Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gunung Merapi merupakan gunung api yang terletak di perbatasan


Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta yang masih aktif
mengeluarkan awan dan abu panas, larva, lahan dingin, dan material
lainnya pada saat terjadi erupsi. Gunung ini tercatat sudah meletus
sebanyak 68 kali, terakhir pada bulan November 2010. Akibatnya,
sebagian besar wilayah di sekitar gunung tertutup abu dengan
berbagai ketebalan dan ukuran. Kawasan yang paling banyak tertutup
abu adalah areal pertanian penduduk sekitar. Lahan mengalami
kerusakan, mulai dari tingkat ringan hingga sangat berat.

Dampak erupsi yang paling merugikan menimpa lahan pertanian,


baik akibat awan atau abu panas maupun lahan dingin, adalah lahan
sawah, areal perkebunan, dan kebun campuran yang ditutup abu tebal
dengan luas mencapai 89.243 ha. Debu vulkanik juga berdampak
terhadap flora di sekitar. Debu-debu vulkanik yang jatuh dan
menempel di permukaan daun dapat menghambat proses fotosintesis
sehingga memperlambat flora tersebut. Biasanya hujan yang disertai
angin dapat menghilangkan debu-debu tapi perlu beberapa waktu.
Debu tidak segera hilang setelah hujan pertama. Beberapa jenis flora
yang tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi vulkanik ini akan mati,
sedangkan beberapa jenis flora dengan karakter fisiologi yang khusus
mampu beradaptasi dengan kondisi ini dan bertahan bahkan mampu
berkembang biak.

Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap sumber daya lahan dan


komoditas pertanian yang berhasil dipotret dalam kunjungan pada
November 2010 antara lain:
1. Kerusakan sumber daya lahan sekitar 89.243 ha. Data citra satelit
Aster dan Landsat TM-7 pada 15 Nopemeber 2010 menunjukkan
sebaran dampak erupsi meliputi sawah, hutan, kebun campuran,
perkebunan, semak belukar dan pemukiman dengan luas 89.243 ha.

2. Kerusakan tanaman dan ternak masyarakat. Di wilayah Magelang


saja tercatat 2.420 ha tanaman pangan dan 2.453 ha tanaman
hortikultura yang rusak.

3. Kerusakan infrastruktur pertanian berupa alat pertanian, jaringan


irigasi di antaranya 134 bendungan dengan luas areal pengairan
9.517 ha yang tersebar di 39 kecamatan.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana letak secara geografis daerah kawasan Gunung Merapi


dan proses panjang erupsi merapi?

2. Seperti apa keadaan vegetasi alam khususnya flora dilingkungan


merapi pasca erupsi?

3. Bagaimana peran flora dalam proses suksesi alam?

C. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui dan menjelaskan letak gunung merapi secara


geografis dan proses terjadinya erupsi merapi yang panjang.

2. Dapat menjelaskan perbandingan ekosistem alam sebelum dan


sesudah erupsi Gunung merapi.

3. Dapat menjelaskan peran flora dalam upaya pemulihan alam


(suksesi alam)
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis

Karya ilmiah ini digunakan untuk menambah wawasan tentang


letak geografis gunung merapi yang mengalami erupsi
berkepanjangan sehingga menyebabkan kerusakan vegetasi alam,
serta sebagai bahan literasi dalam pembelajaran,baik berkenaan
dengan mata pelajaran Biologi maupun sebagai bahan pengetahuan
yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

2. Manfaat bagi pembaca

Menambah ilmu pengetahuan mengenai lingkungan gunung


merapi, sehingga masyarakat bisa lebih memahami tentang
lingkungan disekitar gunung merapi.

E. Sistematika Pembahasan

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGUJIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gunung Api
B. Pengertian Erupsi
C. Pengertian Flora
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Wawancara
2. Instrumen Observasi
3. Instrumen Dokumentasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gunung Merapi Yogyakarta
B. Vegetasi Alam Pasca Erupsi
C. Dampak Erupsi terhadap Flora
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Gunung Api


Gunung api adalah gunung yang di dalamnya terdapat lahar panas
(KBBI, Arti Gunung Api di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2021).
Gunung berapi merupakan lokasi tempat keluarnya batuan magma dan juga
gas. Magma kemudian berakumulasi hingga akhirnya membentuk sebuah
bukit atau dataran tinggi (Dosen, 2019).
Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gunung
api merupakan sebuah bukit atau dataran tinggi tempat keluarnya magma,
gas, dan juga lahar panas.
B. Pengertian Erupsi
Erupsi memiliki arti letusan gunung api (KBBI, Arti kata erupsi).
Pengertian Erupsi adalah suatu proses pelepasan material dari gunung berapi
seperti lava, gas, abu dan lain sebagainya ke atmosfer bumi ataupun ke
permukaan bumi dalam jumlah yang tidak menentu. Erupsi ini dapat
diartikan sebagai letusan gunung berapi ataupun semburan minyak dan uap
panas dari dalam perut bumi.
C. Pengertian Flora
Flora adalah keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan suatu
habitat, daerah, atau strata geologi tertentu; alam tumbuh-tumbuhan (KBBI,
Arti kata flora). Flora juga bisa diartikan menjadi sekelompok tanaman.
Adapun arti flora endemik ialah jenis tumbuhan yang hidup di daerah
tertentu. Secara etimologi flora berasal dari bahasa Latin, yaitu diambil dari
kata “Flora” yang berarti nama seorang dewi pelindung bunga dan taman
serta dewi kesuburan dalam Mitologi Romawi.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah tata cara, langkah, atau prosedur yang


ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan penelitian yang memiliki
tujuan dan kegunaan tertentu. Bahwa metode penelitian adalah suatu cara
ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.
Imiah berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yakni rasional, empiris, dan sistematis. (Sugiyono, 2020)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian


yang bertujuan untuk mengumpulkan data secara detail, mendalam, dan
aktual, serta menggambarkan/mendeskripsikan data-data hasil penelitian
dalam bentuk uraian karya ilmiah.

B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif,


diantaranya yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Ketiga teknik
tersebut dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling
menunjang dan melengkapi tentang pengaruh erupsi gunung merapi
terhadap keadaan flora di sekitarnya.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti


dalam pengumpulan data dalam proses penelitian. Instrumen berkaitan
erat dengan metode yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan antara lain:
1. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara merupakan pedoman peneliti dalam


mewawancarai subjek penelitian / narasumber untuk menggali sebanyak-
banyaknya tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang masalah yang
diberikan oleh peneliti dengan memberikan beberapa pertanyaan yaitu :

a. Apakah setelah erupsi gunung merapi terdapat atau ditemukannya


spesies baru dari tumbuhan di sekitar gunung merapi?

b. Adakah tumbuhan langka atau tumbuhan yang dilindungi di


sekitar gunung merapi?

c. Bagaimana cara melindungi tumbuhan langka tersebut agar tidak


terdampak erupsi gunung merapi?

d. Berapa lama waktu yang diperlukan agar permukaan tanah yang


terkena lahar dapat ditumbuhi tumbuhan kembali?

e. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap tanah dataran di


sekitar gunung merapi pada saat sebelum dan sesudah erupsi?

f. Bagaimana tindakan nyata dari pemerintah untuk pemulihan


tanah dataran pasca erupsi?

g. Tumbuhan jenis apakah yang biasa ditanam oleh masyarakat


sekitar gunung merapi?

2. Instrumen Observasi

Instrumen observasi merupakan pedoman peneliti dalam


mengadakan pengamatan dan pencarian sistematik terhadap fenomena
yang diteliti. Pedoman ini berkaitan dengan situasi dan kondisi di sekitar
gunung merapi.
3. Instrumen Dokumentasi

Instrumen dokumentasi adalah alat bantu yang digunakan untuk


mengumpulkan data-data yang berupa dokumen seperti foto-foto
kegiatan dan transkip wawancara sebagaimana terlampir pada lampiran.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gunung Merapi Yogyakarta

Gambar 1. 1 Gunung Merapi Yogyakarta


Gunung Merapi terletak di bagian tengah Pulau Jawa dan
merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Gunung Merapi
diapit oleh empat kabupaten sekaligus di tiap sisinya yaitu Kabupaten
Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten
Klaten. Kawasan di sekitar puncak Merapi dijadikan sebagai Taman
Nasional Merapi sejak 2004 lalu.

Secara administrasi Taman Nasional Gunung Merapi terletak di


dua provinsi yakni provinsi Jawa tengah dan Yogyakarta. Penunjukan
kawasan Taman Nasional Gunung Merapi berdasarkan SK Menhut
134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Taman Nasional ini menjadi
saksi perjalanan panjang meletusnya gunung Merapi sejak tahun 1548.
Tercatat sudah 64 kali gunung Merapi mengalami letusan. Letusan
secara eksplosif terjadi pada tahun 1786, 1822, 1872, dan 1930. Adapun
berdasarkan dugaan letusan Gunung merapi yang paling dahsyat dan
berdampak besar pada sekitar terjadi pada tahun 1600-an hingga
membuat seluruh bagian tengah pulau Jawa diselubungi abu. Menurut
Rein van Bemmelen seorang ahli geologi Belanda berdasarkan
penelitian terhadap debu abu vulkanik, bahwa letusan tersebutlah yang
menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus
berpindah ke Jawa Timur. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai
letusan terkuat dalam catatan era modern geologi dengan skala VEI
mencapai 3 sampai 4.

Letusan terakhir Gunung merapi terjadi pada 5 November tahun


2010. Letusan ini bersifat eksplosif. Peningkatan status "normal aktif"
hingga "awas" terjadi sejak 20 September dan mencapai puncaknya
pada 5 November 2010. Muntahan awan panas, lava hingga bongkahan
batu besar memberikan warna lain terhadap ekosistem alam disekitar
gunung merapi sejak tahun 1000-an hingga sekarang.

B. Vegetasi Alam Merapi Pasca Erupsi

Gambar 1.2 Tumbuhnya Bunga Edelweiss Di sekitar


Bangker Kaliadem Akibat Adanya Proses Suksesi
Primer
Ekosistem alam merupakan satu kesatuan dari beberapa unsur flora
dan fauna yang hidup didalam suatu wilayah tanpa adanya campur
tangan manusia. Baik buruknya ekosistem alam disebabkan oleh
beberapa faktor eksternal, bukan hanya mengenai kehidupan mahluk
hidup yang tinggal ditempat tersebut. Salah satu faktor eksternal
kerusakan ekosistem alam yaitu terjadinya erupsi.
Erupsi adalah proses keluarnya lava dan gas dari gunung berapi.
terbagi menjadi dua yaitu letusan dan non-letusan. Gunung merapi
mengalami erupsi yang terus menerus dalam jangka rentetan waktu
yang cukup dekat. Erupsi ini terjadi baik secara eksplosif maupun
efusif. Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar 140 juta m3
material erupsi. sehingga mengakibatkan kerusakan lahan pertanian,
perkebunan dan insfrastruktur irigasi. Material vulkanik 1 menutupi
lahan pertanian rata-rata setebal 5-10 cm, bahkan mencapai 29 cm.
Materian vulkanik ini memiliki karakteristik yang keras dan sulit
ditembus air. sehingga diperlukan teknik rehabilitasi agar lahan dapat
dimanfaatkan kembali.

Muntahan awan panas dari erupsi menyebabkan flora dan fauna


yang berada disekitar lereng gunung merapi menjadi punah. bahkan
hanya beberapa jenis flora saja yang masih bisa bertahan hidup
contohnya seperti pohon pinus (Pinus merkusii). Debu-debu vulkanik
yang jatuh dan menempel di permukaan daun dapat menghambat proses
fotosintesis sehingga memperlambat pertumbuhan bahkan
menyebabkan kematian terhadap tumbuhan. dikarenakan karakteristik
abu yang tebal, hujan dan angin saja tidak dapat membersihkan abu
yang menempel di daun daun.

Alam mengalami elastisitas melakukan perbaikan secara sendiri


(self-repair) setelah mengalami gangguan alam seperti erupsi.
Penimbunan vegetasi tumbuhan oleh material erupsi akan memicu
terjadinya proses suksesi primer dalam vegetasi2. Proses sukesi primer
terjadi ketika semai-semai pohon dari biji yang berasal dari tumbuhan
di lokasi lain yang tidak terkena erupsi mulai bermunculan. seperti

1
Vulkanik adalah magma yang mencapai permukaan Bumi (KBBI, Arti kata vulkanik). Contoh
dari material vulkanik adalah abu vulkanik atau sering disebut juga pasir vulkanik.
2
Vegetasi adalah kumpulan tumbuhan-tumbuhan yang biasanya terdiri dari berbagai jenis yang
hidup bersama-sama disuatu tempat dan diantaranya individu-individu tersebut terdapat suatu
ikatan yang erat (Marsono, 2016).
halnya tumbuhnya bunga edelweiss disekitaran lereng merapi yang
merupakan dampak dari terjadinya erupsi karena terbawa oleh aliran
lava dari puncak merapi.

Berdasarkan data wawancara, pemulihan ekosistem flora yang


signifikan setelah terjadinya erupsi yaitu tumbuhnya kembali rumput-
rumput hijau dan tumbuhan sengon (albizia chinensis). hal ini terjadi
karena elastisitas alam dan upaya restorasi ekosistem alam.

C. Dampak Erupsi terhadap Flora

Gambar 1.3 Dampak Erupsi Gunung Merapi


terhadap Flora

Dampak dari material padat aktivitas gunung berapi umumnya


menyebabkan penimbunan vegetasi. Pohon dan tumbuhan lainnya
terkubur oleh timbunan material padat dari gunung berapi. Sedangkan
dampak dari wedhus gembel atau pyroclastic flows adalah kebakaran
yang menghanguskan vegetasi. Beragam tanaman terkena dampak yang
bervariasi dari letusan gunung berapi. Ada tanaman yang tidak dilalui
oleh erupsi (wedhus gembel) sehingga tidak mengalami kerusakan
sementara daerah sekitarnya yang dilalui oleh awan panas mengalami
kerusakan. Keragaman hayati lokal sering rusak akibat erupsi, salah satu
contohnya pada erupsi Gunung Merapi tahun 2006 terdapat 4 tingkat
kerusakan di empat lokasi pohon pinus (Pinus merkusii) yang terkena
dampak awan panas (wedhus gembel) yaitu:

1. Pohon tumbang tercabut dari akarnya sebanyak 31%.


2. Sebanyak 23% dari pepohonan patah
3. 21% terbakar dengan cabang yang patah
4. Pohon yang hanya terbakar sebanyak 16%

Pasca erupsi gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010


mengakibatkan banyak tanaman asli di kawasan gunung yang teraktif di
dunia itu mengalami kepunahan. Menurut Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Kabupaten Sleman, mencatat setidaknya tiga jenis flora khas
lereng Merapi yang telah mengalami kepunahan, ketiga jenis flora itu
adalah tanaman Gondopuro, Anggrek panda three color serta Sarangan
(Castanopsis argentea (Blume)) . Lava yang mengalir dan semburan
awan panas dengan abu vulkaniknya tentu memberi perubahan pada
ekosistem di sekitarnya, baik binatang dan tumbuhan. Dampak gunung
meletus diamati dari sisi positif, hal ini akan menciptakan ekosistem
baru. Hutan yang rusak akibat letusan akan segera digantikan dengan
pepohonan baru dengan membawa ekosistem baru juga, contohnya,
pasca erupsi Gunung Merapi banyak ditemukannya bunga edelweiss
atau Bunga Senduro di daerah Bunker Kaliadem yang pada umumnya
banyak terdapat di puncak Gunung Merapi, hal tersebut bisa terjadi
karena adanya benih-benih dari puncak Gunung Merapi yang terbawa
oleh lahar, binatang-binatang seperti serangga, burung atau angin.

Beberapa jenis tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi terhadap


kondisi vulkanik ini akan mati, sedangkan beberapa jenis tumbuhan
dengan karakter fisiologi yang khusus mampu beradaptasi dengan
kondisi ini dan bertahan bahkan mampu berkembang biak, contoh jenis
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan wedhus gembel seperti
pohon Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) memiliki kulit batang
yang keras dan tebal untuk melindungi dari suhu panas yang tinggi.
Jenis pohon Casuarina ini juga terdapat di lereng Gunung Agung.
Beberapa jenis pohon lainnya seperti pohon Pinus (Pinus merkusii)
justru memanfaatkan api dan suhu yang tinggi ini untuk membantu
perbanyakan anakan. Suhu tinggi ikut membantu memecahkan kulit biji
tusam yang keras sehingga biji dapat berkecambah dan menjadi semai
anakan baru.

Penimbunan vegetasi tumbuhan oleh material erupsi akan memicu


terjadinya proses suksesi3 primer dalam vegetasi, berdasarkan survei
yang dilakukan oleh TNGM (2016), di kawasan TN Gunung Merapi
ditemukan kurang-lebih 154 jenis tumbuhan. Angka jumlah jenis
tumbuhan tersebut cukup tinggi mengingat area pengambilan data
adalah wilayah kawasan TN Gunung Merapi pasca erupsi tahun 2010
yang lalu. Kenyataan ini dapat diartikan bahwa meskipun awan panas
melanda suatu wilayah, tidak seluruh area terkena dampak dan proses
suksesi alam yang berhubungan dengan vegetasi tetap berjalan. Hal
tersebut berkaitan dengan kandungan unsur hara tentunya yang sangat
berperan penting terhadap pertumbuhan tanaman, dengan hara tanaman
dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat
digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman,
maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali
(Silvikultur, 2016). Proses suksesi primer terjadi ketika semai-semai
pohon dari biji yang berasal dari tumbuhan di lokasi lain yang tidak
terkena erupsi mulai bermunculan.

Tanah yang terkena dampak erupsi memerlukan waktu satu tahun


untuk bisa ditanam kembali tumbuhan, tanah yang gundul akibat erupsi
dan tertutup oleh lahar dingin yang mengeras akan retak perlahan-lahan.
Pada retakan tersebut akan muncul tumbuhan pionir seperti lumut atau
paku-pakuan yang mampu memfasilitasi tumbuhan tingkat tinggi lain
agar dapat tumbuh di area tersebut. Setelah tanah dapat kembali
ditumbuhi tumbuhan biasanya akan langsung dilakukan penghijauan
oleh masyarakat sekitar yang dilakukan pada musim hujan dikarenakan
tidak adanya sumber air. Beberapa tanaman yang menghasilkan di
3
Suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah
lingkungan yang lebih teratur dan stabil.
sekitar Gunung Merapi, yaitu pohon Sengon dan rumput dikarenakan
tanahnya subur dan mayoritas warga peternak sapi, dan beberapa rumput
ada yang dipupuk menggunakan pupuk kandang.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada Bab-bab
terdahulu, dapat disimpulkan bahwa Gunung Merapi terletak di bagian
tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di
Indonesia. Di kelilingi oleh empat kabupaten, terletak di dua provinsi yaitu
Jawa tengah dan Yogyakarta. Di kawasan lereng terdapat Taman Nasional
Gunung Merapi yang berdiri sejak tahun 2004 berdasarkan SK Menhut
134/Menhut-II/2004.

Tercatat sudah 64 kali Gunung merapi mengalami letusan. Letusan


secara eksplosif terjadi pada tahun " 1786, 1822, 1872, dan 1930 ". Gunung
merapi mengalami erupsi yang terus menerus dalam jangka rentan waktu
yang cukup dekat. Erupsi Gunung Merapi telah menghasilkan sekitar 140
juta m3 material erupsi. sehingga mengakibatkan kerusakan lahan pertanian,
perkebunan dan insfrastruktur irigasi. Material vulkanik menutupi lahan
pertanian rata-rata setebal 5-10 cm, bahkan mencapai 29cm. Materian
vulkanik ini memiliki karakteristik yang keras dan sulit ditembus air.

hanya beberapa jenis flora saja yang masih bisa bertahan hidup
contohnya seperti pohon pinus (Pinus merkusii). Debu-debu vulkanik yang
jatuh dan menempel di permukaan daun dapat menghambat proses
fotosintesis sehingga memperlambat pertumbuhan. Penimbunan vegetasi
tumbuhan oleh material erupsi akan memicu terjadinya proses suksesi
primer dalam vegetasi. Proses suksesi primer terjadi ketika semai-semai
pohon dari biji yang berasal dari tumbuhan di lokasi lain yang tidak terkena
erupsi mulai bermunculan, contohnya munculnya bunga edellwis dilereng
gunung merapi.

pasca erupsi gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010


mengakibatkan banyak tanaman asli di kawasan gunung yang teraktif di
dunia itu mengalami kepunahan. ketiga jenis flora itu adalah tanaman
Gondopuro, Anggrek panda three color serta Sarangan (Castanopsis
argentea (Blume)) . Namun, terdapat beberapa tanaman yang mampu
bertahan dengan kondisi vulkanik tersebut, contohnya Cemara gunung dan
pohon Pinus yang memanfaatkan api dan suhu yang tinggi ini untuk
membantu perbanyakan anakan.

Akibat adanya erupsi gunung Merapi membuat tanah disekitar


gunung Merapi subur, dimana tanah tersebut ada yang dimanfaatkan warga
untuk menghasilkan tanaman yang berguna bagi kehidupan sehari-hari,
contohnya pohon Sengon yang dimanfaatkan kayu-nya untuk produksi kayu
pertukangan serta rumput yang digunakan peternak untuk memberi makan
ternaknya.
B. Saran

Saran yang dapat digunakan oleh penulis yang dapat dipergunakan


sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca yaitu sebagai berikut :

1. Karya ilmiah ini bisa berfungsi sebagai referensi bagi pembaca yang ingin
melakukan penelitian mengenai pengaruh erupsi terhadap flora disekitar
gunung berapi.
2. Karya ilmiah ini juga dapat membantu pembaca memberikan gambaran
mengenai vegetasi alam disekitar gunung merapi
3. Mengadakan penelitian pengembangan tentang Pengaruh erupsi terhadap
flora secara lebih detail dan terperinci.
LAMPIRAN

Dokumentasi Ketika Wawancara Dokumentasi Bunga Edelweiss

Dampak Meletusnya Gunung Dampak Meletusnya Gunung


Merapi Terhadap suatu barang Merapi Terhadap Hewan

Dokumentasi Bebatuan Dokumentasi Gunung Merapi

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, K. (2020, Maret 7). 16 Dampak Gunung Meletus Dari Berbagai Segi,
Baik Positif dan Negatif. Retrieved Januari 12, 2022, from merdeka:
https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-
berbagai-segi-baik-positif-dan-negatif-kln.html

Dosen, P. (2019, Januari 22). Pengertian Gunung Berapi, Tipe, Penyebab,


dan Contohnya. Dipetik Januari 19, 2022, dari dosengeografi:
https://dosengeografi.com/gunung-berapi/#Mac_Donald_1972
KBBI. (2021, November 10). Arti Gunung Api di Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Dipetik Januari 19, 2022, dari kbbi:
https://kbbi.lektur.id/gunung-api#:~:text=Menurut%20Kamus
%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,di%20dalamnya%20terdapat
%20lahar%20panas.

KBBI. (t.thn.). Arti kata erupsi. Dipetik Januari 19, 2022, dari kbbi:
https://kbbi.web.id/erupsi

KBBI. (t.thn.). Arti kata flora. Dipetik Januari 20, 2022, dari kbbi:
https://kbbi.web.id/flora

KBBI. (t.thn.). Arti kata vulkanik. Dipetik Januari 19, 2022, dari kbbi:
https://kbbi.web.id/vulkanik

Marsono. (2016, Juni 30). Pengertian Vegetasi Menurut Ahli. Dipetik Januari
19,2022,dariatobasahona:
https://www.atobasahona.com/2016/06/pengertian-vegetasi-menurut-
ahli.html

Onggodjojo, F. E. (2021, Januari 12). Letusan Gunung Api Bagi Kehidupan


Hewan dan Tumbuhan. Dipetik Januari 12, 2022, dari wanaswara:
https://wanaswara.com/letusan-gunung-api-bagi-kehidupan-hewan-
dan-tumbuhan/

Rahayu, R., Ariyanto, D. P., Komariah, K., Hartati, S., Syamsiyah, J.,
& Dewi, W. S. (2014). Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap lahan
dan upaya-upaya pemulihannya. Caraka Tani: Journal of Sustainable
Agricultu

Sutomo. (2017, November 1). Dampak erupsi gunung berapi terhadap


vegetasi dan ekosistem. Dipetik Januari Rabu, 2022, dari
theconversation: https://theconversation.com/dampak-erupsi-gunung-
berapi-terhadap-vegetasi-dan-ekosistem-83804#:~:text=Erupsi
%20gunung%20berapi%20umumnya%20berdampak%20terhadap
%20ekosistem%20dan%20vegetasi%20di
%20sekitarnya.&text=Dampak%20dari%20material%20padat
%20aktivi

Anda mungkin juga menyukai