Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PKP

PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS SUB TEMA PERISTIWA


KEDATANGAN BANGSA BARAT DI INDONESIA DENGAN
MODEL TAKE AND GIVE DI KELAS V SDN 013834 AEK
BAMBAN KECAMATANAEK SONGSONGAN
KABUPATEN ASAHAN

Kode Mata Kuliah : PDGK4501


Mata Kuliah : Pemantapan Kemampuan Profesional

OLEH :
NAMA : SITI JULIANI
NIM : 835287414
PROGRAM STUDI : S1 – PGSD
POKJAR : ASAHAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Abstrak ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah...........................................................4
2. Analisis Masalah................................................................4
3. Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah ...................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran...............................5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.............................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................8


A. Kaitan PTK dan PKP................................................................8
B. Pengertian Belajar.....................................................................9
C. Hasil Belajar............................................................................10
D. Model Pembelajaran Take and Give.......................................11
E. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).............................14
F. Materi Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia.......15

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN.....................................................................24
A. Tempat dan Waktu Perbaikan................................................24
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran...............................25
C. Teknik Analisis Data...............................................................27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................28


A. Hasil Penelitian.......................................................................28
B. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT.......................31


A. Simpulan ................................................................................31
B. Saran .......................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................33


LAMPIRAN

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKP ini dengan Judul “
Perbaikan Pembelajaran IPS Sub tema Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia dengan
Model Take and Give di kelas V SD Negeri 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek
Songsongan Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran 2019/2020” Laporan PKP ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Universitas Terbuka (UT).
Dalam penyelesaian laporan PKP ini membutuhkan banyak waktu dan fikiran
serta berbagai kendala dihadapi untuk menyelesaikannya, karena penyusunan laporannya
berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya Pandemi Virus China
Covid-19 sehingga terjadi pembatasan hubungan sosial yang berakibat semua aktifitas
pembelajaran berbasis Daring. Dalam hal ini tutorial PKP UT Asahan juga dilakukan
secara daring menggunakan MS-Teams dalam bentuk 4 kali TUWEB. Semua kegiatan
tutorial, pembimbingan, koreksi, perbaikan dilakukan dalam komunikasi daring. Penulis
banyak mendapat kesulitan seperti keterbatasan kemampuan yang dimiliki untuk
melakukan kegiatan penyusunan laporan PKP ini. Atas bimbingan dan perhatian yang
telah diberikan kepada penulis, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Drs.H. Bambang Gulyanto,SH, M.Pd sebagai tutor mata kuliah PKP.
2. Ibu Sumarni S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 013834 Aek Bamban
3. Teman – teman Mahasiswa S1-PGSD Universitas Terbuka dan keluarga
yang telah membantu dengan ikhlas dan rela memberikan dorongan dalam
menyelesaikan laporan PKP ini.
Penulis menyadari bahwa sejumlah kekurangan dan kelemahan masih saja dapat
ditemukan dalam laporan ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga hasil laporan PKP ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan bagi siapa saja penggunanya.

Kisaran, 03 Mei 2020


Penulis,

SITI JULIANI
NIM 835287414

ii
PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS SUB TEMA PERISTIWA
KEDATANGAN BANGSA BARAT DI INDONESIA DENGAN
MODEL TAKE AND GIVE DI KELAS V SDN 013834 AEK
BAMBAN KECAMATANAEK SONGSONGAN
KABUPATEN ASAHAN

ABSTRAK

SITI JULIANI
NIM 835287414
e-mail : sitijuliani96@gmail.com

Perbaikan pembelajaran IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di


Indonesia dengan Model Take and Give di kelas V SD Negeri 013834 Aek
Bamban Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan. Laporan PKP. UT-
UPBJJ Medan. 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak
perbaikan pembelajaran Mata Pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 013834 Aek
Bamban Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten. Penelitian dilaksanakan secara
kualitatif dengan mengaplikasikan hasil penelitian yang terkait dengan masalah
penelitian ini. Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan secara teoritik dengan
mengkombinasikan beberapa hasil penelitian terkait untuk didesain ulang
menjadi satu proses pembelajaran yang diperkirakan akan dapat digunakan
untuk perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS sub tema tersebut diatas.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1). Terjadi perubahan model
pembelajaran IPS sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
menggunakan model Take and Give di kelas V SDN 013834 Aek Bamban
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan. (2). Pada video siklus I terjadi
perubahan proses pembelajaran namun dirasa masih perlu ditingkatkan dengan
penggunakan model Take and Give Pada video siklus II perubahan proses
pembelajaran diperkirakan sudah dapat meningkatkan hasil belajar. Disarankan
agar dalam mengajarkan mata pelajaran IPS menggunakan model Take and
Give.

Kata Kunci : IPS, Bangsa Barat, Take and Give.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan yang bermutu, karena itu bila semua dipenuhi dan
sistem kurikulum yang dirancang dan dilaksanakan secra relevan, maka cita –
cita menjadikan pendidikan sebagai wahana pembentukan karakter bangsa
akan dapat terlaksana dan masalah persatuan bangsa dapat dengan sendirinya
teratasi. Pendidkan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau
masyarakat. Yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti
menjadi mengerti dan yang semula tidak bisa menjadi bisa
(Suryosubroto,2009:223).
Salah satu bentuk menempuh pendidikan adalah dengan belajar
disekolah sesuai dengan jenjangnya. Dua komponen dalam kegiatan belajar
disekolah yaitu, siswa dan guru. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru
dan diterima oleh siswa. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik agar menguasai kompetensi yang
diharapkan. Guru harus mengembangkan kemampuan pengetahuan siswa,
pemahaman dan kreativitas. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dikelas
tetapi tetap terfokus pada sub tema yang disampaikan.
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi dan interaksi antara
guru dan siswa didalam kelas. Guru harus memberikan atau menyampaikan
sub tema dengan jelas agar dapat dipahami oleh siswa. Seperti memberikan
konsep kepada siswa supaya siswa dapat berpikir kritis serta mengembangkan
pemahaman konsep yang diberikan oleh guru. Tetapi guru harus mengarahkan
pemahaman siswa agar tidak ada miskonsepsi. Salah satu mata pelajaran yang
dipelajari di SD adalah mata pelajaran IPS. IPS merupakan ilmu pengetahuan

1
sosial, segala keterampilan sosial dapat dijelaskan oleh guru kepada siswa
melalui mata pelajaran IPS (Abdul Majid, 2005:24).
Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian
sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyrakat dan negara. Dengan
membekalai anak didik pengetahuan sosial yang dapat mereka terapkan dalam
kehidupan sehari – hari diharapkan terbinanya sumber daya manusia (SDM)
Indonesia yang akan datang yang berpengetahuan, terampil, dan mempunyai
tanggung jawab sosial dan mampu merealisasikan tujuan nasional yaitu
menciptakan masyarakat dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 1945.
Salah satu keberhasilan guru dalam pembelajaran adalah model yang
digunakan saat mengajar. Model pembelajaran dijadikan sebagai titik awal
pembelajaran. Rancangan guru dalam mengolah suasana kelas yang
menjadikan siswa aktif serta antusias dalam pembelajaran. Model
pembelajaran juga harus menyesuaikan keadaan kelas serta kebutuhan siswa.
Agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan
pembahasannya tidak keluar dari tujuan yang telah ditentukan (Nursid
Sumaatmadja, 2007:1.9).
Dalam proses belajar mengajar guru selalu melakukan pengajaran
dengan cara memberikan penjelasan dengan menggunakan metode ceramah
dan menulis sub tema sesuai dengan buku paket yang telah disediakan sekolah,
hal ini dapat menyebabkan siswa mudah bosan karena pembelajaran kurang
menarik. Siswa cenderung pasif dan kurang memahami sub tema yang
disampaikan oleh guru.karakteristik mata pelajaran IPS cenderung bersifat
hafalan dan apabila pembelajaran yang dilakukan seperti ini berkelanjutan,
maka hasil belajar IPS tidak akan tercapai sesuai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang
SD. Tujuannya untuk membekali siswa pada pemikiran dengan menggunakan
penalaran yang logis. Banyak memuat sub tema sosial atau permasalah sosial

2
di lingkungan sekitar dan sifatnya hafalan sehingga pengetahuan dan informasi
yang didapatkan oleh siswa sebatas produk hafalan.
Mengacu pada permasalahan diatas, penggunaan model pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa secara langsung sangat berperan penting. Bukan
hanya mendengar dan menerima sub tema saja, tetapi siswa akan dituntut untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Maka dari itu model pembelajaran
Take and Give akan diterapkan dalam proses pembelajaran IPS ini. Dengan
menggunakan pembelajaran Take and Give sebagai suatu alternatif pemecahan
masalah, diharapkan hasil belajar siswa meningkat pada pembelajaran IPS.
Berbagai permasalahan selalu muncul ditengah tengah masyarakat yang
memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan KBM. Kondisi hari ini dimana
dunia dilanda pandemi Virus China Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan
KBM juga terganggu. Demikian juga halnya dengan Tutorial MK PKP UT
Pokjar Asahan . Tutorial dilaksanakan dengan cara daring artinya semua
komunikasi dilakukan secara daring. Dalam hal ini UT UPBJJ 12 Medan
menggunakan aplikasi MS-Teams untuk melakukan komunikasi tutorial.
Tutorial dilakukan dengan 4 kali TUWEB dan diharapkan dengan 4 kali
TUWEB ini apa yang menjadi tujuan tutorial PKP akan tercapai.
Analisis masalah PKP dilakukan dengan membahas kelebihan dan
kekurangan dari sebuah Video Pembelajaran SD. Hasil analisis masalah inilah
yang akan dijadikan permasalahan untuk diulas dan dibahas guna mencari jalan
keluarnya sehingga tujuan KBM tercapai. Berdasarkan hasil analisis masalah
dari video yang diunggah diketahuilah ada beberapa permasalahan
pembelajaran seperti : (1) Guru hanya fokus pada satu media pembelajaran saja
(2) Guru kurang melibatkan siswa untuk berperan aktif (3). Guru terlalu
banyak melakukan ceramah pada proses pembelajaran.
Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Perbaikan Pembelajaran
IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia dengan model
pembelajaran Take and Give di Kelas V SD Negeri 013834 Aek Bamban,

3
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran
2019/2020“.

1. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu :
 Penjelasan guru sulit diterima oleh murid karena sub tema yang
disampaikan hanya melalui metode ceramah dan media gambar.
 Metode belajar kurang bervariasi sehingga motivasi belajar siswa rendah.
 Metode ceramah dalam proses pembelajaran masih menjadi pilihan utama,
sehingga siswa memiliki kecenderungan pasif.
 Pemanfaatan media pembelajaran, dalam hal ini penjelasan sub tema hanya
dilakukan menggunakan media gambar tanpa melibatkan siswa secara
langsung untuk berperan dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Analisis masalah dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap video
pembelajaran yang diunggah dari GPO/You Tube. Dari hasil analisis tersebut
diketahuilah beberapa permasalahan seperti :
1. Tidak melakukan pendahuluan diawal pembelajaran, seperti betanya kabar,
kehadiran siswa, serta kesiapan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.
2. Guru hanya fokus pada satu media pembelajaran saja.
3. Siswa kurang berperan aktif karena guru terlalu banyak ceramah.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diketahui dan diajukan beberapa
alternatif pemecahan masalah yang memungkinkan dilaksanakan agar tujuan
pembelajaran tercapai. Adapun prioritas masalah yang menjadi tujuan
perbaikan pembelajaran yaitu :
1. Memperbaiki model pembelajaran dengan memotivasi siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan peran yang lebih aktif.

4
2. Meningkatkan motivasi siswa untuk lebih aktif dengan menggunakan
model Take and Give pada pembelajaran
3. Meningkatkan aktivitas siswa dengan memadukan media gambar dengan
model pembelajaran Take and Give pada proses pembelajaran.
Pemecahan masalah ini dilanjutkan dengan membuat simulasi
pembelajaran tanpa siswa menggunakan model Take and Give.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, identifikasi, analisis masalah
di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah Penggunaan model Take and Give dapat mencapai tujuan
pembelajaran mata pelajaran IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa
Barat di Indonesia di Kelas V SDN 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek
Songsongan Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran 2019/2020 ?
2. Bagaimana meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
IPS?
3. Bagaimana menggunakan model pembelajaran Take and Give?

C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah yang ditampilkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model Take and Give dapat
mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS sub tema Peristiwa
Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia di Kelas V SDN 013834 Aek
Bamban Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun
Pembelajaran 2019/2020.
2. Mendiskripsikan cara meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Mendiskripsikan penerapan penggunaan model pembelajaran Take and Give
pada pembelajaran IPS sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia di Kelas V SDN 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek
Songsongan Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran 2019/2020.

5
D. Manfaat Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran IPS pada sub tema Peristiwa Kedatangan
Bangsa Barat di Indonesia di Kelas V SDN 013834 Aek Bamban Kecamatan
Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun Pembelajaran 2019/2020 ini
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar :
1) Bagi siswa
 Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menguasai sub tema pada
pembelajaran IPS
 Dapat meningkatkan motivasi belajar karena siswa dapat mengalami
pembelajaran dengan berbagai macam variasi yang disampaikan oleh
guru dengan menggunakan model Take and Give dalam pembelajaran.
 Menciptakan rasa senang dan siswa dapat fokus dalam memperhatikan
pembelajaran IPS.

2) Bagi guru
 Sebagai pertimbangan dalam menentukan dan menerapkan model untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
dalam meningkatkan belajar siswa.
 Memperbaiki proses pembelajaran IPS
 Sebagai masukan untuk menggunakan model Take and Give dalam
proses pembelajaran IPS, khususnya sub tema Peristiwa Kedatangan
Bangsa Barat di Indonesia.

3) Bagi sekolah
 Sebagai sumbangan pemikiran positif dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi
sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS dengan
menggunakan berbagai macam model pembelajaran.
 Untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPS di sekolah.
 Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar IPS di SD Negeri Aek
Bamban khususnya dan sekolah yang lain pada umumnya.

6
4)Bagi Institusi Pendidikan Secara Umum
 Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bila
menemukan permasalahan dalam dunia pendidikan khususnya Sekolah
Dasar.
 Dapat diupayakan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan umat manusia., serta ikut berpartisipasi
dalam menyukseskan program wajib belajar 9 tahun (Pendidikan Anak
di SD, Pusat Penerbit UT :1.11)
 Sebagai sumbangan pemikiran kepada Departemen Pendidikan dalam
membina kemampuan guru melalui perbaikan pembelajaran.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kaitan PTK dengan PKP


PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan guru (atau
orang lain) dalam lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi
tentang bagaimana guru mengajar dan siswa belajar serta melakukan tindakan
untuk memperbaikinya (Mills, 2000). Schmuck (1997) mengemukakan
bahwa PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana melalui
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelasnya
sendiri. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas
pembelajaran menjadi lebih meningkat.
Guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas karena alasan berikut
(Wardani, dkk,. 2005) :
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.
2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh
para peneliti sering sukar diterapkan untuk memperbaiki
pembelajaran.
3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui
kelasnya.
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik.
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan
PTK dikelasnya.

PKP merupakan sebuah proses penerapan konsep PTK pada situasi


nyata yang diberi bobot studi. Dengan kata lain, program PKP adalah
pengembangan dari mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar dengan
kerangka pikir PTK. PKP dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang dapat meningkatkan kempampuan profesional guru SD dalam
mengelola pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru SD bertanggung
jawab sebagai guru kelas yang mengajar lima bidang studi atau mengajar

8
secara tematik. Disamping itu guru SD juga dituntut untuk mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kualitas belajar siswa.
Pembelajaran dalam PKP dilakukan melalui belajar mandiri dan
pembimbingan tatap muka. Mahasiswa melakukan belajar mandiri untuk
memantapkan pemahaman perencanaan dan pelaksaan PTK, berbagai teori
dan prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan masalah atau kondisi
pembelajaran yang akan diperbaiki dan ditingkatkan, serta perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.

B. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010) belajar pada hakikatnya adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungan”.
Thursan Hakim (2002) belajar adalah suatu proses perubahan didalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan pehaman,
keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuannya. Belajar bukan satu
tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman (Hamalik :
2010). Sedangkan menurut Sudjana (2010), belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu –individu yang
belajar.
Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli diatas, yang
dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk

9
memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pengalaman suatu individu
dengan lingkungannya dan juga proses untuk mencapai tujuan.

C. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudijiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya
bahan pelajaran.
Hasil belajar ialah prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang
menjadi idikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang
bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung (Mulyasa, 2008).
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran tidak terlepas dari faktor – faktor yang mempengaruhi hasil
belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, 2007, menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal, ialah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor internal meliputi, faktor jasmaniah dan
faktor psikologis.
2. Faktor Eksternal, ialah faktor yang ada diluar individu, meliputi
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengalami interaksi proses pembelajaran melalui evaluasi belajas IPS
yang dilakukan dengan tes yang dijadwalkan. Kemajuan yang diperoleh
siswa tidak hanya berupa ilmu pengetahuan, tetapi juga berupa sikap dan
kecakapan atau keterampilan khusunya dalam mata pelajaran IPS.

10
D. Model Pembelajaran Take and Give
1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah salah satu penunjang keberhasilan guru


dalam keterampilan mengajarnya. Model pembelajaran juga salah satu
unsur yang membangun suasana kelas. Keaktifan atau tidaknya siswa
dalam proses pembelajaran bergantung pada model pembelajaran yang
telah digunakan oleh guru. Oleh karena itu, pemilihan model
pembelajaran yang telah digunakan harus sesuai dengan situasi dan
kondisi kelas yang ada.

Pemilihan model pembelajaran harus diterapkan untuk bagaimana


menata pikiran siswa bukan bagaimana cara mengisi pikiran siswa. Supaya
siswa tidak menjadi pasif melainkan siswa aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran. Untuk itu,model pembelajaran yang harus kita terapkan
kepada siswa adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Menjadikan pembelajaran yang dinamis dan guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator. Situasi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan dan
mengaplikasikan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Model
pembelajaran kooperatif adalah salah satu jenis model pembelajaran yang
dapat memberikan suatu inovasi.

2. Model Pembelajaran Take and Give

Model pembelajaran take and give adalah salah satu model


pembelajaran kooperatif. Melibatkan siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Istilah take and give berarti saling memberi dan menerima.
Take and give merupakan model pembelajaran yang didukung oleh
pemberian lembar informasi sub tema kepada siswa, lembar informasi sub
tema tersebut harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang dipelajari
pada saat pembelajaran berlangsung. Di dalam lembar informasi sub tema,
terdapat cuplikan sub tema yang harus dikuasai oleh tiap siswa. Siswa

11
kemudian mencari pasangan untuk menginformasikan atau memberikan
kepada teman lainnya terkait dengan apa yang sudah mereka dapat dari
lembar informasi sub tema yang telah mereka kuasai. Dan siswa telah
menerima informasi atau pengetahuan sub tema dari teman sebayanya.
Begitu juga seterusnya model pembelajaran take and give berlangsung.
Pemberian evaluasi pada akhir pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengetahui pengetahuan siswanya dengan sub tema yang telah diterima
dari teman sebaya.

Menurut Rusmawati (Amaliah, 2011:15) model pembelajaran take


and give adalah suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
saling berbagi mengenai sub tema yang akan dan sedang disampaikan
oleh guru. Dengan kata lain model ini melatih siswa terlibat secara aktif
dalam menyampaikan sub tema yang mereka terima ke teman mereka yang
lain secara berulang – ulang. Siswa menerima sub tema, memberikan
kembali sub tema kepada teman sebayanya. Jadi ada interaksi dan
komunikasi yang terjalin antar siswa.

Tipe pembelajaran take and give memiliki tujuan yaitu untuk


menghidupkan suasana kelas dari yang pasif menjadi aktif dan partisipatif.
Penuh semangat dan antusiasme serta mempermudah siswa untuk
mengingat sub tema. Model take and give sangat cocok digunakan untuk
membahas mata pelajaran IPS yang cenderung sub tema bersifta uraian
yang panjang dan siswa menggunakan unsur visual yang memudahkan
siswa untuk mengingat. Seperti gambar yang berwarna – warni membuat
siswa semangat dan tertarik untuk mempelajari sub tema tersebut.

Langkah – langkah pembelajaran tipe take and give menurut


Kurniasih, dkk (2015) adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya dan menjelaskan


tujuan pembelajaran serta menjelaskan model pembelajaran yang
akan dilaksanakan.

12
2. Untuk memantapkan penguasaan siswa terkait sub tema yang
akan dijelaskan, setiap siswa diberikan satu lembar informasi sub
tema untuk dipelajari atau dihafal selama 5 menit.
3. Kemudian perintahkanlah siswa untuk mencari pasangan untuk
saling menginformasikan sub tema yang telah diterimanya.
4. Tiap siswa harus mencatat nama teman pasangannya pada kartu
yang sudah diberikan.
5. Demikian seterusnya sampai semua dapat saling memberi dan
menerima sub tema masing – masing (take and give).
6. Setelah selesai semua, guru mengevaluasi keberhasilan model
pembelajaran take and give dengan memberikan siswa pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kartunya (orang lain).
7. Guru dan siswa bersama – sama membuat kesimpulan mengenai
sub tema yang telah didiskusikan dan setelah itu guru menutup
pelajaran.

Ada beberapa kekurangan dan kelebihan model pembelajaran take and


give. menurut Taufik, dkk (1990) :
Kelebihan dari model pembelajaran take and give yaitu :
a. Peserta didik dilatih untuk memahami sub tema dengan
menggunakan waktu yang tepat.
b. Membantu siswa mempersingkat waktu dalam pemahaman dan
penguasaan sub tema.
c. Melatih siswa untuk bekerja sama dan besosialisasi dengan teman
sebaya.
d. Meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan motivasi
belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Guru dapat memodifikasi sendiri model pembelajaran ini sesuai
dengan suasana pembelajaran.

13
Sedangkan menurut Huda (2013) kekurangan dari model
pembelajaran take and give yaitu :

a. Cenderung sulit untuk mendisiplinkan siswa dalam kelompok.

b. Kesulitan untuk mengetahui skill anak yang mampu dan kurang


mampu.

c. kecenderungan terjadinya free riders (penguasa)


dalam setiap kelompok, utamanya siswa siswi yang akrab satu
sama lain.

E. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Menurut Hidayati (2008:7), Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu
pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu – ilmu sosial, seperti
sosiologi, antropologi budaya, psiklogi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik dan sebagainya. Pendapat yang hampir sama juga ditegaskan
oleh Taneo (2009:1.8) yang menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi,
ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut
mempunyai cici – ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu
bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Depdiknas
dalam “Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24
Tahun 2006” (2008:162) disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai
jenjang SMP/MTs. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakam ilmu kajian tentang
kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial memiliki kajian yang sangat kompleks tentang
kehidupan manusia dan lingkungannya beserta aspek – aspek kehidupan

14
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, peserta didik yang merupakan bagian
dari masyarakat perlu diberikan penguasaan Ilmu Pengetahuan Sosial
sebagai bekal hidupnya kelak.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:162) ada beberapa
tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diantaranya yaitu :
1. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
2. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai - nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, bekerjasama
dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan tingkat global.

F. Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia


a. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah
penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-
rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan
obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan
harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang
dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-
bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para
pedagang Eropa. Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke
Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa
terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke
wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan
Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja

15
berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara
penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.

b. Sebab Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia

Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke


Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa
penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa
Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :

1. Gold : Memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan


mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain
yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan
rempah-rempah dari Timur
2. Glory : membulru kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan
ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang
ditemukannya.

3. Gospel : menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada


mulanya orang-orang eropa ingin mencari dan bertemu prester john
yang mereka yakini sebagai raja Kristen yang berkuasa di timur.

Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang


yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa
berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera.
Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa
dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-
daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin
bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat
semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin
bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama
Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh.

16
Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama. Di luar
faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar
beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna
mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada
orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan
hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari
kekayaan (Gold) dan kebanggaan serta kejayaan (Glory) bagi negaranya.

Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya


untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan
semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah,
mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai
daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli
perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak
mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa
menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini.

Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka.


Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak
jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para
penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan
bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik
suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai
kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan
cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk
memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.

c. Tujuan Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia

Berikut ini terdapat beberapa tujuan kedatangan bangsa barat ke


Indonesia, antara lain:

1. Menguasai Perdagangan rempah-rempah

17
Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari
sumbernya. Caranya dengan menerapkan monopoli perdagangan.
Dengan monopoli, bangsa Eropa bertindak sebagai satu-satunya
pembeli dengan harga yang mereka tentukan. Tindakan itu sudah
tentu merugikan para petani rempah-rempah.

2. Menguasai wilayah models

Menguasai wilayah models baik untuk perdagangan maupun


basis militer. Dengan kekuatan armada dan model pecah belah,
bangsa Eropa memaksa penguasa setempat untuk menandatangani
perjanjian yang mengesahkan penguasaan atas suatu wilayah
models.

3. Mengeruk kekayaan sumber daya

banyak mungkin kekayaan sumber daya suatu wilayah.


Caranya dengan memaksa penguasa setempat menandatangani
suatu perjanjian.

4. Turut campur dalam urusan politik

Turut campur dalam urusan politik suatu wilayah. Secara


semena-mena, bangsa Eropa ikut serta menentukan orang yang
mereka anggap layak menjadi penguasa. Orang yang mereka pilih
sudah tentu  yang akan menguntungkan mereka, sedangkan
penguasa yang menentang akan sesegera mungkin mereka
singkirkan. Dengan cara seperti itu, mereka dapat
mempertahankan atau bahkan memperbesar pengaruh mereka atas
suatu wilayah.

d. Rute Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia

Daya tarik Indonesia memang telah ada sejak dulu, salah satu
diantaranya adalah rempah-rempah. Bangsa barat berbondong-bondong

18
datang ke Indonesia untuk mencari sumber rempah-rempah. Pada awalnya
mereka hanya ingin melakukan perdagangan, namun karena sumber daya
alam Indonesia yang melimpah ruah, niat berdagang berubah menjadi niat
ingin berkuasa. Beberapa bangsa barat yang pernah mendatangi Nusantara
antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Berikut adalah uraian
singkat mengenai datangnya bangsa barat ke Indonesia.

Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol dinyatakan sebagai pelopor dari


pelayaran dan penjelajahan samudera, karena bangsa ini merupakan bangsa
pertama yang melakukan penjelajahan samudera dan menemukan dunia
baru sekaligus membuka jalan menemukan wilayah nusantara sebagai
penghasil rempah-rempah. Dimulai dari ekspedisi Columbus(Spanyol),
selanjutnya ekspedisi Vasco de Gama(Portugis). Hal ini disebabkan karena
kemajuan bangsa Spanyol dan Portugis dalam teknologi yang mendukung
mereka dalam melakukan penjelajahan samudera.

e. Negara-Negara Barat yang Datang Ke Indonesia

Berikut ini terdapat beberapa negara-negara barat yang datang ke


indonesia, antara lain:

1. Spanyol

Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam


pelayaran dan penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil rempah-
rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka diprakarsai oleh
Christhoper Columbus. Sebelum berangkat Columbus menghadap kepada
Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella
mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala
perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan hadiah apabila misi
Columbus dapat berhasil. Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat
maka Columbus dengan rombongannya optimis berhasil menemukan daerah
baru di timur.

19
Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan
Spanyol berlayar menuju arah barat. Pada tanggal 6 September tahun yang
sama, rombongan Columbus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat
Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan mengarungi
lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik.

Salah satu kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa.
Namun Columbus terus memberi semangat bagi anggota rombongannya.
Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober
1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di pantai bagian dari
Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini
sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang
menempati daerah itu disebut orang-orang Indian.

Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan San Salvador.


Berikutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti.
Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan Columbus bertolak
kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493
Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan
rombongan disambut dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya
mendarat di Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai
penemu daerah baru yakni Benua Amerika.

2. Portugis

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat


penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal),
Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis bernama Vasco da Gama
untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.
Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia
tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco da Gama
mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis
bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur

20
dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan
ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu Ujung Selatan
Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia
tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke
negerinya.

Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai


penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da
Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus
Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas
petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco
da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika
kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra
Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai
di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.

3. Belanda

Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis


dalam menemukan daerah baru, apalagi daerah penghasil rempah-rempah,
para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Tahun 1594
Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur atau Tanah Hindia
melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka
sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur.  Ia gagal
melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di
kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut
Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di
perjalanan.

Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman
dan Piter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama
armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64
pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk

21
mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah.
Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-
orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya
berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di
Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de
Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten
bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud
Abdulkadir.

4. Inggris

Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan


kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam
waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-
rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil
keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah karena Inggris
mendapatkan rempah- rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon.
Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa
Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik
dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai
mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar
Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri
penghasil rempah-rempah.

Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak


melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan
samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam
pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-
rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini
masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya
di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India
Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar

22
ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah- rempah.
Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah
Hindia.

Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut


Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut Spanyol.
Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan kelompok pelaut
Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok
Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka
kemudian membangun koloni di Amerika Utara di Massachusetts.

23
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Subjek
Simulasi Pembelajaran yang dikaitakn dengan upaya memecahkan
permasalahan yang diajukan, dimana permasalahan didapatkan dari
analisis satu video yang sudah ada. Rencana Perbaikan Pembelajaran yang
diharapkan dapat disimulasikan dalam bentuk video pada siklus 1 dan
siklus 2 (jika belum mencapai tujuan).
2. Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan tindakan pembelajaran dilakukan di SD
Negeri 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten
Asahan.

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan tindakan penelitian kelas ini adalah :
No Siklus Hari/Tanggal Waktu

1 Siklus 1 Senin, 20 April 2020 08.00 – 09.10

2 Siklus 2 Senin, 27 April 2020 08.00 – 08.10

4. Pihak yang membantu


Pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini diantaranya adalah :
(1). Bapak Drs.H. Bambang Gulyanto, SH,M.Pd selaku tutor PKP yang
telah banyak membimbing peneliti. (2). Ibu Sumarni S.Pd selaku Kepala
Sekolah SD Negeri 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek Songsongan. (3)
Rekan sejawat yang membantu proses perekaman video Perbaikan Siklus I
dan Siklus II.

24
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Setiap siklus atau putaran terdiri dari empat
tahapan , yaitu :
1) Perencanaan (planning)
Menurut Arikunto (2009:75) perencanaan adalah tahap
penyusunan rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut.

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah penerapan model atau skenario
pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Observasi atau pengamatan


Obervasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) dan
memotret sejauh mana efek tindakan yang telah dicapai sasaran.

4) Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji secara menyeluruh tindakan
yag telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Berdasarkan masalah yang ditemui dalam Vidio Pembelajaran


mengenai Pembelajaran IPS, maka penulis merencanakan perbaikan.
Adapun rancangan penelitian pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Siklus I
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
a. Rencana Perbaikan
- Menjelaskan sub tema pembelajaran secara lisan dan melakukan dengan
menerapkan penggunaan model pembelajaran.

25
- Memberikan penjelasan kepada siswa tentang sub tema pembelajaran
Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia dengan penggunaan model
take and give sebagai upaya perbaikan pembelajaran PKP.

b. Pelaksanaan Perbaikan
- Melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun dengan
menggunakan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
- Mensimulasikan semua rencana pembelajaran dalam PBM tanpa siswa tapi
mengacu kepada RPP yang sudah disusun dengan menggunakan model
pembelajaran take and give dalam bentuk rekaman video.

c. Observasi
- Video rekaman hasil simulasi kegiatan perubahan pembelajaran pada
Penggunaan model Take and Give dapat mencapai tujuan pembelajaran
mata pelajaran IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia di Kelas V SDN 013834 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten
Asahan Tahun Pembelajaran 2019/2020 dikirimkan kepada Dosen
Pembimbing PKP (Tutor) untuk dianalisis menggunakan APKG-2
sedangkan untuk menganalisis RPP digunakan APKG-1

d. Refleksi
- Hasil koreksi dan masukan dari Dosen Pembimbing PKP digunakan untuk
melakukan refleksi dan mengupayakan langkah perbaikan selanjutnya yang
diprediksi akan memberikan hasil bagi ketercapaian tujuan pembelajaran.
- Selanjutnya disusun RPP -2 dengan mengacu kepada hasil refleksi.
- RPP yang sudah disusun disimulasikan dalam pembelajaran yang direkam
dsalam Video Pembelajaran 2 (Siklus 2).

26
2. Siklus II
- RPP-II dan Video Siklus II hasil simulasi kegiatan perubahan pembelajaran
pada penggunaan model Take and Give dapat mencapai tujuan
pembelajaran sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia di
Kelas V SDN 013834 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan
Tahun Pembelajaran 2019/2020 dikirimkan kepada Dosen Pembimbing
PKP (Tutor) untuk dianalisis menggunakan APKG-2 sedangkan untuk
menganalisis RPP digunakan APKG-1
- Selanjutnya hasil masukan kritikan dan saran serta keputusan dari Dosen
Pembimbing PKP digunakan untuk melakukan refleksi apakah masih
dilanjutkan ke Siklus III dengan membuat Video-III atau diprediksi sudah
cukup memberikan perubahan yang berarti dalam mencapaiu tujuan
permbelajaran.

C. Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian dilakukan dengan membandingkan :
(1). Hasil analisis dan evaluasi Video Pembelajaran I yang dijadikan sebagai
kondisi Pra-Siklus
(2). Melakukan analisis dan evaluasi hasil kritik saran dan hal hal yang
diajukan oleh Dosen Pembimbing PKP terhadap simulasi pembelajaran
yang dilakukan dalam Siklus I dan
(3) Melakukan analisis dan evaluasi hasil kritik saran dan hal hal yang
diajukan oleh Dosen Pembimbing PKP terhadap simulasi pembelajaran
yang dilakukan dalam Siklus 2. Jika diperkirakan tujuan pembelajaran
sudah tercapai dengan simulasi pembelajaran tansa siswa ini sudah
tercapai maka penelitian tidak dilanjutkan ke Siklus III.

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Evaluasi Video Pembelajaran Pra-Siklus


Berdasarkan analisis dan evaluasi Pra-siklus terhadap Video Pembelajaran
IPS sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia Oleh Ibu Elok
Anjarwati, S.Pd Guru SD Mardi Putera didapatkan beberapa komentar mencakup
Kelebihan dan kekurangan di Pra-siklus seperti :
a. Kelebihan
1) Guru menjeaskan materi dengan baik dan jelas
2) Guru menguasai kelas dengan baik
3) Guru terlihat menggunakan media video untuk memulai pembahasan.
b. Kekurangan
1) Tidak melakukan pendahuluan diawal pembelajaran, seperti betanya
kabar, kehadiran siswa, serta kesiapan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.
2) Guru hanya fokus pada satu media pembelajaran saja.
3) Siswa kurang berperan aktif karena guru terlalu banyak ceramah.

2. Deskripsi Hasil Evaluasi Video Pembelajaran Siklus I


Berdasarkan analisis dan evaluasi Siklus I terhadap Video Pembelajaran
didapatkan beberapa komentar mencakup kelemahan dan kekurangan di
Siklus I seperti :
1) Penulis masih kurang jelas saat menjelaskan materi pembelajaran.
2) Penulis lebih banyak menggunakan metode ceramah.
3) Penulis masih belum menyampaikan materi pembelajaran dengan baik.

28
3. Deskripsi Hasil Evaluasi Video Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan analisis dan evaluasi Siklus II terhadap Video Pembelajaran
didapatkan beberapa komentar mencakup kelemahan dan kekurangan di Siklus II
seperti :
a. Penulis melakukan pendahuluan pembelajaran, menyampaikan tujuan yang
akan dicapai siswa secara singkat yang mengakibatkan siswa belum paham
tujuan pembelajaran yang akan dibahas.
b. Penulis sudah menggunakan model Take and Give, memberi kartu materi
pembelajaran kepada siswa.
c. Penulis menggunakan model Take and Give untuk menjelaskan materi
pembelajaran.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan data data yang ditemukan pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus
II di atas, maka berikut ini diajukan ulasan yang dapat dilakukan berkaitan dengan
kondisi permasalahan yang ada pada Pra Siklus yang kemudian dicoba
mengatasinya pada Siklus I dan Siklus II sehingga akhirnya ditemukan jawaban
bahwa kegiatan Perbaikan Pembelajaran ini diperkirakan sudah dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

a) Kondisi di Pra Siklus


Dari hasil analisisi video pembelajaran pada Pra siklus diketahui bahwa
ada beberapa permasalahan KBM yang terjadi sehingga diperkirakan
pembelajaran tidak akan mencapai ketuntasan. Beberapa masalah ditemukan
dalam prasiklus seperti :

b) Kondisi Pada Siklus I


Dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa siswa
mulai aktif dalam pelajaran IPS subtema Peristiwa kedatangan Bangsa
Barat di Indonesia dengan model Take and Give. Model ini membuat
siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPS. Namun pada

29
perbaikan pembelajaran pada siklus I masih ditemukan beberapa
kekurangan.

c) Konidisi Pada Siklus II


Perbaikan Pembelajaran IPS subtema Peristiwa kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia dengan model Take and Give di kelas V SD Negeri 013834 Aek
Bamban, Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan dapat lebih
ditingkatkan dalam hal pendalaman subtema dan memahami materi
peristiwa – peristiwa kedatangan Bangsa Barat di Indonesia. Dengan
demikian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Take and
Give diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa kelas
V SD Negeri 013834 Aek Bamban Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten
Asahan tahun pelajaran 2019/2020.

30
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil penelitan tindakan kelas sebagai aplikasi pemecahan masalah
yang diajukan pada Pra Siklus, diajukan simpulan penelitian sebagai berikut :
1. Penggunaan model TAke and Give dapat memperbaiki pembelajaran Mata
Pelajaran IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia di
kelas V SDN 013834 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun
Pembelajaran 2019/2020.
2. Pada Pra-siklus ditemukan beberapa masalah seperti : kurangnya keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dan masalah ini dipecahkan dengan
menggunakan model Take and Give pada pembelajaran Siklus I yang
disimulasikan dalam Video. Namun Simulasi Pembelajaran Siklus-1 masih
harus direvisi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pada pembelajaran siklus II yang juga disimulasikan dalam Video diprediksi
sudah mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan yaitu
penggunaan model Take and Give dalam upaya memperbaiki pembelajaran
IPS Sub tema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia di kelas V
SDN 013834 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun
Pembelajaran 2019/2020.

B. Saran
Adapun saran tindak lanjut dalam penelitian ini dapat penulis uraikan yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan hasil belajar serta motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), guru diharapkan dapat
menyusun berbagai model, metode dan dapat mengembangkan serta
membuat sendiri media pembelajaran yang menarik, bervariasi dan efisien
sehingga akan mempermudah dalam menjelaskan sub tema pembelajaran.

31
b. Sebelum pembelajaran, guru diharapkan mampu mendiagnosis kesulitan
belajar untuk menentukan m yang tepat dalam perbaikan pembelajaran.
c. Guru dapat membangkitkan semangat kepada siswa untuk menggali potensi
dan menumbuhkan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Penggunaan media gambar dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan mata
pelajaran yang lain.
e. Sebaiknya guru tidak lagi menggunakan cara lama, kuno dan konvensional
dalam mengajar.

2. Tindak Lanjut
Penelitian tindakan kelas sebagai pemantapan kemampuan profesional
dalam penggunaan model Take and Give perbaikan pembelajaran mata pelajaran
di kelas V SDN 013834 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan Tahun
Pembelajaran 2019/2020 ini dapat diaplikasikan dan diuji-cobakan dalam
pembelajaran lainnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar Offset

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/ (diakses 10 Mei 2020)

https://www.dosenpendidikan.co.id/hasil-belajar/ (diakses 10 Mei 2020)

https://silabus.org/ilmu-pengetahuan -sosial/ (diakses 10 mei 2020)

https://pendidikanmu.com/2020/03/kedatangan-bangsa-barat-ke-indonesia.html/

(diakses 10 Mei 2020)

Kurniasih ; Imas; Sani, Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran


untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta : Kata Pena

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru.

Mega Puspita dkk. 2013 “Model Pembelajaran Take and Give Berbantuan Media
Grafis terhadap Hasil Belajar Ips SD” Jurnal (Online)
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2032/
(diakses 11 Mei 2020)
Suryosubroto, Bell. 2009. Proses Belajar Mengajar si Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta.

Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.

33
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPPP)

Sekolah : SD Negeri 013834 Aek Bamban


Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan
Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan
Pembelajaran ke - : 1
Fokus Pembelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, 4sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

2. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor 3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan penting penyebab penjajahan
bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dalam
bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya.
mempertahankan kedaulatannya;
dan

4.4 Menyajikan hasil identifikasi 4.4.1 menyajikan hasil identifikasi


mengenaifaktor-faktor penting mengenai faktor-faktor penting
penyebab penjajahan bangsa penyebab penjajahan bangsa
Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya bangsa
Indonesia dalam Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya. mempertahankan kedaulatannya.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia,
siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa
di Indonesia secara benar.
2. Dengan membuat peta pikiran, siswa dapat menjelaskan peristiwa kedatangan
bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan menggunakan kosakata baku secara
tepat.

4. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


a. Bagi Guru
1. Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
2. Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola
pembelajaran

b. Bagi Siswa
1. Melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar.
2. Melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil
belajar IPS

5. MATERI PEMBELAJARAN

1. Teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia

6. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Take and Give

7. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokas
Kegiatan Deskripsi i
Waktu
Pendahulua 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, 10
n dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan
doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat
untuk menyegarkan suasana kembali.

Kegiatan 1. Guru meminta siswa membaca “Peristiwa 50


inti Kedatangan Bangsa Barat”. Menit
2. Siswa membaca dalam hati selama.
3. Guru menunjuk satu siswa untuk membacakan
bacaan tersebut dan meminta siswa lain
menyimak.
4. Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas pada
buku siswa tentang ulasan teks yang berjudul
“Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat”.
5. Siswa bersama kelompoknya melakukan studi
pustaka dengan mencari informasi mengenai
kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia
dengan membaca buku, majalah, surat kabar, atau
artikel internet.
6. Guru mengajak siswa secara bersama-sama
membuat kesimpulan.

Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10


pembelajaran yang telah berlangsung: menit
 Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari
ini?
 Apa materi pelajaran yang belum dipahami?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
3. Memerikan tes formatif dan mengoreksi hasil tes
tersebut
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
5. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
8. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Alat musik tradisional daerah masing-masing.
3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa
dalam kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

9. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Prosedur tes : Post Test
b. Teknik : Test
c. Jenis : Tertulis
d. Bentuk : Isian

Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Mengapa bangsa Eropa berhasrat memonopoli perdagangan rempah-
rempah?
2. Sebenarnya tinggikah nilai ekonomis rempah – rempah di mata
bangsa – bangsa Eropa?
3. Apa hubungan rempah – rempah dan penjajahan di Indonesia?

Kunci Jawaban
1. Karena harga jual rempah – rempah di Eropa pada saat itu sangat
tinggi.
2. Harga rempah – rempah semahal emas. Masyarakat Eropa sangat
membutuhkan rempah – rempah untuk industri obat – obatan.
3. Jatuhnya konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun 1453
menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan mendapatkan
rempah – rempah. Oleh karen itu mereka berusaha mencari sendiri
daerah penghasil rempah – rempah dengan melakukan penjelajahan –
penjelajahan samudera dan penjajahan terhadap negara – negara yang
kaya akan rempah – rempah.

Nilai =

Aek Bamban, 17 April 2020


Mengetahui
Kepala SD Negeri 013834 Aek Bamban Mahasiswa

dto dto
SUMARNI, S.Pd SITI JULIANI
NIP.19650403 198604 2 004 NIM : 835287414
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPPP)

Sekolah : SD Negeri 013834 Aek Bamban


Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan
Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan
Pembelajaran ke - : 2
Fokus Pembelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor 3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan penting penyebab penjajahan
bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dalam
bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya.
mempertahankan kedaulatannya;
dan

4.4 Menyajikan hasil identifikasi 4.4.1 menyajikan hasil identifikasi


mengenaifaktor-faktor penting mengenai faktor-faktor penting
penyebab penjajahan bangsa penyebab penjajahan bangsa
Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya bangsa
Indonesia dalam Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya. mempertahankan kedaulatannya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia,
siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa
di Indonesia secara benar.

D. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


a. Bagi Guru
1. Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa2
2. Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola
pembelajaran

b. Bagi Siswa
1. Melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar.
2. Melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil
belajar IPS

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia

F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Take and Give

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahulua 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, 10
n dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh
salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan
doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia
Raya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat
untuk menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran. 50
inti 2. Guru meminta siswa membaca “Peristiwa Menit
Kedatangan Bangsa Barat”.
3. Guru meminta siswa mempelajari dan
memahami materi pembelajaran
4. Guru membagikan kartu yang berisi materi
kepada masing-masing siswa dan meminta siswa
untuk mempelajarinya.
5. Setelah selesai membaca dan mempelajari
materi siswa diminta ntuk menutup kartu
materinya.
6. Guru meminta semua siswa berdiri dan mencari
pasangan untuk bertukar informasi dari materi
yang telah dipahami pada kartu tadi. Setiap
siswa harus mencatat tiap pasangannya pada
kertas, begitu seterusnya sampai diperoleh
banyak informasi yang saling tukar. Pada
kegiatan ini siswa diminta untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
7. Guru meminta salah satu siswa menjelaskan
materi dengan kartu orang lain.
8. Guru memberikan pujian kepada siswa yang
menjelaskan isi materi pembelajaran.
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10
pembelajaran yang telah berlangsung: menit
 Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan
hari ini?
 Apa materi pelajaran yang belum dipahami?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
3. Memberikan tes formatif dan mengoreksi hasil
tes tersebut.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
5. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin
salah seorang siswa.
H. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
3. Kartu Materi
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa
dalam kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Prosedur tes : Post Test
b. Teknik : Test
c. Jenis : Tertulis
d. Bentuk : Isian

Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
2. Siapa yang dimaksud dengan bangsa Barat?
3. Apa faktor yang melatarbelakangi bangsa – bangsa Eropa melakukan
penjajahan di Indonesia?
4. Kapan bangsa Barat mulai melakukan penjelajahan samudera?
5. Dimana bangsa Barat pertma kali mendarat di Indonesia?
6. Mengapa bangsa Brat melakukan penjelajahan samudera?
7. Bagaimana kondisi rakyat yang mengalami penjajahan?

Kunci Jawaban
1. Banga-bangsa Eropa
2. Ingin menguasai negara penghasil rempah – rempah
3. Tahun 1511
4. Tidore dan Maluku
5. a. Mencari kekayaan (gold);
b. Menyebarkan agama (gaspel);
c. Mencari kejayaan (glory);
d. Perkembangan iptek.
6. Rakyat menderita

Nilai =

Aek Bamban, 24 April 2020


Mengetahui
Kepala SD Negeri 013834 Aek Bamban Mahasiswa
dto dto

SUMARNI, S.Pd SITI JULIANI


NIP.19650403 198604 2 004 NIM : 835287414
HASIL ANALISIS VIDEO YOU TUBE
Nama : Siti Juliani
NIM : 835287414
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V (Lima) / II (dua)
Hari/Tanggal : Senin / 13 April 2020

Hasil Analisis Terhadap Video Pembelajaran SD Pra-Siklus yang Diunduh dari


GPO atau You Tube
1. Judul Video : Kelas V- Kedatangan Bangsa Barat
2. Link Video : https://youtu.be/gukHvri3rEU
3. Ringkasan Video : Video ini berisi tentang pembelajaran Subtema
kedatangan Bangsa Barat dengan menggunakan metode ceramah berdurasi 15
menit 56 detik dan diajarkan oleh seorang guru perempuan.
4. Kelemahan :
Beberapa kelemahan dalam video pra siklus antara lain :
1. Pembelajaran IPS Subtema kedatangan Bangsa Barat masih bersifat
monoton.
2. Dalam pembelajaran IPS Subtema kedatangan Bangsa Barat, guru kurang
berinteraksi dengan siswa.
3. Guru hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional
yaitu ceramah.
5. Rencana Perbaikan pada Siklus I
Berdasarkan hasil analisi video pada Pra-Siklus direncanakan akan melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Take and Give.

Mengetahui,
dto

Drs. H.BAMBANG GULYANTO,SH, M.Pd


ID. 12000140
No.HP. 085296216999
LEMBAR REFLEKSI SIKLUS I
Nama : Siti Juliani
NIM : 835287414
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V (Lima) / II (dua)
Hari/Tanggal : Senin / 20 April 2020

Hasil Analisis Refleksi Terhadap Video Pembelajaran Siklus I


1. Judul Video :
“ Perbaikan Pembelajaran IPS Subtema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia dengan Model Take and Give di Kelas V SDN 013834 Aek Bamban,
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan”

2. Ringkasan Isi :
Video ini berisi tentang Pembelajaran IPS Subtema Peristiwa Kedatangan
Bangsa Barat di Indonesia dengan Model Take and Give dengan durasi 04:43
menit.

3. Kelemahan :
1. Pembelajaran IPS Subtema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia dengan Model Take and Give, guru masih kurang dalam
penguasaan Subtema pembelajaran.
2. Guru masih kurang baik dalam pemberian materi pembelajaran.
3. Guru masih belum mampu menumbuhkan keaktifan siswa.

4. Rencana Perbaikan pada Siklus II


Berdasarkan hasil analisis video pada siklus I direncanakan akan dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan Model Take and
Give dengan menumbuhkan keaktifan siswa untuk menganalisis kartu materi
yang diberikan guru dengan metode penugasan berupa diskusi kelompok.

Mengetahui,

dto
Drs. H.BAMBANG GULYANTO,SH, M.Pd
ID. 12000140
No.HP. 085296216999

LEMBAR REFLEKSI SIKLUS II


Nama : Siti Juliani
NIM : 835287414
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : V (Lima) / II (dua)
Hari/Tanggal : Senin / 27 April 2020

Hasil Analisis Refleksi Terhadap Video Pembelajaran Siklus II


1. Judul Video :
“ Perbaikan Pembelajaran IPS Subtema Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat di
Indonesia dengan Model Take and Give di Kelas V SDN 013834 Aek Bamban,
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan”
2. Ringkasan Isi :
Video ini berisi tentang Pembelajaran IPS Subtema Peristiwa Kedatangan
Bangsa Barat di Indonesia dengan Model Take and Give dengan durasi 05:10
menit.
3. Komentar Tutor PKP :
1. Guru sudah dapat maksimal dalam penggunaan
Model pembelajaran Take and Give.
2. Guru sudah dapat memberikan variasi metode
pembelajaran dengan pemberian kartu materi kepada siswa.
3. Guru sudah dapat menumbuhkan keaktifan siswa dengan memberikan kartu
materi dan melakukan tanya jawab dengan siswa, dan mendorong siswa
untuk lebih berpikir kritis dalam menganalisis dan menyimpulkan materi
yang disajikan.

Mengetahui,
dto

Drs. H.BAMBANG GULYANTO,SH, M.Pd


ID. 12000140
No.HP. 085296216999

Anda mungkin juga menyukai