Tugas Mk. Filsofi Dan Etika Penelitian
Tugas Mk. Filsofi Dan Etika Penelitian
Tugas Mk. Filsofi Dan Etika Penelitian
NIM : 21/476417/SPT/214
Dosen : Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Kekeliruan tipe I terjadi ketika kita menolak hipotesis yang seharusnya kita
terima. Kekeliruan tipe I disebut juga dengan α (alfa). Kedua adalah kekeliruan tipe
II. Kekeliruan tipe II ini terjadi ketika kita menerima hipotesis yang seharusnya kita
tolak. Kekeliruan tipe II disebut juga dengan β (beta). Hipotesis yang dimaksud disini adalah
null hipotesis (H0). Secara diagramatis, hubungan antara kesimpulan dan kekeliruan dapat
Kenyataan Kesimpulan
Terima H0 Tolak H0
Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah apakah kita bisa menihilkan kekeliruan
ini. Jawabannya adalah tidak bisa. Ini disebabkan kesimpulan yang kita buat akan dibatasi
oleh alfa dan beta. Bila kita perkecil alfa, maka otomatis kita memperbesar beta. Demikian
pula sebaliknya, bila kita memperkecil beta, maka kita akan memperbesar alfa.
Untuk keperluan praktis, para ahli membatasi alfa pada titik 5 persen, sementara beta tidak
diberi batasan tertentu. Alfa dipandang lebih perlu mendapat penekanan daripada beta. Hal
Jika kita gunakan alfa 5 peren, maka itu berarti bahwa peluang kita membuat
kekeliruan tipe I ialah 5 %. Ini mempunyai arti bahwa kekeliruan yang mungkin kita buat
untuk menolak hipotesis yang seharusnya kita terima adalah 1 dalam 20 percobaan.
Alfa (α) dipakai juga untuk sebutan tingkat signifikansi suatu pengujian. Alfa 5 persen disebut
“signifikan (nyata)” dan alfa 1 persen disebut “sangat signifikan (sangat nyata)”. Oleh karena
itu, hasil kesimpulan dari suatu pengujian dengan statistik harus menyebut alfa yang
dipakai. Bila alfa yang dipakai adalah pada taraf 5 persen, maka kesimpulan yang dibuat harus
ditulis bahwa perbedaannya kedua hal yang dibandingkan adalah nyata. Namun, bila alfa yang
digunakan 1 persen, maka kita simpulkan bahwa perbedaan keduanya sangat nyata
1. Adalah kesalahan menolak H0 padahal sesungguhnya H0 itu benar, yang artinya bahwa
2. Peluang kesalahan tipe 1 adalah alfa (α) atau disebut tingkat signifikan.
3. Sebaiknya peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe 1 adalah sebesar 1-α, yang
1. Adalah kesalahan tidak menolak H0 padahal sesungguhnya H0 itu salah, yang artinnya
2. Peluang untuk membuat kesalahan tipe 2 ini adalah sebesar beta (β).
3. Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe 2 adalah sebesar 1-β, sering disebut