NIM : 22622109
Kelas : Akuntansi Malam 1
MATKUL : PERPAJAKAN
Tahun 2022
A1.
Gaji Pokok = 15.000.000
Tunjang makan (2%) = 300.000
Tunjangan transportasi (2%) = 300.000
Tunjangan kinerja (2%) = 300.000 +
Gaji bruto sebulan = 15.900.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau maksimal
= 500.000
500.000 sebulan
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau maksimal
= 500.000
500.000 sebulan
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau
= 500.000
maksimal 500.000 sebulan
Gaji netto sebulan = 15.400.000
Gaji netto setahun = 184.800.000
Joko :
Gaji Pokok =
15.000.000
Tunjang makan (2%) = 300.000
Tunjangan transportasi (2%) = 300.000 +
Tunjangan kinerja (2%) = 300.000
Gaji bruto sebulan =
15.900.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau
= 500.000
maksimal 500.000 sebulan
=
PPh 21 Terutang Sebulan =
11.595.000/12
= 966.250
PPh 21 Terutang Januari s/d September
= 8.696.250
2023
Gaji Pokok = 15.000.000
Tunjang makan (2%) = 300.000
Tunjangan transportasi (2%) = 300.000
Tunjangan kinerja (2%) = 300.000
Gaji bruto sebulan = 15.900.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau
= 500.000
maksimal 500.000 sebulan
Tahun 2023
Santi :
Gaji Pokok sebulan = 13.333.333
Gaji bruto setahun = 160.000.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5%) * gaji bruto atau
= 500.000
maksimal 500.000 sebulan
= 20.426.250
B. Buatlah soal dengan jawaban menurut anda dengan Wajib Pajak Berstatus K/3, K/I/2, memiliki
Tunjangan - tunjangan serta membayar hutang BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, masing
masing 2%
Jawaban:
Jawaban:
(e) Pengurangan
1. Biaya Jabatan 6,000,000
2. Iuran Kesehatan 3,360,000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 3,360,000
(f) Penghasilan neto setahun (d-e) 158,304,000
(h) PTKP (K/3) 72,000,000
(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 86,304,000
(j) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 60.000.000 3,000,000
15% x Rp 26.304.000 3,945,600
PPh Pasal 21 atas Gaji 6,945,600
Contoh soal pajak K/1/2
Terdapat pasangan suami istri bernama Andi dan Lili. Di dalam pernikahannya, Andi dan
Lili memiliki dua orang anak (K/2). Andi dan Lili bekerja pada perusahaan (pemberi kerja)
yang berbeda. Status pajak pasangan suami istri ini adalah status pajak Kepala Keluarga
(KK), mengunakan NPWP yang digabung. Penghasilan Andi per bulan sebesar Rp
10.000.000. Sementara penghasilan neto Lili per bulan sebesar Rp 7.000.000. Premi Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran Jaminan Hari Tua
(JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 3,7%
dari gaji.
Selain itu, Adi juga membayar iuran kesehatan dan iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari
gaji untuk setiap bulan.
Pertanyaannya, berapa besar PPh Pasal 21 atas gaji tersebut?
Jawaban :
(e) Pengurangan
1. Biaya Jabatan 6.000.000
2. Iuran Kesehatan 2.880.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 2.880.000
(f) Penghasilan neto setahun (d-e) 110.832.000
(h) PTKP (K/2) 67.500.000
(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 43.332.000
(j) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 43.332.000 2.166.600
PPh Pasal 21 atas Gaji per tahun 2.166.600
PPh Pasal 21 atas Gaji per bulan 180.550
(e) Pengurangan
1. Biaya Jabatan 6.000.000
2. Iuran Kesehatan 1.680.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 1.680.000
(f) Penghasilan neto setahun (d-e) 76.152.000
(h) PTKP (K/2) 54.000.000
(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 22.152.000
(j) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 22.152.000 1.107.600
PPh Pasal 21 atas Gaji per tahun 1.107.600
PPh Pasal 21 atas Gaji per bulan 92.300
Jawaban:
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika pajak merupakan kontribusi yang harus
dilaksanakan wajib pajak. Namun, siapakah wajib pajak itu? Pasal 1 angka 2 UU KUP
menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu ciri-ciri dari negara maju ialah pada tingginya
kesadaran rakyat dalam membayar pajak. Jika di presentasekan kurang lebih mendekati
100%, apabila di Indonesia bisa mencapai paling sedikit diangka 50% tentunya Indonesia
akan lebih maju dari sekarang. Dalam hal ini, pemerintah pun terus berupaya dalam
meningkatkan kedasaran dan kepatuhan masyarakat dalam hal perpajakan.
Dalam hal ini, tingkat kesadaran dan kepatuhan pajak dalam dikatakan berhasil apabila :
Realisasi penerimaan pajak terpenuhi negara sudah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Tingginya tingkat kepatuhan atas penyampaian SPT, baik Tahunan maupun Masa.
Bertumbuhnya Tax Ratio
Bertambahnya jumlah Wajib Pajak baru yang memenuhi kewajibannya.
Rendahnya jumlah tagihan atau tunggakan pada wajib pajak.
Minimnya jumlah pelanggaran dalam pemenuhan kewajiban perpajakan.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang berasal dari partisipasi
masyarakat. Negara berwenang memungut pajak dari rakyatnya karena pajak digunakan
sebagai sarana untuk mensejahterakan rakyat.
Sistem pemungutan pajak yang dipakai saat ini adalah self assessment system yaitu
sistem pemungutan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,
melaporkan utang pajaknya yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan (SPT), kemudian
menyetor kewajiban perpajakannya. Pemberian kepercayaan yang besar kepada wajib pajak
sudah sewajarnya diimbangi dengan instrumen pengawasan, untuk keperluan itu fiskus diberi
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan pajak.
Pajak menjadi sumber penerimaan dan pendapatan negara terbesar. Hal ini ditunjukkan
oleh besarnya kontribusi sektor pajak terhadap penerimaan negara pada tahun 2016 yaitu
sebesar 74, 6 % dari total pendapatan negara. Bahkan pada APBN tahun 2018 pajak menjadi
penyumbang pendapatan negara sebesar 85%.
Penerimaan pajak inilah yang digunakan untuk meningkatkan pembangunan Indonesia
mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan berbagai sektor lainnya
yang bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Hal inilah yang
disebut sebagai fungsi budgetair (anggaran) pajak yaitu pajak berperan dalam membiayai
berbagai pengeluaran negara. Selain bermanfaat bagi Negara, pajak tentunya juga bermanfaat
bagi masyarakat seperti;
Pajak digunakan untuk membangun infrastruktur seperti rumah sakit, jalanan, sekolah,
dan fasilitas umum lainnya.
Pajak digunakan untuk memberi subsidi bahan bakar minyak dan juga subsidi pangan.
Pajak digunakan untuk menyediakan pelayanan transportasi umum.
Pajak digunakan untuk pelaksanaan hal-hal demokrasi, contohnya seperti pemilu.
Alasan kenapa masyarakat Indonesia perlu membayar pajak salah satunya untuk
kemakmuran masyarakat itu sendiri, dapat dilihat dari manfaat pajak yang telah diuraikan
diatas, tak hanya itu Membayar pungutan wajib pada dasarnya adalah kewajiban bagi warga
negara Indonesia. Apalagi untuk mereka yang sudah dikenai tanggung jawab perpajakan, jika
melanggar atau tidak mematuhinya maka bisa mendapat hukuman berupa denda, bunga,
hingga kurungan penjara.
Selain itu masi ada beberapa alasan lain untuk masyarakat Indonesia membayar pajak ;
1. Bukti bahwa masyarakat berbakti kepada Negara, Sebagai warganegara yang baik
sudah semestinya juga ikut berbakti kepada negara, salah satunya dengan rutin
membayar pajak. Pajak yang disetorkan nantinya akan digunakan untuk membiayai
Anggaran Pembangunan Negara (APBDN) dan Anggaran Pembangunan Daerah
(APBD).
2. Mempermudah Proses Bisnis, orang yang mempunyai NPWP harus membayar pajak.
Apalagi, jika ingin membangun bisnis yang besar harus mempunyai NPWP terlebih
dahulu.Dengan demikian tidak hanya membayar, tetapi juga ikut mematuhi kewajiban
perpajakan. Menjalankan kewajiban menjadi salah satu bukti jika badan usaha taat
membayar pajak, sehingga dapat memperlancar jalannya proses bisnis. Selain itu,
kredibilitas perusahaan juga dapat meningkat dan menjadi nilai tambah untuk bisnis
tersebut.
3. Membantu Meningkatkan Kesejahteraan Pentingnya membayar pajak juga membantu
meningkatkan infrastruktur negara, sehingga terciptanya pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Hasil pajak yang didapatkan dari rakyat akan dibangun fasilitas yang
mendukung kebutuhan masyarakat.
Pembayaran pajak yang dilakukan memang masih menjadi pro dan kontra. Sebagian
orang merasa membayar pajak hanyalah memotong pendapatan karena tidak ada fasilitas
yang didapatkan. Nyatanya, jika taat membayar pajak ada berbagai manfaat yang dirasakan.
Baik bagi diri sendiri, masyarakat luas ataupun Negara, beberapa di antaranya bisa menikmati
fasilitas publik yang nyaman dan lebih memadai termasuk kedalam manfaat dari membayar
pajak.