14 Saluran pemasaran
Saluran pemasaran atau marketing channels adalah orang, organisasi, dan kegiatan yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dari titik produksi ke titik konsumsi.
Ini adalah cara agar produk sampai ke pengguna akhir, konsumen; dan juga dikenal
sebagai saluran distribusi.
Oentoro (2010), distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dari produsen sampai ke tangan konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan.
Basu Swastha, distribusi memiliki definisi berupa saluran pemasaran yang dipakai oleh
pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. Lembaga yang
“hidup” dalam saluran distribusi adalah produsen, konsumen, dan distributor.
Soekartawi, kegiatan distributor menjadi aktivitas penyaluran atau pengiriman barang dan
jasa supaya dapat sampai ke tangan konsumen.
Kotler (2006) dalam bukunya mengemukakan terdapat dua strategi yang sering digunakan
perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran, yakni
Strategi dorong (push strategy) : dilakukan dengan cara membujuk perantara agar bersedia
memasarkan suatu produk dan pemberian fasilitas tertentu, diterapkan untuk produk baru,
dana promosi terbatas.
Strategi tarik (pull strategy) : dilakukan dengan cara membangun positioning produk melalui
promosi ke konsumen menggunakan media periklanan.
Jaringan nilai (value network), yaitu sebuah sistem kemitraan dana liansi yang diciptakan
perusahaan untuk menyediakan, menambah, dan menghantarkan penawarannya.
1. Pengangkutan (Transportasi)
2. Penjualan (Selling)
3. Pembelian (Buying)
Proses pembelian ini dilakukan oleh konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
4. Penyimpanan (Storing)
Sebelum produk disalurkan ke tangan konsumen, disimpan lebih dahulu dalam suatu gudang,
agar produk tetap aman dan utuh hingga diterima oleh konsumen.
Konsumen menginginkan produk mempunyai ketentuan mutu akan jenis dan ukuran
produknya.
6. Penanggung Risiko
Terkadang, terdapat produk distribusi yang mengalami jatuh atau pecah sehingga produk
tersebut dapat rusak. Hal tersebut akan menjadi risiko yang harus ditanggung oleh seorang
distributor. Saat ini ada perusahaan asuransi yang dapat menanggung risiko tersebut.
- Keputusan desain-saluran,
> Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan →Saluran
menghasilkan lima output jasa:
1.Ukuran lot
3.Kenyamanan spasial
4.Keragaman produk
5.Dukungan layanan
Misal : Kodak, Gillette, dan Campbell soup mampu menerapkan tingkat kerja sama
yang tinggi dari penjual perantara mereka yang berhubungan dengan tampilan, ruang
rak, promosi, dan kebijakan harga.
2) Sistem Pemasaran Horizontal dimana dua atau lebih perusahaan yang tidak
berhubungan menyatukan sumber daya atau program untuk mengeksploitasi peluang
pemasaran yangmuncul. dikarenakan perusahaan tidak mempunyai cukup modal,
pengetahuan, produksi, atausumber daya pemasaran untuk melakukan usaha sendiri,
atau takut terhadap resiko
Strategi Distribusi
Menurut Oentoro, supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka membutuhkan
strategi distribusi yang tepat supaya produk dapat sampai ke tangan konsumen.
Ada beberapa metode atau strategi distribusi supaya produk dapat tersalurkan dengan tepat,
yakni:
Dalam strategi ini akan menempatkan produk pada pengecer (retailer) serta beberapa
distributor di berbagai tempat. Strategi ini cocok diterapkan dalam produk-produk kebutuhan
sehari-hari, seperti sembako, sabun, rokok, dan lain-lain.
2. Strategi Distribusi Selektif
Dalam strategi ini akan menyalurkan suatu produk ke daerah pemasaran tertentu dengan
memilih beberapa distributor atau pengecer. Sehingga akan muncul persaingan antara
distributor dengan pengecer untuk mendapatkan konsumen dengan teknik masing-
masing.Strategi ini cocok diterapkan untuk produk elektronik, sepeda, pakaian, dan lain-lain.
Dalam strategi ini, distributor atau pengecer akan diberikan hak istimewa atas produk yang
akan dijualnya. Strategi ini biasanya digunakan untuk produk dengan kualitas dan harga
tinggi, misalnya showroom mobil, factory outlet, dan lain-lain.
JENIS E-COMMERCE
1. Business to bussines(B2B) yaitu penyedia barang dan jasa di distibutor dan pengecer ,
untuk kemudian disalurkan ke konsumen masing masing . Proses B2B pada E-
commerce terjadi kegiatan yang mencangkup supply chain, pertukaran informasi ,
management oprasional dan lain-lain.
2. RETAIL (Bussines to customer)
Retail atau Bussibnese to Customer (B2C) merupakan bagian dari E-commerce yang
menekan kepada proses pemesanan pembelian dan penjualn produk atau jasa melalui
akses internet .
Blanja.com
Marketplace → platform atau tempat bertemunya penjual, pembeli, dan berbagai pihak
yang terlibat, termasuk penyedia platform itu sendiri, jasa ekspedisi, hingga perusahaan
jasa penyedia pembayaran digital.
> M-COMMERCE adalah pembelian dan penjualan jasa dan barang-barang melalui atau alat
wereless handheald seperti telepon seluler dan personal digital assistant (PDAs).
m-commerce, adalah penggunaan perangkat genggam nirkabel, seperti telepon seluler dan laptop,
untuk melakukan transaksi komersial secara online.
1. Konflik Horizontal
Dalam konflik horizontal biasanya terjadi di antara perantara tingkat distribusi yang sama.
Penyebabnya adalah kebiasaan pedagang perantara yang menganekaragamkan persedian
produk dengan menambah jenis produk baru. Misalnya, pada zaman sekarang, supermarket
mulai menjual alat kecantikan hingga obat-obatan sehingga menyebabkan pengecer lain
merasa tersaingi.
2. Konflik Vertikal
Dalam konflik vertikal, biasanya terjadi antara produsen dengan pedagang besar, selain itu
juga bisa terjadi antara produsen dengan pengecer (retail).
Konflik antara produsen dengan pedagang besar ini dapat disebabkan oleh beberapa aspek
misalnya adanya perbedaan pandangan antara masing-masing pihak.