Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

MATA KULIAH GEOLOGI GUNUNG API

Disusun Oleh :
NAMA : Junior febrian
NIM 4100220099
KELAS 02

DOSEN : Dr. Hill Gendoet Hartono S.T, M.T

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Geologi Gunung Api
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik dan Perencanaan,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

YOGYAKARTA
Abstak
Volkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai hal mengenai gunung api.
Pemahaman tentang gunung api meliputi bentuk fisik alamiah (nature) gunung api, asal-
usul (origin) dan bahaya gunung api (volcanic hazards) serta penanggulangan bahaya
letusan gunung api (mitigations). Selain itu pengetahuan gunung api mencakup pula
pemanfaatan gunung api.Volcanology terdiri atas kata "volcano" yang mempunyai arti
gunung api, dan "logy" yang berasal dari kata "logos" yang berarti ilmu pengetahuan. Oleh
karena ilmu volkanologi dikembangkan oleh ahli geologi Belanda, maka dalam bahasa
Indonesia acapkali dipergunakan juga kata vulkanologi yang berasal dari bahasa Belanda.
Bila dilihat dari asal kata volkanologi yaitu Dewa Vulkan atau Dewa Perang yang
menguasai Gunung Vulkan di Italia, maka kata vulkanologi lebih tepat untuk dipakai.
Namun mengikuti referensi berbahasa Inggris maka kata volkanologi lebih banyak
dipergunakan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gunung api merupakan volkanisme,istilah volkanisme merujuk kepada proses alamiah yang
berhubungan dengan kegiatan gunung api, termasuk di dalamnya asal mula pembentukan
magma di dalam perut bumi dan kemunculannya di permukaan. Pemunculan ini meliputi
berbagai kegiatan gunung api serta produk yang dihasilkannya dan kita mencari tau gimana
cara menfaatkan dari produknya tersebut.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud volaknologi?
2. Apa saja dampak dari proses gunung api
3. Bagaimana cara menfaatkan produk dari gunung api
1.3. Batasan masalah
1. Mengetahui proses vulkanologi
2. Mengetahui dampak dan akibat dari gunung api
3. Mengetahui dampak positif gunung api
14. Metode penulisan
Data dan informasi yang mendukung penulisan dengan melakukan penelurusan
Pustaka pencarian sumber-sumber yang relevan, data yang digunakan yaitu data dari
jurnal dan media yang ada.
BAB 2
ISI
2.1 . Pengertian Volkanologi
Volkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai hal mengenai gunung
api. Pemahaman tentang gunung api meliputi bentuk fisik alamiah (nature) gunung api, asal-
usul (origin) dan bahaya gunung api (volcanic hazards) serta penanggulangan bahaya letusan
gunung api (mitigations). Selain itu pengetahuan gunung api mencakup pula pemanfaatan
gunung api.Volcanology terdiri atas kata "volcano" yang mempunyai arti gunung api, dan
"logy" yang berasal dari kata "logos" yang berarti ilmu pengetahuan. Oleh karena ilmu
volkanologi dikembangkan oleh ahli geologi Belanda, maka dalam bahasa Indonesia
acapkali dipergunakan juga kata vulkanologi yang berasal dari bahasa Belanda. Bila dilihat
dari asal kata volkanologi yaitu Dewa Vulkan atau Dewa Perang yang menguasai Gunung
Vulkan di Italia, maka kata vulkanologi lebih tepat untuk dipakai. Namun mengikuti
referensi berbahasa Inggris maka kata volkanologi lebih banyak dipergunakan.Macdonald
(1972) mengemukakan definisi gunung api sebagai berikut:"Volcano is both the place or
opening from which molten rock or gas, and generally both, issues from the earth's interior
onto the surface, and the hill or mountain built up around the opening by accumulation of
the rock material" (Gunung api adalah tempat atau bukaan yang mengeluarkan batuan kental
pijar atau gas, dan biasanya kedua-duanya, dari dalam bumi ke permukaan, dan membentuk
bukit atau gunung di sekeliling lubang yang disebabkan oleh akumulasi material
batuan).Tempat atau bukaan adalah kawah atau cekungan, sedangkan batuan kental pijar dan
gas adalah magma. Bila magma mencapai permukaan bumi maka dinamakan gunung api.
Pembentukan bukit atau gunung tidak merupakan sesuatu yang mutlak harus ada dalam suatu
kegiatan gunung api.Istilah yang berkaitan erat dengan gunung api adalah volkanisme
(volcanism). Istilah volkanisme merujuk kepada proses alamiah yang berhubungan dengan
kegiatan gunung api, termasuk di dalamnya asal mula pembentukan magma di dalam perut
bumi dan kemunculannya di permukaan. Pemunculan ini meliputi berbagai kegiatan gunung
api serta produk yang dihasilkannya. Pengertian ini merujuk pada adanya satu kesatuan
proses magmatisme, volkanisme dan sedimentasi batuan klastika gunung api.Batuan gunung
api adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil kegiatan gunung api, baik langsung maupun
tidak langsung. Kegiatan gunung api adalah proses erupsi atau ke luarnya magma dari bawah
permukaan ke permukaan, melalui lubang kawah atau kaldera dalam berbagai bentuk dan
kegiatan.Pembentukan batuan secara langsung adalah pembentukan hasil erupsi baik
membeku maupun mengendap di lokasi (insitu). Pembentukan tidak langsung terjadi
bilamana batuan gunung api tersebut telah mengalami deformasi atau perombakan. Batuan
gunung api dapat dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok lava koheren dan intrusi dangkal
batuan beku luar dan kelompok batuan klastika gunung api.Dalam membahas ilmu
kegunungapian, maka dapat dibedakan dua kelompok bahasan yaitu volkanologi eksplosif
dan volkanologi magmatik. Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik kedua kelompok
itu.Kelompok pertama berkaitan dengan karakteristik kegunungapian di permukaan.
Fenomena yang tampak adalah berupa letusan gunung api yang mengeluarkan berbagai
material batuan, baik disemburkan (eksplosif) maupun meleleh (efusif). Terjadinya
semburan dan lelehan ditentukan oleh komposisi magma. Demikian juga jumlah dan jenis
gas, kandungan uap serta karakteristik batuan gunung api yang dihasilkannya.Fenomena
gunung api di permukaan dapat diamati secara langsung di lapangan, baik berupa karakter
fisik, mekanik maupun kimiawi. Pembahasan karakteristik gunung api di permukaan secara
umum dinamakan volkanologi eksplosif atau volkanologi letusan gunung api. Pembahasan
dalam kelompok volkanologi eksplosif mencakup eksplosivitas tinggi dan eksplosivitas
sangat rendah atau dinamakan efusif. Bahkan kegiatan yang hanya menghasilkan uap
(fumarol) atau dominasi gas CO, (mofet), dominasi SOx (solfatara) serta manifestasi tanah
panas dan kolam panas, dimasukkan pula ke dalam volkanologi eksplosif.Keterkaitan dari
proses volkanologi juga mempunyai dampak positif dari proses terbentuknya maupun proses
Meletus dan produk dari letusannya.
2.2. Proses terbentuknya gunung api
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan
kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah
samudra.

2. Tumbukan antar, dimana kerak samudra menunjam dibawah kerak benua. Akibat gesekan
antar kerak tersebut terjadi peleburan dan batuan
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan
atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau
magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang
rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi


magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang
membentuk deretan gunungapi perisai.

Gambar Penampang diagram yang memperlihatkan bagaimana gunungapi terbentuk di


permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang
menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah
benua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000)

Gambar Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan
kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan
dalam sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias,
Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).

2.2. Pemanfaatan terkait produk gunung api


Pemanfatan Gunung api, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif atau
dormant, memiliki dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi menimbulkan bahaya bagi
kehidupan manusia, sedangkan di sisi lain memberikan banyak manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat. Pemanfaatan potensi dapat dilakukan baik pada waktu gunung api masih dalam
periode pembangunan atau penghancuran diri, maupun pada waktu gunung api sudah tidak
aktif lagi karena mati atau istirahat panjang.secara langsung sebagai bahan bangunan. Secara
tidak langsung gunung api memberikan panas yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
tenaga listrik. Potensi yang dapat dimanfaatkan dari gunung api dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Bahan bangunan berupa pasir, batu belah, batu apung(pumice), batu muka, batu hias dan
batu kali
2. Tras yaitu bahan bangunan yang terdiri dari lapukan abu gunung api untuk pembuatan
batu bata;
3. Belerang atau sulfur sebagai bahan baku industri, bahan peledak dan obat-obatan;
4. Air panas, spa dan kolam lumpur kesehatan untuk penyembuhan berbagai penyakit;
5. Mineral endapan air panas, seperti antara lain jarosit;
6. Mineral yang dikandung oleh uap dan air panas seperti antara lain boraks dan mineral
langka yang penting untuk industri masa depan;
7. Sumber air minum yang bersih dan mengandung mineral (mineral springs), yang bahkan
dijadikan sebagai icon minuman komoditi;
8. Tanah subur yang dihasilkan oleh abu gunung api yang membawa mineral penyubur antara
lain posfor;
9. Pariwisata air panas, pemandangan dan hawa yang sejuk;
10. Panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik.
Pemanfaatan uap sebagai pembangkit tenaga listrik memerlukan riset dan eksplorasi yang
cukup panjang, dana yang banyak dan resiko yang tinggi serta proses pengolahannya yang
membutuhkan teknologi modern. Namun demikian sebagai industri energi yang terbarukan
(renewable) dan tidak menimbulkan polusi, tenaga listrik dari panas bumi mempunyai
keunggulan tersendiri. Di Indonesia pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) telah
dioperasikan di Kamojang, Darajat, Wayang Windu dan Gunung Salak di Jawa Barat,
Lahendong di Sulawesi Utara dan Sarula di Sumatera Utara.Beberapa contoh yang menjadi
bukti manfaat dari proses volcano sebagai berikut:

PLTP Lahejong Sulawesi utara


Pembangkit Listrik tenaga panas bumi merupakan pemanfaatan bumi dari panas bumi yang
menghasilkan energi Listrik,menjadi salah satu factor manfaat gunung api karena sebagai
penghasil panas bumi tersebut.

Proses kerja pembangkit Listrik tenaga panas bumi


Pemandian air panas yang dihasilkan dari panas bumi
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari makalah dapat menjadi bukti bahwa dari proses terbentuk gunung api dan letusan
gunung api ternyata tidak hanya menimbulkan dampak negatif tapi banyak menimbulkan
dampak positif yang bisa dimanfaatkan sampai zaman sekarang dan menjadi bukti sejarah
yang dimana terdapat proses gunung api aktif yang menimbulkan dampak yang luar biasa
di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, G. H., Adjat, S,. 2019. Letusan dan produk gunung api, jalan ir. H. juanda 329,
Banduung 40135, galeripadi.

Bronto, S., Budiadi, Ev. & Hartono, H.G. 2004. Permasalahan Geologi Gunungapi di
Indonesia, Majalah Geologi Indonesia, v. 19, no. 2, Agustus 2004, 91-105.

Anda mungkin juga menyukai