Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KELOMPOK

“Kelompom 3”

Makalah ini ditulis Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Aktivitas Fisik Untuk Lansia

Disusun Oleh:

1. Farisandi Paramasatya (210631607701)


2. Fendyant Batistuta (210631607652)
3. Fransiskus Allan Maranatha (210631607714)
4. Muhammad Kamal Ghanivar (210631607700)
5. Ta’aruf Gundo Wijaya (210631607680)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
dalam penyusunan makalah ini walaupun dalam bentuk yang sederhana. Shalawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW
Dengan tulus, kami ucapkan terima kasih kepada Zumroh Hasanah dan Bapak Putra
Ramadhan sebagai Dosen pengampu mata Aktivitas Fisik Untuk Lansia yang telah membantu
kelompok kami, serta kepada seluruh pihak yang telah membantu saya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena kami menyadari kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Dengan demikian, pemakalah
mengharapkan kritik dan sarannya demi kemajuan yang akan datang.
Makalah ini disusun sebagai sumber pembelajar serta pemahaman khususnya sebagai
penulis dan pembaca. Dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb

Malang, September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………...……….. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………... 2
2.1. Definisi Aktivitas Fisik Lansia ………….…………………………………… 2
2.2. Pengaruh Perubahan Hormone Saat Menopoues Pada Aktifitas Fisik Lansia.. 2
2.3. Pengaruh Perubahan hormone Saat Andropouse Pada Aktifitas Fisik Lansia... 6
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………. 10
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan
meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Olahraga berkaitan dengan latihan fisik yang
dilakukan dengan tujuan tertentu, misalnya melatih salah satu anggota tubuh. Aktivitas fisik
memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari kegiatan sehari-hari, seperti jalan kaki dan
menjemur pakaian, hingga termasuk olahraga itu sendiri, misalnya berenang dan bermain futsal.
Kegiatan yang termasuk aktivitas fisik tak terbatas dilakukan di satu tempat saja. Anda bisa
beraktivitas di berbagai tempat, di sekolah, kantor, rumah, dan luar ruangan.

Menentukan olahraga untuk lansia tidak dapat disamakan dengan olahraga untuk muda-mudi.
Sebagian besar orang yang sudah menginjak usia 65 tahun ke atas memang dianjurkan
mengurangi aktivitas berat, tetapi bukan berhenti begitu saja. Pasalnya, beraktivitas di masa
senja memberikan sejumlah manfaat, seperti keseimbangan tubuh yang lebih stabil, mencegah
penyakit, hingga menjaga ketajaman mental.Olahraga atau lansia aktivitas fisik untuk perlu
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi manula yang bersangkutan. Anda dapat
memulainya dengan sesi konsultasi untuk memperoleh rekomendasi tipe aktivitas yang cocok
dan batasan yang masih aman untuk tubuh mereka

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Aktivitas Fisik Lansia?


2. Pengaruh Perubahan Hormone Saat Menopoues Pada Aktifitas Fisik Lansia?
3. Pengaruh Perubahan hormone Saat Andropouse Pada Aktifitas Fisik Lansia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi Aktivitas Fisik Lansia?


2. Untuk mengetahui peraruuh perubahan Hormone Saat Menopoues Pada Aktifitas Fisik
Lansia
3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan hormone Saat Andropouse Pada Aktifitas Fisik
Lansia?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aktifitas Fisik Lansia
A. Pengertian Lansia
Lansia meupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang.
Kenyataan saat ini setiap kali menyebut kata “Lansia” yang terbersit di benak kita adalah
seseorang yang tidak berdaya dan memiliki banyak keluhan kesehatan. Padahal lansia
sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup,
menempatkan lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya,
tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan memanfaatkan pengalaman
yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan kesehatan
Lanjut usia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Adapun kategori lansia
menurut usianya yaitu usia 45-59 tahun merupakan pra lansia, usia 60-69 tahun merupakan
lansia muda, usia 70-79 tahun merupakan lansia madya, dan 80-89 tahun merupakan lansia tua.
Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan
permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Selain berdampak pada kondisi
fisik lansia, proses penuaan juga berdampak pada kondisi psikologisnya. Secara ekonomi,
umumnya lansia dipandang sebagai beban daripada sumber daya. Sedangkan secara sosial,
kehidupan lansia dipersepsikan negatif yaitu dianggap tidak banyak memberikan manfaat bagi
keluarga dan masyarakat. Stigma yang berkembang di masyarakat tersebut membuat lansia
mengalami penolakan terhadap kondisinya dan tidak bisa beradaptasi di masa tuanya, sehingga
akan berdampak pada kesejahteraan hidup lansia.

B. Definisi aktifitas fisik lansia


Setelah menginjak usia lanjut, kebanyakan orang mengurangi aktivitas sehari-hari, karena
stamina sudah jauh berkurang, punya kondisi kesehatan tertentu, atau tidak ada kesempatan.
Padahal, orang lanjut usia (lansia) justru harus tetap aktif dengan melakukan beragam aktivitas
yang berguna setiap hari agar lansia sehat dan bugar. Aktivitas, baik fisik, sosial, maupun
kegiatan berguna lainnya, bisa memberikan beragam manfaat pada kesehatan lansia. Berikut
ragam manfaat yang bisa lansia peroleh bila tetap aktif dan melakukan aktivitas.

2
2.2 Pengaruh Perubahan Hormone Saat Menopoues Pada Aktifitas Fisik Lansia

Menopause adalah fase alami dalam kehidupan seorang wanita yang biasanya terjadi
antara usia 45-55 tahun, di mana produksi hormon-hormon seks seperti estrogen dan progesteron
menurun secara signifikan. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi aktivitas fisik pada wanita
lanjut usia (lansia) dalam beberapa cara:

 Osteoporosis: Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat mengakibatkan penurunan


kepadatan tulang dan risiko osteoporosis. Osteoporosis dapat menyebabkan kerapuhan
tulang dan meningkatkan risiko patah tulang. Akibatnya, aktivitas fisik yang melibatkan
beban berat seperti berjalan, jogging, atau latihan beban mungkin perlu diubah atau
disesuaikan untuk menghindari cedera.
 Kegemukan: Beberapa wanita mengalami peningkatan berat badan selama dan setelah
menopause. Perubahan hormon dapat memengaruhi metabolisme dan distribusi lemak dalam
tubuh. Kegemukan dapat membatasi aktivitas fisik dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
 Gangguan tidur: Perubahan hormon juga dapat berkontribusi pada gangguan tidur seperti
insomnia. Gangguan tidur dapat mengurangi energi dan motivasi untuk berpartisipasi dalam
aktivitas fisik.
 Perubahan suasana hati: Wanita yang mengalami menopause juga dapat mengalami
perubahan suasana hati, seperti depresi atau kecemasan. Perubahan emosi ini dapat
memengaruhi motivasi dan keterlibatan dalam aktivitas fisik.

Meskipun perubahan hormon selama menopause dapat memengaruhi aktivitas fisik,


penting untuk diingat bahwa aktivitas fisik tetap penting untuk kesehatan fisik dan mental wanita
lanjut usia. Olahraga yang teratur dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis, menjaga
berat badan yang sehat, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan suasana hati. Pilihan
aktivitas fisik yang tepat dan konsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah penting
untuk membantu wanita lanjut usia menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka selama masa
menopause. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang sesuai
berdasarkan kondisi kesehatan individu.

2.3 Pengaruh Perubahan Hormone Saat andropouse Pada Aktifitas Fisik Lansia

Andropause, juga dikenal sebagai penurunan hormon laki-laki atau "menopause pria," adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan hormonal yang terjadi pada pria seiring
bertambahnya usia, biasanya mulai sekitar usia 40 hingga 50-an. Selama andropause, produksi
hormon testosteron menurun secara bertahap. Perubahan hormon ini dapat memengaruhi
aktivitas fisik pada pria lanjut usia (lansia) dalam beberapa cara:

3
 Penurunan massa otot: Testosteron adalah hormon yang penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan massa otot. Saat produksi testosteron menurun, pria dapat mengalami
penurunan massa otot dan kekuatan. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk
berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang memerlukan kekuatan otot.
 Penumpukan lemak: Andropause juga dapat berkontribusi pada peningkatan penumpukan
lemak, terutama di sekitar perut. Peningkatan lemak perut dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya, dan juga dapat memengaruhi mobilitas dan
kenyamanan saat berolahraga.
 Penurunan energi dan motivasi: Perubahan hormonal selama andropause juga dapat
memengaruhi energi dan motivasi. Pria mungkin merasa lebih lelah atau kurang termotivasi
untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik.
 Gangguan tidur: Gangguan tidur juga dapat menjadi masalah selama andropause, dan tidur
yang buruk dapat mengurangi energi dan motivasi untuk berolahraga.

Meskipun perubahan hormonal selama andropause dapat memengaruhi aktivitas fisik, penting
untuk diingat bahwa aktivitas fisik masih sangat penting untuk kesehatan pria lanjut usia. Latihan
teratur, terutama latihan kekuatan dan kardiovaskular, dapat membantu mengatasi beberapa efek
negatif dari andropause, termasuk penurunan massa otot, peningkatan lemak tubuh, dan
penurunan energi. Konsultasi dengan profesional kesehatan atau pelatih olahraga dapat
membantu merencanakan program latihan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Selain itu, penting untuk menjaga pola makan sehat, tidur yang cukup, dan mengelola stres untuk
mendukung kesehatan fisik dan mental selama andropause. Selalu konsultasikan dengan dokter
untuk mendapatkan nasihat medis yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan pribadi.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan meskipun perubahan hormon selama menopause dapat memengaruhi
aktivitas fisik, penting untuk diingat bahwa aktivitas fisik tetap penting untuk kesehatan fisik dan
mental wanita lanjut usia. Selain itu, penting untuk menjaga pola makan sehat, tidur yang cukup,
dan mengelola stres untuk mendukung kesehatan fisik dan mental selama andropause. Selalu
konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan nasihat medis yang tepat berdasarkan kondisi
kesehatan pribadi.

3.2 Saran

5
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/kebugaran/minimal-aktivitas-fisik-bagi-orang-dewasa/
https://ayosehat.kemkes.go.id/aktivitas-fisik-untuk-lansia
https://dinsos.riau.go.id/web/index.php?
option=com_content&view=article&id=738:lanjut-usia-lansia-sehat-indonesia-
kuat&catid=17:rpjmd&Itemid=117
https://nursing.ui.ac.id/pelayanan-kesehatan-untuk-meningkatkan-kualitas-hidup-lansia/
https://www.bethesda.or.id/read/182/aktivitas-lansia-agar-tetap-aktif-aman-sehat-dan-
lebih-percaya-diri.html

Anda mungkin juga menyukai