Anda di halaman 1dari 15

lOMoARcPSD|30492227

Makalah Observasi mata kuliah Inklusi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Universitas Mulawarman)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)
lOMoARcPSD|30492227

LAPORAN HASIL OBSERVASI VIDEO PEMBELAJARAN


SEKOLAH INKLUSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi di SD

Dosen Pembimbing :

Dra. Sudillah MW, M.Pd

Disusun Oleh :

Vina Lorenza (1905116061)

PGSD C 2019

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan pada video pembelajaran
SLB Negeri Muntok yang dilaksanakan sejak tanggal 21 September 2020 menyatakan bahwa :

Nama : Vina Lorenza

Nim : 1905116061

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan sesungguhnya telah melaksanakan kegiatan observasi pada video pembelajaran inklusi
sesuai dengan petunjuk yang ditugaskan sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman.

Samarinda, 15 November 2020

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Penyusun

Dra. Sudillah MW, M.Pd Vina Lorenza

NIDN. 10095207 1905116061

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

KATA PENGANTAR

Semoga berkah dan keselamatan tercurah kepada kita semua. Puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat dan karunia-Nya, telah memberikan kemudahan
dan kelancaran dari proses pengamatan observasi, analisis, hingga terselesaikannya penyusunan
laporan observasi ini. Observasi ini dilakukan dengan mengamati video pembelajaran di SLB
Negeri Muntok dengan alamat Jl. Lapangan Golf, Belo Laut, Muntak, Bangka Barat. Observasi
dilakukan pada hari jumat, 29 Oktober 2020 oleh observer dalam video pembelajaran di youtube.

Penulis berharap agar penyusunan laporan observasi ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang berkaitan dengan aplikasi teori belajar dalam pembelajaran di sekolah,
khususnya untuk jenjang pendidikan sekolah dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan
laporan hasil observasi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis berharap kritik, saran,
serta masukan dari pembaca sekalian untuk menjadi evaluasi agar lebih baik lagi
kedepannya. Semoga laporan hasil observasi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan
kepada pembaca sekalian.

Samarinda, 15 November 2020

Penulis

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ......................................................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................

1.3 Tujuan Observasi .................................................................................................................

1.4 Manfaat Observasi ...............................................................................................................

BAB II HASIL OBSERVASI

2.1 Profil Sekolah .....................................................................................................................

2.2 Keadaan Siswa Dan Guru ..................................................................................................

2.3 Kurikulum Sekolah .............................................................................................................

2.4 Pembelajaran Inklusi ..........................................................................................................

2.5 Kendala Yang Ditemukan Dalam Pembelajaran ...............................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Pendidikan Inklusi .................................................................................................

3.2 Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus ..............................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................


4.2 Saran ...............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Semua warga


negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan tanpa mengenal suku, adat, ras, agama,
dan bentuk kelainan yang dialami. Seperti diatur Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 5 ayat 1 dan 2 No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa:
Ayat 1 “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu” dan ayat 2 “warga Negara yang memiliki kelainan fisik mental/
intelektual, sosial, dan emosional berhak memperoleh pendidikan khusus” (Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009: 3).
“Pendidikan khusus (Pendidikan Luar Biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan atau memiliki kecerdasan dan bakat istimewa” (Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009: 3). Untuk itu penyelenggaraan pendidikan khusus
berupa pendidikan luar biasa merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
merupakan anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam perkembangan fisik maupun
mentalnya, sehinggamerekamembutuhkanperhatiandanlayanankhusus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran inklusi di SLB Negeri Muntok?


2. Kurikulum apa yang diterapkan di SLB Negeri Muntok?
3. Apa kendala yang ditemukan dalam pembelajaran inklusi di SLB Negeri Muntok?

1.3 Tujuan Observasi

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran inklusi di SLB Negeri Muntok


2. Untuk mengetahui kurikulum apa yang diterapkan di SLB Negeri Muntok
3. Untuk mengetahui kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

1.4 Manfaat Observasi

1. Menambah referensi pengetahuan tentang sistem pembelajaran di sekolah inklusif.


2. Menanamkan sikap peduli terhadap pentingnya pendidikan tanpa memandang segala
aspek kekurangan yang dimiliki oleh seseorang atau peserta didik.
3. Memberikan pemantapan mental dan kesiapan mahasiswa dalam mengenal dunia
pendidikan.
4. Dengan adanya observasi di sekolah inklusif, mahasiswa bisa lebih paham perbedaan
antara sekolah inklusif dengen sekolah regular biasa.
5. Mengenal secara riil kejadian di lapangan mengenai peserta didik ABK baik
karakter, tingkah laku, dan cara belajar mereka di sekolah.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Profil Sekolah

Nama Sekolah : SLB Negeri Muntok


Status Sekolah : Negeri
Akreditasi : B
Alamat Sekolah : Jl. Lapangan Golf, Belo laut, Muntok, Bangka Barat
NSS : 801290654001
NPSN : 10901339
Nomor Telepon : 0811 711 2323
Email : slbnmuntok@gmail.com
Website : slbnegerimuntok.com

2.2 Keadaan Siswa Dan Guru

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Muntok, Kabupaten Bangka Barat sampai saat
ini masih kekurangan guru sehingga belum maksimal dalam membina siswa
berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah tersebut. Sejak berdiri tahun 2006 hingga
sekarang baru memiliki 12 orang guru terdiri dari lima guru berstatus pegawai negeri
sipil dan dibantu tujuh guru tidak tetap dengan pendidikan terakhir S-1. Minimnya
jumlah guru di sekolah ini mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi kurang efektif
karena tidak sebanding dengan jumlah siswa yang saat ini mencapai 77 orang yang terdiri
dari 44 laki-laki dan 33 perempuan siswa.

2.3 Kurikulum Sekolah

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung menerapkan kurikulum 2013. kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum sekolah regular atau kurikulum nasional yang dimodifikasi sesuai dengan
tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan
karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat kecerdasannya.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

2.4 Pembelajaran Inklusi

SLB Negeri Muntok merupakan salah satu sekolah yang terletak di Bangka Barat
tepatnya di Jl. Lapangan Golf, Belo Laut. Sekolah ini diresmikan pada tahun 2006 untuk
berpatisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi
dengan jenjang pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
1. Pelayanan Dalam Belajar
Proses pelayanan dalam pengajaran dilakukan secara klasikal. Upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru dan jajarannya di
SLB Negeri Muntok untuk mengoptimalkan pelayanan dalam mengajar di sekolah
tersebut untuk sementara ini, hanya membimbing anak-anak inklusi dengan cara
memposisikan tempat duduk siswa di depan dan dekat guru agar mudah untuk
dikontrol selama proses pembelajaran, melatih mereka dalam berbagai keterampilan
seperti keterampilan seni dan sebagainya. Sebagai contoh anak inklusi dilatih untuk
menari, membuat kerajinan dan sebagainya, sekolah merangkul anak-anak inklusif
dalam meraih prestasi dan mengembangkan bakat serta minatnyadan lain-lain
2. Proses Pembelajaran
Di kelas ini kegiatan belajar mengajar di dalam kelas terdiri dari empat orang
siswa Tunarungu dan seorang guru. Guru harus bisa mengontrol setiap siswa dengan
cara mengenal dan memahami kondisi setiap siswa, sehingga akan tercapau tujuan
pembelajaran. Tidak ada guru pendamping dalam kelas tersebut.
Kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan awal yaitu salam
kemudian berdoa, kegiatan inti yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah dan
dibantu dengan media lcd proyektor dan kartu bergambar. Hal ini dikarenakan media
mampu membantu guru untuk lebih leluasa berinteraksi dengan siswa,
menyampaikan materi menjadi lebih mudah dan siswa dapat memahami materinya
dengan baik. Komunikasi antara guru dengan siswa adalah menggunakan bahasa
isyarat, oral, gerakan bibir, jari dan gesture. Sedangkan penguatan yang diberikan
guru adalah pemberian acungan jempol dan senyuman dari guru. Pada saat kegiatan
belajar mengajar, anak kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, masih sangat
tergantung pada tuntunan guru. Namun, kondisi kelasnya tenang dan suasana belajar

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

tenang menyenangkan. Karena seperti kita ketahui mereka tuna rungu wicara. Jadi,
kemungkinan untuk membuat keributan sedikit. Apalagi muridnya hanya empat
orang. Dalam Kegiatan pembelajaran, siswa fokus, tugas dilaksanakan tetapi harus
ada tuntunan dari guru. Gerak gerik anak serius. Siswa mencatat apa yang
diperintahkan oleh guru. Bertanya dengan menggunakan bahasa isyarat ketika dia
bingung dengan tugas yang diberikan oleh guru.
Diakhir pembelajaran, guru menutup kegiatan dengan mengevaluasi dan
bertanya kembali apa yang dipelajari tadi kemudian ditutup dengan membaca doa.

2.5 Kendala Yang Ditemukan Dalam Pembelajaran

Saat proses pembelajaran tidak ditemukan adanya kendala saat mengajar karena
dalam kelas hanya berisi empat orang saja. Pembelajaran berlangsung dengan lancar.
Murid aktif mengerjakan tugas dan mentaati perintah gurunya. Pembelajaran selesai
dalam waktu yang telah ditentukan. Namun, minat siswa terhadap pembelajaran masih
rendah masih labil tingkat keminatanya terhadap pembelajaran.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Pendidikan Inklusi


1. Pengertian Pendidikan Inklusi
Pengertian dari pendidikan inklusi itu sendiri adalah dimana anak berkebutuhan
khusus belajar bersama anak reguler (normal), mereka digabungkan didalam satu kelas.
Jika proses belajar dipisahkan maka pendidikan tersebut bukan lagi pendidikan inklusi
melainkan pendidikan anak luar biasa atau disebut juga Sekolah Luar Biasa
(SLB).Pendidikan inklusi juga diartikan sebagai pembelajaran yang diberikan kepada
anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuan pemikirannya. Didalam pendidikan
inklusi anak berkebutuhan khusus tidak bisa dituntut atau dipaksa dalam proses
pembelajarannya.
2. Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Inklusi
Tujuan pendidikan inklusi adalah Pendidikan sistem layanan pendidikan yang
mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan
inklusi menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana
dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik.agar anak berkebutuhan khusus dapat dididik bersama-
sama dengan anak normal lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Karena dengan diberikannya kesempatan anak berkebutuhan khusus untuk dapat
bersosialisasi dengan anak normal, seiring berjalannya waktu anak berkebutuhan khusus
akan mulai memahami dan mulai mengikuti apa yang biasa dilakukan anak normal.
Dengan demikian, adanya pendidikan inklusi merupakan salah satu jalan untuk
menjadikan akan berkebutuhan khusus seperti anak normal pada umumnya, tergantung
pada jenis kebutuhan khusus anak. Manfaat pendidikan inklusi adalah agar anak
berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan potensi yang ada.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

3.2 Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus


1. Bentuk Layanan Pendidikan Segregasi
Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari
sistem pendidikan anak normal. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem
segregasi maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara
khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Dengan kata
lain anak berkebutuhan kusus diberikan layanan pendidikan pada pada lembaga
pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus, seperti Sekolah Luar Biasa atau
Sekolah Dasar Luar Bias, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa.
Sistem pendidikan segregasi merupakan sistem pendidikan yang paling tua. Anak
tuna rungu memerlukan komunikasi total, bina persepsi bunyi: anak tuna daksa
memerlukan layanan mobilisasi dan aksesilbilitas, dan layanan terapi untuk mendukung
fungsi fisiknya.

2. Penyelenggaraan/Mekanisme Dalam Pembelajaran


a. Metode Pembelajaran
Saat proses pembelajaran guru menerapkan metode ceramah dengan media lcd dan
kartu bergambar, Tanya jawab dan pemberian penugasan.

3. Strategi Pembelajaran Khusus Yang Diterapkan Dalam Pelayanan Kepada ABK


Untuk menanamkan strategi dalam pembelajaran terhadap ABK, yang paling
utama yang harus dilakukan guru adalah mengenal karakter, kemauan, dan keinginan
anak ABK dari berbagai segi. Guru harus mampu untuk mengetahui apa yang menjadi
kesukaan atau hal yang menjadi daya tarik bagi ABK, serta guru harus mampu untuk
memenuhi keinginan dari ABK. Setelah memenuhi hal tersebut, maka guru dapat dengan
mudah untuk menanamkan pembelajaran kepada ABK dan tentunya pembelajaran yang
dilakukan kepada ABK harus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki
ABK.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa dalam tingkatan
pendidikan, anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan dan pelayanan
yang optimal seperti anak normal lainnya. Hanya saja, pendidikan dan pelayanan yang
mereka berbeda dari anak normal biasa. Meskipun mereka terlahir dengan memiliki
kekurangan yang ada, namun mereka juga mempunyai kemampuan (potensi) yang
luar biasa jika dikembangkan, karena pada dasarnya adalah setiap orang mempunyai
potensinya masing-masing ketika ia dilahirkan kedunia ini. Begitu pula dengan anak
berkebutuhan khusus, mereka mempunyai potensi yang harus dikembangkan secara
optimal dan secara khusus, agar mereka juga dapat berkembang sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki

4.2 Saran
Hendaknya para guru, orang tua, maupun calon guru benar-benar
memahami dan mengerti kondisi serta berbagai karakteristik anak berkebutuhan
khusus agar memperlakukan dan memberi pelayanan kepada mereka sesuai dengan
kemampuan serta kebutuhan mereka agar mereka bisa berkembang secara optimal,
harmonis dan wajar.

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

DAFTAR PUSTAKA

Anafiah, S. Andini, D.W. (2018). Pelaksanaan Pendidikan Inklusi di SD Tumbuh 2 Yogyakarta.


Wacana Akademika. 2(1), 73-84.
Utami, D.W, Anwar. M, Hermawan. (2018). PENGARUH PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARANASSURETERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
IPAANAK TUNALARAS KELAS IV DISLB EBHINA PUTERA SURAKARTATAHUN
AJARAN 2017/2018. Jurnal Pendidikan Inklusi. 2(1), 05-14.
https://youtu.be/suAHrRpZaoE
https://docplayer.info/190309-Laporan-observasi-lapangan-perkembangan-dan-proses-
pembelajaran-anak-berkebutuhan-khusus.html
https://www.researchgate.net/publication/334742746_PENDIDIKAN_INKLUSI_DI_SEKOLA
H_DASAR_NEGERI_LEBAK_BULUS_06_PAGI_DKI_JAKARTA

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)


lOMoARcPSD|30492227

LAMPIRAN

Downloaded by Sdn pandansari Tiga (sdnpandansaritiga@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai