Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROGRAM INOVATIF GAPLEK DI SARING


(Gerakan Pelacakan Suspek di Sarana Jejaring)

Oleh:
Kisriyadi, S.Kep, NS.

UPTD PUSKESMAS PURWODADI II


DINAS KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Program Inovatif
GAPLEK DI SARING” (Gerakan pelacakan suspek di sarana jejaring) dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah meningkatkan Cakupan suspek tb paru
yang ada di wilayah Puskesmas Purwodadi 2, karena semakin banyak suspek tb paru yang
kita dapat penderita pesien tb dapat segera terdeteksi dengan cepat dan tepat, yang
selamjutnya segera di tindak lanjuti dengan pengobatan dengan strategi Dots.
Saya mengucapkan terimaksih kepada Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, Kepala
Puskesmas Purwodadi II, Klinik Swasta dan Dokter praktek mandiri serta semua piihak
yang telah mendukung baik secara moral maupun material sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan sarang yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Purwodadi, 02 Juni 2022

Kisriyadi, S.Kep, NS.

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah oleh : Kisriyadi, S.Kep, NS.


Judul : Program Inovatif Gaplek di saring
(Gerakan pelacakan suspek di sarana jejaring)

Telah disetujui untuk diajukan sebagai perawat teladan di Kabupaten Grobogan


pada tanggal 02 Juni 2022.

Oleh:

as Purwodadi II

us.s.R.
KepNs /Ol/449.l/0133/06/2019

• PURWODADI•GRDBOOl I

Mengetahui

3
DOKUMENTASI KEGIATAN DAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... 3
DOKUMENTASI DAN LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 6
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kegiatan Pelacakan suspek ............................................................. 7
B. Sasaran Kegiatan ............................................................................ 7
C. Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan ................... 8
D. Bagan Gaplek di saring................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan penemuan pasien TB merupakan langkah awal yang krusial dalam program
penanggulangan Tuberkulosis. Ini mencakup penjaringan suspek, diagnosis, dan penentuan
klasifikasi penyakit serta tipe pasien. Melalui langkah ini, kesakitan dan kematian akibat TB
dapat berkurang, sementara penularan penyakit ini di masyarakat dapat ditekan secara efektif.
Gejala utama TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, dan gejala
tambahan seperti batuk darah, sesak nafas, kelemahan fisik, dan lainnya. Namun, gejala serupa
juga dapat muncul pada penyakit paru lainnya. Oleh karena itu, setiap individu dengan gejala
tersebut saat mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) harus dianggap
sebagai tersangka (SUSPEK) pasien TB dan menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis
langsung di klinik TCM.
Pemeriksaan sputum melalui tes monokuler cepat juga digunakan dalam penegakan
diagnosis TB. Diagnosis tidak boleh hanya bergantung pada hasil foto thorak karena
keakuratannya sering sulit. Diagnosis kerja bergantung pada gejala klinis TB yang kuat setelah
mengesampingkan kemungkinan penyakit lain. Dengan langkah ini, penemuan pasien TB
dapat membantu mengurangi beban penyakit ini di masyarakat.
Gejala ini juga bisa terjadi pada penyakit paru lainnya seperti bronchitis kronis, asma, dan
kanker paru. Mengingat prevalensi TB yang tinggi di Indonesia, setiap orang dengan gejala
tersebut dianggap sebagai tersangka TB dan harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis
di klinik TCM. Di Kabupaten Grobogan, upaya diperlukan untuk meningkatkan jumlah
tersangka TB yang dideteksi lebih awal, dengan harapan dapat mengurangi angka kematian
akibat TB.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah ini adalah:
1. Mengapa angka Penemuan TB sangat rendah?
2. Apa saja tanda tanda Klinis pasien TB?
3. Siapa sajakah sasaran dalam penemuan dan pelacakan suspek TB?
4. Bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatan ini?

C. Tujuan Pembahasan
a. Tujuan Umum
Dalam kegiatan penemuan suspek TB, tujuan umumnya adalah
mengimplementasikan sistem RVS (Rumah Visite Suspek) di masyarakat. Ini dilakukan
dengan mengumpulkan warga yang mengalami keluhan batuk berkepanjangan dan
menunjukkan tanda klinis yang mengarah ke TB.
Proses ini melibatkan pengumpulan data dari warga dan pemeriksaan sputum mereka
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin suspek TB. Selain itu, penemuan suspek TB
juga dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas, di mana semua pasien
dengan indikasi dan gejala TB menjalani pemeriksaan sputum di laboratorium TCM.
Program inovasi juga diterapkan di fasilitas kesehatan tersebut untuk meningkatkan
jumlah suspek TB.

6
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penemuan suspek TB adalah memastikan bahwa pasien TB dapat
segera mendapatkan pengobatan yang tepat, termasuk dosis dan durasi yang sesuai
dengan berat badan mereka. Selain itu, penemuan suspek TB juga bertujuan untuk
mengurangi angka kematian akibat TB.
Ini dilakukan melalui pengobatan penderita TB menggunakan strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse), yang merupakan pendekatan global dalam
mendeteksi dan menyembuhkan penyakit Tuberkulosis. Strategi DOTS terdiri dari lima
komponen, yaitu komitmen politik, deteksi kasus, distribusi obat, pengawasan minum
obat, serta pencatatan dan pelaporan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pelacakan Suspek


Penemuan pasien dengan Tuberkulosis dilakukan melalui pendekatan pasif dan
promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien TB dilaksanakan di unit pelayanan kesehatan
dengan dukungan penyuluhan aktif oleh petugas kesehatan dan masyarakat untuk
meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB.
Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama yang memiliki hasil positif
terhadap Basil Tahan Asam (BTA), dan pada keluarga anak yang mengalami gejala serupa,
harus menjalani pemeriksaan sputum.
Penemuan secara aktif dengan mengunjungi rumah ke rumah dianggap tidak efektif
karena sulit menentukan sasaran yang tepat. Oleh karena itu, Puskesmas Purwodadi II akan
melaksanakan program Gaplek Saring atau Gerakan Pelacakan Suspek melalui kerjasama
dengan klinik swasta dan Dokter Praktek Mandiri (DPM) di Wilayah Puskesmas Purwodadi
II melalui penandatanganan MOU.
Kegiatan Gaplek Saring bertujuan untuk meningkatkan jumlah tersangka TB di
wilayah Puskesmas Purwodadi II, dengan harapan pengobatan TB dapat dilakukan secara
lebih maksimal. Puskesmas bertindak sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi pasien
dengan gejala TB yang berasal dari DPM atau klinik di wilayah Puskesmas Purwodadi II.
Puskesmas juga siap memfasilitasi logistic penanganan dan pengobatan TB paru di
wilayahnya. Pengobatan pasien TB Paru tersedia di semua fasilitas kesehatan
dasar/Puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Grobogan.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari penemuan suspek Tuberkulosis meliputi dua kelompok utama:
1. Masyarakat dengan Gejala Mirip TB: Sasaran pertama adalah warga masyarakat
yang menunjukkan tanda dan gejala yang mirip dengan TB secara klinis. Gejala ini
termasuk batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu atau lebih, yang sering
disertai dengan gejala lain yang mencurigakan TB.

2. Kontak Erat Pasien TB Paru: Sasaran kedua adalah individu yang merupakan
kontak erat dari pasien TB paru. Ini mencakup orang-orang yang tinggal serumah
dengan pasien TB paru dan juga tetangga sekitar penderita TB yang ada di
masyarakat. Kontak erat ini memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi TB, dan
oleh karena itu, pemeriksaan sputum dan penemuan suspek TB sangat penting
dalam kelompok ini.

7
C. Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan
1. Latar Belakang
Tingkat penemuan suspek Tuberkulosis sangat rendah dalam wilayah kerja Puskesmas
Purwodadi 2.

2. Nama Kegiatan
Kegiatan Inovatif Gaplek di Saring (Gerakan Pelacakan Suspek di Sarana Jejaring).

3. Maksud dan Tujuan


Tujuan utama adalah meningkatkan cakupan penemuan suspek TB dalam wilayah
kerja Puskesmas Purwodadi 2.

4. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang menunjukkan gejala klinis yang
mirip dengan TB, seperti batuk berkepanjangan selama lebih dari dua minggu, serta
adanya tanda klinis lain yang mencurigakan TB.

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini didanai oleh dua sumber utama, yaitu:
• Dana dari Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GF-ATM)
• Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

6. Jadwal Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Tahun 2022
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Pelaksanaan
1 Kerjasama/MOU ke √
klinik dan DPM
Pelaksanaan tanda
2 tangan MOU dengan √
jejaring
Pembinaan/Supervisi
3 √
kegiatan

4 Monitoring evaluasi √ √

8
D. Bagan Gaplek di saring
GAPLEK DI SARING
(Gerakan pelacakan suspek di sarana jejaring)

Hasil screening dari Menemukan Suspek


Klinik dan Dokter TB dan melakukan
praktek Mandiri. Gaplek di saring. Pemeriksaan BTA di
Klinik TCM.

Lintas Program di Pemberdayaan Lintas


Puskesmas (LAB, Kerjasama dengan Sektoral (Kader TB
HS, Gizi). Jejaring yang ada di yang ada di
Wilayah Puskesmas. Masyarakat).

Pemeriksaan Sputum Meningkatkan Menemukan Suspek


Edukasi. Jumlah suspek TB yang ada di
dan Penanganan Masyarakat.
Penderita TB secara
dini.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa penemuan suspek atau pencarian suspek
Tuberkulosis paru dilakukan melalui berbagai cara, termasuk kunjungan aktif pasien di
dalam gedung Puskesmas dengan melakukan screening pasien di ruang pemeriksaan.
Selain itu, diterapkan program baru yang disebut "Gaplek di Saring" (Gerakan Pelacakan
Suspek di Sarana Jejaring) dengan harapan angka suspek TB akan meningkat. Hal ini
penting karena dengan peningkatan penemuan suspek, penanganan penderita TB dapat
dilakukan lebih dini, dan tindakan pengobatan TB dengan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Short-course) dapat segera dilaksanakan.
B. Saran
Saran yang diberikan adalah untuk terus berkoordinasi dengan sarana jejaring yang ada di
wilayah Puskesmas Purwodadi 2. Ini akan membantu meningkatkan angka penemuan
suspek TB, sehingga upaya penanggulangan TB dapat lebih efektif dilakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Prop Jateng. (2019). Buku Saku Kader TB. EGC.


Dirjen P2 Kementerian Kesehatan. (2019). Informasi Dasar Tuberkulosis. EGC.
Susanto IR. (2019). Profil yang Memengaruhi Rendahnya Tuberculosis Paru BTA Positif.
Halaman 105-114.

11

Anda mungkin juga menyukai