silat randai, Limpapeh Rumah Nan Gadang atau
talempong, pakaian laki-laki, pakaian sering pula disebut pakaian Bundo
wanita, barang-barang bawaan kerumah Kanduang. Pakaian ini merupakan
mempelai, begitupun helat jamu lambang kebesaran bagi para wanita yang
meresmikan S a k o itu tadi. Begitu pula telah menikah. Pakaian tersebut
Marawa, ubur-ubur, tanggo, gabah- merupakan simbol dari pentingnya peran
gabah, pelamina dan sebagainya yang seorang ibu dalam sebuah keluarga.
berbeda-beda disetiap nagari. Juga Limapeh sendiri artinya adalah tiang
berlaku pepatah yang berbunyi : tengah dari bangunan rumah adat
o Lain lubuak lain ikannyo, lain Sumatera Barat.
padang lain balalangnyo,
o lain nagari lain adatnyo Peran limapeh dalam
(Istiadatnya) . mengokohtegakan bangunan adalah
analogi dari peran ibu dalam sebuah
 Adat teradat adalah peraturan-peraturan keluarga. Jika limapeh rubuh, maka
yang dibuat oleh penghulu-penghulu rumah atau suatu bangunan juga akan
Adat dalam suatu nagari, peraturan rubuh, begitupun jika seorang ibu atau
guna untuk melaksanakan pokok-pokok wanita tidak pandai mengatur rumah
hukum yang telah dituangkan oleh tangga, maka keluarganya juga tak akan
nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan bertahan lama. Secara umum, pakaian
Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) adat Bundo Kanduang atau Limpapeh
dalam pepatah-petitih Adat. Rumah Nan Gadang memiliki desain
yang berbeda-beda dari setiap nagari atau
sub suku. Akan tetapi, beberapa
Bahasa kelengkapan khusus yang pasti ada
dalam jenis-jenis pakaian tersebut.
Bahasa Minangkabau yang berbeda-beda Perlengkapan ini antara lain tingkuluak
untuk sebuah maksud yang sama, meski (tengkuluk), baju batabue, minsie,
masih dalam akar rumpun kata yang sama. lambak atau sarung, salempang, dukuah
Dialek bahasa Minangkabau sangat (kalung), galang (gelang), dan beberapa
bervariasi, bahkan antar kampung yang aksesoris lainnya.
dipisahkan oleh sungai sekalipun sudah
mempunyai dialek yang berbeda. Baju Tradisional Pria Minangkabau
Pakaian adat Sumatera Barat
Perbedaan terbesar adalah dialek yang
dituturkan di kawasan Pesisir Selatan dan Untuk para pria bernama pakaian
dialek di wilayah Muko-Muko, Bengkulu. penghulu. Sesuai namanya, pakaian ini
Selain itu dialek bahasa Minangkabau juga hanya digunakan oleh tetua adat atau orang
dituturkan di Negeri Sembilan, Malaysia tertentu, dimana dalam cara pemakaiannya
dan yang disebut sebagai Aneuk Jamee di pun di atur sedemikian rupa oleh hukum
Aceh, terutama di wilayah Aceh Barat adat. Pakaian ini terdiri atas beberapa
Daya dan Aceh Selatan. kelengkapan yang di antaranya Deta, baju
hitam, sarawa, sesamping, cawek,
sandang, keris, dan tungkek.

Pakaian Adat Pengantin Padang


Pakaian Adat
Selain baju bundo kanduang dan
Pakaian Bundo Kanduang atau baju penghulu, ada pula jenis pakaian adat
Limpapeh Rumah Nan Gadang Sumatera Barat lainnya yang umum
dikenakan oleh para pengantin dalam
upacara pernikahan. Pakaian pengantin ini
lazimnya berwarna merah dengan tutup
kepala dan hiasan yang lebih banyak.
Hingga kini, pakaian tersebut masih kerap
digunakan tapi tentunya dengan sedikit
tambahan modernisasi dengan gaya atau
desain yang lebih unik.

Anda mungkin juga menyukai