Anda di halaman 1dari 11

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SINGAPURA

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Ekonomi Asia)

Dosen Pengampu: Arisman, M.Si

Disusun Oleh ;

Dwindy Maryani (1119084000049)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya, kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi


pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok
berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di
bawah garis kemiskinan (poverty line). Ketimpangan tidak dapat dimusnahkan,
melainkan hanya bisa dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diterima oleh suatu
sistem sosial tertentu agar keselarasan dalam sistem tersebut terpelihara dalam proses
pertumbuhannya.

Seperti yang kita tahu Singapura merupakan satu-satunya Negara maju yang
berada di kawasan Asia Tenggara. Meskipun dengan luas tanahnya yang terbatas,
Singapura mampu mencapai kemajuan ekonomi yang besar selama bertahun-
tahun. Dengan mengandalkan pada perdagangan eksternal, Singapura mampu
mengubah negaranya “from third to first world country”.

Ketimpangan pendapatan tidak hanya terjadi di Negara Sedang Berkembang


(NSB) tapi juga bisa terjadi di Negara maju sekalipun. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan Negara maju seperti Singapura juga mengalami ketimpangan
pendapatan yang biasanya merupakan masalah yang besar bagi Negara Sedang
Berkembang (NSB). Karenanya, tidaklah mengherankan ketimpangan pastinya selalu
ada, baik itu di negara miskin, negara sedang berkembang, bahkan negara maju
sekalipun. Hanya saja yang membedakan adalah seberapa besar tingkat ketimpangan
yang terjadi pada masing-masing negara tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ketimpangan pendapatan?
2. Bagaimana Ketimpangan pendapatan di Singapura
3. Apa penyebab ketimpangan pendapatan di Singapura?
4. Apa langkah Singapura mengatasi ketimpangan pendapatan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ketimpangan pendapatan
2. Untuk mengetahui Ketimpangan pendapatan di Singapura
3. Untuk mengetahui penyebab ketimpangan pendapatan yang terjadi di Singapura
4. Untuk mengetahui langkah Singapura mengatasi ketimpangan pendapatan
PEMBAHASAN

A. Definisi Ketimpangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan


per kapita antar kelompok masyarakat. Menurut Todaro (2009), bagian pendapatan yang
diterima golongan penduduk berpendapatan tinggi jauh lebih besar. Disamping itu
diperkuat pula oleh laju pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi. Proses ini telah
menyebabkan yang kaya menjadi semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Pola
pembagian pendapatan yang lebih merata lebih mampu berperan selaku indikator tingkat
kemakmuan penduduk. Kesenjangan atau ketimpangan distribusi pendapatan dapat
diartikan sebagai perbedaan kemakmuran ekonomi antara yang kaya dengan yang
miskin, hal ini tercermin dari adanya perbedaan pendapatan (Baldwin, 1986). Kaldor
(1956) menyatakan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan yang tinggi akan diiringi
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sedangkan distribusi pendapatan yang lebih
merata akan diiringi oleh pertumbuhan ekonomi yang rendah (Boediono, 1982; 85).

Menurut Kuncoro (2006) menyatakan bahwa ketimpangan mengacu pada standar


hidup yang relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah yaitu
adanya perbedaan faktor produksi dan sumber daya yang tersedia. Perbedaan ini yang
menyebabkan tingkat pembangunan dan distribusi pendapatan di setiap wilayah berbeda-
beda, sehingga menimbulkan adanya gap atau jurang kesejahteraan di berbagai wilayah
tersebut.

Menurut Sukirno (2006), pada dasarnya distribusi pendapatan merupakan suatu


konsep yang membahas tentang penyebaran pendapatan setiap orang atau rumah tangga
dalam masyarakat. Terdapat dua konsep pokok mengenai pengukuran distribusi
pendapatan, yaitu konsep ketimpangan absolut dan konsep ketimpangan relatif. Konsep
ketimpangan absolut merupakan konsep pengukuran ketimpangan yang menggunakan
parameter dengan suatu nilai mutlak (Sukirno, 2006). Sedangkan konsep ketimpangan
relatif merupakan konsep pengukuran ketimpangan distribusi pendapatan yang
membandingkan besarnya pendapatan yang diterima oleh seseorang atau sekelompok
anggota masyarakat dengan besarnya total pendapatan yang diterima oleh masyarakat
secara keseluruhan (Sukirno, 2006).

Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengetahui ketimpangan


distribusi pendapatan adalah Gini Ratio. Nilai Rasio Gini berkisar antara nol dan satu.
Bila nilai Rasio Gini sama dengan 0 maka distribusi pendapatan merata sempurna dan
bila Rasio Gini sama dengan satu diartikan bahwa terjadi ketimpangan distribusi
pendapatan yang sempurna. Semakin tinggi nilai Rasio Gini semakin timpang distribusi
pendapatan suatu negara. Sebaliknya semakin rendah nilai Rasio Gini berarti semakin
merata distribusi pendapatannya.

B. Ketimpangan pendapatan di Singapura


1) Ada 269.925 jutawan di Singapura, tetapi 792.000 orang dewasa memiliki
kekayaan kurang dari $13.500. Sementara kekayaan rata-rata per orang dewasa di
Singapura adalah $449.543, itu bukan representasi sebenarnya dari kekayaan
mayoritas penduduk. Kekayaan rata-rata per orang dewasa, ukuran yang lebih baik,
adalah $ 117.068. Selain itu, bahwa ada 269.925 jutawan, 60 di antaranya
memiliki kekayaan lebih dari satu miliar.
Namun, di ujung lain spektrum, 16,2% dari populasi penduduk dewasa, atau
792.000 orang, memiliki kekayaan bersih kurang dari $13.500, menyoroti
ketidaksetaraan kekayaan di sini.

2) Pendapatan bulanan kotor rata-rata meningkat sebesar 44,0% dari 2011 hingga
2021 Pendapatan bulanan kotor rata-rata (termasuk kontribusi CPF pemberi kerja)
adalah $4.680 pada tahun 2021. Ini berarti bahwa separuh dari populasi
berpenghasilan di bawah jumlah itu, dan separuh lainnya berpenghasilan di atas itu.

Pertengahan tahun Tingkat ($)

2010 3

2011 3.249

2012 3.48

2013 3.705

2014 3.77

2015 3.949

2016 4.056

2017 4.232

2018 4,437
2019 4,563

2020 4,534

2021 4,680

Pendapatan rata-rata telah meningkat 44,0% dari angka 2011 sebesar $3.249.
Selama periode ini, setelah memperhitungkan inflasi, tingkat pertumbuhan tahunan
adalah 2,7 %.

C. Penyebab Ketimpangan Pendapatan di Singapura

Ketimpangan pendapatan di Singapura adalah salah satu masalah yang dihadapi


Singapura dan didorong oleh faktor-faktor seperti stratifikasi sosial yang mengakar dan
keyakinan serta sikap yang mengakar terhadap kebijakan redistribusi. Dengan demikian,
kesenjangan pendapatan yang semakin lebar antara orang Singapura termiskin dan
terkaya mengkhawatirkan. Tapi, ada metrik lain seperti gaji pekerja berpenghasilan
rendah tumbuh lebih cepat daripada mereka yang berpenghasilan lebih tinggi . Koefisien
Gini Singapura juga perlahan turun dengan koefisien Gini Singapura 2019 turun ke level
terendah dalam sekitar 20 tahun.

Untuk mengatasi hal ini kita melihat laporan yang diterbitkan oleh Dr. Ravi Kanbur,
Profesor Ekonomi di Cornell University dan tim ahli internasionalnya untuk Panel
Internasional untuk Kemajuan Sosial (IPSP). Dalam laporan tersebut , para peneliti
mengidentifikasi apa yang menjadi pendorong utama ketidaksetaraan yang memiliki
atribut mendalam, dan lambat untuk berubah. Dengan demikian, ketidaksetaraan
memiliki kecenderungan untuk mereproduksi dirinya sendiri dari waktu ke waktu dan
didorong oleh:

• Stratifikasi sosial yang mengakar dan dapat menyebabkan ketidaksetaraan antar


kelompok penduduk,
• Keyakinan dan sikap yang mengakar terhadap kebijakan redistribusi.

Dalam konteks Singapura, ketimpangan pendapatan sebagian besar diukur di tingkat


rumah tangga dengan perbedaan terbesar ada antara mereka yang berada di 10%
terbawah dan 10% teratas rumah tangga.
Perbedaan pendapatan rumah tangga rata-rata bulanan per anggota antara 10% teratas
dan 10% terbawah adalah $12.840. Departemen Statistik Singapura menghasilkan data
tahunan tentang pendapatan rumah tangga. Berikut adalah data pendapatan rumah tangga
rata-rata bulanan per anggota (termasuk kontribusi CPF pemberi kerja) dari 10%
terbawah dan 10% teratas:

10% terbawah ($) 10% teratas ($) Selisih ($)

2010 381 9,669 9.288

2011 422 10,543 10,121

2012 440 11.552 11.112

2013 463 11.198 10.735

2014 494 12.032 11.538

2015 541 12.816 12.275

2016 543 12.773 12.23

2017 554 13.215 12.661

2018 570 13.581 13,011

2019 597 13.737 13.14

2020 560 13.4 12.84

Perbedaan pendapatan rata-rata adalah $9.288 pada tahun 2010, tetapi $12.840 pada
tahun 2020, yang dapat mencerminkan kesenjangan pendapatan yang melebar.

Dari tabel sebelumnya, pendapatan rumah tangga rata-rata per anggota dari 10%
terbawah meningkat 47,0% dari $381 pada tahun 2010 menjadi $560 pada tahun 2020.
Selama periode yang sama, pendapatan rumah tangga per anggota dari 10% teratas
tumbuh sebesar 38,6% dari $9.669 menjadi $13.400. Ini bisa menandakan bahwa rumah
tangga berpenghasilan rendah meningkatkan pendapatan mereka pada tingkat yang lebih
cepat daripada mereka yang berada di atas.
Ketika mengukur ketimpangan pendapatan, metrik yang digunakan adalah koefisien
Gini, ukuran statistik standar yang digunakan untuk mewakili ketimpangan pendapatan
atau ketimpangan kekayaan dalam suatu negara atau kelompok orang lainnya. Nilai nol
berarti ada pemerataan sempurna yang dapat terjadi jika setiap orang memiliki
pendapatan yang sama. Nilai satu atau (100%) mewakili ketimpangan maksimum di
mana di antara sekelompok besar orang, hanya satu orang yang memegang pendapatan.
Koefisien Gini pada tahun 2020 adalah 0,375, ini merupakan angka terendah dalam
dalam kurun waktu sekitar 20 tahun, seperti pada tahun 2001 sebesar 0,454. Berikut
adalah data koefisien Gini pendapatan rumah tangga (per anggota rumah tangga) di
Singapura selama dekade terakhir :

Koefisien Gini (Sebelum Koefisien Gini (Setelah


Menghitung Transfer Dihitung Untuk Transfer
Pemerintah Dan Pajak) Pemerintah Dan Pajak)

2010 0,472 0,425

2011 0,473 0,423

2012 0,478 0,432

2013 0,463 0,409

2014 0,464 0,411

2015 0,463 0,409

2016 0,458 0,401

2017 0,459 0,402

2018 0,458 0,403

2019 0,452 0,398

2020 0,452 0,375

Dengan semua bantuan yang diterima pada tahun 2020, koefisien Gini telah mencapai
0,375, titik terendah dalam satu dekade.
D. Langkah yang Dilakukan Singapura Untuk Mengatasi Ketimpangan Pendapatan

Untuk mengatasi kesenjangan upah yang semakin melebar, Singapura menggunakan


transfer pemerintah, yang mendistribusikan kembali kekayaan kepada kelompok
berpenghasilan rendah. Keluarga berpenghasilan rendah menerima transfer pemerintah
tertinggi sebesar $13.670 pada tahun 2020. Contoh transfer pemerintah termasuk top-up
CPF dan MediSave, voucher GST, dan banyak skema yang tersedia untuk memberikan
bantuan keuangan. Transfer pemerintah ini didanai oleh pendapatan pemerintah, yang
sebagian besar berasal dari pajak penghasilan badan dan pribadi serta pajak barang dan
jasa (GST). Persentase yang lebih besar dari pajak semacam itu (termasuk yang lain)
cenderung berasal dari orang kaya karena mereka memperoleh penghasilan lebih tinggi,
memiliki mobil, memiliki banyak properti, dll. Berikut adalah transfer pemerintah
tahunan rata-rata (per anggota rumah tangga) yang diberikan selama bertahun-tahun :

HDB 1- HDB 5-
HDB 3- HDB 4- Condominiums
& 2- Room & Landed
Year Total Room Room & Other
Room Executiv Properties
Flats Flats Apartments
Flats e Flats

2010 2,623 6,559 2,376 2,561 2,696 1,790 2,135

2011 3,273 7,632 2,987 3,104 3,401 2,456 2,812

2012 2,871 7,212 2,504 2,774 3,049 1,976 2,235

2013 3,671 8,845 3,398 3,486 3,770 2,701 2,771

2014 3,527 9,324 3,387 3,402 3,554 2,177 2,488


2015 4,098 9,480 3,856 3,908 4,234 2,888 3,096

2016 4,250 10,067 4,254 4,129 4,234 2,712 2,908

2017 4,499 10,425 4,500 4,391 4,419 3,047 3,333

2018 4,545 10,539 4,678 4,407 4,484 2,929 3,148

2019 4,684 10,680 4,854 4,548 4,623 3,034 3,196

2020 6,308 13,670 7,143 6,258 6,024 3,741 3,800

Rata-rata $13.670 dalam transfer pemerintah, tertinggi pada tahun tertentu, diberikan
kepada setiap anggota yang tinggal di flat satu dan dua kamar HDB pada tahun 2020.
Anda juga dapat melihat bahwa jumlah transfer pemerintah jauh lebih rendah di jenis
lain dari tempat tinggal.
KESIMPULAN

Pertama yang buruk, tampaknya ada kesenjangan pendapatan yang melebar antara orang
Singapura termiskin dan terkaya Namun, gaji pekerja berpenghasilan rendah tumbuh lebih
cepat daripada mereka yang berpenghasilan lebih tinggi.Salah satu cara untuk melakukannya
adalah dengan menyediakan transfer pemerintah untuk mengalihkan kekayaan ke keluarga
berpenghasilan rendah. Dan data menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan telah
berkurang selama beberapa tahun terakhir. Menurut pendapat saya, meskipun ada baiknya
bantuan pemerintah diberikan, seseorang harus selalu berusaha untuk mengendalikan dan
meningkatkan keuangan mereka sendiri, bila memungkinkan. Melakukan upaya untuk
membangun karir dan memiliki literasi keuangan yang baik dapat mendorong keuangan
pribadi Anda dalam jangka panjang. Karena itu, pertimbangkan untuk mengikuti sesi
perencanaan keuangan yang komprehensif .
Daftar Pustaka

https://www.singstat.gov.sg/

https://www.straitstimes.com/singapore/income-inequality-in-singapore-falls-to-lowest-
levels-in-almost-two-decades

https://blog.seedly.sg/income-inequality-singapore/

https://www.channelnewsasia.com/singapore/budget-2021-heng-swee-keat-forum-record-
low-income-inequality-365351

Anda mungkin juga menyukai