Anda di halaman 1dari 26

Laporan Fieldtrip

KUNJUNGAN MAHASISWA KE PT. SOCFINDO KEBUN SEI LIPUT/M. ARA


(PENGOLAHAN KELAPA SAWIT)

OLEH :
Rahmad Agus
2105106010027

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan fieldtrip. Laporan hasil kunjungan
ke pabrik PKS (Pengolahan Kelapa Sawit) di Kabupaten Aceh Tamiang pada hari sabtu
tanggal 27 Mei 2023 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pelaksanaan program
kunjungan industri pertanian oleh Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala
diaplikasikan dalam kegiatan fieldtrip. Fieldtrip merupakan kegiatan terstruktur yang
memperkenalkan mahasiswa dengan lapangan yang aktual secara berkelompok dengan
membawa mahasiswa ke suatu tempat diluar kampus.

Pelaksanaan program fieldtrip memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman dan


pengertian peran ilmu teknik pertanian dalam skala industri, yang akan menambah
pengetahuan mahasiswa secara teori dan melihat secara langsung pengaplikasian nyata dari
proses-proses pasca panen kelapa sawit.

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah fieldtrip
dan sebagai pertanggung jawaban mahasiswa atas keterlaksanaanya kunjungan pembelajaran
fieldtrip. Disamping itu, terdapat penjelasan, gambaran, serta dokumentasi kegiatan yang
akan dijelaskan dalam laporan ini.

Demikian kata pengantar yang bisa disampaikan, saya ucapkan terima kasih bagi
segala pihak yang membantu dalam prsoses kunjungan hingga pembuatan laporan hasil
kunjungan.

Kamis, 1 Juni 2023


Penyusun

Rahmad Agus
2105106010027

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2. Tujuan Fieldtrip......................................................................................................1

1.3. Manfaat Fieldtrip....................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3

2.1. Gambaran Lahan Perkebunan Sawit.......................................................................3

2.2. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.......................................................................3

2.3. Pemanfaatan Limbah Sawit.....................................................................................4

BAB III. METODOLOGI FIELDTRIP.................................................................................6

3.1. Tempat dan Waktu...................................................................................................6

3.2. Metodologi Fieldtrip...............................................................................................6

BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................................................7

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................12

5.1. Kesimpulan...........................................................................................................12

5.2. Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

LAMPIRAN............................................................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tempat penimbangan muatan truk pengangkut sawit..........................................14

Gambar 2. Tempat penimbangan muatan truk pengangkut sawit..........................................14

Gambar 3. Loading Ramp/Tempat unload muatan sawit.......................................................14

Gambar 2. Sistem pengangkut/Scrapper Conveyor Incline...................................................14

Gambar 3. Tabung rebusan/Sterilizer Tank berjumlah 15 tabung..........................................15

Gambar 6. Kelapa sawit yang sudah direbus dibawa oleh Scrapper Conveyor....................15

Gambar 7. Mesin Perontok/Stripper untuk memisahkan buah sawit dengan tandannya......15

Gambar 8. Sistem pengangkut/Scrapper Conveyor Incline untuk mengangkut tandan menuju


Loading Ramp untuk dibawa ketempat aplikasi pupuk...............................................15

Gambar 9. Brondolan buah sawit yang sudah dirontokkan akan jatuh kebawah..................16

Gambar 10. Brondolan atau buah sawit akan masuk ke mesin Digester lalu masuk ke Screw
Press............................................................................................................................16

Gambar 11. Mesin Pelumat/Digester melumat buah sawit....................................................16

Gambar 12. Hasil perasan atau estraksi dari mesin Screw Press yang menghasilkan larutan
yang terdiri dari minyak, air, dan lumpur....................................................................16

Gambar 13. Fiber dan biji sawit dipisahkan dengan mesin pemutar.....................................17

Gambar 14. Biji sawit yang dipisahkan daari fiber................................................................17

Gambar 15. Fiber yang sudah dipisahkan dari biji sawit.......................................................17

Gambar 16. Biji sawit di hancurkan oleh Dipper Mill unduk menghancurkan cangkang biji
dan menyisakan inti biji sawit untuk diolah ditempat lain..........................................17

Gambar 17. Tabung air atau water tank untuk menyimpan air yang diperlukan...................18

Gambar 18. Oil Vaccum Dryer yang berfungsi untuk mengurangi kadar air sebelum minyak
ditampung dikilang penyimpanan...............................................................................18

iv
v

Gambar 19. Kolam FAT-FIT untuk mengumpulkan minyak yang muncul dipermukaan
limbah air.....................................................................................................................18

Gambar 20. Kolam Anaerobic untuk menetralisir limbah air................................................18

Gambar 21. Kolam Anaerobic untuk menetralisir limbah air yang mulai netral...................19

Gambar 22. Tangki atau kilang penyimpanan minyak mentah atau CPO.............................19

Gambar 23. Lahan perkebunan sawit yang ada di aceh tamiang...........................................19

Gambar 24. Batang sawit yang sudah ditebang dan akan diambil air niranya......................19

Gambar 25. Batang sawit yang sudah di tiriis.......................................................................20

Gambar 26. Air nira yang dikumpulkan dari batang sawit....................................................20

Gambar 27. Proses memasak gula sawit................................................................................20

Gambar 28. Proses pencetakkan gula sawit menggunakan cetakan bambu..........................20


BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kuliah lapangan atau field trip adalah suatu kegiatan kunjungan ke objek tertentu
diluar lingkungan kampus, yang bertujuan untuk mencapai tujuan intruksional tertentu.
Mahasiswa diajak melihat langsung objek yang akan dipelajari, mengembangkan pemikiran
dan merangsang kreatifitas karena mahasiswa menyaksikan dan membuktikan sendiri
fenomena alam yang terjadi. Melalui penggalian sumber belajar yang ada dilingkungan,
secara tidak langsung dosen telah mendekatkan mahasiswa dengan lingkungan. Kegiatan
pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, dan membebaskan
mahasiswa dalam mengembangkan pemikiran mahasiswa (Learning to think), menambah
pengalaman mengajar (Learning by expirience), menimbulkan rasa peduli (Learning to care),
dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya (Learning to live together).

Fieldtrip merupakan kegiatan belajar mahasiswa untuk pergi ke tempat-tempat


pengaplikasian ilmu dan teori yang dipelajari di perkuliahan maupun laboratorium. Hal yang
dituju dari perjalanan ini ialah melakukan pengamatan untuk penelitian pendidikan
eksperimental atau menyediakan mahasiswa dengan pengalaman luar kegiatan kegiatan
sehari-hari maupun pengalaman dalam skala industri. Fieldtrip dilakukan pada akhir masa
perkuliahan ketika kegiatan perkuliahan sudah hampir selesai dan menjadikan fildtrip sebagai
media refreeshing mahasiswa terhadap pembelajaran teori atau pembelajaran dalam kelas.

Fieldtrip kali ini dilaksanakan kunjungan ke tempat pengolahan kelapa sawit (PKS)
yang mana pabriknya terletak Desa Grenggam Kabupaten Aceh Tamiang. Yang mana di
tempat tersebut memang salah satu tempat penghasil kelapa sawit terbesar di pulau sumatra.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis
dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia,
industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik
secara langsung maupun tidak langsung.

1.2. Tujuan Fieldtrip

Tujuan dari pelaksanaanya program fieldtrip ialah agar mahasiswa diajak melihat
langsung objek yang akan dipelajari, mengembangkan pemikiran dan merangsang kreatifitas

1
2

karena mahasiswa menyaksikan dan membuktikan sendiri fenomena alam yang terjadi.
Melalui penggalian sumber belajar yang ada dilingkungan, secara tidak langsung dosen telah
mendekatkan mahasiswa dengan lingkungan.

1.3. Manfaat Fieldtrip

Adapun manfaat-manfaat yang didapat dari kegiatan fieldtrip ialah :

1. Mengetahui latar belakang dari PT. SOCFINDO Keb.S.Liput/M.Ara. Aceh Tamiang.


2. Mengetahui tahap-tahapan dari pengolahan kelapa sawit.
3. Mengetahui hasil produk apa saja yang dihasilkan dari kelapa sawit.
4. Menambah ilmu dan wawasan dari manajemen indurtri pertanian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Lahan Perkebunan Sawit

Di Indonesia, salah satu komoditas utama dalam bidang perkebunan adalah kelapa
sawit, “Kekayaan dan kejayaan perkebunan nusantara telah terkenal semenjak dahulu dan
mempunyai sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Kemewahan rempah-rempah
dan hasil kebun kita menjadi primadona pada abad ke-18 dan menjadi incaran bangsa-bangsa
lain,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah tetap
berkomitmen untuk melakukan peremajaan atau replanting sebanyak 180 ribu hektar kebun
kelapa sawit milik pekebun pada tahun 2021 ini. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan kelapa sawit khususnya ditingkat pekebun rakyat (Ekon, 2021).

Dari hal itu pemerintah tetap berkomitmen untuk melakukan peremajaan atau
replanting sebanyak 180 ribu hektar kebun kelapa sawit milik pekebun pada tahun 2021. Hal
ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit khususnya ditingkat
pekebun rakyat. Lahan perkebunan sawit yang ideal menurut standar nasional indonesia dan
menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa, karakteristik lahan yang optimal untuk
mendukung produksi tanaman kelapa sawit dijumpai pada tanah dengan tekstur lempung
berpasir, lempung liat berpasir dan lempung, elevasi <149 mdpl, curah hujan antara 1.371
sampai 1.971 mm, bulan kering 1, bulan basah 6, kedalaman efektif antara 82,3 sampai 110,9
cm, KTK >3,8 cmol(+).kg-1, pH antara 4,9 sampai 6,5, C-organik >1,1%, KB >16,3%,
kejenuhan Al <39,4%, N-total >0,06%, P-tersedia >16,8 ppm, K-dd >0,1 cmol(+).kg-1 dan
lereng <11,6%. Secara agregat, tingkat kedetailan hasil analisis spasial kesesuaian lahan
menggunakan pengembangan meningkat 26% dibandingkan dengan kriteria BBSDLP.
Analisis yang dilakukan diareal yang sama, menunjukkan hasil bahwa pengembangan kriteria
menunjukkan hasil yang lebih detail yaitu S1, S2, S3 dan N, sedangkan kriteria BBSDLP
menunjukkan 2 kelas kesesuaian lahan yaitu S2 dan S3 (Taufik, 2020).

2.2. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit

Pada pengolahan kelapa sawit, ada berbagai macam teknologi yang digunakan untuk
mengolah kelapa sawit menjadi berbagai macam produk. Tahap-tahap penting pada

3
4

pengolahan kelapa sawit ada perebusan/strerilisasi, perontokkan, penghancuran, dan


ekstraksi.

a) Perebusan/Sterilisasi
Pada tahapan pertama kelapa sawit akan di strelisisasi atau direbus didalam tabung besar
bernama vertical sterilization pada suhu 143°C pada tekanan 3 kg/cm2 selama 1 jam,
tujuan dari perebusan untuk melunakkan daging buah sawit dan mempermudah
perontokan buah sawit dari bonggolnya. Tujuan lain dari perebusan adalah untuk
menginaktivasi ensim lipaze untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas (Budiyanto,
2010).
b) Perontokan
Pada tahapan ini kelapa sawit yang sudah direbus tadi akan dirontokkan, sehingga buah
sawit akan terpisah dari bonggolnya. Perontokan ini menggunakan mesin bernama
thersher, yang mana cara kerja dari mesin seperti ini ialah membanting tandan secara
berulang sampai hanya tersisa tandannya/bonggolnya saja.
c) Penghancuran/Pelumatan
Ditahap ini buah sawit yang sudah dirontokkan akan dihancurkan atau dilumatkan oleh
mesin pelumat atau digester. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memisahkan daging
buah sawit dari inti buah, hal ini juga dapat memecah sel minyak pada daging buah
sehingga mempermudah proses ekstraksi (Basiron, 2005).
d) Ekstraksi/Pengepressan
Ketika buah kelapa sawit sudah dihancurkan, selanjutnya buah akan di ekstrak dengan
cara diperas dengan bantuan air atau pelarut. Hal tersebut berguna untuk memisahkan
kandungan minyak sawit dari daging buah sawit. Pengepressan dilakukan dengan mesin
screw press dengan metode memberikan tekanan pada campuran buah sawit dan air
(pelarut) (Insani, 2011).

Setelah itu bakal ada proses-proses lainnya guna menghasilkan berbagai produk
lanjutan dari kelapa sawit dengan proses tersendiri. Seperti contohnya: a) Teknologi
Pemurnian; b) Fraksinasisasi/Pemisahan; c) Pengolahan Lanjutan; d) Dan lain-lain.

2.3. Pemanfaatan Limbah Sawit

Sebagai salah satu produsen dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar didunia,
Indonesia tentunya memiliki luasan lahan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang masif.
Dan sebagian besar industri sawit di Indonesia ada di pulau sumatera dan kalimantan. Selain
5

produk-produk unggulan, minyak kelapa sawit juga menghasilkan limbah hasil pengolahan
yang cukup banyak. Atas dasar itu banyak industri kelapa sawit yang mulai mengolah dan
memanfaatkan limbah kelapa sawit untuk dipergunakan kembali sebagai berbagai sumber
energi. Limbah padat, cair dan gas dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan. (Mahorjan, 2011).

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping pengolahan inti sawit
dengan kadar 45-46% dari inti sawit. Bungkil Inti Sawit dapat digunakan untuk pakan ternak,
namun memiliki palatabilitas yang rendah sehingga menyebabkan kurang cocok untuk ternak
monogastrik dan lebih sering diberikan kepada ruminansia terutama sapi perah. Kualitas BIS
bervariasi tergantung pada kandungan minyak BIS, kontaminasi tempurung kelapa sawit,
serta kandungan asam aminonya. Selain itu, nilai kecernaan BIS juga cukup rendah, baik
kecernaan bahan kering maupun protein dan asam amino, oleh karena itu ketika
menggunakan BIS dalam jumlah tinggi maka penyusunan pakan harus diatur sedemikian
rupa sehingga berbasis nutrisi tercerna (Dhyani, 2018).
BAB III. METODOLOGI FIELDTRIP

3.1. Tempat dan Waktu

Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya fieldtrid di PT. SOCFINDO Kebun Sei.
Liput/M. Ara, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Pada hari sabtu,
tanggal 27 Mei 2023, Pukul 10.00 WIB s/d Selesai.

3.2. Metodologi Fieldtrip

Metode yang digunakan dalam melaksanakan fieldtrip ini adalah dengan sistem tur
atau tanya jawab antara Guide/Pemandu dan penjelasan secara langsung oleh Guide/Pemandu
dan para pekerja yang ada di lokasi dan langsung turun kelapangan.

6
BAB IV. PEMBAHASAN

Dari kegiatan fieldtrip atau kunjungan langsung ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
(PKS) di kabupaten aceh tamiang, mahasiswa turun kelapangan dan langsung melihat sendiri
bagaimana proses pengolahan kelapa sawit mulai dari awal kelapa sawit masuk, diolah secara
berkala dan berulang, hingga sampai pemanfaatan limbah sawit yang diproses secara
berulang juga, dan hingga bisa menjadi produk mentahan pokok yang akan jadi berbagai
produk tururan dari kelapa sawit mulai dari hasil padatan, hasil cair, maupun hasil gas.

Di Indonesia sendiri termasuk salah satu produsen kelapa sawit terbesar yang ada
didunia. Temtunya memiliki lahan kelapa sawit yang masif. Di Sumatera Sendiri pabrik
pengolahan kelapa sawit pertama yang didirikan yaitu pada tahun 1988 di daerah Sungai
Liput kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Taming dengan nama PT. SOCFINDO
Kebun Sei Liput/M. Ara. Maka perusahaan ini merupakan salah satu produsen benih kelapa
sawit yang sudah mapan dan berpengalaman. Saat ini PT. SOCFINDO merupakan produsen
kecambah kelapa sawit dengan penjualan terbesar di Dunia.

PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara telah merilis 3 varietas benih kelapa sawit
unggul yaitu DxP Unggul Socfindo (L), DxP Unggul (Y), dan DxP Unggul Socfindo MT
Gano. Secara mendasar perbedaan ke-3 varietas tersebut terletak pada sifat karakter
pertumbuhannya yang meninggi dan jumlah tandan yang diproduksi per tahun. DxP Unggul
Socfindo (L) memiliki pertumbuhan meninggi yang lambat (rata-rata 45 - 50 cm/tahun)
sedangkan DxP Unggul Socfindo (Y) memiliki pertumbuhan moderat yaitu (rata-rata 50 - 60
cm/tahun). Jumlah tandan pada pohon DxP Socfindo (L) lebih banyak dari DxP Unggul
Socfindo (Y).

Pada kesempatan fieldtrip kali ini, mahasiswa teknik pertanian dapat langsung turun
kelapangan untuk melihat langsung proses pengolahan kelapa sawit di PT. SOCFINDO
Kebun Sei Liput/M. Ara. Dimulai dari perjalanan dari Banda Aceh pada hari jumat, 26 Mei
2023 pukul 21.00 WIB, para mahasiswa sampai di hari sabtu, 27 Mei 2023 sekitar pukul
10.00 WIB. Ketika sampai di PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara, mahasiswa disambut
oleh kepala pabrik dan diberikan arahan dasar sebelum melihat langsung mesin/teknologi
pengolahan kelapa sawit.

7
8

Setelah meneria arahan dan membagi kelompok guide, mahasiswa dipandu untuk
melihat step by step pengolahan kelapa sawit. Dimulai dari dibawanya kelapa sawit oleh truk-
truk pengankut yang dibawa dari perkebunan sawit yang sudah dipanen oleh para petani
sawit. Truck yang datang akan ditimbang beratnya di Weight Bridge (GAMBAR 1) untuk
mengetahui massa kelapa sawit yang dibawa. Berat dari kelapa sawit yang ditimbang akan
langsung masuk kedata didalam kantor administrasi pabrik. Setelah ditimbang kelapa sawit
akan dimasukkan kedalam Loading Ramp yaitu tempat truck pengankut menurunkan muatan
kelapa sawitnya disini.

Ketika proses pengolahan sawit dimulai, pintu dari Loading Ramp akan dibuka
sehingga kelapa sawit akan jatuh ke Scrapper Conveyor Incline-Horizontal atau sistem
pengangkut kelapa sawit. Kelapa sawit akan diangkat ke atas pabrik dan akan dimasukkan
kedalam tabung Sterilizer atau tabung perebusan. Proses ini disebut proses strerilisasi atau
perebusan, tujuan dari proses ini adalah untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas pada
sawit sekaligus melunakkan daging buah kelapa sawit guna mempermudah untuk proses
perontokkan. Jumlah tabung rebusan yang dimiliki ada 15 tabung Sterilizer dengan kapasitas
sebesar 2,5 Ton, dan dalam sekali perebusan kelapa sawit akan diberi tekanan/Preasure Drop
sebesar 2,5 – 3 Kbar dan direbus disuhu sekitar 100- 135o C selama 90 – 120 menit.

Setelah selesai direbus, kelapa sawit akan dibawa oleh Scrapper Conveyor menuju
mesin perontokan/Striper. Disini buah kelapa sawit akan dipisahkan dari tandannya untuk
masuk ke proses selanjutnya. Sistem pengoperasian mesin ini ialah dengan membanting
tandan kelapa sawit yang sudah direbuh sehingga buah sawit rontok. Dari proses ini akan
menghasilkan limbah padatan yaitu tandan sawit, yang mana tandan akan dikumpulkan dan
dipergunakan sebagai pupuk alami dan diaplikasikan untuk pemupukkan lapangan baik
pupuk kelapa sawit maupun untuk yang lainnya.

Brondolan atau buah sawit yang sudah dipisahkan dari tandannya akan dibawa
menuju mesin pelumat atau Digester Dipabrik ini memiliki 3 buah mesin pelumat/Digester
dengan kapasitas 3.200 Liter. Pada proses ini brondolan akan dilumat sampai membuat
daging dan inti buah terpisah, hal ini juga akan memecah kandungan minyak didalam buah
sawit. Setelah itu buah akan diestraksi menggunakan mesin pemeras atau Screw Press yang
mana pabrik ini memiliki 3 mesin Screw Press dengan kapasitas 12 Ton untuk masing-masing
mesin, pada tahapan ini buah sawit akan dicampur dengan air panas sebagai pelarut kemudian
diberi tekanan sehingga melarutkan kandungan yang ada didalam buah sawit.
9

Ampas dari buah yang diperas akan menghasilkan biji sawit dan serat/fiber, yang
mana fiber dan biji sawit akan dipisahkan dan diolah kembali. Fiber akan dimanfaatkan
sebagai bahan bakar pendukung pabrik sebagai bahan bakar biomassa dengan pembakaran
sempurna yang tidak menghasilkan emisi karbon berlebih. Yang mana energi panas akan
menghasilkan tekanan uap air yang mampu dipergunakan untuk memutas turbin listrik
sebagai tambahan energi listrik pabrik. Sementara biji sawit akan dikeringkan kemudian
dipecahkan oleh mesin pemecah atau Dipper Mill sehingga cangkang biji bisa dipisah dari
inti biji. Cangkang biji akan disatukan dengan fiber untuk digunakan menjadi bahan bakar.
Sementara inti biji sawit akan dikumpulkan dan dikirim ke pabrik kernel untuk diolah
menjadi CPO sehingga bisa jadi produk lanjutan yang beragam seperti bahan baku dari
minyak goreng, mentega, margarin, sabun mandi, kosmetik, dan lain-lain.

Cairan hasil perasan terdiri dari minyak, air, dan lumpur. Cairan hasil perasan akan
ditampung di sebuah tangki besar dan di rebus oleh mesin Cake Breaker atau stasiun
klarifikasi yang akan memisahkan minyak, air, dan lumpur yang terkandung. Minyak yang
terkandung akan menjadi CPO sebagai produk utama dari pabrik pengolahan kelapa sawit PT.
SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara. Dari larutan tadi setelah dipisahkan oleh mesin Cake
Breaker atau stasiun klarifikasi, minyak atau CPO akan melewati Oil Vacuum Dryer untuk
menghilangkan kadar air sebelum ditampung oleh tangki penyimpanan minyak dan dikirim
ke pabrik ekspedisi CPO.

Hasil lainnya dari pemisahan larutan adalah lumpur atau limbah padatan hasil
pemerasan yang berasal dari pengeringan ampas larutan. Yang mana lumpur atau padatan ini
akan dikirim ketempat lain untuk diolah kembali untuk dipergunakan sebagai pupuk padatan
yang bisa dipergunakan baik untuk perkebunan sawit itu sendiri maupun komoditas pertanian
lainnya. Selain itu padatan ini juga bisa dipergunakan sebagai bahan pakan ternak seperti
contohnya pakan ternak sapi, domba, hewan unggas, dan lainnya.

Lalu air hasil pemisahan mesin Cake Breaker atau stasiun klarifikasi, akan diolah
kembali untuk dipisahkan kembali kandungan minyaknya, proses ini dilakukan berulang
sehingga limbah air hanya memiliki kandungan minyak 0,0…(Sekian)% yang tersisa. Limbah
cair ini akan ditampung dikolam kecil effeluent pond untuk dipisahkan lagi lapisan minyak
dan ampasnya sebelum di alirkan ke kolam Aerobic Pond untuk proses penguraian cairan
limbah sawit oleh mikroorganisme yang akan menghasilkan gas metana pada kolam. Proses
ini membutuhkan oksigen yang berasal dari udara untuk memunculkan mikroorganisme
10

heteretop yang membentuk flok juga akan muncul ganggang air dan alga pada kolam Aerobic
Pond yang terakhir sebelum akhirnya kandunga air limbah menjadi netral dan aman sebelum
dibuang ke sungai. PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara memiliki 5 kolam limbah
Aerobic Pond untuk mensterilkan air limbah sebelum dibuang ke sungai tamiang.

Jadi pada dasarnya hasil dari pengolahan kelapa sawit memiliki jumlah yang cukup
banyak sehingga limbah dari pengolahan kelapa sawit juga sebanding dengan hasilnya. Atas
dasar itu pengolahan limbah sawit dimaksimalkan sampai keseluruhannya agar tidak ada
bagian yang tersia-siakan dan mencemari lingkungan. Mulai dari pengolahan limbah padatan
dan pemanfaatan kembali sebagai bahan bakar untuk energi listrik, pengaplikasian pupuk,
serta pakan ternak. Sementara limbah gas, yaitu hasil pembakaran dan gas metana.
Pembakaran biomassa dilakukan secara tepat sehingga menghasilkan gas yang rendah karbon
dan tidak menghasilkan polusi, sementara limbah gas metana dihasilkan dari kolam Aerobic
Pond bisa dimanfaatkan sebagai biogas untuk kebutuhan bahan bakar, namun dalam
pengaplikasiannya hasilnya tidak sesuai dengan investasinya sehingga banyak perusahaan
pengolahan sawit tidak mengaplikasikannya.

Sementara itu belum lama ini ditemukan pemanfaatan limbah sawit terbaru yaitu
pengolahan limbah pohon sawit menjadi gula sawit (GUSA). Pemanfaatan ini dilakukan
dengan mengolah pohon sawit yang sudah lewat masa produktifnya atau yang sudah
ditebang. Kemudian pelepah sawit di tiris dan menyisakan minimal 9 pelepah yang mana dari
pelepah itu akan mengeluarkan air nira. Air nira ini akan menjadi bahan baku untuk
pembuatan gula sawit. Proses pentirisan biasa dilakukan pada pagi hari, sehingga sore hari
sudah bisa dilakukan proses pemanenan air nira. Pada proses pemanenan air nira, satu batang
pohon sawit bisa menghasilkan 3-4 Liter per-harinya selama 3 bulan. Setelah itu batang sawit
akan membusuk dan lapuk sampai terurai.

Air nira yang berhasil dikumpulkan akan dimasak dikuali besar selama 3 jam dengan
api besar sehingga mendidih. Pada proses ini masih dilakukan secara tradisional yaitu
menggunakan tunggu tanah dan bahan bakar pembakaran menggunakan kayu. Kemudian air
nira dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan 4:1 yang mana gula pasir berfungsi
sebakai perekat antara gusa-nya setelah dicetak nanti. Ketika mulai matang, gusa akan
dipindahkan ketempat lain untuk mempercepat proses pendinginan. Ketika gusa sudah bisa
dicetak, gusa dituangkan kedalam cetakan gusa yang dibuat dari batang bambu yang sudah
dipersiapkan. Pencetakan dilakukan diatas media datar dengan. Saat gusa mengeras, gusa siap
11

di keluarkan dari cetakan dan dipacking untuk dipasarkalapisan plastik yang dibasahi air
sebagai tempat peletakan cetakan bambu untuk Gusa-nya. Dari sistem pengolahan limbah
sawit menjadi gula sawit, ketika air nira sampai hari ini, beesoknya air nira siap dimasak. Dan
dalam sehari pembuat gula sawit dapat memasak 4 sampai 6 kuali gula sawit, yang mana
dalam sekali memasak dapat menghasilkan 25-30 Kilogram Gula Sawit.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan kunjungan fieldtrip yang dilaksanakan kali ini ialah:

1. Pengolahan kelapa sawit PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara merupakan pabrik
kelapa sawit di sumatra yang didirikan sejak 1922.
2. Produk utama yang dihasilkan dari PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara adalah
minyak mentah atau CPO, inti biji sawit, kemudian ada produk sampingan hasil limbah
yaitu pupuk yang berasal dari sisa tandan dan padatan lumpur hasil endapan larutan
perasan.
3. Dalam sehari PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara bisa menghasilkan sebanyak 23%
minyak mentah atau CPO dari total berat kelapa sawit yang diolah
4. Pada pengolahan limbahnya, PT. SOCFINDO Kebun Sei Liput/M. Ara menerapkan
pengolahan limbah agar berkurangnya limbah dari produksi minyak sawit. Mulai dari
limbah padatan yang dijadikan bahan bakar rendah karbon, pupuk organik, dan pakan
ternak. Lalu limbah air yang diolah dulu sebelum akhirnya dibuang ke sungai.
5. Limbah air yang dihasilkan akan ditampung kedalam kolam Aerobic Pond yang
berjumlah 5 kolam, yang mana tiap kolamnya memiliki tahapan penstrelisasi yang
berbeda sehingga di kolam kelima jika sudah ter-sterilisasi baru dapat dibuang ke sungai.
6. Energi tambahan yang berasal dari energi panas uap pembakaran dari fiber dan cangkang
biji bertekanan 15-20 ton, sehingga menghasilkan energi listrik dari turbin hingga 800
KW.

5.2. Saran

Saran yang didapat dari kunjungan fieldtrip ini ialah dari pengolahan kelapa sawit
yang memang sudah menjadi kebutuhan akan ditutut untuk produksi skala besar, sehingga
limbah yang dihasilkan juga cukup banyak. Terutama limbah air, yang mana cukup
memenuhi kolam Aerobic Pond, dan sempat terjadi bencana banjir yang mengakibatkan
limbah terbawa kemana-mana, harapannya untuk hal tersebut dapat ditemukan solusinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Basiron, Y. 2005. Palm Oil. Di dalam: Shahidi F, editor. Bailey’s Industrial Oil and Fat
Products : Ed ke-6 Volume ke-2 Edible Oil and Fat Products : Edibel Oil. John Wiley
& Sons, Inc. Hoboken.
Budiyanto, Silsia, D., Efendi, Z., dan Janika, R. 2010. Perubahan Kandungan ßKaroten,
Asam Lemak Bebas dan Bilangan Peroksida Minyak Sawit Merah selama Pemanasan.
Jurnal AGRITECH.
Dhyani, N. 2018. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit untuk Pakan Ternak. BPTP Kaltim.
Ekon, M. 2021. Industri Kelapa Sawit Indonesia: Menjaga Keseimbangan Aspek Sosial,
Ekonomi, dan Lingkungan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia. Jakarta.
Insani, D. D. 2011. Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran.
[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kantor PT. Socfindo Kebun Sei.Liput/M.Ara Kejuruan Muda Aceh Tamiang.
Marjohan, S, H. 2011. Pemanfaatan Limbah Sawit Untuk Bahan Baku Bio-Pellet Sebagai
Sumber Energi Terbarukan Yang Ramah Lingkungan. Dinas Kehutanan Kabupaten
Kutai Kartanegara, Tenggarong.
Taufik, M. 2020. Teknologi Pengolahan Minyak Sawit. IAIN Surakarta. Surakarta.

13
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Gambar 1. Tempat penimbangan muatan Gambar 2. Tempat penimbangan muatan


truk pengangkut sawit truk pengangkut sawit

Gambar 3. Loading Ramp/Tempat unload Gambar 4. Sistem pengangkut/Scrapper


muatan sawit Conveyor Incline

14
15

Gambar 5. Tabung rebusan/Sterilizer Gambar 6. Kelapa sawit yang sudah


Tank berjumlah 15 tabung. direbus dibawa oleh Scrapper Conveyor

Gambar 7. Mesin Perontok/Stripper untuk Gambar 8. Sistem pengangkut/Scrapper


memisahkan buah sawit dengan tandannya Conveyor Incline untuk mengangkut
tandan menuju Loading Ramp untuk
dibawa ketempat aplikasi pupuk.
16

Gambar 9. Brondolan buah sawit yang Gambar 10. Brondolan atau buah sawit
sudah dirontokkan akan jatuh kebawah. akan masuk ke mesin Digester lalu masuk
ke Screw Press.

Gambar 11. Mesin Pelumat/Digester Gambar 12. Hasil perasan atau estraksi
melumat buah sawit. dari mesin Screw Press yang menghasilkan
larutan yang terdiri dari minyak, air, dan
lumpur.
17

Gambar 13. Fiber dan biji sawit Gambar 14. Biji sawit yang dipisahkan
dipisahkan dengan mesin pemutar. daari fiber.

Gambar 15. Fiber yang sudah dipisahkan Gambar 16. Biji sawit di hancurkan oleh
dari biji sawit. Dipper Mill unduk menghancurkan
cangkang biji dan menyisakan inti biji
sawit untuk diolah ditempat lain.
18

Gambar 17. Tabung air atau water tank Gambar 18. Oil Vaccum Dryer yang
untuk menyimpan air yang diperlukan. berfungsi untuk mengurangi kadar air
sebelum minyak ditampung dikilang
penyimpanan.

Gambar 19. Kolam FAT-FIT untuk Gambar 20. Kolam Anaerobic untuk
mengumpulkan minyak yang muncul menetralisir limbah air.
dipermukaan limbah air.
19

Gambar 21. Kolam Anaerobic untuk Gambar 22. Tangki atau kilang
menetralisir limbah air yang mulai netral. penyimpanan minyak mentah atau CPO.

Gambar 23. Lahan perkebunan sawit Gambar 24. Batang sawit yang sudah
yang ada di aceh tamiang. ditebang dan akan diambil air niranya.
20

Gambar 25. Batang sawit yang sudah di


tiriis. Gambar 26. Air nira yang dikumpulkan
dari batang sawit.

Gambar 27. Proses memasak gula sawit.


Gambar 28. Proses pencetakkan gula
sawit menggunakan cetakan bambu.

Anda mungkin juga menyukai