Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

REFLEKS PADA MANUSIA

Disusun Oleh:
Nama : Naufalhilmi Fisilmikafah Wijanarko
NIM : 21/478657/KG/12452
Kelompok :2
Hari, tanggal : Senin, 4 Oktober 2021
Asisten 1 : Apriwira Drasista
Asisten 2 : Nafisa Adreina

LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021

PENGESAHAN ASISTEN

ASISTEN 1 ASISTEN 2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum

Memahami pengertian refleks

I.2 Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Gerak Refleks

Gerak refleks merupakan gerak yang terjadi dengan sangat cepat, tidak
disengaja, dan tidak direncanakan. Gerak ini merupakan wujud respon
terhadap suatu rangsangan tertentu (Tortora & Derrickson 2014). Refleks
juga dapat disebut sebagai kontraksi otot atau sekelompok otot yang tidak
disengaja terhadap stimulus tertentu yang melibatkan beberapa bagian sistem
saraf pusat yaitu otak dan sumsum belakang (Ghai, 2013). Bbeberapa contoh
gerak refleks seperti tangan yang terkena benda panas langsung ditarik dan
ketika cahaya terang mengenai mata maka kelopak mata tertutup serta pupil
menyempit (Sembuligam & Sembuligam, 2011).

B. Macam-macam Refleks

1. Refleks Berdasarkan Jumlah Sinapsis

a. Refleks Monosinaptik

Refleks monosinaptik adalah refleks yang hanya memiliki satu


sinapsis pada lengkung refleksnya. Contoh dari refleks monosinaptik
yaitu pergangan pada otot yang ditimbulkan stimulus pada spindel otot
(Sembuligam & Sembuligam, 2011).

b. Refleks Polisinaptik

Refleks polisinaptik adalah refleks yang memiliki lebih dari satu


sinapsis pada lengkung refleksnya. Salah satu contoh dari refleks ini
yaitu refleks fleksor atau penarikan (Sembuligam & Sembuligam,
2011).

2. Refleks Berdasarkan Asal

a. Refleks Bawaan (innate)

Refleks bawaan atau bisa disebut refleks tanpa syarat merupakan


refleks alami yang sudah ada sejak manusia dilahirkan. Refleks ini
tidak memerlukan pembelajaran, pelatihan ataupun pengkondisian.
Sekresi air liur ketika setetes madu diletakan pada mulut bayi
merupakan salah satu contoh refleks ini (Sembuligam & Sembuligam,
2011).

b. Refleks Dipelajari (acquired)

Refleks yang dikondisikan atau refleks yang didapat setelah


pelatihan. Refleks ini bukan rbersal dari bawaan namun didapatkan
setelah kelahiran. Salah satu contoh dari refleks ini adalah sekresi air
liur melalui indra pengelihatan, penciuman,dan pendengaran terhadap
zat yang dapat dimakan (Sembuligam & Sembuligam, 2011).

C. Komponen Lengkung Refleks

Lengkung refleks merupakan jalur saraf anatomis dalam tindakan


refleks (Sembuligam & Sembuligam, 2011). Lengkung refleks juga
merupakan jalur dimana impuls saraf akan menghasilkan refles atas
stimulus. Lengkung refleks mencakup lima komponen fungsional utama
yaitu reseptor, saraf sensorik, pusat integrasi, saraf motorik, dan efektor
(Tortora & Derrickson 2014).

1. Reseptor

Ujung distal neuron sensorik (distal) yang berfungsi sebagai


reseptor sensorik.Impuls bisa berupa perubahan lingkungan internal atau
eksternal (Tortora & Derrickson 2014). Reseptor merupakan organ akhir
yang menerima rangsangan. Ketika reseptor mendapat rangsang maka
impuls dihasilkan oleh saraf aferen (Sembuligam & Sembuligam, 2011).

2. Jalur Aferen

Saraf aferen atau saraf sensorik adalah bagian yang mengirimkan


impuls sensorik dari reseptor ke pusat (Sembuligam & Sembuligam, 2011).
Pada bagian ini neuron relai mengirim impuls saraf ke area otak yang
memungkinkan kesadaran bahwa refleks telah terjadi (Tortora &
Derrickson 2014).

3. Pusat Integrasi

Pusat integrasi terdiri atas atu atau lebih materi abu-abu dimana
jenis refleks pada bagian ini adalah sinapsis tunggal antara neuron sensorik
dan motorik (Tortora & Derrickson 2014). Bagian juga bisa disebut
sebagai penerima impuls sensorik melalui aferen serabut saraf yang
menghasilkan motorik sesuai dengan impulsnya. Pusat integrasi berpusat
pada otak atau sumsum tulang belakang (Sembuligam & Sembuligam,
2011).

4. Jalur Motorik

Jalur motorik atau saraf eferen berfungsi untuk mentransmisikan


impuls motorik dari pusat ke organ efektor (Sembuligam & Sembuligam,
2011).

5. Efektor

Efektor dapat berupa otot atau kelenjar yang berperan sebagai


pelaksana respon dari sebuah stimulus. Serabut saraf aferen dan eferen
dapat dihubungkan langsung ke pusat. Beberapa tempat memiliki satau
atau lebih neuron yang ditempatkan dalam serabut saraf ini. Neuron ini
disebut neuron konektor atau interneuron (Sembuligam & Sembuligam,
2011). Jika efektornya otot rangka maka disebut refleks somatik. Jika
efektornya berupa kelenjar maka disebut refleks otonom (Tortora &
Derrickson 2014).
D. Refleks yang dipraktikumkan dan Lengkung Refleksnya

1. Refleks Lutut

Refleks lutut atau refleks patela mengakibatkan peregangan berupa


ekstensi pada sendi lutut denhan otot femoris pada paha depan terhadap
ligamen patela. Refleks ini dipersarafi oleh pusat integrasi pada lumbal ke
II, III, atau IV pada sumsum tulang belakang Tortora & Derrickson 2014).
Bgian yang diberi tekanan adalah tendon patella yang berada diantara patela
dan tuberositas tibia sehingga terjadi pemanjangan musculus quadriceps
femoris (Ghai, 2013).

Stimulus pada Aferen (nervus Pusat integrasi


Ligamentum femoralis)
(vertebrae lumbales
patellae
III-IV)

Respon (Ekstensi Efektor (Musculus Eferen


pada lutut) quadriceps) (nervus femoralis)

2. Refleks Tumit

Refleks ini mengakibatkan fleksi pada plantar kaki karena stimulus pada
tendon achiless. Refleks ini dipersarafi oleh bagian lumboskaral pada
sumsum tulang belakang (Tortora & Derrickson 2014).

Stimulus pada Aferen (nervus Pusat integrasi


Tendo achilles tibialis) (vertebrae sacralis I-
II)

Respon (Fleksi Efektor (Musculus Eferen


pada plantar kaki) gastroknemilus) (nervus tibialis)
3. Refleks Bisep

Reflek ini berupa kontraksi bisep yang menyababkan fleksi dan sedikit
pronasi pada lengan bagian bawah karena sebuah stimulus berupa pukulan
pada tendon bisep. Jalur aferen pada refleks ini adalah saraf
muskulokotaneus pada bagian serviks ke V dan VI sumsum tulang belakang
(Ghai, 2013).

Aferen (nervus Pusat integrasi


Stimulus pada
Tendo musculus musculocutaneus) (vertebrae
bisep brakii cervicales V-VI)

Eferen
Respon (Fleksi Efektor (Musculus
(nervus
pada siku) bisep brakii)
musculocutaenus)

4. Refleks Trisep

Refleks terisep terjadi ketika ada stimulus berupa tekanan pada tendon
trisep di bagian priksomal titik siku. Respon refleks ini adalah gerakan
berupa ekstensi pada siku. Jlur aferen yang terlibat dalah saraf radial yang
berpust ke serviks ke VI dan VII sumsum tulang belakang (Ghai, 2013).

Stimulus pada Aferen (nervus Pusat integrasi


Tendo musculus radialis) (vertebrae
trisep brakii
cervicales VI-VII)

Efektor (Musculus Eferen


Respon (Ekstensi
trisep brakii) (nervus radialis)
pada siku)
5. Refleks Mengejap

Refleks mengejap terjadi ketika adanya rspon kedipan kedua kelopak mata
karena adanya rnagsangan pada kornea mata. Jalur aferen pada refleks ini
adlaha nervus oftalamikus ke V dan jalur eferennya dalah nervus facialis ke
VII dimana pons sebagai pusat integrasi pada refleks ini (Ghai, 2013).

Adanya Stimulus Aferen Pusat integrasi


pada kornea mata (nervus (Pons)
opthalmicus)

Respon Musculus Eferen


(mengejap) orbicularis occuli (nervus facialis)
pars parpebralis

E. Refleks dalam Kedokteran Gigi

1. Refleks Menelan

Refleks menelan adalah refleks vital yang tidak hanya memungkinkan


lewatnya makanan dan minuman ke dalam perut tetapi juga mencegah
mereka masuk ke paru-paru .Bolus merangsang epitel reseptor menelan di
sekitar faring saat makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring.
Impuls saraf menuju medula oblongata melalui saraf trigeminal
glossopharyngeal (saraf sensorik). Pusat menelan berada di medula dan
batang otak bagian bawah. Beberapa saraf serviks superior sebagai neuron
motorik (Guyton dan Hall, 2012).

2. Refleks Muntah

Refleks muntah terjadi ketika ada sebuah stimulus di mulut posterior,


serabut eferen dari saraf trigeminal, glossopharyngeal, dan vagus masuk
ke medulla oblongata sebagai pusat kemudian akan menimbulkan gerakan
otot spasmodik dan tidak terkoordinasi. Refleks muntah normal akan
dikendalikan oleh divisi parasimpatis primer dari sistem saraf otonom
(Raj, 2015).

3. Refleks Rahang

Refleks rahang dipicu oleh beberapa serabut saraf yang menyimpang


secara anteroinferior dari saraf lingual yang terletak dipersambungan dengan
saraf korda timpani dan persimpangan dengan cabang yang berkomukasi
yang berasal dari ganglion submandibular. Mukosa yang berada di sekitar
lengkung palatoglossus, bantalan retromolar, dan gingiva lingual molar
terakhir yang dekat dengan titik pemicu refleks rahang akan terinervasi oleh
serabut saraf tersebut (Shimotakahara, 2015).

4. Refleks Mengunyah

Cabang motorik saraf kranial ke-5 mempersarafi otot pengunyah. Bolus


makanan mengakibatkan inhibisi refleks otot-otot pengunyahan sehingga
rahang bawah turun. Rahang bawah yang turun mengakibatkan refleks tegang
pada otot-otot rahang bawah sehingga terjadi pengatupan gigi geligi dan
menekan bolus pada mukosa mulut. Hal itu menyebabkan otot-otot rahang
bawah rebound (Guyton dan Hall, 2012).

5. Refleks Saliva

Kemoreseptor di dalam rongga mulut memeberi respon terhadap adanya


berbagai bentuk makanan baik bentuk padat maupun larutan. Ketika aktif maka
reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat aferen lalu diteruskan ke
pusat saliva medula oblongata. Impuls akan diteruskan melalui saraf
parasimpatis ke pusat saliva dari nukleus salivatoris superior dan inferior di
medula oblongata yang diketahui dapat meningkatkan sekresi saliva. Lalu
nukleus salivarius superior akan meneruskan impuls ke kelenjar submandibula
dan sublingual, nukleus salivarius inferior akan meneruskan impuls ke kelenjar
parotis sehingga jumlah saliva meningkat (Yulia dkk, 2017).
BAB II

ALAT BAHAN DAN CARA KERJA

II.1. Alat Dan Bahan

1. Martil Refleks

2. Kapas

3. Akuades

II.2. Cara Kerja

1. Refleks Lutut
a. Probandus duduk bertumpang kaki (kaki kanan di atas) dan
mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan (kaki yang
tertumpang di atas) dengan martil refleks.
c. Amati gerak refleks yang terjadi, catat hasilnya pada lembar
kerja.
2. Refleks Tumit
a. Probandus berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan
pada kursi. Probandus mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri (yang dibengkokkan)
dengan martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
3. Refleks Bisep
a. Lengan kanan probandus diluruskan secara pasif dan diletakkan
di atas meja. Probandus mengalihkan perhatiannya ke sekeliling.
b. Penguji memukul tendo m. Bisep brakii lengan tersebut dengan
martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
4. Refleks Trisep
a. Lengan kiri probandus dibengkokkan secara pasif. Alihkan
perhatian probandus ke sekelilingnya.
b. Penguji memukul tendo m. Trisep brakii lengan tersebut dengan
martil refleks.
c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.
5. Refleks Mengejap
a. Probandus membuka kedua matanya dan mengarahkan
pandangannya ke titik yang jauh.

b. Penguji menepuk kedua telapak tangan di depan mata probandus.

c. Amati dan catat gerak refleks yang terjadi.


BAB III

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Praktikum

Golongan praktikum : Shift 1 kelompok 2


Nama praktikan : Naufalhilmi Fisilmikafah Wijnarko
No. Mahasiswa : 21/478657/KG/12452
Jenis kelamin : Laki - laki
Tanggal praktikum : 4 Oktober 2021
Jam praktikum : 09.00-10.00

Nama probandus : Bima Wicaksana


Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Pria
Bangsa : Indonesia
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 60 kg

No Macam Refleks Kanan Kiri Ada Tidak ada


1. Refleks Lutut v v
2. Refleks Tumit v v
3. Refleks Bisep v v
4. Refleks Trisep v v
5. Reflek Mengejap v v v

III.2. Pembahasan

a. Refleks Lutut

Pada tabel diatas dapat kita amati bahwa probandus memberikan


refleks normal ketika diberikan sebuah stimulus atau rangsang pada lutut
kaki sebelah kanan tepatnya pada ligamentum patellae. Respon probandus
berupa ekstensi pada lutut.

Refleks ini akan terjadi ketika diberikannya stimulus berupa


pukulan diantara patela dan tendon tuberositas tibia. Maka refleks yang
terjadi adalah perpanjangan lutut oleh musculus quadriceps femoris dengan
pusat integrasi pada bagian Lumbar III-IV sumsum tulang belakang (Ghai,
2013).

b. Refleks Tumit

Pada tabel diatas dapat kita amati bahwa probandus tidak


memberikan refleks atas rangsang atau stimulus yang diberikan pada
bagian tumit utamanya pada tendo achilles. Hal ini dapat mengindikasikan
ada gangguan lengkung saraf pada bagian tersebut. Pada kondisi normal
seharusnya terjadi refleks berupa fleksi plantar kaki.

Refleks ini diawali dengan pemberian stimulus berupa pukulan


pada tendon achilles pada sisi posterior permukaannya. Maka respon yang
diberikan adalah fleksi plantar kaki akibat kontraksi pada otot betis. Pada
refleks ini pusat integrasinya adalah segmen sakral I-II sumsum tulang
belakang dengan saraf tibialis sebagai saraf aferen dan eferennya (Ghai,
2013).

c. Refleks Bisep

Pada tabel diatas dapat diamati bahwa probandus memberikan


refleks normal pada stimulus yang diberikan ke bagian musculus bisep
brakii berupa fleksi siku.

Refleks ini dilakukukan dengan stimulus berupa pukulan pada


bisep tendon. Respon pada refleks ini adalah fleksi dengan sedikit pronasi
pada lengan bagian bawah. Pusat integrasi pada refleks ini adalah segmen
serviks ke V-VI pada sumsum tulang belakang dengan saraf
muskulokutaneus sebagai saraf aferen dan eferennya (Ghai, 2013).
d. Refleks Trisep

Pada tabel diatas dapat kita amati bahwa probandus tidak


memberikan refleks atas stimulus pada trisep bagian musculus bisep
brakii. Hal ini dapat mengindikasikan adanya gangguan lengkung syaraf
pada bagian tersebut. Pada kondisi normal seharusnya probandus
memberikan refleks berupa ekstensi pada siku.

Refleks ini terjadi karena stimulus berupa pukulan pada tendon


trisep. Respon pada refleks ini berupa ekstensi pada siku. Pusat
integrasinya adalah segmen serviks VI-VII dengan saraf radial sebagai
saraf aferen dan eferennya (Ghai, 2013).

e. Refleks Mengejap
Pada tabel diatas dapat kita amati bahwa refleks mengejap pada
probandus normal. Probandus memfokuskan pengelihatan ke arah jauh lalu
praktikan akan menepukan kedua tangannya di depan mata probandus dan
hasilnya terjadi refleks mengejap oleh kedua kelopak mata probandus.

Stimulus refleks ini dapat diganti dengan sekaan kapas pada bagian
lateral kornea maka akan terjadi refleks berupa kejapan bilateral. Pusat
integrasi pada refleks ini adalah pons dengan saraf oftalmik ke V sebagai
saraf aferen dan saraf oftalmik ke VII sebagai saraf eferen (Ghai, 2013).
BAB IV

KESIMPULAN

1. Uji refleks lutut pada probandus menunjukkan respons yang normal dengan
gerakan ekstensi pada lutut kanan probandus.

2. Uji refleks tumit pada probandus menunjukkan respons yang tidak normal
karena tidak ada dengan fleksi plantar kaki kiri probandus

3. Uji refleks bisep pada probandus menunjukkan respons yang normal dengan
gerakan fleksi pada siku kanan probandus

4. Uji refleks trisep pada probandus menunjukkan respons yang tidak normal
karena tidak ada gerakan ekstensi pada siku kiri probandus.

5. Uji refleks mengejap pada probandus menunjukkan respon yang normal


dengan mata mengejap secara bilateral.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Ghai, C.L., 2013, A Textbook of Practical Physiology, 8th ed., Jaypee Brothers

Medical Publishers, New Delhi.\

Guyton, A.C., Hall, J.E., 2011, Textbook of Medical Physiology, 13th ed., Else
view Philadelphia, hal 807.
Hossain, Mohammad Zakir dkk.2018.Activation of TRPV1 and TRPM8 Channels
in the Larynx and Associated Laryngopharyngeal Regions Facilitates the
Swallowing Reflex. International Journal o f Molecular
Sciences.19(4113).
Raj, A.P.N., Kumar, S., Vora, N., Raju, M.V., 2015, Gag Reflex: A Dentist’s
Perspective, International Journal of Advances in Scientific Research,
1(04): 176-178.
Sembulingam, K., Sembulingam, P., 2011, Essentials of Physiology for Dental
Students, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi.
Shimotakahara, R., Mine, K., Ogata, S., 2015, Morphological Study of the
Sensory
Nerve Which Induces Jaw Opening Reflex, National Journal of Clinical
Anatomy, 4(1): 12-16.
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2014, Principles of Anatomy & Physiology, 14th ed.,

John Wiley & Sons, USA.

Yulia, Niken, Ridha Andayani, Abdillah Imron Nasution. 2017. Perubahan Laju
Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Rebusan Air Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) Pada Mahasiswa FKG Unsyiah
Angkatan 2016. Journal Caninus Dentistry. 2(3). 104 - 110.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan dan gambarkan bagian sel saraf beserta fungsinya!

a. Dendrit
Dendrit adalah percabangan neuron dari badan sel. Dendrit bisa
ada bisa tidak ada dan jumlangnya tidak menentu. Debdrit berfungsi untuk
menghantarkan impuls menuju sel saraf tubuh. Biasanya dendrit lebih
pendek dari pada akson (Sembulingam, 2012).
b. Badan Sel Saraf (Soma)
Badan sel saraf atau juga disebut perkaryon memiliki bentuk yang
tidak beraturan. Seperti sel lain, ia dibentuk oleh sitoplasma yang disebut
neuroplasma yang ditutupi membran sel. Badan sel berfungsi untuk
mengatur sel dan sintesis protein (Sembulingam, 2012).
c. Akson
Akson adalah bagian selsaraf yang terpanjang. Stiap neuron hanya
punya satu akson. Akson terbentuk dari akson hillock dan badan sel.
Akson berfungsi sebagai memperluas daerah cakupan sel saraf dan
menghantarkan impuls dari sel saraf tubuh (Sembulingam, 2012).
d. Sel Schwann
Sel schwann adalah bagian sel saraf yang menyelubungi akson. Sel
schwann merupakan bagian yang membentuk selubung myelin
(Sembulingam, 2012).
e. Selubung Myelin
Selubung myelin merupakan selubung lipoprotein yang tebal dan
menyelubungi sebagian akson. Bagian yang tidak terselubungi disebut
nodus ranvier. Selubung ini berfungsi untuk menpercepat konduksi impuls
pada sistem syaraf (Sembulingam, 2012).

2. Sebutkan dan jelaskan mengenai skala uji refleks!

Menurut C.L Ghai (2013), skala uji pada refleks dapat dinilai sebagai berikut,

0 Absen

1 Hadir/Ada

2 Cepat

3 Sangat cepat

4 Klonus

3. Sebutkan dan jelaskan minimal 5 refleks patologis !

a. Reflek Babinski

Tanda refleks babinski adalah refleks abnormal pad plantar. Pada


plantar biasa terdapat stimulus berupa goresan lembut di tepi kaki yang
menyebabkan fleksi plantar dan adduksi semua jari kaki. Namun pada
refleks babinski ada dorsofleksi pada jempol kaki dan mengipasi jari-jari
kaki yang lain (Sembulingam & Sembulingam, 2011).

b. RefleK Klonus

Klonus adalah rangkaian dan berulang-ulang gerakan paksa yang cepat


seperti gerakan tersentak-sentak. Pada orang normal refleks yang timbul
adalah kontraksi otot secara halus dan menerus. Namun pada klonus refleks
yang timbul berlebihan karena hipertonisitas otot pada lesi traktus
piramidalis (Sembulingam & Sembulingam, 2011).

c. Reflek Pendular

Refleks pendula adalah gerkan berupa osilasi lambat sambil


menimbulkansentakan pada tendon. Gerakan ini terjadi karena hipotonisitas
otot. Gerakan ini dapat dilihat dalam sentakan lutut pada tendon patela bagi
pasien lesi serebelar(Sembulingam & Sembulingam, 2011).

d. Reflek Hofman’s

Refleks ini disebabkan karena gerakan mencakar pada jari dan ibu jari yang
menimbulkan respon ekstremitas setara dengan Babinski berupa fleksi jari
(Ghai, 2013).

e.Reflek Gordon

Refleks yang terjadi karena cubitan pada tendon achilles (Ghai, 2013).

f. Refleks Chaddok

Refleks yang terjadi karena stimulus berupa belaian pada malleolus


lateral (Ghai, 2013).

4. Jelaskan bagian dari martil refleks dan martil neurologis beserta fungsinya!

a. Martil Refleks
1. Handle
Sebagai pegangan ketika memukul objek dantempat melekatnya bagian
ruber.
2. Ruber luas
Berfungsi untuk memberikan pukulan pada tendon otot pada pengujian
refleks lutut atau Patellae dan refleks trisep.
3. Ruber Sempit
Berfungsi untuk memberikan pukulan pada tendon otot pada pengujian
refleks tumit atau Achilles dan refleks bisep.

b. Martil Neurologis

1.Kepala
Bagian kepala terbagi menjadi 2 permukaan yaitu permukaan besar yang
berguna untuk pengujian refleks lutut dan trisep serta permukaan kecil
untuk pengujian refleks tumit dan refleks bisep.
2. Handle
Berfungsi sebagai pegangan.
3. Pin paku
Bagian ini berfungsi untuk pengujian pada refleks Babinski’s sign.
4. Brush
Bagian ini berfungsi untuk pengujian pada refleks Chaddock’s sign.
LAMPIRAN

A. Mindmap
B. Hasil Praktikum
C. Lampiran Daftar Pustaka
D. Tugas Inhal

Review Jurnal
Deep Tendon and Abdominal Reflex

I. Tujuan
Memahami pengertian Deep Tendon and Abdominal Reflex

II. Tinjauan Pustaka


A.Pengertian Refleks Tendon Dalam dan Perut
Refleks tendon dalam (DTR) adalah komponen kunci dari pemeriksaan
neurologis. Refleks tendon dalam (DTR), juga dikenal sebagai refleks
myotatic, adalah urutan pemanjangan, kontraksi, dan relaksasi sekelompok
otot. DTR terdiri dari busur refleks, yang merupakan jalur saraf yang
mengontrol refleks.

B. Perkembangan Pengetahuan
Refleks Peregangan Otot atau Tendon Dalam pada tahun 1859 olehSilas
Weir Mitchell yang merupakanpertama orang untuk menghargai respons
yang ditimbulkan oleh otot yang diperkusi dengan palu. Refleks perut
dalam dijelaskan oleh Gerhardt pada tahun 1895. Pada individu normal,
refleks ini minimal hadir. Jika dalam refleks perut dilebih-lebihkan tetapi
refleks perut superfisial tidak ada, ini menunjukkan lesi saluran
kortikospinal di atas T6.

III. Pembahasan
Deep tendon and abdominal reflex merupakan suatu pemahaman penting
dalam bidang neurologis. Pemeriksaan tendon dalam terutama pada sistim
saraf dapat menggunakan beberapa alat khusus berupa palu dan
memebrikan pemahaman terkait lengkung saraf atau jalur saraf setiap
refleks. Contohnya pada refleks perut berikut. Refleks Otot Perut (Perut
Dalam) dengan titik utama pada otot yang melapisi dinding perut yang
disertai saraf perifer yaitu saraf interkostal (anterior) divisi T5–T12),
ilioinguinal dan saraf iliohipogastrik cara tes untuk refleks perut yaitu, (i)
Regangkan otot-otot dinding perut dengan menekan dengan bilah lidah
atau indeks jari (ii) Pukul bilah lidah atau jari dengan a palu refleks (iii)
Observasi adanya kontraksi abdomen otot dan deviasi umbilikus menuju
rangsangan.

E. IV. Kesimpulan
Pemahaman terkait perbedaan tiap tendon dalam dan keterlibatan
abdomen dengan refleks yang lain harus dipahami setiap orang. Hal ini
berkaitan dengan fungsi sistim saraf pada manusia.

F. Lampiran Tugas Inhal

Anda mungkin juga menyukai