2.2 - 12452 - Naufalhilmi FW - Gerak Refleks
2.2 - 12452 - Naufalhilmi FW - Gerak Refleks
Disusun Oleh:
Nama : Naufalhilmi Fisilmikafah Wijanarko
NIM : 21/478657/KG/12452
Kelompok :2
Hari, tanggal : Senin, 4 Oktober 2021
Asisten 1 : Apriwira Drasista
Asisten 2 : Nafisa Adreina
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
PENGESAHAN ASISTEN
ASISTEN 1 ASISTEN 2
BAB I
PENDAHULUAN
Gerak refleks merupakan gerak yang terjadi dengan sangat cepat, tidak
disengaja, dan tidak direncanakan. Gerak ini merupakan wujud respon
terhadap suatu rangsangan tertentu (Tortora & Derrickson 2014). Refleks
juga dapat disebut sebagai kontraksi otot atau sekelompok otot yang tidak
disengaja terhadap stimulus tertentu yang melibatkan beberapa bagian sistem
saraf pusat yaitu otak dan sumsum belakang (Ghai, 2013). Bbeberapa contoh
gerak refleks seperti tangan yang terkena benda panas langsung ditarik dan
ketika cahaya terang mengenai mata maka kelopak mata tertutup serta pupil
menyempit (Sembuligam & Sembuligam, 2011).
B. Macam-macam Refleks
a. Refleks Monosinaptik
b. Refleks Polisinaptik
1. Reseptor
2. Jalur Aferen
3. Pusat Integrasi
Pusat integrasi terdiri atas atu atau lebih materi abu-abu dimana
jenis refleks pada bagian ini adalah sinapsis tunggal antara neuron sensorik
dan motorik (Tortora & Derrickson 2014). Bagian juga bisa disebut
sebagai penerima impuls sensorik melalui aferen serabut saraf yang
menghasilkan motorik sesuai dengan impulsnya. Pusat integrasi berpusat
pada otak atau sumsum tulang belakang (Sembuligam & Sembuligam,
2011).
4. Jalur Motorik
5. Efektor
1. Refleks Lutut
2. Refleks Tumit
Refleks ini mengakibatkan fleksi pada plantar kaki karena stimulus pada
tendon achiless. Refleks ini dipersarafi oleh bagian lumboskaral pada
sumsum tulang belakang (Tortora & Derrickson 2014).
Reflek ini berupa kontraksi bisep yang menyababkan fleksi dan sedikit
pronasi pada lengan bagian bawah karena sebuah stimulus berupa pukulan
pada tendon bisep. Jalur aferen pada refleks ini adalah saraf
muskulokotaneus pada bagian serviks ke V dan VI sumsum tulang belakang
(Ghai, 2013).
Eferen
Respon (Fleksi Efektor (Musculus
(nervus
pada siku) bisep brakii)
musculocutaenus)
4. Refleks Trisep
Refleks terisep terjadi ketika ada stimulus berupa tekanan pada tendon
trisep di bagian priksomal titik siku. Respon refleks ini adalah gerakan
berupa ekstensi pada siku. Jlur aferen yang terlibat dalah saraf radial yang
berpust ke serviks ke VI dan VII sumsum tulang belakang (Ghai, 2013).
Refleks mengejap terjadi ketika adanya rspon kedipan kedua kelopak mata
karena adanya rnagsangan pada kornea mata. Jalur aferen pada refleks ini
adlaha nervus oftalamikus ke V dan jalur eferennya dalah nervus facialis ke
VII dimana pons sebagai pusat integrasi pada refleks ini (Ghai, 2013).
1. Refleks Menelan
2. Refleks Muntah
3. Refleks Rahang
4. Refleks Mengunyah
5. Refleks Saliva
1. Martil Refleks
2. Kapas
3. Akuades
1. Refleks Lutut
a. Probandus duduk bertumpang kaki (kaki kanan di atas) dan
mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan (kaki yang
tertumpang di atas) dengan martil refleks.
c. Amati gerak refleks yang terjadi, catat hasilnya pada lembar
kerja.
2. Refleks Tumit
a. Probandus berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan
pada kursi. Probandus mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri (yang dibengkokkan)
dengan martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
3. Refleks Bisep
a. Lengan kanan probandus diluruskan secara pasif dan diletakkan
di atas meja. Probandus mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul tendo m. Bisep brakii lengan tersebut dengan
martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
4. Refleks Trisep
a. Lengan kiri probandus dibengkokkan secara pasif. Alihkan
perhatian probandus ke sekelilingnya.
b. Penguji memukul tendo m. Trisep brakii lengan tersebut dengan
martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
5. Refleks Mengejap
a. Probandus membuka kedua matanya dan mengarahkan
pandangannya ke titik yang jauh.
III.2. Pembahasan
a. Refleks Lutut
b. Refleks Tumit
c. Refleks Bisep
e. Refleks Mengejap
Pada tabel diatas dapat kita amati bahwa refleks mengejap pada
probandus normal. Probandus memfokuskan pengelihatan ke arah jauh lalu
praktikan akan menepukan kedua tangannya di depan mata probandus dan
hasilnya terjadi refleks mengejap oleh kedua kelopak mata probandus.
Stimulus refleks ini dapat diganti dengan sekaan kapas pada bagian
lateral kornea maka akan terjadi refleks berupa kejapan bilateral. Pusat
integrasi pada refleks ini adalah pons dengan saraf oftalmik ke V sebagai
saraf aferen dan saraf oftalmik ke VII sebagai saraf eferen (Ghai, 2013).
BAB IV
KESIMPULAN
1. Uji refleks lutut pada probandus menunjukkan respons yang normal dengan
gerakan ekstensi pada lutut kanan probandus.
2. Uji refleks tumit pada probandus menunjukkan respons yang tidak normal
karena tidak ada dengan fleksi plantar kaki kiri probandus
3. Uji refleks bisep pada probandus menunjukkan respons yang normal dengan
gerakan fleksi pada siku kanan probandus
4. Uji refleks trisep pada probandus menunjukkan respons yang tidak normal
karena tidak ada gerakan ekstensi pada siku kiri probandus.
DAFTAR PUSTAKA
Ghai, C.L., 2013, A Textbook of Practical Physiology, 8th ed., Jaypee Brothers
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2011, Textbook of Medical Physiology, 13th ed., Else
view Philadelphia, hal 807.
Hossain, Mohammad Zakir dkk.2018.Activation of TRPV1 and TRPM8 Channels
in the Larynx and Associated Laryngopharyngeal Regions Facilitates the
Swallowing Reflex. International Journal o f Molecular
Sciences.19(4113).
Raj, A.P.N., Kumar, S., Vora, N., Raju, M.V., 2015, Gag Reflex: A Dentist’s
Perspective, International Journal of Advances in Scientific Research,
1(04): 176-178.
Sembulingam, K., Sembulingam, P., 2011, Essentials of Physiology for Dental
Students, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi.
Shimotakahara, R., Mine, K., Ogata, S., 2015, Morphological Study of the
Sensory
Nerve Which Induces Jaw Opening Reflex, National Journal of Clinical
Anatomy, 4(1): 12-16.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2014, Principles of Anatomy & Physiology, 14th ed.,
Yulia, Niken, Ridha Andayani, Abdillah Imron Nasution. 2017. Perubahan Laju
Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Rebusan Air Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) Pada Mahasiswa FKG Unsyiah
Angkatan 2016. Journal Caninus Dentistry. 2(3). 104 - 110.
JAWABAN PERTANYAAN
a. Dendrit
Dendrit adalah percabangan neuron dari badan sel. Dendrit bisa
ada bisa tidak ada dan jumlangnya tidak menentu. Debdrit berfungsi untuk
menghantarkan impuls menuju sel saraf tubuh. Biasanya dendrit lebih
pendek dari pada akson (Sembulingam, 2012).
b. Badan Sel Saraf (Soma)
Badan sel saraf atau juga disebut perkaryon memiliki bentuk yang
tidak beraturan. Seperti sel lain, ia dibentuk oleh sitoplasma yang disebut
neuroplasma yang ditutupi membran sel. Badan sel berfungsi untuk
mengatur sel dan sintesis protein (Sembulingam, 2012).
c. Akson
Akson adalah bagian selsaraf yang terpanjang. Stiap neuron hanya
punya satu akson. Akson terbentuk dari akson hillock dan badan sel.
Akson berfungsi sebagai memperluas daerah cakupan sel saraf dan
menghantarkan impuls dari sel saraf tubuh (Sembulingam, 2012).
d. Sel Schwann
Sel schwann adalah bagian sel saraf yang menyelubungi akson. Sel
schwann merupakan bagian yang membentuk selubung myelin
(Sembulingam, 2012).
e. Selubung Myelin
Selubung myelin merupakan selubung lipoprotein yang tebal dan
menyelubungi sebagian akson. Bagian yang tidak terselubungi disebut
nodus ranvier. Selubung ini berfungsi untuk menpercepat konduksi impuls
pada sistem syaraf (Sembulingam, 2012).
Menurut C.L Ghai (2013), skala uji pada refleks dapat dinilai sebagai berikut,
0 Absen
1 Hadir/Ada
2 Cepat
3 Sangat cepat
4 Klonus
a. Reflek Babinski
b. RefleK Klonus
c. Reflek Pendular
d. Reflek Hofman’s
Refleks ini disebabkan karena gerakan mencakar pada jari dan ibu jari yang
menimbulkan respon ekstremitas setara dengan Babinski berupa fleksi jari
(Ghai, 2013).
e.Reflek Gordon
Refleks yang terjadi karena cubitan pada tendon achilles (Ghai, 2013).
f. Refleks Chaddok
4. Jelaskan bagian dari martil refleks dan martil neurologis beserta fungsinya!
a. Martil Refleks
1. Handle
Sebagai pegangan ketika memukul objek dantempat melekatnya bagian
ruber.
2. Ruber luas
Berfungsi untuk memberikan pukulan pada tendon otot pada pengujian
refleks lutut atau Patellae dan refleks trisep.
3. Ruber Sempit
Berfungsi untuk memberikan pukulan pada tendon otot pada pengujian
refleks tumit atau Achilles dan refleks bisep.
b. Martil Neurologis
1.Kepala
Bagian kepala terbagi menjadi 2 permukaan yaitu permukaan besar yang
berguna untuk pengujian refleks lutut dan trisep serta permukaan kecil
untuk pengujian refleks tumit dan refleks bisep.
2. Handle
Berfungsi sebagai pegangan.
3. Pin paku
Bagian ini berfungsi untuk pengujian pada refleks Babinski’s sign.
4. Brush
Bagian ini berfungsi untuk pengujian pada refleks Chaddock’s sign.
LAMPIRAN
A. Mindmap
B. Hasil Praktikum
C. Lampiran Daftar Pustaka
D. Tugas Inhal
Review Jurnal
Deep Tendon and Abdominal Reflex
I. Tujuan
Memahami pengertian Deep Tendon and Abdominal Reflex
B. Perkembangan Pengetahuan
Refleks Peregangan Otot atau Tendon Dalam pada tahun 1859 olehSilas
Weir Mitchell yang merupakanpertama orang untuk menghargai respons
yang ditimbulkan oleh otot yang diperkusi dengan palu. Refleks perut
dalam dijelaskan oleh Gerhardt pada tahun 1895. Pada individu normal,
refleks ini minimal hadir. Jika dalam refleks perut dilebih-lebihkan tetapi
refleks perut superfisial tidak ada, ini menunjukkan lesi saluran
kortikospinal di atas T6.
III. Pembahasan
Deep tendon and abdominal reflex merupakan suatu pemahaman penting
dalam bidang neurologis. Pemeriksaan tendon dalam terutama pada sistim
saraf dapat menggunakan beberapa alat khusus berupa palu dan
memebrikan pemahaman terkait lengkung saraf atau jalur saraf setiap
refleks. Contohnya pada refleks perut berikut. Refleks Otot Perut (Perut
Dalam) dengan titik utama pada otot yang melapisi dinding perut yang
disertai saraf perifer yaitu saraf interkostal (anterior) divisi T5–T12),
ilioinguinal dan saraf iliohipogastrik cara tes untuk refleks perut yaitu, (i)
Regangkan otot-otot dinding perut dengan menekan dengan bilah lidah
atau indeks jari (ii) Pukul bilah lidah atau jari dengan a palu refleks (iii)
Observasi adanya kontraksi abdomen otot dan deviasi umbilikus menuju
rangsangan.
E. IV. Kesimpulan
Pemahaman terkait perbedaan tiap tendon dalam dan keterlibatan
abdomen dengan refleks yang lain harus dipahami setiap orang. Hal ini
berkaitan dengan fungsi sistim saraf pada manusia.