Anda di halaman 1dari 1

Verbalisme merupakan fenomena yang dapat terjadi pada berbagai situasi dan konteks,

seperti dalam hubungan interpersonal, politik, dan dalam bidang akademik atau intelektual.
Dalam hubungan interpersonal, seseorang yang mengalami verbalisme mungkin terlalu
terfokus pada kata-kata romantis atau janji manis, namun tidak mampu mengikuti tindakan
yang sesuai dengan kata-kata tersebut. Dalam politik, verbalisme bisa terlihat ketika
pemimpin atau partai politik hanya berbicara tentang ide-ide dan janji tanpa mampu
melakukan tindakan nyata untuk memenuhi janji tersebut.
Dalam bidang akademik atau intelektual, verbalisme terkadang terlihat pada individu
yang terlalu terpaku pada teori atau konsep-konsep tertentu, namun tidak mampu
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata. Mereka mungkin merasa
terpenuhi dengan memahami konsep-konsep tersebut dan merasa puas dengan penggunaan
bahasa yang rumit, namun tidak mampu memberikan hasil nyata dari pemahaman mereka.
Kondisi verbalisme bisa terjadi pada siapa saja dan seringkali dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti kecemasan, ketidakpercayaan diri, atau bahkan kesenangan seseorang pada
penggunaan bahasa. Namun, ketika terlalu terfokus pada penggunaan bahasa dan kurang
memperhatikan tindakan nyata, hal ini bisa menjadi penghambat dalam mencapai tujuan dan
kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk memahami
bahasa sebagai alat untuk tindakan nyata yang bermanfaat dan produktif.

Anda mungkin juga menyukai