Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043

STRUKTUR KLAUSA INDEPENDEN BAHASA DONDO


DARWIN
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah

Absrak - Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur klausa
independen bahasa Dondo.Sehubungan dengan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan struktur klausa independen bahasa Dondo.Objek penelitian ini adalah
bahasa Dondo yang dipakai oleh masyarakat Dondo di Wilayah Desa Buga Kecamatan Ogodeide
Kabupaten Tolitoli.Dalam penelitian ini diperoleh data dari satu sumber, yaitu data lisan sebagai
data utama (data primer).Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Data penelitian
dideskripsikan dengan kata-kata tertulis.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
simak dan metode cakap yang disertai dengan teknik lanjutannya. Dalam menganalisis data yang
telah terkumpul , penelitian menggunakan metode padan dan metode distribusional dan disajikan
dengan menggunaka metode formal dan metode informal. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan klausa independen bahasa Dondo terdiri dari (1) klausa dasar (derivator) yang meliputi
klausa transitif, klausa intransitif, dan klausa ekuatif, (2) klausa turunan (derivasi) yang meliputi
klausa kausatif dan non-kausatif.
Kata Kunci: Struktur Klausa Independen Bahasa Dondo

di Pulau Sulawesi tepatnya di Kabupaten


PENDAHULUAN Tolitoli Kecamatan Ogodeide.Bahasa
Dondo kini sudah jarang digunakan oleh
Latar Belakang masyarakat Dondo dalam berkomunikasi
sehari-hari, terutama di kalangan remaja.
Indonesia adalah negara kepulauan Kurangnya penggunaan Bahasa Dondo di
yang dihuni oleh berbagai suku bangsa karenakan adanya Bahasa lain yang lebih
dengan kekayaan budayanya masing- dominan digunakan dalam berkomunikasi
masing.Ritual, upacara adat dan juga sehari-hari.
Bahasa daerah merupakan contoh dari Di antaranya Bahasa Indonesia dan
kekayaan budaya.Banyak suku bangsa Bahasa Bugis.Sehingga dampak yang
berarti banyak pula Bahasa yang ditimbulkan adalah terancam punahnya
digunakan sebagai sarana komunikasi Bahasa Dondo tersebut.Untuk
dalam kelompok tersebut. mengantisivasi kepunahan itu, Maka
Bahasa sebagai sebuah alat mulai sekarang dilakukan penelitian
komunikasi yang sering digunakan untuk Bahasa Dondo.Sebagai upaya
menyampaikan pesan lisan maupun mendokumentasikan Bahasa
tulisan, yang terdiri dari unsur-unsur Dondo.Dengan demikian dapat dikatakan
yang sistematis dan saling bahwa meskipun kedepannya Bahasa
berkaitan.Bahasa juga merupakan alat Dondo diprediksi terancam punah. Tetapi,
yang di pakai sebagai penghubung antar hasil penelitian sekarang yang
warga masyarakat dalam terdokumentasi dengan baik akan
berinteraksi.Olehnya itu pelestarian menjadi sumber dokumentasi tertulis. Hal
Bahasa perlu ditingkatkan dengan inilah yang menjadi latar belakang karena
melakukan suatu kajian- perlunya penelitian Bahasa Dondo
kajiankebahasaan. khususnya struktur klausa independen.
Sejalan dengan pendapat Di sisi lain penelitian Bahasa daerah
Pranawengtyas (2010:01) salah satu ini dapat diarahkan pada tiga aspek
penyebab menyusutnya jumlah penutur untuk menjadi, (1) Pembinaan Bahasa
adalah tidak adanya sikap positif dari Daerah sebagai penunjang utama dalam
pemilik Bahasa itu sendiri.Mereka lebih pertumbuhan dan perkembangan Bahasa
memilih Bahasa Indonesia untuk Nasional; (2) pembinaan kebudayaan
berkomunikasi. daerah sebagai bagian integral dari
Dari sekian banyak Bahasa daerah kebudayaan Nasional; (3) pembinan dan
yang di prediksi terancam punah.Di pengembangan pengajaran Bahasa, baik
antaranya, Bahasa Dondo yang terdapat
25
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
Bahasa Indonesia maupun Bahasa adalah ilmu bahasa yang mempelajari
Daerah itu sendiri. struktur kalimat dan penyusunan
Suatu kenyataan yang tidak dapat kalimat.Sesuai dengan pendahulu peneliti
dipungkiri ialah bahwa Bahasa Daerah menfokuskan pada “Struktur Klausa
mempunyai peranan yang sangat penting Independen Bahasa Dondo”.
bagi para penuturnya. Dengan kata lain, Hal ini tentunya akan memberikan
peranan Bahasa Daerah tidak kurang warna tersendiri bagi pengembangan
pentingnya bagi perkembangan dan Bahasa Dondo serta pengembangan teori
pelestarian kebudayaan Indonesia. linguistik di indonesia. Selain itu, hasil
Sehingga salah satu langkah yang tepat penelitian ini dapat dijadikan
di lakukan adalah penelitian tentang dokumentasi tertulis dan sebagai bahan
Bahasa daerah. Langkah ini juga acuan dalam muatan lokal pengajaran
merupakan suatu cara yang tepat dalam bahasa Dondo di sekolah-sekolah di
melestarikan Bahasa Daerah. daerah Tolitoli khusunya di desa Buga
Dalam kaitannya dengan fungsi sekaligus menunjang pengembangan
bahasa, hampir semua bahasa yang ada nasional.
mempunyai stuktur, termasuk Bahasa
Dondo struktur ysng di maksud adalah KAJIAN PUSTAKA
ketata bahasaan itu sendiri yang meliputi
sistem fonologi, morfologi dan sintaksis. Pengertian Klausa
Semua sistem ini merupakan satu Menurut Chaer (2009:43) Klausa
kesatuan yang saling merupakan satuan yang berada di atas
melengkapi.sehingga tidak dapat satuan frase dan dibawah satuan kalimat,
dipisahkan antara satu dengan yang berupa runtutan kata berkontruksi
lainnya. predikat. Artinya didalam kontruksi itu
Dalam hal ini penelititi memilih ada komponen berupa frase yang
struktur klausa independen Bahasa berfungsi sebagai predikat dan yang lain
Dondo untuk dikaji lebih dalam.ditinjau berfungsi sebagai subjek, objek, dan
dari segi pengembangan bahasa daerah sebagainya. Selain fungsi subjek yang
penelitian ini sangat penting harus ada dalam kontruksi klausa itu,
dilaksanakan, sebagai salah satu upaya fungsi subjek dikatakan wajib ada
melestarikan Bahasa Dondo yang sedangkan yang lainnya bersifat tidak
merupakan warisan nenek moyang. wajib.
Kemudian dikembangkan, dipelihara dan Adapun Menurut pendapat Arifin
dibina agar tidak mengalami kepunahan. (2008: 34) klausa adalah satuan
Pengembangan dan pelestarian itu dapat gramatikal yang berupa gabungan kata
dilaksanakan dengan berbagai cara, di yang sekurang-kurangnya terdiri dari
antaranya melalui inventarisasi dan subjek dan predikat. Kridalaksana dalam
penelitian-penelitian Bahasa Dondo. (Putrayasa, 2007:11) mengatakan klausa
Penelitian ini mendeskripsikan satu adalah satuan gramatikal berupa
aspek yaitu struktur klausa independen gabungan kata yang sekurang-kurangnya
yang merupakan salah satu bidang dalam terdiri dari subjek (S) dan predikat (P).
ilmu sintaksis.Istilah sintaksis berkaitan Dari beberapa pendapat ahli, klausa
dengan bentuk kata. Sintaksis adalah adalah satuan gramatikal yang intinya
ilmu yang mempelajari hubungan hanya terdiri dari predikat-predikat (P),
antarkata atau frase atau klausa atau baik disertai subjek (S), objek (O),
kalimat yang satu dengan kata atau frase pelengkap (P) dan keterangan (Ket).
(klausa atau kalimat yang lain atau Selain ciri tersebut, dapat dikatakan
tegasnya mempelajari seluk beluk frase, bahwa predikat adalah unsur wajib
klausa, kalimat dan wacana dalam sebuah klausa. Selain itu, dalam
(Ramlan,1958:21).Sintaksis adalah sebuah klausa dapat pula dilengkapi
subsistem bahasa yang mencakup dengan objek dan keterangan.
tentang kata yang sering dianggap Klausa juga merupakan gabungan
bagian dari gramatikal yaitu morfologi dari beberapa kata yang mengandung
dan cabang linguistik yang mempelajari hubugan fungsional dan sekurang-
tentang kata.(kridalaksana, 1993:14). kurangnya terdiri dari subjek dan
Berdasarkan pendapat tersebut predikat, boleh dilengkapi objek,
maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis pelengkap dan keterangan.
26
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
Setelah melihat batasan klausa, dari subjek, predikat, objek, sebagai
dapat dikatakan bahwa unsur yang tagmen nuklear (inti) dan ajung sebagai
terpenting dan merupakan ciri dari klausa tagmen pariferal.Tagmen-tagmen
adalah dengan hadirnya predikat yang tersebut selain dapat berisi dengan kata,
merupakan tagmen yang sifatnya juga berisi dengan frase. Frase
obligat.Obligat adalah unsur yang wajib pengisinya terdiri dari frase endosentrik
ada dalam dalam suatu klausa.Dalam sebagai pengisi slot S, P, dan O.
analisis tagmemik predikat selalu paralel Sedangkan frase eksosentrik sebagai
atau identik dengan verba. Secara pengisi slot ajung.
ekternal klausa adalah pengisi slot Berdasarkan beberapa pendapat
margin dalam kalimat, (Tarigan ahli di atas maka, disimpulkan bahwa
1978:112).Hal ini menunjukkan bahwa klausa adalah satuan-satuan kata,
kalimat merupakan kontruksi antar basis, konstruksi atau satuan gramatikal yang
margin dan intonasi dari uraian tersebut, terdiri dari subjek (s), predikat (p), objek
dapat dikatakan bahwa subjek, predikat, (o), keterangan (K). Yang berpotensi
objek, dan keterangan bukanlan kalimat menjadi sebuah kalimat jika dilengkapi
melainkan klausa. dengan intonasi final atau lengkap.
Berdasarkan uraian diatas
Barasandji (2006:27) mengatakan klausa Ciri-ciri Klausa
merupakan salah satu aras gramatika Adapun ciri-ciri klausa menurut
yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu Baehaqie (2008), adalah sebagai berikut:
berdasarkan struktur internalnya dan (1) dalam klausa terdapat satu predikat,
berdasarkan distribusi eksternalnya. tidak lebih tidak kurang, (2) klausa dapat
Secara internal, kalusa terbentuk dari menjadi kalimat jika kepadanya dikenai
frase yang terdiri dari frase nominal dan intonasi final, (3) dalam kalimat prular,
frase verbal. Masing-masing frase klausa merupakan bagian dari kalimat,
tersebut menempati slot subjek dan slot (4) klausa dapat diperluas dengan
predikat dalam klausa. Secara eksternal, menambahkan atribut fungsi-fungsi yang
klausa merupakan pengisi slot pada level belum terdapat dalam klausa tersebut,
kalimat, level frase, dan level klausa. Hal selain dengan menambahkan konstituen
ini berartidisamping sebagai hasil atribut pada salah satu atau setiap fungsi
kontruksi antar frase, klausa juga sintaksis yang ada.
bertindak sebagai tagmen atau unsur
pengisi slot, yaitu slot basis, margin, Klasifikasi Klausa
subjek/ajung dan slot atribut. Berdasarkan teori Tagmemik
Sedangkan menurut (Kridalaksana, pendistribusian klausa dibedakan atas
1993:110) Klausa adalah satuan klausa bebas dan klausa terikat. Klausa
gramatikal yang memiliki tataran di atas bebas diartikan sama dengan klausa
frasa dan di bawah kalimat, berupa independen kemudian klausa terikat
kelompok kata yang sekurang-kurangnya disebut sebagai klausa dependen.
terdiri dari subjek dan predikat, dan
berpotensi untuk menjadi kalimat. Klausa Independen
Dalam konstruksinya yang terdiri Klaus independen adalah klausa
dari S dan P klausa dapat disertai dengan yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
O, Pel, dan Ket, ataupun tidak.Dalam hal sempurna. Dengan kata lain, klausa
ini, unsur inti klausa adalah S dan P. independen ini berfungsi sebagai basis
tetapi, dalam praktiknya unsur S sering dan berkontruksi dengan intonasi untuk
dihilangkan.Misalnya dalam kalimat membentuk satu kalimat. Adapun
majemuk (atau lebih tepatnya kalimat konstituennya terdiri dari subjek (S),
plural) dan dalam kalimat yang preikat (P), dan objek (O) sebagai unsur
merupakan jawaban.(Ramlan 1987:89). inti serta ajung (Ajg) sebagai unsur non
Dari uraian di atas, dapatlah inti. Cook dalam (Tarigan 1986:45).
dikatakan subjek, predikat, objek, dan Berdasarkan jenis verba dan
keterangan bukanlah konstituen kalimat struktur internalnya yang mengisi slot
melainkan konstituen klausa.Hal ini predikat, maka Klausa independen
secara jelas dikemukakan oleh disebut sebagai klausa inti yang dapat
Garantjang (dalam Zuldin, 2012:9) diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:
klausa adalah uraian tagmen yang terdiri
27
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
(1) Klausa Intransitif, (2) Klausa Transitif, Dengan adanya frase nomina
dan (3) Klausa Ekuatif. sebagai pengisi konstituen objek pada
klausa transitif, maka klausa ini terdiri
Klausa Intransitif dari tiga konstituen inti, yaitu subjek (S),
Klausa intransitif adalah klausa predikat (P) dan objek (O). Selain ketiga
yang tidak memiliki objek.Sesuai dengan konstituen inti tersebut, klausa transitif
pendapat (Tarigan 1986:43) klausa dapat pula memiliki konstituen ajung
intransitif mengandung kata kerja tetapi bersifat non inti.
intransitif, yaitu kata kerja yang tidak Klausa Transitif
memerlukan objek.Jika dibandingkan Dilihat dari struktur formal klausa transitif
dengan klausa intransitif dan klausa adalah slot subjek (S) yang berisi frase
transitif terlihat pada struktur formalnya. nomina (FN), slot predikat yang berisi
Berdasarkan struktur formalnya, verba transitif (Vt), slot objek yang berisi
perbedaan antara dua klausa (intransitif fraser nomina (FN) dan slot ajung (Ajg)
dan transitif) terdapat pada komponen yang berisi frase preposisi (F.Prep).
klausa transitif terdiri dari dua frase Contoh dari klausa transitif adalah:
nomina ( FN ) dan satu Verba transitif ( Anton momasange bonsale i
Vt ) sedangkan klausa intransitif hanya terase
satu frase nomina (FN) dan satu Verba Antonmemasanglampudi teras
intransitif ( Vi ). Berdasarkan uraian S P O Ajg
sebelumnya mnunjukkan bahwa klausa
intransitif terdiri dari konstituen, yakni FN Vt FN F.Prepo
subjek ( S ), predikat ( P ) dan ajung
(Ajg) atau keterangan ( Ket ). Dari tiga Klausa Ekuatif
konstituen tersebut terdapat dua bagian Klausa ekuatif adalah klausa yang
yang merupakan konstituen inti yaitu S berpredikat verba ekuatif. Menurut Elson
dan P, sedangkan ajung ( Ajg ) Bukan inti dan picket dalam (Tarigan 1989:70)
( pariferal ). Dilihat dari sruktur klausa mengatakan bahwa klausa ekuatif adalah
intransitif terdiri dari slot subjek (S) yang klausa yang berisi verba ekuatif. Verba
berisi frase nomina (FN), slot predikat (P) ekuatif dalam konstruksi klausa
yang berisi frase preposisi (F.Prep). menghubungkan subjek dengan
Komponen ajung dalam sebuah klausa komplement ( atribut predikat ).
sifatnya pariferal artinya boleh ada dan Struktur klausa ekuatif terdiri dari
boleh tidak.Untuk lebih jelasnya dapat slot subjek (S) yang diisi oleh frase
dilihat pada bagan berikut ini. nomina, slot predikat (P) diisi oleh frase
Contoh dari klausa intransitif: verba ekuatif, komplemen (Komp) diisi
Rina pepese mogumbiei kamare oleh frase nomina, frase adjektiva dan
Rinasedang menyanyidi kamar adverbia. Komponen ajung dalam sebuah
S P Aj klausa sifatnya periferal.Seperti pada
N FVi F.Preposisi bagan di bawah ini.
Contoh klausa ekuatif adalah
Klausa Transitif Iyau nebali guru i palu
Klausa transitif berbeda dengan Sayamenjadi gurudi palu
klausa intransitif sebelumnya. S P Komp/Ajg
Perbedaanya adalah adanya slot objek
pada klausa transitif dan tidak terdapat FN FVek FN F.Prepo
pada klausa intransitif. Hal ini berarti
bahwa verba dalam slot predikat klausa Berdasarkan jenis verba yang
transitif ialah verba yang memerlukan mengisi slot predikat, klausa dasar
frase nomina sebagai objek. (derivator) terdiri dari klausa intransitif,
Hal tersebut sejalan dengan klausa transitif dan klausa ekuatif.
pendapat (Tarigan, 1986:38) Sedangkan klausa turunan (derivasi)
mengatakan klausa transitif adalah terdiri dari klausa kausatif dan klausa
klausa yang mengandung kata kerja non-kausatif.
transitif, yaitu kata kerja yang Klausa kausatif dapat dibedakan
mempunyai kapasitas satu objek atau menjadi 5 jenis yaitu: (1) klausa kausatif
lebih. dari akar adjektifa, (2) klausa kausatif
dari akar adverbial, (3) klausa kausatif
28
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
dari akar verba resiprok, (4) klausa Adapun cara atau langkah-langkah
kausatif dari akar verba intransitive, dan yang dipakai untuk memecahkan
(5) klausa kausatif dari akar verba masalahyang akan diteliti adalah dengan
transitif. Seperti halnya klausa kausatif, menggunakan metode deskriptif. Metode
klausa nonkausatif juga terdiri atas 5 ini menyarankan bahwa penelitian
jenis, yaitu (1) klausa fasif, (2) klausa dilakukan semata-mata hanya
resiprok, (3) klausa refleksif, (4) klausa berdasarkan fakta yang ada atau
bitransitif, dan (5) klausa semitransitif. fenomena yang memang secara empiris
Menurut teori Tagmemik, klausa dasar hidup pada penutur-
(derivator) dapat di bedakan menjadi tiga penuturnya.Penggunaan metode ini
jenis, yaitu (1) klausa intransitif, (2) bertujuan untuk memberi gambaran
klausa transitif, dan (3) klausa secara sistematis dan akurat mengenai
ekuatif.Perbedaan tersebut dapat dilihat data.Dengan demikian, gambaran
berdasarkan fungsi klausa, seperti yang tentang bentuk-bentuk klausa
ada pada tabel matriks tingkat klausa di independen dalam bahasa Dondo dapat
bawah ini. dipahami secara jelas.
Tabel 2.1 Matriks Tingkat Klausa
No Klau Su Predi Ob Kompleme Pengumpulan data dalam penelitian
sa bj kat jek n ini dilakukan dengan cara menggunakan
ek metode simak dan metode cakap.
1 Intr S P penggunaan metode simak memiliki
ansi : :FVi teknik dasar yang berwujud teknik sadap.
tif FN Dalam penggunaan metode sadap diikuti
2 Tran S P: O pula teknik lanjutan, yaitu teknik simak
sitif : FVt : libat cakap dan teknik simak libat bebas
FN FN cakap.Sedangkan metode cakap
3 Eku S P: Komp dilakukan dengan teknik pancing.Sebagai
atif : FVe :FN/FA/FAd teknik lanjutan dalam penelitian ini
FN v menggunakan teknik rekam dan teknik
Berdasarkan tabel matriks tingkat catat baik metode simak libat cakap
klausa di atas dapat bahwa ketiga klausa maupun teknik simak bebas libat cakap
tersebut memiliki struktur internal yang sehingga data yang diperoleh benar-
berbeda.Klausa intransitive memiliki benar akurat.
struktur internal S-P, klausa transitif
memiliki struktur internal S-P-O, dan Dalam menganalisis data yang
klausa ekuatif memiliki struktur internal telah terkumpul, peneliti menggunakan
S-P-Komplemen/PA. metode padan dan metode
Kerangka Pemikiran distribusional.Sedangkan metode yang
digunakan dalam penyajian hasil analisi
Kerangka Pemikiran yang data adalah metode formal dan metode
diungkapkan dalam penelitian ini informal.
berdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumya bagaimanakah
struktur klausa independen dalam bahasa Adapun bagan mengenai kerangka
Dondo? pemikiran dapat dilihat dibawah ini
Dalam penelitian ini diperoleh data Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran
dari dua sumber, yaitu data lisan dan
Struktur Klausa Independen Bahasa Dondo
data tulisan.Data lisan sebagai data
utama dan data tulisan sebagai data
penunjang.Yang dimaksud data lisan Metode
adalah tuturan pengguna bahasa Dondo
yang digunakan dalam komunikasi Observas
simak
catat Dokumentasi
sehari-hari.Sedangkan yang dimaksud i
data tulisan diperoleh langsung dari
buku-buku kepustakan atau cerita rakyat Klausa Independen
yang telah didokumentasikan.

Derivas Derivator
29 i
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
berkomunikasi sehari-hari dalam
lingkungan masyarakat.

Kausatif Nonkausatif Intransitif Waktu Peneliltian


Waktu yang diperlukan peneliti
Transiti dalam melakukan penelitian ini nantinya
1. Klk. Akar 1. Kl. Pasif f akan disesuaikan dan diselaraskan
Intransitif 2. Kl. Resiprok dengan arahan yang diberikan oleh
2. Klk. Akar Ekuatif
Transitif
3. Kl. Refleksif
pembimbing, yaitu pembimbing 1 dan
4. Kl.
3. Klk. Akar Bitransitif pembimbing 2.
Resiprok 5. Kl.
4. Klk. Akar
Ajektiva
Semitransitif Objek Penelitian
5. Klk. Akar Adapun yang menjadi objek
Adverbia penelitian ini adalah Bahasa Dondo yang
dipakai oleh masyarakat Dondo di
Temuan wilayah Desa Buga.Dalam hal ini struktur
klausa independen dalam Bahasa Dondo
yang meliputi klausa dasar/ derivator
Jenis Penelitian (klausa intransitif, klausa transitif, dan
Penelitian ini mengkaji struktur ekuatif) dan klausa turunan/derivasi
klausa independen bahasa Dondo di (klausa kausatif dan nonkausatif).
daerah Ogodeide Desa Buga.Sehubungan
dengan masalah ini, maka penelitian Jenis dan Sumber Data
mempunyai rencana kerja atau pedoman Data dalam penelitian ini diperoleh
pelaksanaan penelitian dengan dari dua sumber, yakni data primer dan
menggunakan jenis penelitian kualitatif. data sekunder. Data primer atau data
Penelitian kualitatif adalah rangkaian utama bersumber dari data lisan yang
kegiatan atau proses penyaringan data diperoleh secara langsung dari
atau informasi yang bersifat sewajarnya penuturnya, sedangkan data sekunder
mengenai suatu masalah dalam kondisi, atau data penunjang bersumber dari data
aspek atau bidang tertentu dalam tertulis. Data lisan diperoleh dari
kehidupan objeknya. Bogdan dan Tylor informasi di lapangan pada saat
(dalam Moh. Rahmat, 2013:20) penelitian, sedangkan data tertulis
mendefinisikan metodologi kualitatif diperoleh dari sumber pustaka seperti
sebagai prosedur penelitian yang hasil-hasil penelitian bahasa. Untuk
menghasilkan data deskriptif berupa mendapatkan data lisan sebagai data
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- utama dalam penelitian ini, peneliti
orang dan perilaku yang dapat diamati. memili informan yang memiliki kriteria
sebagai berikut:
Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Informan yang diteliti penutur asli
2) Memahami lingkungan social
Lokasi Penelitian budaya
Penelitian ini dilakukan di Desa 3) Berpendidikan minimal sekolah
Buga Kecamatan Ogodeide Kabupaten dasar
Toli-Toli.Ada beberapa pertimbangan 4) Dapat berbahasa Indonesia
peneliti memilih tempat atau lokasi dengan baik
tersebut, yaitu peneliti sendiri berdomisili 5) Berumur 30 – 50 tahun
di Desa Buga, peneliti juga mengetahui
kondisi sosial masyarakat yang ada di Teknik Pengumpulan Data
desa tersebut, dan data yang di perlukan Pengumpulan data merupakan cara
juga mudah didapatkan, karena yang harus dilalui oleh peneliti. Sebab itu
masyarakat yang berdomisili di Desa diperlukan cara tertentu agar semua
tersebut sebagian besar suku data yang terkumpul akan dianalisis
Dondo.Selain itu, peneliti juga berdasarkan prosedur tertentu.
merupakan pengguna bahasa Dondo Dalam penelitian ini digunakan
yang merupakan bahasa kedua (Bahasa teknik pengumpulan data yaitu teknik
ibu) yang di gunakan dalam cakap dan teknik simak, yakni peneliti
melakukan penyimakan tuturan atau
30
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
percakapan dari informan. Dalam untuk menjelaskan makna dari setiap
pelaksanaan teknik simak dilakukan kata dalam klausa independen bahasa
teknik sadap, yaitu dengan cara Dondo dengan sub jenis metode padan
menyadap tuturan informan. Peneliti tradisional, yakni membandingkan
menjadi pendengar dan bisa terlibat bahasa yang satu dengan bahasa yang
langsung dalam percakapan (Bahasa lain. Seperti bahasa daerah dengan
Dondo), setelah itu peneliti dapat bahasa Indonesia. Maksudnya kata verba
mengelompokkan kata yang termasuk dalam bahasa indonesia memiliki makna
klausa independen. Sedangkan teknik yang sama dengan verba bahasa Dondo.
cakap dilakukan dengan teknik pancing, Misalnya, kata mongoli dalam bahasa
yaitu memancing informan untuk Dondo sama maknanya dengan kata
bercerita. ‘membeli’ dalam bahasa Indonesia,
Peneliti bercerita dengan informan berarti kedua kata tersebut dipadankan.
untuk memancing percakapan sehingga Sedangkan metode distribusional (agih)
lawan cakap bercerita hal-hal yang adalah metode yang cara kerjanya
berhubungan dengan maksud peneliti membagi atau mendistribusikan satu
dalam percakapann ini menggunakan lingual (kalimat).
bahasa Dondo. Kemudian sebagai teknik Metode distribusional adalah metode
lanjutannya digunakan teknik rekam dan yang membagi (mendistribusikan) pada
tehnik catat yaitu merekam dengan satu lingual (kalimat). Menurut
mencatat tuturan informan, disamping itu Sudaryanto (1993:15).
untuk melengkapi data tertulis, penulis Metode distribusional adalah
menggunakan intuisi sebagai penutur asli metode yang dipergunakan untuk
bahasa Dondo. Data yang diperoleh mengkaji atau menentukan identitas
berikutnya diklasifikasikan dalam suatu lingual tertentu dengan
kelompok tertentu dan dipilih sesuai menggunakan alat penentu yang
dengan kriteria yang telah ditetapkan. merupakan bagian dari bahasa itu
sendiri.Metode ini digunakan untuk
Instrumen Penelitian menjelaskan struktur internal dan
Dalam penelitian ini, peneliti eksternal dalam satuan lingual.
berfungsi sebagai instrumen sekaligus Adapun teknik yang digunakan
pengumpul data. Kehadiran peneliti pada dalam menganalisis data ialah teknik
lokasi penelitian yang membawa ganti dan teknik perluas. Menurut
instrumen penelitian, antara lain alat sudaryanto (1993:37) teknik ganti yaitu
perekam (hp) dan alat tulis. Kedua alat teknik yang digunakan dengan mengganti
ini sangat membantu peneliti untuk unsur tertentu suatu lingual yang
mendapatkan data yang sesuai dengan bersangkutan dengan unsur tertentu
permasalahan yang dikemukakan. yang lain diluar satuan lingual yang
Peneliti sebagai alat yang dapat bersangkutan. Kegunaan teknik ganti
mengungkap fakta-fakta dalam lapangan. adalah untuk mengetahui kadar
Dengan demikian, penelitilah yang dalam kesamaan kelas atau kategori unsur
hal ini merupakan instrumen kunci. terganti dengan unsur pengganti.
Maksud sebagai instrumen kunci adalah Misalnya:
peneliti sebagai pengumpul data utama. 1. Iyam monatape badu
Peneliti memeiliki kapasitas yang tinggi S:FN PFVt O:FN
untuk menggali informasi dari informan Kami mencuci baju
sesuai dengan data yang diperlukan dan 2. Iyua monatape badu
berdasarkan metode atau cara dalam S:FN P:FVt O:FN
pengumpulan data. Saya mencuci baju
Berdasarkan contoh di atas, dapat
Teknik Analisis Data dijelaskan bahwa kata iyami ‘kami’
Analisi data merupakan suatu upaya sekelas, sekategori, atau sejenis dengan
untuk mengkaji dan mengola data yang kata iyau ‘saya’ maka pernyataan
telah terkumpul sehingga memperoleh tersebut berdasarkan fakta bahwa dalam
suatu kesimpulan.Dalam menganalisis satuan lingual tertentu keduanya dapat
data yang terkumpul, peniliti saling menggantikan.
menggunakan metode padan dan metode Menurut sudaryanto (1993:37),
distribusional. Metode padan digunakan teknik perluas adalah teknik yang
31
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
digunakan dengan memperluas suatu
lingual yang bersangkutan ke kanan atau HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN
ke kiri, dan perluasan itu menggunakan
unsur tertentu. Klausa Independen
Adapun kegunaan teknik perluas Klausa independen (kalusa bebas)
itu adalah untuk menentukan segi-segi adalah klausa yang mempunyai unsur-
kemaknaan satuan lingual tertentu. unsur lengkap, sekurang-kurangnya
Misalnya: mempunyai subjek dan predikat serta
3. Ponsiamanmomeanian mempunyai potensi untuk menjadi
S:FN P:FVt O:FN kalimat mayor.(Nurhadi, 1995:235).
‘Paman memancing ikan Klausa independen merupakan aras
4. Ponsiamanmomeaniani dagat gramatika yang melandasi struktur dasar
S:FN P:FVt O:FN Aj: Fprep kalimat. Klausa independen ini mengisi
‘Paman memancing ikan slot basis dan berkontruksi dengan
di laut’ intonasi untuk membentuk kalimat.
Dari beberapa contoh di atas Konstituennya terdiri dari, subjek,
dijelaskan, klausa (3) Ponsiaman predikat, objek sebagai unsur inti
momean ian /Paman memancing ikan/, (nuklear), dan ajung sebagai unsur non-
klausa tersebut terdiri dari S, P,dan O. inti (feriveral).
begitu pula dengan klausa (4) diperluas Dalam hal ini, klausa independen
dengan menambahkan I dagat /di laut/ dibedakan atas dua kelompok.Kelompok
sehingga menjadi Ponsiaman momean yang pertama adalah klausa independen
ian I dagat ‘Paman memancing ikan di yang berupa klausa dasar
laut’, Klausa tersebut terdiri dari S, P, O, (derivator).Kelompok yang kedua adalah
dan K/Aj. klausa independen yaitu klausa turunan
Penulis juga memberi simbol-simbol (derivasi).
seperti FN: Frase Nomina, FVt: Frase Berdasarkan jenisnya, verba yang
Verba transitif, FVi: Frase Verba mengisi slot predikat adalah klausa dasar
intransitive, dan FVe: Frase Verba (derivator) terdiri atas klausa intransitif,
ekuatif. klausa transitif dan kalusa
ekuatif.Sedangkan klausa turunan
Metode Penyajian Hasil Analisis Data (derivasi) terdiri dari kalausa non-
Metode yang digunakan dalam kausatif dan kausatif.
penyajian hasil analisis data adalah Dilihat hasil analisis terhadap data,
metode informal dan metode ketiga klausa independen tersebut
formal.Metode informal artinya mempunyai perbedaan struktur
menyajikan atau menguraikan data internal.Klausa intransitif memiliki
dengan menggunakan kata-kata biasa, struktur internal S-P, klausa transitif
sedangkan metode formal artinya memiliki struktur internal S-P-O, dan
menyajikan data dengan menggunakan klausa ekuatif memiliki struktur internal
symbol-simbol tertentu (Sudaryanto, S-P-P-A.Ketiganya memiliki variasi urutan
1993: 145). (pola) masing-masing. Selanjutnya akan
Simbol-simbol yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
adalah simbol yang terdapat dalam
penulisan ini seperti klausa diberi simbol Klausa Intransitif
Kl, subjek diberi simbol S, predikat diberi Klausa intransitif adalah klausa
simbol P, objek diberi simbol O, nomina yang tidak memiliki objek, sejalan
diberi simbol N, ajektiva diberi simbol A, dengan pendapat Tarigan (1986:43)
adverbia diberi simbol Ad, zero diberi klausa intransitif adalah klausa yang
simbol Ø, verba diberi simbol V. mengandung kata kerja intransitif, yaitu
Adapun pernyataan di atas, kata kerja yang tidak memerlukan
merupakan penyajian secara informasi objek.Klausa intransitif merupakan klausa
dengan kata-kata biasa. Data dalam yang terdiri dari dua komponen atau
bahasa Dondo bila disajikan secara tagmen utama, yaitu satu frase nomina
formal akan tampak sebagai berikut: dan satu frase verba. Dibandingkan
Klt = S:FN1 +P:FVt + O:FN2 dengan klausa transitif dan ekuatif yang
Kli = S:FN + P:FVi memiliki masing-masing tiga komponen.
Kle=S:FN+P:FVek+Komp:FN/FA/Fadv.
32
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
maka akan tampak jelas perbedaan dari Telah dipaparkan sebelumnya
klausa tersebut. bahwa klausa ekuatif merupakan klausa
Dalam struktur klausa terdapat sloit yang berpredikat frase
subjek (S) yang berisi frase nomina (FN), nomina.sebagaimana menurut Elson dan
slot predikat (P) yang berisi frase verba pickett (dalam Tarian, 1986:44), klausa
intransitif (FVi) atau frase intransitif (Fvi), ekuatif adalah klausa yang berpredikat
dan slot ajung (Ajg) yang berisi frase nomina. Penamaan klausa ekuatif
preposisi (F.Preposisi). menurut teori tagmemik berdasarkan
Klausa intransitif yang diteliti dalam jenis verba yang mengisi predikat dan
bahasa Dondo juga terdapat dua hubungan komplemen antara konstituen
komponen.Adapun komponen-komponen yang mengapit verba ekuatif.Dalam hal
yaitu satu frase nomina (FN) dan satu ini verba ekuatif tersebut
frase verba (Fv). Dengan kata lain, menghubungkan subjek (S) dengan
struktur klausa intransitif terdiri dari slot komplemen (Komp).Komplemen biasa
subjek (S) yang berisi frase nomina dan disebut predikat atribut yang terdiri dari
slot predikat (P) yang berisi frase verba nomina, ajektiva, dan adverbial.
intransitif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Berdasrkan data yang diperoleh, dikemukakan bahwa klausa ekuatif dalam
klausa intransitif dalam bahasa Dondo bahasa Dondo terdiri tiga bentuk. Bentuk
yang berpola subjek predikat atau S-P yang pertama terdiri atas slot subjek
dapat dilihat pada contoh di bawah ini. yang berisi frase nomina, slot predikat
1. Andipepese mreling berisi frase verba ekuatif, dan slot
S:N P:Vi predikat atribut (komplemen) berisi frase
‘Andi sedang mandi’ nomina. Adapun deskripsinya dapat
dilihat pada data berikut.
KlausaTransitif 1. Unga ni Ø basago-mo
klausa transitif adalah klausa yang S:FN P:Fve PA:Fadj
memerlukan objek. Artinya bahwa klausa ‘anak ini besar sudah’
transitif adalah klausa yang mengandung “anak ini sudah menjadi besar”
kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang
mempunyai kapasitas memiliki satu objek Klausa Derivasi
atau lebih.Berbeda dengan klausa Klausa derivasi merupakan klausa
intransitif, klausa transitif memiliki turunan. Klausa derivasi yang
tagmen nuklear subjek, predikat dan dikemukakan pada bagian ini bertolak
objek sebagai tatanan dasar (SPO).Hal ini dari formasi verba yang mengisi slot
berdasarkan pada verba yang memiliki predikat. Dalam hal ini verba yang
dua valensi (dwivalen). Karena itu, mengisi slot predikat klausa derivasi telah
struktur internalnya terdiri atas slot mengalami proses derivasi. Klausa
subjek yang berisi frase nomina, slot derivasi dibedakan menjadi dua
predikat berisi frase verba transitif kelompok, yaitu klausa derivasi kausatif
(aktif), dan slot objek yang berisi frase dan kalausa derivasi non-kausatif.
nomina. Klausa derivasi terbagi atas lima
Frase nomina yang berperan jenis, yaitu (1) klausa kausatif dari akar
sebagai pelaku diberi simbol dengan (FN) verba transitif, (2) klausa kausatif dari
sedangkan frase nomina yang berperan akar verba intransitif, (3) klausa kausatif
sebagai penderita diberi simbol dengan dari akar verba resiprok, (4) klausa
(FN).Hal ini dilakukan untuk memperjelas kausatif dari akar ajektiva, dan (5) klausa
perbedaan antara klausa transitif yang kausatif dari akar adverbia. Klausa
berkatagori aktif dan yang berkatagori derivasi non-kausatif juga terdiri atas
pasif. Deskripsinya dapat dilihat pada lima jenis, yaitu (1) klausa pasif, (2)
contoh klausa transitif bahasa Dondo klaausa resiprok, (3) klausa refleksif, (4)
(BD) dibawah ini: klausa bitransitif, dan (5) klausa semi
1. Jimote mongulrano-moniuge-ni rudi transitif.
S:FNP:FVt O:FN Klausa derivasi kausatif dalam
‘merekamemuatsudahkelapanya rudi’ bahasa Dondo ditandai dengan verba
“mereka sudah memuat kelapanya rudi” kausatif yang berafiks {popo-a},{po-
},{pe} dan {popo-e}. Sedangkan klausa
Klausa Ekuatif derivasi non-kausatif ditandai dengan
33
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
verba yang berafks {mo-mai}, {ni-ai}, transitif yang dapat diderivasi dalam
{mo-ai}, {tim}, {no} dan {no- bentuk klausa resiprok dengan
ao}.Perbedaan kedua kelompok klausa memperhatikan dua bentuk
terletak pada hubungan antara nomina perubahan.Perubahan pertama, objek
yang menjadi valensi verba.Dalam hal ini, (FN) klausa transitif berubah menjadi
dalam klausa kausatif terjadi hubungan ajung (frase preposisi) dengan
kausa-kausan antara subjek dan objek, menambahkan preposisi angkai
sedangkan dalam non-kausatif terjadi ‘dengan’.Kedua verba transitif berubah
hubungan antara pelaku dan penderita. menjadi verba yang bermakna resiprok
ditandai dengan kehadiran afiks {me-an}
Klausa Non-Kausatif ‘saling’ seperti tampak pada contoh data
Berdasarkan jenisnya, klausa non- berikut.
kauatif terbagi atas lima jenis klausa 1. Sumail mobalratue si Arjun
yaitu (1) pasif, (2) klausa resiprok, (3) bengi-na
klausa refleksif, (4) klausa bitransitif, dan S:FN P:Vt O:FN
(5) klausa semitransitif. Ajg:Adv
‘Sumail melempar Arjun malam
Klausa Pasif tadi’
Dalam klausa pasif merupakan “Sumail melempar arjun tadi
klausa derivasi yang berisi frase verba malam”
transitif pasif.Klausa tersebut diturunkan
dari klausa transitif aktif.Dalam hal ini, Kausa Refleksif
verba transitif aktif bertindak sebagai Klausa refleksif Dalam bahasa
derivator, sedangkan verba pasif Dondo klausa refleksif terdiri atas sua
merupakan derivasinya.Karena itu, jenis.Jenis yang pertama ditandai dengan
klausa pasif merupakan derivasi dari verba refleksif. Jenis yang kedua berupa
klausa transitif aktif (derivator). subjek, dan objeknya mengacu pada
Dalam bahasa Dondo klausa referensi yang sama.
transitif aktif apri mongano aneon ni – Klausa yang pertama memiliki
‘apri memakan nasi ini’ diderivasi menjadi konstituen subjek frase nomina dan
klausa pasif melalui perubahan verba dan predikat frase verba refleksif sebagai
permutasi antara nomina. Nomina Apri tagmen nuklear (inti), dan dapat diikuti
berpindah tempat menjadi ajung (ajung dengan frase preposisi sebagai tagmen
pelaku) dengan mendapat penambahan feriferal.Deskripsi data dapat dilihat pada
afiks infleksi (i-), sedangkan nomina contoh berikut.
aneon berubah dari objek klausa transitif 1. Amir monyaimbunia i omboge
menjadi subjek klausa pasif. Kemudian, S:FN P:Fvref Ajg:Fprep
verna transitif ngano mendapat afiks (i-) ‘Amir menyembunyikan diri di
sebagai pemarkah pasif. Deskripsinya rumput’
dapat dilihat pada data berikut. “Amir menyembunyikan diri di
1. Aneone ni inano ni-Apri rumput”
S:FN P:Vp Ajg:FN
‘Nasi ini dimakan Apri’ Klausa Bitransitif
Klausa bitransitif merupakan klausa
Klausa Resiprok yang memiliki dua objek yang terdiri dari
Klausa resiprok adalah klausa yang objek langsung (OL), dan objek tak
mengandung verba resiprok sebagai langsung (OTL). Dalam klausa bitransitif
predikatnya (Garantjang, 1994: terjadi hubungan antara tiap nomina
79).Dalam klausa tersebut terdapat yang masing-masing mengisi slot subjek,
hubungan saling berbalasan antara objek, dan pelengkap. Ketiga nomina ini
nomina yang menjadi valensi verba. wajib dalam struktur klausa bitransitif.
Secara derivatif dapat dikatakan bahwa Struktur klausa bitransitif terdiri
klausa resiprok merupakan hasil atas subjek (S) yang berisi frase nomina
transformasi dari klausa transitif, dengan (FN1), predikat (P) yang berisi frase
kata lain bahwa klausa resiprok verba bitransitif (Fvbit), objek langsung
bersumber dari klausa transitif. (OL) berisi frase nomina (FN2), dan objek
Klausa resiprok dalam bahasa tak langsung (OTL) berisi frase nomina
Dondo ditandai dengan adanya klausa
34
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
(FN3). Agar lebih jelas tentang uraian verba klausa tersebut dimasukkan dalam
diatas dapat dilihat pada data berikut ini; klausa.Klausa intransitif dapat diderivasi
1. Apri mongoliamai siama ni-aris ke dalam klausa kausatif dengan
sosope menambahkan afiks {popo-}.Dari
S:FN P:Fvbit Otl: FN derivasi tersebut terjadi beberapa
Ol:FN perubahan.Pertama, verba intransitif
‘Apri membelikan ayahnya aris berubah menjadi verba transitif dengan
rokok’ penambahan afiks {popo-}.Kedua subjek
“Apro membelikan ayahnya aris klausa intransitif berpindah tempat atau
rokok berubah menjadi objek pada klausa
kausatif.
Klausa Semitransitif Perpindahan subjek klausa
Klausa semitransitif adalah klausa intransitif (derivator) ke posisi objek
yang setengah transitif dan setengah klausa kausatif menyebabkan munculnya
ntransitif. Klausa semitransitif terdiri slot subjek baru yang disebut sebagai
subjek (S) yang berisi frase nomina dan penyebab.Oleh karena itu, dalam klausa
slot predikat yang berisi frase verba kausatif subjek disamping perperan
semitransitif (FVsemit). Dikatakan sebagai pelaku juga berperan sebagai
semitransitif karena klausa ini tidak penyebab. Deskripsi data dapat dilihat
memerlukan objek.Berikut hasil analisis pada contoh di berikut ini;
data klausa semitransitif bahasa dondo. 1. Bentuk klausa intransitif
1. Beke’u monosope i peangane Tuanyo melrolronan
S:FN P:Fvsem Ajg:Fprep S:FN P:FVi
‘Nenek saya mengisap rokok di perahu’ ‘Adiknya berenang’
“Nenek saya mengisap rokok di perahu” “adiknya berenang”
2. Bentuk klausa kausatif
Klausa Kausatif Rina mompopolrolrone tuainyo
Secara internal klausa kausatif S:FN P:FVk O:FN
merupakan klausa yang berpedikat verba ‘rina memperenangkan adiknya’
kausatif.Klausa kausatif merupakan
derivasi dari klausa nonkausatif Klausa Kausatif dari Akar Verba
(derivator) yang meliputi klausa Transitif
intransitif, transitif, dan ekuatif. Dengan Klausa kausatif dari akar verba
kata lain klausa nonkausatif merupakan transitif merupakan transformasi dari
derivasi sedangkan klausa kausatif adalah verba transitif ke verba kausatif.Dalam
derivasinya. hal ini, klausa transitif berlaku sebagai
Adapun perubahan yang klausa derivator.Sedangkan klausa
menyangkut klausa kausatif dalam kausatif berlaku sebagai klausa
bahasa Dondo terdiri atas (1) klausa derivasinya.
kausatif dari akar verba intransitif, (2) Pada klausa kausatif objek tak
klausa kausatif dari akar verba transitif, langsung (Otl) tetap berperan sebagai
(3) klausa kausatif dari akar verba pelaku. Perubahan posisi pelaku dari slot
resiprok, (4) klausa kausatif dari akar subjek pada klausa transitif (klausa
verba adjektiva, dan (5) klausa kausatif derivator) ke slit objek pada klausa
dari akar verba adverbia. kausatif (klausa derivasi) menyebabkan
munculnya subjek/nomina baru berperan
Klausa Kausatif dari Akar Verba sebagai penyebab. Untuk lebih jelasnya
Inransitif dapat dilihat pada contoh data berikut;
Klausa kausatif dari akar verba 1. Bentuk klausa transitif
intransitif merupakan perubahaban dari Unga ma i mononton televisi
verba intransitif menjadi verba S:FN P:FVt O:FN
kausatif.Dalam klausa ini, klausa Anak itu menonton televisi
intransitif berlaku sebagai klausa Anak itu menonton televisi
derivator sedangkan klausa kausatif 2. Bentuk klausa kausatif
sebagai klausa derivasinya. Siamau mopoponontona televisi
Perubahan verba intransitif menjadi unga mai
verba kausatif membawah pengaruh S:FN P:FVk Otl:FN
terhadap struktur klausa, bila kedua Ol:FN
35
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
Papaku mempertontonkan televisi S:FN Komp:Fadj
anak itu ‘Baju anak itu panjang’
Bapakku mempertontonkan “baju anak itu panjang”
televisi anak itu 2. Bentuk klausa kausatif
Klausa Kausatif dari Akar verba Si inanyo nopoalenta’a badu unga
Resiprok mai
Perubahan verba resiprok menjadi S:FN P:FVk O:FN
verba kausatif ditandai dengan hadirnya Mamanya memperpanjang baju
afiks {popo-}.Dengan adanya perubahan anak itu
klausa resiprok (derivator) kedalam Ibunya memperpanjang baju anak
klausa kausatif (derivasi) mengakibatkan itu
pula beberapa perubahan.Pertama, verba
resiprok berubah menjadi verba kausatif Klausa Kausatif dari Akar Adverbia
dengan penambahan afiks {popo- Selain yang bersumber yang
}.Kedua, subjek klausa resiprok bersumber dari ajektiva, proses
berpindah tempat menjadi objek klausa pembentukan klausa kausatif juga
kausatif sehingga menimbulakan berlaku pula untuk verba yang bersumber
kehadiran subjek baru yang disebut dari adverbia.Perubahan stem akar
sebagai penyebab. Deskripsi data dapat adverbia menjadi verba kausatif ditandai
dilihat sebagai berikut; dengan adanya afiks {nopo-a}, dan afiks
1. Bentuk klausa resiprok ini mengubah klausa adverbia menjadi
Riska angkai si yusni klausa kausatif. Untuk lebih jelasnya
mobalatuan dapat dilihat pada data berikut ini;
S:FN Ajg:Fprep P:FVr 1. Bentuk klausa adverbia
Riska dengan si yusni baku lempar Karajanyo metiu
Riska dengan yusni saling S:FN Komp:Fad
melempar kerjanya lama
2. Bentuk klausa kausatif kerjanya lama
Si askar mompopobaluane riska 2. Bentuk klausa kausatif
angkai si yusni Deni nopopotiua karajanyo
SFN P:FVk O:FN S:FN P:FVk O:FN
Ajg:FN Deni memperlama pekerjaannya
Si askar memperlemparkan riska Deni memperlama pekerjaannya
denga yusni
Askar menyuruh saling melepar KESIMPULAN DAN SARAN
riska dengan yusni
Kesimpulan
Klausa Kausa dari Akar Adjektiva Kontruksi klausa pada dasanya
Perubahan stem akar adjektiva mengandung dua unsur penting (utama),
menjadi verba kausatif ditandai dengan yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat
afiks {nopo-a atau e} dan afiks ini dapat (P). Dalam sebuah klausa kedua unsur ini
mengubah klausa adjektiva menjadi (subjek dan predikat) terkadang
klausa kausatif. Dengan demikian klausa dilengkap oleh unsur objek dan ajung
klausa adjektiva merupakan derivator, (keterangan). Dilihat dari struktur
sedangkan klausa kausatif merupakan internalnya internalnya klausa dalam
derivasinya. dalam bahasa Dondo terdiri dari unsur-
Dalam proses pembentukan klausa unsur yang meliputi subjek (S), Predikat
kausatif ini menyebabkan menjadikan (P), dan Objek (O) sedangkan ajung
beberapa perubahan. Pertama stem (Ajg) hanya merupakan pelengkap saja.
ajektiva berubah menjadi verba kausatif Dari paparan sebelumnya klausa
melalui penambahan afiks {nopo-a atau independen adalah klausa yang dapat
e}. Kedua, subjek klausa adjektiva berdiri sendiri sebagai kaliamat
berubah menjadi objek klausa kausatif sempurna. Ada dua kelompok yang
sehingga menimbulkan adanya subjek terdapat dalam klausa
baru. Adapun pendeskripsian data dapat independen.Pertama klausa independen
dilihat berikut ini; yang berupa klausa dasar (derivator),
1. Bentuk klausa adjektiva dan yang kedua ialah klausa independen
Badu unga mai alenta yang berupa klausa turunan
36
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
(derivasi).Klausa independen yang O).Sedangkan kesamaan struktur pola
berupa klausa turunan merupakan dengan klausa kausatif dari akar verba
derivasi baik dari klausa intransitif, intransitif kembali terjadi pada klausa
klausa transitif, dan klausa ekuatif. kausatif dari akar verba adverbia yang
Berdasarkan jenis verba yang mempunyai struktur pola (S, P, O).
mengisi slot predikat pada klausa
independen bahasa Dondo, klausa dasar Saran
(derivator) terdiri atas klausa intransitif, Bahasa daerah merupakan aset
klausa transitif dan klausa ekuatif. suatu wilayah yang harus tetap dijaga
Sedangkan klausa turunan (derivato) kelestariannya oleh daerah itu sendiri.
terdiri atas klausa kausatif dan non- Tidak lain dengan cara mengkaji dan
kausatif. meneliti maka bahasa itu akan bertahan
Klausa kausatif dalam bahasa dari masa-kemasa.
Dondo dapat dibedakan menjadi lima oleh sebab itu penulis
jenis, (1) klausa kausatif dari akar mengharapkan dengan adanya karya tulis
intransitif, (2) klausa kausatif dari akar ini pembaca lebih termotivasi lagi dalam
transitif, (3) klausa kausatif dari akar mengetahui bahasa daerah. Terutama
resiprok, (4) klausa kausatif dari akar bagi mahasiswa yang akan
adjektiva, dan (5) klausa kausatif dari menyelesaikan studi akhirnya diharapkan
akar adverbia. Sama halnya dengan mengambil judul skripsi yang
klausa kausatif, klausa non kausatif juga bersentuhan dengan bahasa daerahnya.
terdiri atas lima jenis yaitu, (1) klausa Dengan demikian investasi dan
pasif, (2) klausa resiprok, (3) klausa dokumentasi bahasa daerah tetap
refleksif, (4) klausa bitransitif, dan (5) terpelihara serta menambah khasana
klausa semitransitif. budaya daerah khususnya dan budaya
Berdasarkan dari hasil data yang nasional pada umumnya.
ditemukan bahwa pola klausa independen Harapan terbesar penulis pada
dalam hal ini klausa transitif bahasa penutur bahasa Dondo yang berasal dari
Dondo tidak hanya memiliki S, P, O tetapi berbagai daerah di Kabupaten Tolitoli,
juga memiliki urutan P, O, S dan P, S, O. agar mengajarkan bahasa Dondo kepada
Begitu pula dengan klausa intransitif generasi penerus sebagai bahasa
bahasa Dondo yang memiliki struktur ibu.Agar tetap terjaga kelestarian bahasa
dasar S, P juga memiliki struktur P, S dan Dondo.
mempunyai beberapa variasi dari struktur
dasar tersebut yag terdiri atas (S, P, AJ), DAFTAR PUSTAKA
(AJ, P, S), (P, AJ, S). Tagmen ajung ini
dapat menempati posisi di awal, tengah [1] Barhaqie, Imam. (2008). Sintaksis Teori
dan Analisi. [Online]. Tersedia:
dan akhir klausa intransitif.Tidak jauh
http://bangga berbahasa. Blogspot.html.
berbeda dengan transitif dan intransitif, [25 Februari 2015].
kalusa ekuatif juga memiliki urutan pola [2] Buraera, Hidayat. (2012). struktur frase
yang bervariasi, ada yang didahului oleh koordinatif, frase aposisi, dan frase
modifikatif dalam bahasa Kaili dialek
subjek (S) dan ada juga yang didahului
Ledo.Strata 1 pada FKIP UNTAD palu: tidak
oleh predikat atribut/komplemen diterbitkan.
(PA/Komp). Contohnya (S, P, Komp), [3] Chaer, abdul. (2009). sintaksis bahasa
(S,Komp), (Komp,S) dan (S, P, AJ). indonesia: pendekatan proses. jakarta:
rineka cipta 2009.
Selanjutnya klausa kausatif bahasa
[4] Ikram, Al. (2012). Struktur Klausa
Dondo dalam hal ini, klausa kausatif Dari Independen Bahasa Tajio. Strata 1 pada
akar verba intransitif yang mempunyai FKIP Untad palu : tidak diterbitkan
struktur pola (S, P, O). Tidak berbedah [5] Jos Danil Parera. (1978).pengantar
linguistic umum seri c. bidang
dengan klausa kausatif dari akar verba
sintaksis.Ende-Flores: Nusa Indah.
transitif mempunyai pola (S, P, Otl, Ol). [6] Keraf, (1984).tatabahasa Indonesia. Ende-
Sedikit berbeda dengan klausa dari akar Flores: Nusa Indah.
verba intransitif dan transitif, klausa [7] Kridalaksana, Harimukti dkk. 1984, tata
bahasa deskriptif bahasa Indonesia
kausatif dari akar verba resiprok
sintaksis, Jakarta: Pusat pembinaan dan
mempunyai struktur pola (S, P, O, pengembangan bahasa Depdikbud
Ajg).Perbedaan itu juga tampak pada [8] Kridalaksana, Harimukti dkk.(2008).
klausa kausatif dari akar verba adjektiva KamusLinguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
yang mempunyai struktur (S, P,
37
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 2 No 2 (2017)
ISSN 2302-2043
[9] Mulyana, Agus (2012) Struktur Klausa
Independen Bahasa Bali. Strata 1 pada
FKIP UNTAD palu: tidak diterbitkan
[10] Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan,
Semarang:IKIP Semarang Press.
[11] Pateda (2011).Linguistic umum:sebua
pengantar. Bandung. Penerbit Angkasa.
[12] Ramlan. (2005). Sintaksis. Yogyakarta: CV.
Karyono.
[13] Ramlan.(1987). Ilmu Bahasa Indonesia,
Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
[14] Rahmat, M. (2013).metodologi penelitian
social dan pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
[15] Ramadhan. dkk (2013). Panduan Tugas
Akhir (SKRIPSI) & Artikel Penelitian.FKIP
Universitas Tadulako Palu: tidak
diterbitkan.
[16] Rochmawati.(2008). Teori tagmemik
menurut para ahli.[Online].
Tersedia:https://dyahrochmawati08.wordp
ress.com/2008/11/26/tagmemik/ diakses
[01 juli 2015]
[17] suwandi. (2014). Pengertian klausa
menurut pakar linguistik.[Online].Tersedia
:(http://aosinsuwadi.blogspot.com/2014/0
5/klausa.html, [2Juli 2015]
[18] Suardi.(2013).dasar-dasar ilmu sintaksis
bahasa Indonesia.:Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media.
[19] Sudaryanto.(1993). Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
[20] Tarigan H .G. (1984).Pengajaran Sintaksis.
Bandung: Angkasa.
[21] Tarigan H.G. (1986). Prinsip-prinsip Dasar
Sintaksis.Bandung Angkasa.
[22] Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-
AsasLinguistikUmum. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
[23] Zuldin.(2012). struktur frase endosentrik
bahasa kaili dialek ledo.Strata 1 pada FKIP
Untad palu : tidak diterbitkan

38

Anda mungkin juga menyukai