Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Literasi dan Upaya Mencerdaskan Bangsa

Secara sederhana, literasi dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis


bagi seseorang. Membaca adalah aktivitas menyenangkan yang membuat
pengetahuan seseorang bertambah dan pikiran terbuka. Dengan membaca orang
bisa menerjemahkan makna atau lambang dari sebuah peristiwa atau kejadian
yang ditemui. Sedangkan menulis adalah aktivitas yang bersinggungan dengan
kegiatan membaca. Menulis adalah proses menyimpan atau mengikat informasi
yang didapat dari bahan bacaan, baik buku, koran, dan media lainnya. Dalam
tulisannya berjudul Memahami Makna dan Tujuan Literasi, Fahri Abdillah
menjelaskan, saat ini kata literasi sudah lebih populer dibandingkan
kemahirwacanaan, melek aksara, dan keberaksaraan. Bukan sekadar kata, tapi
literasi juga menjadi gerakan bagi pegiat pendidikan, baik informal maupun
nonformal. Kemampuan literasi saat ini juga difokuskan menjadi parameter
penilaian terhadap peserta didik dan guru.

Program ini diharapkan bisa menumbuhkan gairah literasi di lingkungan sekolah.


Dengan dikirimkannya buku-buku bacaan bermutu ke sekolah-sekolah yang
membutuhkan, kegiatan literasi di kalangan siswa semakin ditingkatkan, tentu
dengan arahan dan bimbingan guru, juga para pustakawan yang diberikan
pendampingan dan pelatihan untuk menjalankan program literasi tersebut.

Sebagian orang selama ini menganggap bahwa membaca buku adalah kegiatan
membosankan. Bahkan, tak sedikit yang mengatakan kalau membaca buku hanya
buang-buang waktu. Mereka, yang larut dalam bacaan, dianggap pengangguran.
Daripada “bengong” membaca buku, alangkah baiknya kita mengerjakan sesuatu
yang bisa menghasilkan cuan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem


Makarim menjelaskan dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-23, bahwa
dalam pemberian bantuan buku-buku bacaan sebagai bahan gerakan literasi,
pihaknya akan memilih bacaan sesuai jenjang. Kemendikbudristek memilih buku
berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat
dan kemampuan baca anak. Selain memilih buku-buku yang sesuai jenjang,
Kemendikbudristek juga menyediakan dan mendistribusikan jumlah buku yang
tidak sedikit. Ada sekitar 560 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486
eksemplar ke daerah 3T yang terdiri atas 5.963 PAUD dan 14.595 SD, serta daerah
lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.

Anda mungkin juga menyukai