i
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan dan diverifikasi oleh Tim Penjamin Mutu Pendidikan Cabang Dinas
Kisaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, dengan ini Kurikulum SMA Muhammadiyah 8
Kisaran , dengan peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial
dapat diiberlakukan pada tahun pelajaran 2021/2022.
Ditetapkan di : Kisaran
Tanggal : 09 Agustus 2021
Kepala Cabang Kisaran
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
KURNIA UTAMA, ST
NIP : 19670818 199103 1 008
ii
___________
LEMBAR PENETAPAN
Ditetapkan di : Kisaran
Pada Tanggal : 12 Juli 2021
iii
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
A. LATAR BELAKANG
1. Rasional Pengembangan Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Perkembangan
kurikulum didukung oleh berbagai kebijakan yang dikembangkan secara nasional,
yang substansinya meliputi: Kompetensi Abad ke-21 (4C), Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Penilaian Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
.Agar kurikulum 2013 dapat berkembang sesuai dengan kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan informasi, maka ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh
para tenaga pendidik, diantaranya:
a. Tantangan Internal.
Tantangan internal terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
1
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup
masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri
dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi
dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends
in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama.
2. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru- peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).
3. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
2
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet).
4. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik).
5. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim).
6. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia.
7. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik.
8. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines).
9. Penguatan pola pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1. Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif.
2. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader).
3. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak
relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
2. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
3. Kondisi Ideal dan Kondisi Nyata
Kondisi Ideal
Kondisi pendidikan ideal saat ini ditinjau dari aspek: Kualitas Pendidikan
Input :
a. Aspek Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan terdapat 100% memenuhi standar nasional
pendidikan.
3
b. Aspek kesiswaan
Proses akademik lulusan memenuhi standar nasional pendidikan
c. Aspek sarana dan pembiayaan
1. Prasarana, sarana, media pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar terdapat rata-
rata 100% memenuhi standar nasional pendidikan
2. Standar pembiayaan memenuhi standar nasional
Proses:
a. Aspek Kurikulum dan bahan ajar
Kurikulum 100% memenuhi standar nasional pendidikan (perangkat pembelajaran
disusun untuk kelas X, XI, dan XII untuk semua mapel)
b. Aspek Proses Belajar Mengajar dan Penilaian
1. Proses pembelajaran sudah memenuhi standar nasional pendidikan, yaitu 100%
guru melaksanakan semua pendekatan saintifik dan pendekatan yang lain, yang
ada disesuaikan dengan materi yang ada misalnya dengan pendekana Discavery
learning, Problem based learning, proyek based learning, inquiri based learning
dan CTL.
2. 100% guru melaksanakan sistem penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum
atau standar nasional pendidikan ( baik tingkat kesulitan maupun model-model
yang digunakan ). KI 1 dan KI untuk Pendidikan Agama dan PKN. KI 3 dan K4
untuk semua mata pelajaran denga rentang nilai 1 s/d 100.
c. Aspek manejemen dan kepemimpinan
Fungsi-fungsi pengelolaan sekolah 100% memenuhi standar nasional pendidikan.
Output:
a. Aspek prestasi belajar siswa
Adanya peningkatan yang signifikan nilai rata-rata Ujian dari tahun ke tahun.
Prestasi non akademik siswa baik lomba akademik maupun lomba non akademik
mencapai kejuaran tingkat Kabupaten dan Propinsi
b. Prestasi Sekolah
Lulusan SMA Muhammadiyah 8 Kisaran 60 % melanjutkan ke Perguruan Tinggi
dan sisanya bekerja.
4
Kondisi Nyata
Kondisi nyata pendidikan saat ini ditinjau dari aspek:
Standar Isi: Kurikulum
1. Kurikulum 90% memenuhi standar Nasional Pendidikan (perangkat pembelajaran
sudah disusun untuk kelas X, XI, XII semua mata pelajaran).
2. Masih menjalankan sistem paket
Pengembangan Proses Pembelajaran
1. Proses pembelajaran belum memenuhi standar nasional pendidikan, yaitu baru 80%
guru melaksanakan CTL.
2. Guru yang menggunakan media ICT dalam pembelajaran adalah 80%.
Standar Kelulusan
1. Prestasi akademik lulusan belum memenuhi standar nasional (rata-rata KKM 70%
2. Prestasi non akademik sekolah masih rendah (rata-rata mencapai kejuaraan tingkat
kabupaten/kota).
Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan:
Pendidikan dan tenaga kependidikan terdapat 90% memenuhi standar nasional
pendidikan.
Pengembangan Prasarana dan Sarana:
Prasarana, sarana, media pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar terdapat rata-rata
80% memenuhi standar nasional pendidikan.
Pengembangan Pengelolaan:
80% fungsi – fungsi pengelolaan sekolah memenuhi standar nasional pendidikan.
Pengembangan pembiayaan:
Pembiayaan sedang (dibawah Rp 200.000,-/bulan/anak atau sekitar 50%).
Pengembangan Penilaian:
Guru dan sekolah 95% melaksanakan system penilaian sesuai dengan tuntutan
kurikulum atau standar nasional pendidikan (belum memenuhi standar operasional).
4. Potensi dan Karakteristik Sekolah
SMA Muhammadiyah 8 Kisaran memiliki potensi dan karakteristik sekolah,
diantaranya:
a. Sekolah yang menerapkan pendidikan penguatan karakter dengan melakukan
pembacaan al Quran setiap hari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
5
b. Sekolah yang memiliki tenaga pendidik/guru dan tenaga kependidikan yang energic
serta memiliki kemauan dan komitmen yang tinggi.
c. Sekolah yang memberikan keterampilan baik dalam bidang akademik maupun non
akademik melalui Ekstra Kurikuler.
d. Sekolah yang memberikan porsi khusus pada pembentukan kader berkualitas berjiwa
Muhammadiyah
5. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan
pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara
sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata 25 pelajaran di kelas tersebut.
h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.
B. LANDASAN HUKUM
6
Berikut landasan Yuridis yang digunakan pada Kurikulum 2013:
Pengembangan kurikulum SMA Muhammadiyah 8 Kisaran didasarkan pada beberapa
regulasi sebagai berikut.
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Guru
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan
Karakter
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Pendidk
danTenaga Kependidikan
8. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
9. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dasar dan Menengah;
10. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Menengah
11. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Esktra Kurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
12. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah
13. Permendikbud No .64 tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah
7
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013
15. Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah (Bagi Sekolah penyelenggara SKS)
17. Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan KurikulumTahun 2006 dan Kurikulum 2013
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014
Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013
20. Permendikbud No.53 Tahun 2015 Tentang Penilaian oleh Pendidik dan Penilaian oleh
Satuan Pendidikan
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016 tentang
pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru
22. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
23. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
24. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
25. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 23 tahun
2017 tentang Hari Sekolah
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah.
8
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 tahun
2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
30. Permendikbud No 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan Formal.
31. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di sekolah
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah MenengahAtas/ Madrasah Aliyah
33. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud No 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada Pendidikan
Menengah K-13 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
34. Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 tentang PPDB pada TK/SD/SMP/SMA/SMK atau
yang sederajat Tahun Pelajaran 2020/2021
35. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 440-882 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan tahun
Akademik 2020/2021 di masa pandemic Corona Virus Disease (Covid-19)
36. Surat Edaran Mendikbud no 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan
dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19)
37. Surat Edaran Sekjen Kemdikbud nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman
penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran corona yirus disease
(covid-19)
38. Surat Keputusan Kepala Balitbang Kemdikbud RI Nomor 022/H/KR/2015 tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013
39. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
40. Keputusan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri
Pendidikan Nasional Nomer: 03/MENLH/02/2010 dan Nomer : 01/II/KB/2010 tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup
41. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik indonesia Nomer 05 Tahun 2013 tetang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
42. Permendiknas No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
9
43. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan
Pendidikan Aman Bencana
4. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih
memahami arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
D. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan Kurikulum SMA Muhammadiyah 8 Kisaran disusun sesuai dengan
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Konseptual Kurikulum
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar semua mata pelajaran
dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Terjadinya hubungan yang baik antara penganut agama yang satu dengan yang
lainnya dalam satu pergaulan dan kehidupan beragama, dengan cara saling memelihara,
saling menjaga serta saling menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian atau
10
menyinggung perasaan. Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan
meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai – nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat
perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
e. Keseteraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga
negara memperoleh pendidikan bermutu.
14
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
15
B. TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN :
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
2. Tujuan Pendidikan Menengah Atas
a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbale balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya
3. Tujuan Pendidikan SMA Muhammadiyah 8 Kisaran
a. Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia dan berkarakter kuat
b. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang
akademik, dan non akademik.
c. Membekali peserta didik agar memiliki ketrampilan teknologi informasi
dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara mandiri.
d. Menanamkan kepada peserta didik untuk bersikap ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan
e. Mengembangkan sikap sportifitas dalam semua aspek kehidupan
f. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan ke perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi di luar negeri/internasional.
g. Membekali siswa dengan skill/ketrampilan yang dapat bersaing di era
global.
h. Meningkatkan kemandirian dan motivasi belajar peserta didik dalam
menyelesaikan program pendidikannya sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya
Sasaran Program:
16
Kepala Sekolah dan Para Guru serta dengan persetujuan Majelis pendidikan
Dasar dan Menengah Muhammadiyah serta Komite Sekolah menetapkan
sasaran program, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Sasaran program dimaksudkan untuk mewujudkan visi dan misi
sekolah.
18
6. kerjasama dengan alumni, stake holder, atau pihak lain untuk pelaksanaan
program sekolah unggul dan produktif , terutama pada bidang keagamaan;
7. Pemberdayaan TIM TIK sekolah untuk mendukung pembelajaran
darurat Covid 19.
8. membentuk kelompok dan kerjasama gemar dan peduli
lingkungan dan literasi;
9. membentuk kelompok belajar;
10. pengadaan buku penunjang; fiksi dan fiksi
11. pengadaan fasilitas pendukung media pembelajaran dan studio kecil
12. mengintesifkan kelompok belajar dan parenting
13. mengintensifkan komunikasi dan kerjasama dengan orang tua;
14. pelaporan kepada orang tua secara berkala;
15. kerjasama dengan stake holder dalam pengembangan teknologi
informasi sebagai usaha promosi sekolah dan alat komunikasi.
16. Penyertaan Isu Lingkungan dalam Pembelajaran.
19
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
1
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja,
dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab
tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan
akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan
mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada
pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan
pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan
pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari
peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang
hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
3
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
B. STRUKTUR KURIKULUM
1. Kompetensi Inti
Berdasarkan Permendikbud No. 21 tahun 2016, kompetensi inti dalam kurikulum 2013
sebagai berikut:
4
dianutnya.
Sikap Sosial (KI – 2) Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin,
c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional.
Pengetahuan (KI – 3) Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan
b. teknologi
c. seni
d. budaya
e.humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan (KI – 4) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara:
a. efektif
b. kreatif
c. produktif
d. kritis
e. mandiri
f. kolaboratif
g. komunikatif
h. solutif
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah
5
keilmuan.
2. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata
pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok
C. Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata
pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan
Budaya. Khusus untuk MA, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan
yang diatur oleh Kementerian Agama.
6
Struktur kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut.
Tabel 2: Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER PEKAN
X XI XII
KELOMPOK A (UMUM)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per 24 24 24
minggu
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata pelajaran peminatan akademik 9 atau 12 12 atau 16 12 atau 16
Mata pelajaran pilihan 6 atau 9 4 atau 8 4 atau 8
Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan C 42 44 44
per minggu
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek
dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Aliyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi masing- masing satuan pendidikan.
15. Matematika 3 4 4
16. Biologi 3 4 4
17. Fisika 3 4 4
18 Kimia 3 4 4
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan
19. Ekonomi 3
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN PER MINGGU
X XI XII
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per
49 49 49
minggu
Keterangan :
1. Mata Pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata Pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata Pelajaran Kelompok B adalah
kelompok Mata Pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
2. Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki
alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 x 45
menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3jp/minggu berarti
memiliki beban belajar tatap muka 3 x 45 menit per minggu; dan seterusnya.
3. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah
ditetapkan dalam struktur di atas
4. Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan lainnya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.
5. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
C. PEMINATAN DAN MATA PELAJARAN PILIHAN
Kurikulum SMA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan Mata
Pelajaran antar Kelompok Peminatan.
Sejak medaftar ke SMA di Kelas X, seorang peserta didik sudah harus memilih
kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Adapun Kelompok Peminatan yang
dipilih peserta didik di SMA terdiri atas :
1. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pemilihan Kelompok Peminatan tersebut berdasarkan : nilai rapor SMP/MTs, nilai
ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, serta
hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA Muhammadiyah 8
Kisaran.
3.MUATAN KURIKULUM
1. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat
(2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2. Muatan Nasional
a. Muatan Mata Pelajaran Kelompok A (Wajib)
b. Muatan Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
c. Muatan Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
3. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satua
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Dengan mengacu pada substansi yang ada SMA Muhammadiyah 8 Kisaran
memberikan muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah yaitu
memberikan bekal wawasa pengetahuan dan keterampilan yang utuh terhadap
penguasaan Bahasa Jawa sesuai kebutuhan peserta didik dan tuntutan masyarakat
lokal, nasional, maupun global. Disamping itu, diharapkan peserta didik mampu
menghargai dan melestarikan warisan budaya yang saat ini kurang mendapatkan
perhatian dari masyarakat Indonesia.
Muatan lokal yang dikembangkan di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran adalah
Alqur’an – Bahasa Arab dan Kemuhammadiyahan
Adapun strategi pelaksanaan yang diharapkan sesuai Pergub No. 19 Tahun 2014
adalah :
a. Bahasa Arab – Al quran dan Kemuhammadiyahan adalah bahasa yang di
Instruksikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
b. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal diberikan mulai dari kelas X. sampai
dengan kelas XII
c. Hasil belajar siswa dicantumkan dalam raport dan ijazah.
E. PANDUAN AKADEMIK
1) Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
berbagai metode pendekatan dan model pembelajaran disesuaikan dengan KD yang
ada, diantaranya adalah :
a. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Problem Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
Berbasis Proyekmerupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Ada beberapa kriteria pembelajaran yang menggunakan pembelajaran berbasis
proyek antara lain:
1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
2) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan,
3) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
4) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
5) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
6) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
7) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
8) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
9) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan,
10) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
11) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
12) eserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
13) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta
didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Langkah-langkah PBL. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran :
1) Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan)
2) Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah
3) Data collection (pengumpulandata)
4) .Data processing (pengolahan Data)
5) Verification (pembuktian)
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Langkah-langkah operasional Pelaksanaan
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b) Model Jigsaw ( Model Tim Ahli)
(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
1) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru member evaluasi
8) Penutup.
c. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sebagai
strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada
ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Tahap Perencanaan:
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2) Program Tahunan dan Program Semester
a. Program Tahunan
Di awal tahun ajaran baru, seorang guru seharusnya sibuk menelaah
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar (KD) mata
pelajarannya dan juga Kalender Akademik (Kaldik). Saat itu seorang guru akan
menyusun Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes).
Prota merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran
untuk mencapai Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar yang ada dalam kurikulum.
Prota berdasarkan Kurikulum 2013 merupakan program umum pembelajaran untuk
setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Prota tersebut sebagai rencana umum
pelaksanaan pembelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif
dalam satu tahun. Prota perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum
tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-
program berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
b. Program Semester
Program semester merupakan penjabaran dari Prota sehingga program tersebut
tidak bisa disusun sebelum tersusun Prota. Program semester berisikan garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut.
3) Pengembangan Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan).
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun.
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
4) Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan Pendidikan.
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema.
c. kelas/semester.
d. materi pokok.
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran.
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan.
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup.
m. penilaian hasil pembelajaran.
Usai pembelajaran
1. Setiap siswa mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian.
2. Orang tua/wali siswa memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar yang telah
tuntas di lembar pemantauan harian.
3. Penugasan diberikan sesuai dengan jadwal.
4. Hasil penugasan berikut lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan setiap
minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu
berikutnya. Ini dapat juga dikirim melalui alat komunikasi.
5. Muatan penugasan adalah pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai
pandemi Covid-19. Selain itu perlu dipastikan adanya konten rekreasional
dan ajakan melakukan olahraga/kegiatan fisik dalam upaya menjaga
kesehatan mental dan fisik siswa selama periode BDR.
6. Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai
metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.
Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara
mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan
sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan
prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktik dunia nyata.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan
siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta
didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta
didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang
harus mereka lakukan.
a. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam permendikbud nomor 23 tahun 2016 ini ada beberapa prinsip penilaian
yang harus dipenuhi. Prinsip penilaian hasil belajar yang dimaksud adalah:
1. Sahih, artinya penilaian harus didasarkan kepada data dan mencerminkan
kemampuan yang diukur;
2. Objektif, artinya penilaian yang dilakukan haruslah didasarkan pada
prosedur dan kriteria yang jelas, dan tentu saja tidak ada pengaruh
subjektivitas penilai;
3. Adil, artinya penilaian yang dilakukan tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus dan beda latar
belakang seperti dalam hal agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, serta jender.
4. Terpadu, artinya penilaian adalah salah satu komponen yang tak dapat
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5. Terbuka, artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan;
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan, artinya penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik;
7. Sistematis, artinya penilaian dilaksanakan berencana serta bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku;
8. Beracuan Kriteria, artinya penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
9. Akuntabel, artinya penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
b. Tujuan Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh Pendidik; bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah; bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
c. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian hasil belajar ini meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
Adapun penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Sementara penilaian
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Selanjutnya, penilaian pengetahuan dan keterampilan tersebut dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan atau pemerintah.
d. Nilai Ketuntasan
SMA Muhammadiyah 8 Kisaran – menentukan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Penentuan KKM oleh sekolah dilaksanakan
pada Rapat Kerja SMA Muhammadiyah 8 Kisaran pada tanggal 5 Juli 2021
1. Kompleksitas KD / Indikator
Kompleksitas artinya kesulitan / kerumitan setiap indikator / KD yang harus
dicapai oleh siswa.
INTERVAL ANALISIS
KOMPLEKSITAS RENTANG KETERANGAN
ANGKA
Rendah 80 - 100 Sederhana, mudah dicapai
Sedang 60 - 79 Cukup sulit dicapai
Tinggi < 60 Rumit, sulit dicapai
KKM
Mata Pelajaran
Pengetahuan
& Psikomotor
Kelompok A (wajib)
1. Pendidikan agama dan budi pekerti 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75
3. Bahasa Indonesia 75
4. Matematika 75
5. Sejarah Indonesia 75
6. Bahasa Inggris 75
Kelompok B (wajib)
7. Seni Budaya 75
8. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan 75
9. Prakarya dan Kewirausahaan 75
10. Ke-Muhammadiyah-an 75
11. Bahasa Arab 75
12. TIK (khusus kls X)
13. Alquran 75
Kelompok Mata Pelajaran Peminatan & Pilihan Lintas Minat
KKM
Mata Pelajaran Pengetahuan
& Psikomotor
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
I 1. Matematika 75
2. Biologi 75
3. Fisika 75
4. Kimia 75
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
1. Geografi 75
2. Sejarah 75
II
3. Sosiologi 75
4. Ekonomi 75
Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.
Budiman:
Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta
memiliki toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang.
2) Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu
semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi pada setiap KD pada
KI-3. Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau
penugasan, maupun lisan, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik masing-
masing KD. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan setelah
pembelajaran satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih
dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi luas dan komplek sehingga
penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai.
Keterangan:
3) Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/
kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai
karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-
4 adalah nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama
dan objek KD yang sama. Penilaian KD yang sama yang dilakukan
dengan proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir
penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir
keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai
KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan
capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100
dan predikat serta dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi.
Contoh 1:
Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Seni Tari
kelas X yang dilakukan melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali
dan KD 4.2 sebanyak 2 kali. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui satu
proyek. Selain itu KD 4.4 juga dinilai melalui satu kali produk.
Nilai Akhir
KD Praktik Produk Proyek Portofolio (Pembulatan)
4.1 87 87
4.2 66 75 75
4.3 92 92
4.4 75 82 79
Rerata 83
Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Nilai Akhir diperoleh berdasarkan nilai
optimum, sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena
menggunakan proyek dan produk.
2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir
pada setiap KD.
Predikat
KKM
D=Kurang C=Cukup B=Baik A=Sangat Baik
dst..
Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat Cukup. Berkaitan hal
tersebut diharapkan satuan pendidikan dapat menentukan KKM yang sama
untuk semua mata pelajaran.
Adapun untuk KKM nilai Kognitif (KI-3) dan Psikomotor (KI-4) di SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran adalah 70, dengan rentang/interval sebagai berikut:
A Sangat Baik 90 – 100
B Baik 79 – 89
C Cukup 70 – 78
D Kurang 0 – 69
8. Penilaian Hasil Belajar selama masa darurat penyebaran corona virus disease
(Covid-19).
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk
Ulangan/Penilaian harian, Pengamatan penugasan, dan bentuk lain yang
diperlukan. Penilaian ini digunakan untuk:
1) mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;
2) memperbaiki proses pembelajaran; dan
3) menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
ujian sekolah/madrasah. Penilaian ini digunakan untuk penentuan kelulusan
dari satuan pendidikan. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh
satuan pendidikan dan hasil penilaian oleh pendidik untuk melakukan
perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.
Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan satuan
pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau
kenaikan kelas peserta didik selama masa darurat penyebaran corona virus disease
(Covid-19).
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Penilaian ini dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional dan/atau bentuk lain yang
diperlukan. Dan ini digunakan sebagai dasar untuk:
1) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
2) pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
3) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
9. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik
SMA Muhammadiyah 8 Kisaran melaporkan hasil belajar peserta didik
melalui mekanisme sebagai berikut:
1) Hasil Ulangan/Penilaian Harian dan atau Tugas dari setiap Kompetensi
Dasar setiap mata pelajaran diberikan kepada siswa untuk diketahui dan
ditandatangani orang tua/wali siswa maksimal H + 2, dan dikumpulkan
dalam snelhelter tiap mata pelajaran.
2) Laporan Hasil Belajar Tengah Semester
Merupakan laporan hasil perkembangan belajar siswa setelah siswa
melaksanakan pembelajaran selama 8 – 9 minggu. Laporan hasil belajar
tengah semester dilaksanakan setelah siswa melaksanakan ulangan tengah
semester. Laporan hasil belajar tengah semester disampaikan kepada orang
tua secara langsung melalui kegiatan pertemuan dengan orang tua siswa di
sekolah. Laporan hasil belajar tengah tengah semester dilakukan 2 (dua)
kali dalam satu tahun pelajaran yaitu tengah semester pertama dan tengah
semester kedua.
3) Laporan Hasil Belajar Akhir Semester
Laporan hasil belajar akhir semester dilakukan setelah siswa menempuh
pembelajaran selama satu semester dan telah melaksanakan ulangan akhir
semester. Laporan hasil belajar akhir semester dilaksanakan 1 (satu) kali
dalam satu tahun. Laporan hasil belajar akhir semester diberikan langsung
pada orang tua.
4) Laporan Hasil Belajar Akhir Tahun (Kenaikan Kelas)
Laporan hasil belajar kenaikan kelas (rapor kenaikan kelas) dilakukan
setelah siswa menempuh pembelajaran selama satu tahun pelajaran. Rapor
kenaikan kelas dilaksanakan satu kali setelah siswa melaksankan Ulangan
Kenaikan Kelas. Pembagian laporan hasil belajar akhir tahun (rapor
kenaikan kelas) diberikan langsung kepada orang tua.
10. Pelaksanaan Program remedial dan pengayaan
Dalam perjalanan proses pembelajaran, pasti dijumpai siswa yang aktif dan
pasif dalam hasil pembelajarannya. Sehingga perlu juga kita persiapkan
Program remidi dan pengayaan.
1) Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar, harus
mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntasan
belajar yang dipersyaratkan sesuai dengan keputusan Rapat Pleno
Masyarakat Sekolah.
2) Peserta didik yang telah mengikuti program perbaikan (remedial) dan
mencapai ketuntasan belajar maka diberikan nilai maksimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3) Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal mengikuti program pengayaan (Enrichmen),
sedangkan yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 90 (bila sekolah
melaksanakan) mengikuti program percepatan (accelerated).
4) Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin tahun
semakin meningkat. Oleh karena itu, setiap warga sekolah diharapkan untuk
lebih bekerja keras lagi agar mutu pendidikan sekolah dapat meningkat dari
tahun ke tahun, sehingga batas ketuntasan minimal 100 sesuai dengan
ketentuan akan dapat dicapai.
SKEMA BENTUK PELAKSANAAN REMIDI
Percepatan
Pengayaan
< KKM
KD 2
Siswa dg.
Masalah Pedagogis/ PENGAJARAN
Metodologis REMIDI
> KKM
Reevaluasi
F. KENAIKAN KELAS
1. Syarat Dan Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas diatur oleh Sekolah dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud.
Adapun Kriteria Kenaikan Kelas di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran diatur
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 (dua) semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Deskripsi Sikap minimal B (Baik) yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan Kepramukaan / Hizbul Wathon
(HW) minimal B (Baik) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
4. Nilai mata pelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan pada semester ganjil dan
genap minimal mencapai ketuntasan dengan kriteria B (Baik).
5. Tidak memliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
Pengetahuan dan/atau Ketrampilan dibawah KKM. Apabila ada mata pelajaran
yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil dan/atau semester
genap, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada mata pelajaran
yang sama pada tahun pelajaran tersebut.
6. Peserta didik (baik yang naik kelas atau tidak naik kelas ) yang memiliki nilai mata
pelajaran belum tuntas berkesempatan melakukan perbaikan nilai sampai dengan
batas waktu 1 (satu) minggu setelah penerimaan rapor semester genap. Khusus
Peserta didik yang tidak naik kelas, jika sampai batas waktu yang sudah ditentukan
belum juga menuntaskan nilainya maka yang bersangkutan tetap dinyatakan tidak
naik kelas atau tetap tinggal kelas dan mengulang seluruh kegiatan pembelajaran
pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.
7. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan (alpha) maksimal 10 % dari jumlah hari
efektif dalam satu tahun pelajaran 2020-2021 secara akumulatif Semester Ganjil
dan Genap, siswa hanya boleh tidak masuk tanpa keterangan (alpha) selama 26
hari.
2. Ketentuan Bagi Peserta Didik Yang Tidak Berhasil naik Kelas Dua Kali
1. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia.
3. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila memiliki nilai di bawah
KKM lebih dari 4 mata pelajaran.
4. Peserta didik karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik,
emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai
kompetensi yang ditargetkan.
5. Peserta didik yang tidak naik kelas 1 kali, diberi kesempatan untuk mengulang
pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya, dan hak serta
kewajibannya sama dengan Peserta didik yang lain.
6. Peserta didik yang tidak naik kelas 2 kali pada tingkat yang sama,
dikembalikan kepada orangtuanya atau harus pindah dari sekolah.
G. KELULUSAN
1. Kriteria Kelulusan
Peserta didik SMA Muhammadiyah 8 Kisaran dinyatakan Lulus setelah
memenuhi kriteria:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Lulus ujian Sekolah (US) dan Ujian sekolah berstandar nasional (USBN),
3. Memperoleh nilai Sikap/Perilaku minimal Baik (B)
4. Mengikuti Ujian Nasional (UN), dan
5. Memiliki Sertifikat Lulus Praktek Sholat Jenazah
6. Memiliki Sertifikat Lulus Praktek Sholat J
7. Memiliki Sertifikat Lulus Hafalan Alquran Dzuz 30
Keterangan :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran adalah pembelajaran mulai kelas
X Semester Ganjil sampai kelas XII Semester Genap.
2) Yang dimaksud dengan Lulus Ujian Sekolah (US) adalah :
a. Memperoleh Nilai Ujian Sekolah (NUS) minimal 70 masing-masing mata
pelajaran
b. NUS diperoleh dari gabungan Ujian Sekolah (US/USBN) Tulis dan Ujian
Praktek, dengan pembobotan 40% : 60% bagi mata pelajaran (mapel) yang
ada Ujian Praktek. Sedangkan mapel yang tidak ada Ujian Praktek, maka
nilai Ujian Tulis sama dengan NUS.
c. Memperoleh Nilai Sekolah (NS) minimal 75 masing-masing mata pelajaran
Nilai Sekolah (NS) diperoleh dari Gabungan NUS dan Rata-rata nilai Raport
Semester I,II,III,IV dan V dengan pembobotan 40 % : 60 %.
d. Pembulatan NS yang merupakan gabungan dari Nilai Ujian Sekolah
(US/USBN) dan Rata-rata Rapor dinyatakan dalam rentang 0-100 dengan
ketelitian satu angka di belakang koma.
3) Nilai Sikap/Perilaku diperoleh dari unsur Kehadiran dan Catatan perilaku siswa
di kelas XII dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Nilai Sangat Baik (A) apabila kehadiran di atas 90% dan tidak ada catatan
pelanggaran Tata Tertib
b. Nilai Baik (B) apabila kehadiran 75% - 89% dan terdapat catatan pelanggaran
maksimal 24 poin
c. Nilai Cukup (C) apabila kehadiran 60% - 74% dan terdapat catatan
pelanggaran maksimal 30 poin
d. Nilai Kurang (D) apabila kehadiran di bawah 60 % dan terdapat catatan
pelanggaran maksimal 50 poin
4) Yang dimaksud mengikuti Ujian Nasional (UN) adalah mengikuti seluruh mata
pelajaran yang di UN kan sehingga memperoleh Nilai/Hasil.
2. Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US) mengacu pada Prosedur
Operasi Standar (POS) yang disusun oleh BSNP setiap tahun.
Secara sekilas, dibentuk Panitia Pelaksana Ujian yang kemudian membuat Program
Kerja beserta Perencanaan Dana. Panitia tersebut melaksanakan kegiataan sesuai
Job Description dengan penuh tanggung jawab, sampai dengan Distribusi Ijazah
dan SHUN.
3. Target Kelulusan
Dengan jumlah siswa kelas XII saat ini yang berjumlah sekitar 150, Sekolah
menentukan target kelulusan siswa yang ingin dicapai adalah 100%.
Beberapa hal yang diupayakan untuk mencapai target tersebut adalah:
a. Sosialisasi Program Ujian kepada Civitas dan Wali murid
b. Pelaksanaan Bimbingan Belajar di Sekolah
c. Pelaksanaan Tryout dan Simulasi
4. Program peningkatan kualitas lulusan
Untuk meningkatkan kualitas lulusan, sekolah merencanakan program – program
sebagai berikut :
a. Pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar siswa.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan berbagai model
pembelajaran secara integratif sesuai dengan karakter masing-masing pelajaran.
c. Meningkatkan kualitas guru dengan mengikutsertakan berbagai pelatihan
sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas siswa.
d. Memfasilitasi/mengikutsertakan siswa dalam berbagai pelatihan/lomba baik
yang bersifat akademik maupun non akademik.
e. Memberi bekal ketrampilan hidup bagi siswa.
5. Program paska Ujian Sekolah dan Kelulusan
Meskipun puncak kegiatan pembelajaran siswa kelas XII yang ditandai
dengan UN sudah selesai, bukan berarti rangkaian kegiatan siswa sudah berakhir.
Para siswa tetap harus berangkat ke sekolah pada hari-hari tertentu yang telah
ditetapkan.
Beberapa kegiatan diantaranya pengembalian buku perpustakaan, sosialisasi
kampus/ Perguruan Tinggi, Perpisahan, persiapan pengumuman kelulusan,
kegiatan kelulusan, Cap 3 jari, pembagian SKHUN Sementara, hingga pembagian
ijazah.
Tidak lupa sekolah menghimbau siswa agar menyerahkan seragam layak pakai
untuk bisa dimanfaatkan oleh adik kelas.
Bagi mereka yang kurang puas dengan capaian hasil UN, sekolah juga
memfasilitasi jika ada yang mau mengikuti Ujian perbaikan. Sementara bila ada
siswa yang tidak lulus, Sekolah akan datang ke rumah siswa untuk menjelaskan
kepada Siswa dan Orang tua, termasuk motivasi agar tidak berhenti sekolah.
Untuk rangkaian kegiatan ini, pihak sekolah juga sudah menyiapkan akses
informasi online melalui komunitas WhatsApp untuk Wali kelas atau Ketua Kelas.
Prinsip BK
1) Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak diskriminatif.
2) Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap peserta didik
memiliki keunikan masing-masing.
3) Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun pandangan
positif pada diri dan lingkungannya.
4) Bimbingan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan.
5) Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia.
6) Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan.
7) Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga profesional.
8) Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang berbasis hasil
analisis kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangannya.
9) Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai dasar
perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang dicapai.
3. Komponen Program BK:
a. Program layanan;
Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam
bentuk program tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
1) Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan
pengalaman terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri dengan
tugas-tugas perkembangan secara alamiah dan normal.
2) Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar sesuai
dengan minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk merencanakan masa
depannya.
3) Layanan responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadap masalah
dalam proses
b. Bidang layanan;
1) BK Pribadi meliputi pemahaman diri, keselarasan perkembangan, cipta rasa,
karsa; kedewasaan, aktualisasi diri, dan tanggung jawab.
2) BK Sosial untuk memahami interaksi sosial yang positif, keterampilan
berinteraksi, dan mangatasi masalah dalam hubungan sosial.
3) BK Belajar merupakan bantuan untuk mengenali potensi diri, sikap dan
keterampilan belajar, keterampilan merencanakan pendidikan, kesiapan
mental menghadapi ujian sehingga mendapat hasil belajar yang optimal.
4) BK Karir merupakan bimbingan untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorsi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir secara
rasional dan realistis.
4. Struktur program
Program layanan meliputi program tahunan dan program semesteran dengan
mempertimbangkan komonen program berikut:
a. Rasional
b. Visi dan misi
c. Deskripsi Kebutuhan
d. Tujuan
e. Komponen Program
f. Bidang Layanan
g. Recana Kegiatan
h. Tema/Topik
i. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
j. Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut
k. Rencana Anggaran
5. Bentuk layanan BK dalam kelas meliputi
a. Tatap muka terjadwal.
b. Volume kegiatan klasikal 2 jam pelajaran per rombel per minggu.
c. Materi layanan meliputi: aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar, karir serta
materi lain yang peserta didik perlukan.
d. Materi dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal
(RPLBK)
Bentuk layanan BK di luar kelas:
• konseling individual,
• kelompok,
• bimbingan kelompok,
• bimbingan kelas besar dan lintas kelas,
• konsultasi atau berbagi kepedulian konselor dengan konseli.
• konferensi kasus atau membahas masalah konseli
• kunjungan rumah,
• Advokasi atau pendampingan terhadap konseli yang mengalami perlakuan
yang tidak mendidik.
• kolaborasi, atau kerja sama guru BK dengan berbagai pihak.
• alih tangan kasus, atau pelimpahan kepada pihak lain yang memerlukan
keahlian profesional lain.
• pengelolaan media,
• pengelolaan kontak masalah, dan
• manajemen program berbasis komptensi,
• penelitian dan pengembangan
• Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan kegiatan lain yang
relevan.
M. EKSTRAKULIKULER
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam kegiatan intrakurikuler atau kegiatan kokurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai
bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan pengembangan pribadi dan kreatifitas siswa dilaksanakan melalui kegiatan
ekstrakurikuler, yang mencakup Kegiatan:
1. Wajib, adalah Hizbul Wathan (HW) yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
b) Melatih siswa untuk terampil dan mandiri
c) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
d) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
e) Memiliki sikap kerjasama kelompok
f) Dapat menyelesaikan masalah dengan cepat
2. Pilihan, meliputi :
a) Kegiatan Olahraga Seni dan Budaya, bertujuan untuk:
- Pengembangan Olahraga Prestasi (Futsal, Volley Ball, Atletik)
- Pengembangan Seni Musik, Desain Grafis
- Pengembangan seni baca Al-Qur’an dan Tahfidz
- Pengembangan seni Bela Diri Tapak Suci (TS)
b) Kegiatan Jurnalistik, bertujuan untuk:
- Mengembangkan kebiasaan menulis
- Meningkatkan kemampuan mengembangkan ide/gagas-an dalam bentuk
tulisan melalui sarana buletin sekolah (KALAM) dan majalah dinding.
- menumbuhkembangkan minat, bakat dalam bidang kejurnalistikan.
c) Life Skill (Ketrampilan: Menjahit, Elektro), bertujuan untuk:
- Membekali anak didik dengan ketrampilan menjahit dan Elektronik
- Menyiapkan anak didik untuk siap bekerja setelah lulus.
d) Kegiatan PMR, bertujuan untuk:
- Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
- Memiliki sikap kerja sama kelompok
- Melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan
pertama
- Membentuk piket UKS
Secara umum, indikator keberhasilan dari Ekstra kurikuler tersebut adalah :
1. Keolahragaan (bola voli, pencak silat/TS, Futsal/sepak bola, atletik)
Indikator Ketercapaian
Menumbuhkan jiwa sportifitas, kreatifitas dan kecintaan terhadap
olahraga
Terlaksananya latihan rutin
Meningkatnya keikutsertaan dalam seleksi ditingkat lokal, regional dan
nasional
Meningkatkan prestasi dibidang olahraga untuk mengangkat nama baik
SMA Muhammadiyah 8 Kisaran
2. Kepemimpinan (Palang Merah Remaja, Pramuka/HW (Wajib))
Indikator Ketercapaian
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan, rasa kemanusiaan, sikap kerjasama
dan kecintaan terhadap sesama
Terlaksananya latihan rutin
Meningkatnya keikutsertaan dalam seleksi ditingkat lokal, regional dan
nasional
Meningkatkan prestasi dibidang kegiatan Paskibra, Palang Merah Remaja,
Pramuka (wajib) untuk mengangkat nama baik SMA Muhammadiyah 8
Kisaran
3. Olimpiade Sains / OSN
Indikator Ketercapaian
Menumbuhkan berfikir ilmiah dan kecintaan terhadap sains
Terlaksananya latihan rutin
Meningkatnya keikutsertaan dalam seleksi ditingkat lokal, regional dan
nasional
Meningkatkan prestasi dibidang kegiatan olimpiade sains untuk
mengangkat nama baik SMA Muhammadiyah 8 Kisaran
4. Seni (Seni Musik dan Tahfidz)
Indikator Ketercapaian
Menumbuhkan jiwa kreatifitas, meningkatkan olahrasa kemanusiaan, sikap
kerjasama dan kecintaan terhadap seni baik tradisional maupun modren
Terlaksananya latihan rutin
Meningkatnya keikutsertaan dalam seleksi ditingkat lokal, regional dan
nasional
Meningkatkan prestasi dibidang kegiatan Seni musik dan Tahfidz untuk
mengangkat nama baik SMA Muhammadiyah 8 Kisaran
5. Kelompok Ilmiah Remaja dan Jurnalistik
Indikator Ketercapaian
Menumbuhkan jiwa kreatifitas, meningkatkan rasa kecintaan terhadap alam,
sikap kerjasama dan kecintaan terhadap alam, berfikir ilmiah, dan majalah
Terlaksananya latihan rutin
Meningkatnya keikutsertaan dalam seleksi ditingkat lokal, regional dan
nasional
Meningkatkan prestasi dibidang kegiatan siswa dalam kegiatan alam,
berfikir ilmiah, dan majalah untuk mengangkat nama baik SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran .
Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih 1 (satu) jenis
ekstrakurikuler Pilihan yang ada di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran . Segala
aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler dibawah
pembinaan dan pengawasan guru pembina dan Waka. Kesiswaan yang telah ditugasi
oleh Kepala Sekolah.
Berikut ini jadwal kegiatan Ekstra kurikuler / Pengembangan diri siswa:
13-16 Juli adalah Masa Pengenalan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru (PDB)
20 Juli Hari Raya Idul Adha 1441 H
17 Agustus HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia
10 Agustus Tahun Baru Hijriah 1442 H 21 sampai 24 September Penilaian Tengah
Semester (disesuaikan dengan program sekolah)
19 Oktober Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Robiul Awal 1442 H)
25 November Hari Guru Nasional 2020
17 sampai 10 Desember Penilaian Akhir Semester
18 Desember Pembagian dan Penerimaan Buku Laporan Hasil Belajar (LHB)
19 Desember sampai 2 Januari 2021 Libur Semester Gasal
24 Desember Cuti Bersama Hari Raya Natal
25 Desember Hari Raya Natal 2020
1 Januari Libur Tahun Baru 2021 Masehi
4 Januari Hari-hari pertama masuk sekolah dan Awal Semester
1 Februari Libur Tahun Baru Imlek 2571 – 22 sampai 25 Februari Penilaian
Tengah Semester (disesuaikan dengan program sekolah)
1 Maret Libur Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
3 Maret 2021 Hari Raya Nyepi, Tahun Saka 1943
15 sampai 18 Maret Perkiraan Ujian Sekolah SMP/SMPLB, SMA/SMALB, SMK,
dan USBN SD
20 Maret sampai 1 April Perkiraan Ujian Sekolah SMP/SMPLB, SMA/SMALB,
SMK, dan USBN SD
26 mei l Libur Wafat Isa Almasih
12 sampai 14 April Perkiraan Libur Awal Bulan Puasa Ramadhan 1442 H
19 sampai 22 April Perkiraan Ujian Sekolah SMP/SMPLB, SMA/SMALB, SMK,
dan USBN SD
1 Mei 2021 Libur Hari Buruh Nasional tahun 2021
10 sampai 22 Mei Perkiraan Libur awal Bulan Puasa Ramadhan dan Cuti Bersama
Hari Raya Idul Fitri 1442 H
13 sampai 14 Mei 2021 Hari Raya Idul Fitri 1442 H
13 Mei Libur Hari Kenaikan Isa Al-Masih 2021
26 Mei Libur Hari Raya Waisak 2021
1 Juni Hari Kelahiran Pancasila
14 sampai 17 Juni Penilaian Akhir Tahun (Ulangan Kenaikan Kelas)
25 Juni Pembagian dan Penerimaan Buku Laporan Hasil Belajar (LHB)
26 Juni sampai 10 Juli Libur Kenaikan Kelas
A. Pengertian Supervisi
Supervisi dalam penyelenggaraan pendidikan bersinonim dengan istilah
pengawasan. Pengawasan instruksional pada dasarnya berkaitan dengan dukungan
organisasi dalam membantu dalam mengenali tugasnya, memotivasi, membangun
peluang berinspirasi dalam memperbaiki proses dan hasil kerjanya sebagai dasar untuk
memberikan bimbingan. Pengawasan instruksional melakukan banyak hal daripada
memeriksanya terutama dalam mengomunikasikan tugas yang seharusnya guru kerjaan
untuk mencapai tujuan satuan pendidikan. Pengawasan instruksional adalah kegiatan
pelayanan. Itu ada untuk membantu guru melakukan pekerjaan mereka dengan lebih
baik. Seorang supervisor instruksional mungkin bukan seorang Resmi dikirim dari
Kementerian atau Dewan Pendidikan.
Perumusan program supervisi merupakan komponen wajib pendukung tindak
kepemimpinan pembelajaran oleh kepala sekolah sesuai dengan Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil yang dijabarkan dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 1
Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Perumusan dokumen ini
sesuai Permendiknas Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Sandar
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pada modul satu Reforming School
Supervision, Unesco, 2007.hal 9** dinyatakan bahwa kegiatan supervisi sebagai
bagian dari proses meningkatkan pemenuhan standar. Kegiatan intinya meliputi tiga
tahap; yaitu
Menghimpun Informasi
Menganalisis Informasi
Melakukan Tindakan
Pelaksanaan menghimpun informasi dapat kepala sekolah atau pengawas
laksanakan dengan menguji siswa, menguji kompetensi guru, memonitor
merencanakan dan dokumen perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
atau memantau instrumen, pelaksanaan, dan hasil penilaian. Informasi juga dapat
dihimpun dengan penelitian, wawancara, atau penyebaran angket. Data yang
terhimpun selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan.
Pelaksanaanan kegiatan mengimpun informasi, menganalisis informasi, dan
melakukan tindakan sebagai tindak lanjut supervisi dapat dilakukan secara individual
atau melibatkan banyak personal yang tergabung dalam tim penjaminan mutu bidang
akademik.
Analisis informasi yang terhimpun oleh pengawas atau kepala sekolah
melaksanakan supervisi sering terpenuhi. Informasi yang terhimpun dari kegiatan pra-
observasi yang diisi dengan pengkondisian atau persiapan observasi dan pelaksanaan
observasi sering dipandang telah selesai jika supervisor telah mengisi instrumen dan
memperoleh data persentase kinerja. Persentase yang diperoleh dari penskoran
diperlakukan cukup sebagai bahan pembanding dengan standar sehingga dapat
dipeoleh kesimpulan bahwa kinerja guru kurang, cukup, baik, atau sangat baik.
Informasi tidak dianalisis dan ditafsirkan sehingga diperoleh kesimpulan.
B. Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Di Masa Darurat Penyebaran Covid-19
Pelaksana Kegiatan supervisi mengacu pada Permendiknas Nomor 19 yang
menegaskan bahwa kepala sekolah berkewajban :
1. Menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
2. Menyusun program pengawasan di sekolah/madrasah berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan.
3. Mensosialisasikan program kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Program pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut hasil pengawasan.
5. Melaksanakan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan
6. Menerima laporan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap akhir
semester
7. Menerima laporan pelaksanaan teknis dari guru dan TU sekurang-kurangnya setiap
akhir semester
8. Terus menerus melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
9. Menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
10. Mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan
pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah,
dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.
C. Tujuan Supevisi
Supervisi dan pembinaan merupakan serangkaian kegiatan memetakan
kinerja dan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
pembelajaran atau pengelolaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang
direncanakan. Berdasarkan definisi tersebut, pelaksanaan supervisi bertujuan
membantu guru, kepala sekolah, atau tenaga kependidikan lainnya meningkatkan
kompetensinya sehingga berdampak terhadap perbaikan proses pelaksanaan
tugasnya
D. Strategi Supervisi
Strategi inti meliputi :
1. Tatap muka merupakan kegiatan langsung, kepala sekolah melaksanakan tugas
dalam mementau secara langsung dengan melakukan pertemuan dengan guru untuk
mengobservasi pelaksanaan tugas dalam kelas.
2. Pengawasan Berbasis Sekolah adalah serangkaian proses penentuan rencana yang
terintegrasi pada rencana kerja pemenuhan standar nasional pendidikan yang
sekolah tetapkan. Pelaksanaan pengawasan oleh kepala sekolah atau oleh guru
senior menjadi bagian integral dari sistem pengawasan. Di antaranya, supervisi
kunjungan antar kelas.
3. Pengawasan Berbasis TIK merupakan strategi pemberdayaan teknologi informasi
dan komunikasi sebagai media komunikasi para pihak yang menjadi bagian dari
sistem, penggunaan jejaring secara online maupun merupakan bagian penting dari
sistem pengawasan.
4. Kolaboratif-partisipatif merupakan cara memberdayakan seluruh pemangku
kewenangan: guru, pengawas sekolah, komite sekolah, para pakar; sebagai penyedia
layanan peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi dan pembinaan
guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Metode atau teknik supervisi merupakan cara-cara kepala sekolah dalam
melksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang sekolah harapkan untuk
menyelesaikan masalah guru-guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan penilaian dalam proses kerjanya. Orientasi
penyelesaian masalah adalah membantu guru atau tenaga kependidikan
meningkatkan kompetensinya sehingga dapat berprestasi dalam mewujudkan tujuan
pelaksanaan tugas.
Metode atau teknik supervisi akademik meliputi supervisi individual dan
kelompok. Metode atau teknik supervisi individual meliputi kegiatan (1) kunjungan
dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar guru (4) evaluasi
diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing.
Metode atau teknik supervisi akademik meliputi supervisi individual dan
kelompok. Metode atau teknik supervisi individual meliputi kegiatan (1) kunjungan
dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar guru (4) evaluasi
diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing.
Metode atau teknik supervisi kelompok antara lain (1) rapat staf sekolah (2)
orientasi guru baru (3) curriculum laboratory (4) panitia (5) perpustakaan
profesional (6) demonstrasi mengajar (7) lokakarya (8) field trips for staff
personnels (9) pannel or forum discussion (10) in service training dan (11)
organisasi professional.
G. Instrumen Supervisi
Kegiatan supervisi wajib menggunakan instrumen. Instrumen yang sekolah
gunakan hendaknya telah guru-guru sepakati dan mereka pahami dengan baik. Oleh
karena itu, sebainya instrumen telah sekolah siapkan sejak awal tahun pelajaran baru.
Kecuali itu, untuk melaksanakan kegiatan supervisi klinis yang memilih masalah
khusus untuk guru yang membutuhkan, sekolah adaptasi dari instrumen yang ada.
Pemilihan instrumen dapat menggunakan kriteria berikut;
1. Instrumen yang digunakan sesuai dengan karateristik kurikulum yang sekolah
gunakan.
2. Instumen yang digunakan menjadi perangkat penghimpun data yang diperlukan
memecahkan masalah yang guru hadapi.
3. Data yang dibutuhkan dapat dihimpun dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Memuat data tentang tujuan pembelajaran.
5. Memuat perangkat untuk menghimpun data tentang pelaksanaan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
6. Memuat perangkat yang menghimpun data tentang aktivitas belajar siswa.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu perbaikan akan terus dilakukan sehingga tujuan pendidikan nasional yang
diamanatkan oleh undang-undang dapat tercapai.